(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa mengadakan rapat umum untuk memprotes secara damai penganiayaan yang telah berlangsung selama 23 tahun oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) di Auckland, Selandia Baru, pada tanggal 16 Juli.

Beberapa praktisi berbagi pengalaman pribadi mereka saat dianiaya dan meminta komunitas internasional untuk mengenali sifat asli PKT. Mereka berharap bahwa pemerintah di semua tingkatan di Selandia Baru akan mengambil tindakan untuk mengesahkan undang-undang melawan tirani dan membantu menghentikan penganiayaan PKT.

Praktisi mengadakan rapat umum di Queen Elizabeth Square, tanggal 16 Juli.

Orang yang lewat menandatangani petisi untuk menyerukan diakhirinya penganiayaan.

PKT Tidak Dapat Menoleransi Kebenaran

Chen Weijian, Pemimpin Redaksi majalah Beijing Spring, berpidato di depan rapat umum.

Chen Weijian, seorang aktivis pro-demokrasi dan pemimpin redaksi Beijing Spring, datang untuk mendukung para praktisi. Dia berkata dalam pidatonya, “Hari ini menandai tahun ke-23 penganiayaan PKT terhadap Falun Gong. Selama 23 tahun terakhir, saya telah menemani teman-teman Falun Gong di sepanjang jalan dan menyaksikan protes mereka terhadap tirani, ketekunan mereka dalam keyakinan pada Sejati-Baik-Sabar, dan kontribusi luar biasa mereka untuk mempromosikan budaya Tiongkok.

“Banyak teman saya telah membaca Zhuan Falun dan mulai berlatih Falun Gong. Falun Gong adalah metode kultivasi diri, metode untuk meningkatkan kesehatan mental dan fisik, dan cara untuk menjadi orang yang berbudi pekerti luhur. Ketika mereka mengklarifikasi fakta dan bertemu dengan beberapa orang yang disesatkan oleh propaganda PKT yang berbicara buruk tentang mereka, mereka tidak pernah marah. Perbuatan baik para praktisi di masyarakat kita jelas bagi semua orang.”

Dia menunjukkan, “Alasan PKT menganiaya Falun Gong adalah karena tidak dapat mentolerir kebenaran dan perdamaian. PKT mengontrol Tiongkok dengan kebohongan dan kekerasan. Penganiayaan terhadap Falun Gong adalah pelanggaran hak asasi manusia terburuk dari beberapa putaran penganiayaan PKT terhadap para pembangkang di masa lalu.”

Dia berkata, “Kantor 610 yang bertanggung jawab atas penganiayaan dengan jelas menyatakan bahwa membunuh praktisi Falun Gong tidak akan dihukum. Oleh karena itu, semua jenis penyiksaan terhadap praktisi Falun Gong digunakan secara ekstrim. Yang paling keterlaluan adalah pengambilan organ oleh PKT dari praktisi Falun Gong yang masih hidup. Kejahatan terhadap kemanusiaan ini mengejutkan komunitas internasional.”

Pengacara Hak Asasi Manusia: Selandia Baru Harus Mengesahkan Undang-undang untuk Membantu Menghentikan Penganiayaan

Pengacara Kerry Gore berbicara dalam rapat umum tersebut.

Pengacara hak asasi manusia Kerry Gore mengatakan pada rapat umum, “Hari ini, kami menandai 23 tahun penganiayaan Partai Komunis Tiongkok terhadap praktisi Falun Dafa di Tiongkok. Ini adalah penganiayaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang diterapkan di setiap tingkat masyarakat di Tiongkok.

“Selama sekitar 23 tahun, penganiayaan ini telah didokumentasikan dengan baik oleh organisasi-organisasi yang dihormati dan independen seperti Amnesty International, Human Rights Watch, Freedom House, The Office of the United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), Pelapor Khusus PBB untuk Penyiksaan, Komisi Eksekutif Kongres untuk Tiongkok, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dalam Laporan Tahunan Negara tentang Praktik Hak Asasi Manusia, dan Komite Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama Internasional (USCIRF).”

Dia menunjukkan, “Pemerintah Selandia Baru harus mengecam penganiayaan ini dan menyerukan penghentian segera. Sementara itu, Selandia Baru sebaiknya memperkenalkan undang-undang Magnitsky Act di mana visa penganiaya ditolak yang memungkinkan mereka dan anggota keluarga dekat mereka untuk bepergian ke negara ini. Yang penting, undang-undang itu juga memberi pemerintah kemampuan untuk membekukan aset apa pun yang mungkin berada di negara ini oleh para penganiaya. Dengan cara ini, mereka yang terlibat dalam penganiayaan itu akan dibuat untuk memahami bahwa memang ada harga yang harus dibayar untuk terlibat dalam tindakan penganiayaan.”

Penulis Selandia Baru: PKT Sangat Jahat

William Thomas.

William Thomas adalah seorang penulis lepas dan fotografer. Dia menyaksikan rapat umum dan berkata, “Saya sangat menghargai apa yang mereka (praktisi Falun Gong) lakukan hari ini. Saya tahu apa yang telah dilakukan PKT sangat buruk, ia harus menghormati keyakinan orang dan tidak mencoba untuk menekan mereka karena tidak sesuai dengan teorinya.

“Kita seharusnya tidak mempercayai banyak media karena kita tidak tahu dari mana berita itu berasal. Kita perlu berpikir untuk diri kita sendiri daripada mendengarkan PKT, yang sangat jahat. Sayangnya, banyak orang telah tertipu dan dicuci otak. Praktisi Falun Gong tidak boleh dianiaya karena keyakinan mereka.”

Dia juga berkata, “(Mempertahankan) prinsip Sejati-Baik-Sabar adalah tujuan datang ke dunia ini sebagai manusia. Saya melakukan banyak pekerjaan amal, membantu banyak orang, dan mengumpulkan banyak karma baik.

“Tetapi beberapa orang melakukan hal-hal buruk dan mengumpulkan banyak karma buruk. Ketika terjadi kesalahan di sekitar mereka, mereka tidak tahu mengapa. Itu adalah pembalasan karma. Mereka pikir bahwa mereka bisa lolos begitu saja. Itu tidak mungkin. Praktisi Falun Gong baik-baik saja. Mereka tidak pernah menyerah. Saya berharap mereka akan terus bekerja keras.”

Prajurit Selandia Baru Mengagumi Kedamaian Batin Praktisi Falun Gong

Alex Pere.

Alex Pere adalah anggota Angkatan Laut Selandia Baru. Dia memuji pemandangan damai praktisi Falun Gong yang melakukan latihan. Dia berkata, “Ini adalah kedamaian batin, itu terhubung dengan dunia spiritual.”

Dia berkata, “Saya dan keluarga saya sedih setelah mendengar pidato para praktisi. Penganiayaan PKT terhadap praktisi Falun Gong benar-benar mengerikan dan masih terus berlanjut hingga hari ini.

“Namun, informasi ini sengaja ditutup-tutupi. PKT hanya ingin mengendalikan orang. Mereka ingin mengontrol apa yang orang pikirkan. Mereka bahkan mengontrol media untuk membuat dunia melihat apa yang mereka ingin dunia lihat. Ketika saya mendengar bahwa praktisi Falun Gong dianiaya karena keyakinan mereka, saya merasa sedih.”

Guru Yoga: PKT Bertentangan dengan Kebaikan

Yuna, seorang guru yoga yang mempelajari pengobatan Tiongkok, tahu bahwa Falun Gong adalah latihan spiritual. Dia berkata, “Pidato praktisi Falun Gong membuat saya menangis. Penganiayaan PKT terlalu menakutkan, tetapi itu tidak mengejutkan saya sama sekali karena saya tidak pernah memiliki kesan yang baik tentang PKT dan semua yang dilakukan PKT bertentangan dengan kebaikan. Komunisme adalah ateis dan tidak memiliki apa pun di alam spiritual. Mereka tidak memiliki keyakinan agama. Saya benar-benar tidak mengerti mengapa mereka melakukan hal itu.”

Dia melanjutkan, “Latihan spiritual dapat membantu orang menemukan kebahagiaan sejati. Kita tidak dapat mengubah dunia luar tetapi kita dapat mengubah dunia batin kita. Kebaikan adalah sesuatu yang harus dipelajari anak-anak kita semua. Saya mengagumi praktisi Falun Gong karena mampu berbicara. Mereka sangat berani. Saya sangat senang melihat begitu banyak orang mendukung mereka. Ini mengesankan. Acara mereka terorganisir dengan baik.”

Imigran Baru: Sejati-Baik-Sabar Adalah Prinsip Yang Paling Penting

Csaba Gal dan istrinya Ameko.

Baru-baru ini, Csaba Gal dan istrinya Ameko berimigrasi ke Selandia Baru dari Hongaria. Mereka mengatakan bahwa mereka mengenal kediktatoran PKT dengan sangat baik. Ameko berkata, “Pemerintahan diktator selalu penuh dengan kebohongan. Orang-orang tidak dapat memiliki pendapat mereka sendiri dan tidak punya pilihan.

“Falun Gong sangat damai dan betapa jahatnya PKT menganiaya kelompok seperti itu. Hari ini, kami sangat senang melihat praktisi Falun Gong berdiri di sini untuk memprotes penganiayaan. Kami sangat tersentuh. Mereka cantik, bijaksana, dan sangat baik. Sejati-Baik-Sabar adalah prinsip terpenting dalam kehidupan manusia. Saya dengan tulus berterima kasih kepada mereka. Mudah-mudahan, mereka terus melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan.”