(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa di Kumamoto mengadakan kegiatan, 16 - 18 Juli 2022 di tiga kota. Selama acara di Tenjin, Fukuoka, mereka mengumpulkan tanda tangan pada petisi untuk membawa mantan ketua PKT (Partai Komunis Tiongkok) Jiang Zemin ke pengadilan. Mereka juga melakukan aksi damai di luar kedutaan besar Tiongkok di Fukuoka dan Nagasaki.

Mengumpulkan Tanda Tangan di Fukuoka

Praktisi datang ke Tenjin, jalan perbelanjaan kota Fukuoka pada 16-17 Juli 2022 untuk memberi tahu orang-orang tentang penganiayaan terhadap Falun Dafa, yang telah berlangsung selama 23 tahun terakhir. Mereka juga meminta orang-orang untuk menandatangani petisi untuk membawa Jiang Zemin ke pengadilan.

Orang-orang menandatangani petisi untuk mendukung tuntutan pidanan terhadap Jiang Zemin.

Seorang ibu akan menyeberang jalan dengan 2 anaknya ketika seorang praktisi berjalan untuk memberitahunya tentang penganiayaan terhadap Falun Dafa. Wanita itu menandatangani petisi tanpa ragu-ragu dan juga meminta putra dan putrinya menandatangani. Dia mengatakan kepada praktisi, “Saya sangat terkejut. Penganiayaan kejam seperti itu sebenarnya terjadi di dunia, tetapi komunitas internasional masih tidak mengetahuinya. Ini memilukan. Apakah ada yang bisa saya lakukan untuk anda?”

Praktisi menyerahkan beberapa materi klarifikasi fakta dan berkata, "Tolong beri tahu kerabat dan teman anda tentang hal itu." Wanita itu berkata, "Pasti, saya pasti akan melakukannya." Sebelum pergi, ibu memberi tahu praktisi, “PKT sangat jahat. Kalian semua harus menjaga keselamatan kalian.”

Pada akhir Maret tahun ini, pemerintah Jepang mencabut larangan masuknya orang asing ke negara itu, yang diberlakukan karena pandemi. Sekarang, siswa luar negeri dapat dilihat di mana-mana di distrik perbelanjaan Tenjin. Mereka datang dari berbagai negara, dan berlomba di seluruh dunia untuk kuliah di universitas di Jepang.

Beberapa dari siswa ini dapat berbicara bahasa Jepang sederhana tetapi banyak yang baru saja tiba di Jepang, hanya dapat berbicara bahasa negara mereka. Oleh karena itu, bersama dengan materi klarifikasi fakta kebenaran berbahasa Jepang, praktisi juga menyiapkan materi dalam banyak bahasa seperti Tiongkok, Korea, Inggris, Vietnam, Thailand, Nepal, Spanyol, dll dan membagikannya.

Dua siswa pertukaran dari Nepal membaca materi dan mengatakan mereka merasa terkejut ketika mengetahui tentang penganiayaan terhadap Falun Dafa. Mereka kemudian memberi isyarat kepada praktisi bahwa mereka ingin menandatangani petisi. Setelah mereka menandatangani, mereka menunjuk ke papan pajangan yang menunjukkan praktisi dianiaya dengan kejam oleh PKT, membuat ekspresi wajah marah dan terus berkata, "Tidak, tidak," dalam bahasa Jepang.

Setelah mendengarkan seorang praktisi mengklarifikasi fakta kebenaran, seorang mahasiswa dari Korea berkata dalam bahasa Jepang yang fasih, “Saya orang Korea dan saat ini saya sedang belajar di sebuah universitas di Fukuoka. Saya tidak menyangka bahwa penganiayaan serius terhadap hak asasi manusia benar-benar terjadi di Tiongkok. Ini sangat menakutkan. Jika tanda tangan saya dapat menjadi bagian dari energi lurus, saya bersedia untuk menandatangani.”

Aksi Damai Di Luar Kedutaan Besar Tiongkok

Praktisi di Kumamoto mengadakan kegiatan di depan kedutaan besar Tiongkok di Fukuoka dan Nagasaki pada 18 Juli 2022. Mereka memegang papan pajangan dan spanduk berisi informasi tentang penganiayaan. Mereka membaca pernyataan yang menggambarkan kekejaman hak asasi manusia PKT yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Falun Dafa. Mereka juga meminta orang-orang di komunitas internasional untuk mengenali sifat asli PKT dan bekerja sama untuk mengakhiri penganiayaan.

Aksi damai di depan kedutaan besar Tiongkok di Fukuoka dan Nagasaki

Dalam surat mereka, mereka menyatakan, “Pelaku utama: Jiang Zemin, Luo Gan, Zeng Qinghong, Li Lanqing, Zhou Yongkang, Bo Xilai, dll, yang telah terlibat aktif dalam menganiaya Falun Dafa, telah dituntut di pengadilan dan sedang dikecam oleh seluruh dunia.

“Sejak Mei 2015, lebih dari 200 ribu praktisi Falun Dafa dan anggota keluarga mereka telah mengajukan tuntutan pidana mereka terhadap Jiang Zemin atas perannya dalam menganiaya Falun Dafa ke Kejaksaan Agung dan Pengadilan Rakyat Tertinggi Tiongkok. Mereka meminta agen-agen ini untuk mengajukan kasus dan menyelidiki tindakan kriminal Jiang dan menyelidiki tanggung jawab hukumnya menurut hukum.”

Latar Belakang: Apa itu Falun Dafa Dan Mengapa PKT Menganiayanya?

Falun Dafa (juga dikenal sebagai Falun Gong) pertama kali diperkenalkan ke publik oleh Master Li Hongzhi di Kota Changchun, Tiongkok, pada 1992. Sekarang, disiplin spiritual ini dilatih di lebih dari 100 negara dan wilayah di seluruh dunia. Jutaan orang yang telah mengikuti ajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar dan mempelajari lima perangkat latihan ini telah mengalami peningkatan kesehatan dan kesejahteraan yang signifikan.

Jiang Zemin, mantan ketua Partai Komunis Tiongkok (PKT), memandang popularitas disiplin spiritual yang semakin meningkat ini sebagai ancaman terhadap ideologi ateis PKT, dan pada 20 Juli 1999, mengeluarkan perintah untuk menindas latihan tersebut.

Di bawah arahan pribadi Jiang Zemin, PKT mendirikan Kantor 610, sebuah organisasi di luar kerangka hukum dengan kewenangan di atas kepolisian dan sistem peradilan, dan yang tujuan utamanya adalah melakukan penganiayaan terhadap Falun Dafa.

Minghui.org telah memverifikasi kematian lebih dari 4800 praktisi sebagai akibat dari penganiayaan selama 23 tahun terakhir. Karena blokade informasi dan internet dari Tiongkok, jumlah korban sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi. Lebih banyak lagi yang dipenjara dan disiksa karena keyakinan mereka.

Ada banyak bukti nyata bahwa PKT merestui pengambilan organ dari praktisi yang ditahan, yang dibunuh untuk memasok industri transplantasi organ di Tiongkok