(Minghui.org) Sebagai praktisi Falun Gong, saya selalu mencoba yang terbaik untuk hidup dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Keluarga dan kerabat saya juga mendukung saya meskipun penganiayaan sedang berlangsung di Tiongkok. Karena kejujuran mereka, mereka juga diberkati.

Keponakan Saya

Saudara perempuan saya memiliki seorang putri bernama Ling. Karena mendapat hasil yang tidak memuaskan pada ujian masuk perguruan tinggi, dia memutuskan untuk mengulang tahun terakhir sekolah menengah atas dan mencoba ujian setelah itu. Karena sekolahnya lebih dekat dari rumah saya, dia biasa tinggal bersama saya selama hari-hari sekolah dan kembali ke rumahnya selama liburan.

Dia tidak datang ke rumah saya seperti yang direncanakan setelah liburan musim dingin ini. Saya menelepon saudara perempuan saya, yang memiliki peternakan ayam sendiri dan sering tinggal di sana, tetapi dia juga tidak tahu mengapa Ling menolak untuk kembali ke sekolah.

Saya langsung menghubungi Ling. Dia menangis di telepon, mengatakan bahwa dia tidak ingin kembali ke sekolah lagi.

Saya berkata, “Lihat, tinggal beberapa bulan lagi.” “Teruslah berusaha dan kamu akan memiliki masa depan yang cerah. Benarkan, sayang?”

Tetapi dia terus saja menangis. Saya mencoba lagi dan lagi bertanya mengapa. Dia hanya mengatakan dia tidak tahu.

Pada siang hari, suami saya memberi tahu saya tentang kecelakaan lalu lintas besar -- bus sekolah yang ditumpangi keponakan saya setiap hari menabrak bus besar dan hancur total. Dua orang di bus sekolah meninggal di tempat kejadian dan sisanya semua dikirim ke rumah sakit.

Saya segera mengerti mengapa keponakan saya tidak mau pergi ke sekolah hari itu. Saya menelepon saudara perempuan saya dan keluarganya semua berkomentar bahwa Ling sangat beruntung dan mereka berterima kasih kepada Falun Gong atas perlindungannya. Ling melanjutkan sekolah keesokan harinya. Dia kemudian melanjutkan ke perguruan tinggi yang bagus dan menemukan pekerjaan yang layak.

Sebuah Perjalanan Menggunakan Sepeda Motor

Kejadian lain terjadi sekitar tahun 2002 ketika penganiayaan sedang merajalela. Polisi mengawasi saya dengan ketat dan bahkan datang ke rumah saya untuk melecehkan saya. Suatu hari, praktisi lain mengatakan beberapa materi perlu diambil, tetapi transportasi umum mengalami beberapa masalah. Karena suami saya mempunyai sepeda motor, praktisi bertanya apakah dia bisa membantunya.

Suami saya berkata ya dan kami pergi. Perjalanan itu tidak mudah dan sebagian perjalanan melawati jalan alternatif yang sangat sempit. Setelah waktu yang lama, kami mencapai jalan utama. Pada saat itu ada konstruksi yang sedang berlangsung dan lalu lintasnya lancar, jadi kami akhirnya berkendara di tengah jalan.

Setelah beberapa saat, suami saya mengatakan ada yang tidak beres karena jalannya sepertinya semakin tinggi.

Suami saya berkata, "Kita mungkin harus tetap di kanan jalan."

Saya juga memperhatikan itu dan sudah terlambat untuk mundur. Dalam benak saya, saya menyebut “Falun Dafa baik” dan meminta bantuan Guru Li (pencipta Falun Gong).

Saat itu, sepeda motor sudah mencapai puncak tanjakan. Motor kami terbang, mendarat dengan selamat kembali di tanah, dan berhenti dengan mesinnya mati. Baik saya dan suami masih duduk dengan baik di atasnya.

Beberapa pekerja konstruksi datang untuk memeriksa kami. Melihat kami semua baik-baik saja, mereka terkejut.

Salah satu dari mereka berkata, "Ini seperti keajaiban."

Yang lain menambahkan, “Coba motornya. Tidak yakin apakah masih berfungsi.”

Suami saya mencoba dan sepeda motor mulai normal.

Setelah mengambil materi klarifikasi fakta dan kembali ke rumah, kami berganti pakaian dan mulai bekerja di halaman. Setelah beberapa menit, seorang pejabat desa muncul dan berkata, “Seseorang memberi tahu polisi bahwa kalian berdua telah bepergian ke suatu tempat. Tetapi sekarang saya akan melaporkan kepada polisi bahwa anda berada di rumah dengan selamat.”

Saya berkata, “Terima kasih.” “Juga, tolong beri tahu mereka untuk tidak melecehkan saya lagi karena menggunakan hak saya atas kebebasan berkeyakinan.”

Pejabat itu pergi tanpa mengatakan apa-apa.

Saya sangat berterima kasih kepada Guru karena telah memberkati saya, keluarga, dan kerabat saya.