(Minghui.org) Sebagai seorang jurnalis Euronews di Afghanistan, Maryam Shahi mengalami banyak situasi berbahaya. Meskipun ia tidak cedera secara fisik karena ledakan dan tembakan di sekelilingnya, ia trauma secara psikologis selama bertahun-tahun. Dia menjadi lebih tertekan lagi, ketika pandemi COVID tiba, mengalami gejala seperti flu selama tiga bulan.

Selama hari-hari paling sulit itu Maryam mendengar tentang Falun Dafa dari sebuah video yang tersebar di media sosial. Kisah penyembuhan ajaib seseorang dari COVID membuatnya ingin tahu tentang latihan itu. “Saya begitu terinspirasi oleh kisah itu,” ia mengingat. “Seperti berada di saat akhir hidup, saya melihat sebuah pintu ke masa depan yang baru.”

Maryam ingin membagikan kisahnya.

(Bersambung dari Bagian 1)

Hidup Diperbaharui

Sesaat setelah Maryam mulai berlatih Falun Dafa, teman-temannya melihat perubahan positif pada dirinya. “Kulit saya terlihat lebih segar dan lebih muda dan wajah saya tidak terlihat lelah dan gelisah seperti sebelumnya. Apa yang teman-teman saya tidak tahu adalah bahwa kesedihan saya yang mendalam telah hilang,” ingat Maryam. “Di sebuah dunia yang saya rasa akan berakhir, tiba-tiba sebuah pintu terbuka. Saya mengalami kebahagiaan yang nyata.”

Maryam merasa beruntung menemukan Falun Dafa, Guru Li, pencipta Falun Dafa, menulis,

“Jika manusia dapat meningkatkan watak dan konsep manusia atas dasar moralitas, dengan demikian peradaban masyarakat manusia barulah dapat bertahan lama, mukjizat juga akan muncul kembali di masyarakat manusia.” (“Lunyu,” Zhuan Falun)

Pandangannya akan dunia berubah. Ketika ia berjalan keluar dari rumah, ia tidak lagi melihat jalan-jalan berdebu dan langit gelap. Tiba-tiba, jalan-jalan, pohon-pohon, toko-toko dan pejalan kaki terlihat lebih cerah. “Semuanya terlihat indah dan hidup bagi saya. Ini seperti sekeliling saya telah mendapat hidup baru,” ia menjelaskan.

Keluarga dan Teman-teman Diberkati

Terkesan dengan penampakan Maryam yang positif dan baru, beberapa temannya juga ingin berlatih Falun Dafa. Dua teman dekat sudah mulai berlatih kultivasi. “Satu dari mereka menjalani pengobatan kesuburan yang tidak sukses selama bertahun-tahun. Masalahnya terselesaikan tidak lama setelah ia mulai berlatih,” katanya.

“Seorang teman dekat juga berlatih Falun Dafa, saya dan adik saya tinggal bersamanya hingga Taliban datang menguasai Afghanistan. Selama gelombang COVID pertama, kedua, dan ketiga, saya dan rekan praktisi tidak terinfeksi,” kata Maryam. Meskipun adik Maryam tidak berlatih, ia diberkati oleh Falun Dafa, dan tidak terinfeksi juga.

“Selama waktu itu saya mengetahui bahwa seorang teman yang saya kenal selama beberapa tahun adalah praktisi Falun Dafa. Jadi, ia membantu saya dan teman saya bergabung untuk belajar bersama secara online,” katanya.

Melepaskan Keterikatan

Maryam Shahi berterima kasih karena manfaat dan perlindungan yang ia terima dari Falun Dafa.

Menjadi praktisi Falun Dafa berarti menjadi selaras dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar untuk menjadi orang yang lebih baik.” Setelah mulai berkultivasi, saya memiliki pemikiran yang berbeda dari sebelumnya, dimana saya menyadari bahwa saya memiliki banyak keterikatan yang ingin saya lepaskan,” jelasnya. Jadi ia mulai berusaha untuk mengidentifikasi dan menghilangkan setiap keterikatan.

Ia juga memiliki beberapa pengalaman menarik. “Suatu malam saya menemukan diri saya ada di sebuah mobil dan pengemudinya membawa saya ke ruang dimensi lain. Seorang perempuan muda duduk di samping saya. Saya tidak mengenali dia dan bertanya, ‘Siapakah anda?’ Ia menjawab, ‘saya telah menunggu dua puluh tahun untuk berlatih Dafa,’” kata Maryam.

Ia tidak mengetahui bahwa berpindah dari satu dimensi ke dimensi yang lain begitu mudah. Kemudian ia melihat pemuda dengan wajah Buddha Tiongkok memakai jubah Buddha berwarna seperti giok yang kemudian berubah menjadi warna merah muda.” Saya berpikir beliau pasti guru kami, Guru Li Hongzhi. Guru membimbing saya dan perempuan muda itu ke ruang dimensi lain, di mana banyak pengikut Dafa berdiri dengan ketinggian yang berbeda di sebuah gunung. Beberapa diantaranya, seperti saya, tidak berada di ketinggian dan berdiri di tanah,” lanjutnya. Meskipun kami adalah kerumunan besar, tanpa membutuhkan pengeras suara atau peralatan suara, kami dapat berbicara satu sama lain.”

Maryam merasakan bahwa ini adalah dorongan. “Kesan saya adalah bahwa Guru menerima saya sebagai murid-Nya,” ia menjelaskan. “Hari ini saya mengerti bahwa seseorang benar-benar beruntung jika bisa menjadi praktisi Dafa, dan sekaligus mempunyai tanggung jawab yang besar.”

Tetap Aman

Ketika di Spanyol, Maryam (pertama dari kanan) membantu memberi tahu orang-0rang tentang Falun Dafa.

Karena gejolak politik di Afghanistan, Maryam memutuskan untuk pergi pada Agustus 2021. Saat itu, Kedutaan Besar Spanyol mengirimkan beberapa tentara ke Abby Gate di Bandara Kabul untuk menjemput dirinya beserta adik dan temannya ke bandara. “Kerumunan dan tekanannya terlalu besar. Kedutaan Besar Spanyol meminta kami mengenakan pakaian berwarna merah dan syal kuning dan mantel jadi mereka bisa mengenali kami. Saya juga mengirimkan foto diri kami berdiri di kerumunan agar tentara Spanyol mengetahui keberadaan kami,” ingatnya.

Maryam mengingat bahwa direktur media yang mengikuti keberangkatannya dari Afghanistan telah menyarankan mereka untuk berdiri di dekat dinding jadi tentara bisa dengan mudah menjangkau mereka. “Untungnya, di waktu yang sama, kami terdorong dari tengah kerumunan ke pinggiran dinding di mana kerumunan meningkat,” tulisnya. “Ada begitu banyak orang hingga kami tidak bisa melihat kaki kami.”

Tiba-tiba, sebuah ledakan terjadi di kerumunan dengan banyak orang terbunuh dan terluka, mungkin ratusan. “Orang-orang yang lebih kuat menginjak orang yang lebih lemah untuk melarikan diri, sementara kami berlindung satu meter jauhnya dari ledakan di samping dinding,” tulisnya, “Kami menyaksikan pemandangan yang mengerikan. Tubuh-tubuh terapung di selokan, dan ratusan mayat memenuhi sisi jalan. Orang-orang yang sekarat dan terluka mengerang.”

Rencana keberangkatan dari Bandara Kabul akhirnya dibatalkan. “Saat kami kembali ke rumah,beberapa langkah dari kematian, saya berpikir bahwa kematian telah mengejar saya selama bertahun-tahun, tapi tidak berhasil,” Maryam melanjutkan. “Saya sekarang sadar bahwa saya telah diselamatkan oleh Guru berulang kali.”

Dengan bantuan direktur media, rencana berubah menjadi masuk ke Iran melalui perbatasan di jalur darat. Selama dua minggu Maryam tinggal di rumah ayahnya di Iran, Maryam membagikan pengalamannya setelah dirinya mulai berlatih Falun Dafa dan berkat yang ia terima. “Saya menunjukkan sebuah video yang memperkenalkan Falun Dafa kepada ibu dan kakak perempuan tertua saya. Satu adik laki-laki, adik bungsu perempuan, dan kakak perempuan tertua menjadi tertarik berlatih dan membaca Zhuan Falun,” katanya.

Bersyukur atas Falun Dafa

Pada September 2021, mereka bertiga sukses tiba di Portugal. Maryam sangat berterima kasih kepada Guru atas bantuannya. Melihat kembali ke hari-hari berbahaya itu, ia tidak bisa untuk tidak bertanya-tanya mengapa ia tidak terbunuh.

“Apakah darah saya lebih penting daripada mereka yang menjadi korban? Atau apakah mereka tidak memiliki makhluk yang lebih tinggi yang melindungi mereka atau mendengar suara mereka?” tanyanya. Suatu pagi setelah terbangun, ia melihat seekor kalajengking di samping bantalnya tapi ia tidak terkena bahaya. “Dari pengalaman itu, pada hari-hari kebingungan itu saya sampai pada kesimpulan bahwa Guru melihat pikiran kita. Kisah saya adalah tanda bahwa hidup dan mati adalah masalah takdir,” ungkap Maryam.

Saya ingat apa yang Guru katakan,

“Sungguh-sungguh Xiulian menuju jalan lurus, siapa pun juga tidak berani dengan gegabah mengusik anda, di samping itu ada Fashen saya melindungi anda, tidak akan terjadi bahaya apa pun.”

“Utang harus dibayar, oleh karena itu dalam perjalanan Xiulian mungkin akan terjadi peristiwa yang berbahaya. Namun ketika terjadi peristiwa semacam ini, anda tidak akan merasa takut juga tidak akan membiarkan anda benar-benar timbul bahaya.” (Ceramah Tiga, Zhuan Falun)

“Selama tahun-tahun sebelum dan setelah saya mulai berlatih Falun Dafa, saya melangkah keluar dari kematian berulang kali,” kata Maryam. “Jika bukan karena perlindungan Guru, saya tidak akan hidup hari ini.”

(Selesai)