(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa di San Diego, California melakukan latihan dan mengadakan nyala lilin di taman dekat Museum USS Midway pada tanggal 16 Juli 2022. Mereka memperingati 23 tahun perlawanan damai terhadap Partai Komunis Tiongkok (PKT), penganiayaan dan mengenang para praktisi yang dianiaya sampai meninggal di Tiongkok.

Latihan Bersama

Nyala lilin

Hector Arista dan keluarganya berkata bahwa mereka tertarik dengan latihan Falun Dafa. Hector mengatakan bahwa dia selalu tertarik pada meditasi. Dia berkata, “Sungguh menghangatkan hati saya melihat sekelompok orang bermeditasi dengan begitu tenang meskipun mereka dikelilingi oleh begitu banyak gangguan.” Hector mengatakan bahwa kekejaman PKT, seperti pengambilan organ dari praktisi yang masih hidup, tidak dapat diterima di abad ke-21. Dia ingin membantu menyebarkan berita, dan mendorong para praktisi. “Sangat penting untuk memegang harapan Anda dan membiarkan orang-orang di seluruh dunia tahu apa yang terjadi!”

Kerumunan orang berada di taman hari itu. Banyak yang datang untuk menandatangani petisi, mendesak pemerintah Amerika untuk mengesahkan undang-undang yang mendukung praktisi Falun Dafa.

Turis menandatangani petisi.

Norberto dan temannya Gabriella ingin membantu dan menandatangani petisi. Norberto berkata, “Saya berharap mereka bebas. Kami tidak ingin Komunisme di sini.” Gabriella berkata, “Saya berharap orang-orang Tiongkok dapat menggunakan hak dan kebebasan mereka. Kami berharap tanda tangan kami di petisi akan membantu!”

Mike Tuck, seorang pegawai pemerintah federal, diundang oleh teman praktisinya untuk bergabung dalam nyala lilin. Dia mengatakan bahwa dia tahu pemerintah Tiongkok menganiaya kelompok agama. Dia memuji nyala lilin sebagai cara yang bagus untuk mengenang mereka yang meninggal karena penganiayaan dan untuk meningkatkan kesadaran. Dia berharap penganiayaan akan berakhir secepat mungkin.

Praktisi Wang Hong secara pribadi mengalami penganiayaan di Tiongkok. Dia telah dijebloskan ke kamp kerja paksa dua kali dan pusat pencucian otak tiga kali hanya karena berlatih Falun Dafa. Baik Hong maupun istrinya harus meninggalkan rumah mereka untuk menghindari penganiayaan lebih lanjut. Mereka harus mengirim putri mereka yang berusia dua belas bulan ke kakek-neneknya. Ketika putri mereka berusia enam tahun, keluarga itu akhirnya bersatu kembali.

Hong berkata, “Setiap tahun saya mengenang rekan-rekan praktisi yang telah meninggal karena penganiayaan. Penganiayaan PKT telah menargetkan nilai-nilai universal umat manusia. Kegiatan kami bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan penganiayaan, dan meminta dukungan. Belas kasih membawa harapan untuk masa depan yang cerah.”