(Minghui.org) Kurang dari setahun setelah Mo Qibing (pria) selesai menjalani hukuman 3,5 tahun karena berlatih Falun Gong, penduduk Kota Yiyang, Provinsi Hunan ini dijatuhi hukuman lagi selama tiga tahun delapan bulan karena mengirim surat untuk meminta pembatalan hukuman yang tidak sah yang dijatuhkan terhadapnya.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah disiplin spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak tahun 1999.

Mo, seorang profesional TI berusia akhir 40 tahunan. Dia mulai berlatih Falun Gong pada tanggal 16 November 2007, setelah mengetahuinya melalui program perangkat lunak yang membantunya menghindari sensor Internet Tiongkok. Sejak itu, dia terus meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan, namun malah dirinya sendiri yang menjadi sasaran penganiayaan.

Mo pertama kali ditangkap pada tanggal 16 Mei 2008. Dia ditahan di pusat penahanan selama 15 hari dan kemudian dibawa ke Pusat Pencucian Otak Laodaohe, di sana dia ditahan selama enam hari.

Mo ditangkap lagi pada tanggal 7 Maret 2011 karena berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong. Dia ditahan di Penjara Kabupaten Taojiang dan kemudian dijatuhi hukuman satu tahun di Kamp Kerja Paksa Xinkaipu.

Pada tanggal 28 Februari 2012, empat hari setelah dibebaskan, Mo pergi mengunjungi praktisi lain, yakni Kuang Huanyuan (wanita), yang berusia 80-an. Kebetulan saat itu polisi menggeledah rumah Kuang. Mereka juga menangkap Mo dan menjatuhi hukuman kamp kerja paksa lagi selama 15 bulan. Karena ia gagal lulus pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk masuk, ia dibebaskan.

Mo ditangkap lagi pada tanggal 29 April 2013 karena berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong di stasiun kereta api. Dua minggu kemudian, dia dipindahkan ke Pusat Penahanan No. 2 Kota Yiyang dan dijatuhi hukuman tiga tahun di Penjara Wangling pada akhir tahun 2013.

Mo pindah ke Provinsi Zhejiang untuk bekerja setelah dibebaskan. Dia ditangkap lagi pada tanggal 14 Desember 2017 dan dijatuhi hukuman 3,5 tahun karena menyebarkan pemberitahuan yang dikeluarkan oleh Administrasi Pers dan Publikasi Tiongkok yang mencabut larangan penerbitan buku-buku Falun Gong. Para penjaga di Penjara No. 2 Provinsi Zhejiang menyetrumnya dengan tongkat listrik di sekujur tubuhnya. Bekas luka itu masih terlihat sampai sekarang.

Setelah Mo dibebaskan pada tanggal 13 Juni 2021, ia mengajukan mosi untuk mempertimbangkan kembali kasusnya ke Pengadilan Distrik Ziyang. Dia mengatakan ini bukan lagi tentang apakah pihak berwenang membatalkan hukumannya yang tidak sah, tetapi dia berharap untuk mengambil kesempatan ini untuk membantu mereka yang berada di cabang kehakiman untuk memahami fakta tentang Falun Gong. Dia juga mengirimkan 50 surat ke berbagai instansi pemerintah untuk menjelaskan fakta tentang Falun Gong.

Akibat pengiriman surat tersebut, ia ditangkap pada tanggal 20 November 2021 dan ditahan di Pusat Penahanan Kota Yiyang. Pengadilan Distrik Ziyang mengadakan sidang virtual pada tanggal 14 April 2022. Pengacaranya diberi tahu oleh pengadilan pada tanggal 13 Mei bahwa ia dijatuhi hukuman tiga tahun delapan bulan.

Informasi kontak pelaku:

Huang Daoan (黄道安), sekretaris Komite Urusan Politik dan Hukum Kota Yiyang: +86-737-3337733, +86-19873731288
Chen Tiejun (陈铁军), sekretaris Komite Urusan Politik dan Hukum Distrik Ziyang: +86-13973723282
Cui Shan (崔山), ketua hakim Pengadilan Distrik Ziyang: +86-737-2770528
Yao Jianqing (姚建青), jaksa dari Kejaksaan Distrik Ziyang: +86-737-2672103

(Lebih banyak informasi kontak pelaku tersedia di artikel asli berbahasa Mandarin.)

Artikel Terkait dalam Bahasa Inggris:

Hunan Man Faces Third Prison Term for Appealing the Previous Two

IT Professional Shocked on the Tongue by Electric Batons and Forced to Strip Naked While Imprisoned for His Faith

Yiyang Police from Hunan Province Arrest Dozens of Falun Gong Practitioners in May 2013