(Minghui.org) Lima puluh lima kasus praktisi Falun Gong yang dihukum karena keyakinan mereka dikonfirmasi pada Juli 2022, termasuk satu kasus yang terjadi pada 2020, sembilan kasus pada 2021, dan 45 kasus pada 2022 (termasuk tiga kasus pada Maret, tiga pada bulan April, dua pada bulan Mei, delapan pada bulan Juni, dan 29 kasus pada bulan Juli).

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah disiplin spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999. Sejak itu, banyak praktisi telah ditangkap, ditahan, dihukum, dan disiksa karena menegakkan keyakinan mereka. Tetapi karena penyensoran informasi yang ketat di Tiongkok, insiden tersebut tidak selalu dapat dilaporkan secara tepat waktu, juga tidak semua informasi tersedia.

Provinsi Yunnan mencatat sembilan kasus terbanyak, diikuti oleh delapan di Sichuan, tujuh di Shandong, dan enam di Jilin. Dua belas wilayah yang tersisa memiliki kasus antara satu dan empat.

Praktisi yang dihukum berusia antara 42 dan 85 tahun. Empat praktisi berusia 80-an, termasuk tiga dari Provinsi Sichuan, dijatuhi hukuman mulai dari satu hingga enam tahun.

Hukuman penjara para praktisi berkisar dari delapan bulan hingga sebelas tahun. Lima praktisi dijatuhi hukuman delapan tahun atau lebih. Selain hukuman penjara, dua puluh lima praktisi didenda oleh pengadilan dengan total 317.000 yuan, rata-rata 13.208 yuan per orang.

Wu Chengshou, dari Provinsi Shandong, dijatuhi hukuman 11 tahun terlama dan dikenakan denda tertinggi 100.000 yuan. Dua praktisi lainnya, satu dari Shanghai dan lainnya dari Hubei, masing-masing dijatuhi hukuman 9,5 dan 9 tahun, oleh pengadilan yang sama di Henan karena memposting informasi Falun Gong di media sosial.

Masa hukuman seorang praktisi diperpanjang secara sewenang-wenang selama satu tahun karena dia menolak melepaskan Falun Gong di penjara. Seorang wanita berusia 83 tahun diperdaya untuk pergi bersama beberapa panitera untuk “periksa fisik”, hanya untuk dibawa ke pusat penahanan setempat dan dijatuhi hukuman dua tahun.

Suami seorang insinyur, yang tidak berlatih Falun Gong, juga dihukum dan diancam untuk tidak menyewa pengacara mencari keadilan.

Di bawah ini adalah gambaran dari kasus hukuman yang dipilih. Daftar lengkap praktisi yang dihukum (dapat diunduh di sini (PDF)).

Hukuman Berat

Setelah Satu Dekade Pengungsian, Pria Shandong Diam-diam Dihukum 11 Tahun

Tak lama setelah Wu Chengshou kembali ke rumah dari satu dekade pengungsian untuk menghindari penganiayaan karena berlatih Falun Gong, penduduk Kota Weifang, Provinsi Shandong ditangkap dan diam-diam dijatuhi hukuman sebelas tahun.

Wu, 57, ditangkap di tempat kerja pada 20 April 2021. Istrinya, Wang Xian, diborgol dan ditahan sementara polisi menggeledah rumah mereka. Buku-buku Falun Gong pasangan itu, foto pencipta Falun Gong, uang tunai 10.700 yuan, komputer, pemotong kertas yang rusak dan komputer lama putra mereka semuanya disita. Wang diinterogasi di ruang bawah tanah kantor polisi setempat dan dipaksa membayar jaminan 11.000 yuan sebelum dia dibebaskan.

Untuk mengumpulkan informasi tentang pasangan itu, polisi memaksa putra mereka, Wu Binjie, yang tidak berlatih Falun Gong dan bekerja di Mongolia Dalam sekitar 600 mil jauhnya, kembali ke Weifang untuk diinterogasi. Ketika adik Wu melaporkan ke kantor polisi pada 9 Juni, polisi menuduhnya juga sebagai tersangka.

Kunjungan keluarga kakak Wu telah ditolak sejak penangkapannya. Keluarganya kemudian mendengar dari orang dalam bahwa dia mengalami beberapa kondisi medis dalam tahanan. Khawatir tentang kesehatannya, keluarga menyewa seorang pengacara untuk mengunjunginya. Pusat penahanan awalnya menyetujui kunjungan pengacara, tetapi segera mencabutnya, dengan alasan bahwa proses penuntutannya telah selesai (karena dia sudah dijatuhi hukuman penjara dan bandingnya ditolak).

Keluarga Wu kemudian mengkonfirmasi dari seseorang yang mengetahui kasusnya bahwa dia dijatuhi hukuman 11 tahun dan denda 100.000 yuan (Rp 102.000.000).

Setelah 8 Tahun dalam Penjara, Warga Shanghai Dihukum 9,5 Tahun Lagi oleh Pengadilan Luar Provinsi

Setelah menjalani hukuman delapan tahun karena berlatih Falun Gong, seorang warga Shanghai dijatuhi hukuman 9,5 tahun dengan denda 40.000 yuan (Rp 88.000.000) oleh pengadilan di Provinsi Henan, sekitar 600 mil dari Shanghai, karena menyebarkan informasi penganiayaan Falun Gong di media sosial.

Dai Zhiying, 66, ditangkap di rumahnya di Shanghai pada 12 April 2021, oleh tujuh petugas polisi dari Kantor Polisi Ganquan. Laptop dan ponselnya disita tanpa surat perintah penggeledahan. Pada malam hari polisi Shanghai menyerahkannya kepada polisi dari Kota Luoyang, Provinsi Henan. Dia telah ditahan di Luoyang sejak itu.

Hukuman terbaru Dai merupakan pukulan berat bagi ibunya yang berusia 88 tahun, yang juga berlatih Falun Gong. Wanita tua itu sekarang berjuang untuk hidup sendiri dan merawat dirinya sendiri.

Tak lama setelah hukuman Dai, pengadilan yang sama di Luoyang menjatuhkan hukuman 9 tahun kepada Zhang Xia, dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, juga karena meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan Falun Gong secara daring.

Zhang, 53, seorang mantan petugas polisi, ditangkap di rumahnya pada 28 Februari 2021, oleh petugas dari Luoyang, sekitar 350 mil dari Wuhan. Untuk menjebak Zhang, polisi Luoyang kembali ke Wuhan dan berusaha memaksa orang tuanya merekam video guna membujuk Zhang agar mengaku bersalah.

Zhang diadili di Pengadilan Distrik Jianxi pada 21 Juni 2022, dan dijatuhi hukuman 9 tahun dan denda 30.000 yuan (Rp 66.000.000) atas tuduhan “mempromosikan aliran sesat dengan jaringan komunikasi.”

Sejak 2019, polisi di Henan telah pergi ke seluruh negeri dan menangkap banyak praktisi karena menyebarkan informasi penganiayaan Falun Gong secara daring. Selain Zhang dan Dai, tiga praktisi lagi, Fu Nijuan dari Kota Zhijiang, Provinsi Hubei, Li Fuchun dari Beijing, dan Wu Jiajian dari Kota Laixi, Provinsi Shandong, juga telah ditangkap oleh polisi Luoyang antara Oktober dan November 2020. Mereka sekarang sedang menunggu sidang oleh Pengadilan Distrik Jianxi, setelah didakwa oleh jaksa Wu Jiangyang dari Kejaksaan Distrik Jianxi pada 25 April 2021.

Pelanggaran Prosedur Hukum

Hukuman Penjara Sopir Bus Diperpanjang Satu Tahun Karena Dia Menolak Melepaskan Falun Gong

Saat Xu Li hampir selesai menjalani hukuman empat tahun karena keyakinannya pada Falun Gong, pihak berwenang secara sewenang-wenang menambahkan satu tahun lagi masa hukumannya.

Xu, seorang sopir bus di Kota Dalian, Provinsi Liaoning, dilaporkan oleh sekretaris desa pada Oktober 2018 karena melepaskan spanduk yang mempitnah Falun Gong. Polisi menemukan plat nomor mobilnya melalui kamera pengintai dan menemukan alamatnya. Dia ditangkap di rumahnya pada malam 28 Oktober dan dibawa ke Pusat Penahanan Yaojia. Pengadilan Distrik Gaoxinyuan menjatuhkan hukuman empat tahun penjara pada akhir Juni 2019.

Xu dibawa ke Penjara Wanita Provinsi Liaoning pada 22 Oktober 2019. Karena dia menolak melepaskan Falun Gong selama dipenjara, Komite Urusan Politik dan Hukum Dalian dan Kantor 610, dua lembaga yang bertugas mengatur penganiayaan, memerintahkan pengadilan setempat untuk menambahkan hukuman satu tahun untuk masa hukumannya. Dia sekarang dijadwalkan akan dibebaskan pada 27 Oktober 2023.

Xu sebelumnya ditangkap pada 22 Juli 2013, setelah dilaporkan karena membagikan DVD berisi informasi Falun Gong. Dia dijatuhi hukuman empat tahun oleh Pengadilan Distrik Ganjingzi pada 28 Desember tahun itu. Saat ditahan di Penjara Wanita Liaoning, dia diikat, disetrum dengan tongkat listrik, dipukul, dipaksa berdiri lama, dan dilarang tidur.

Suatu hari di bulan November 2014 para penjaga melucuti pakaiannya, mengikatnya ke kursi, dan menutup mulutnya. Sementara seorang petugas menyetrumnya dengan tongkat listrik di area sensitif, yang lain menampar wajahnya dan yang ketiga menulis kata-kata fitnah terhadap Falun Gong di wajah, tubuh, kaus kaki, dan sepatunya.

Wanita 83 Tahun Dibawa Pergi untuk Periksa Fisik, Hanya Diam-diam Dihukum Dua Tahun

Sejak Juni 2021, anggota staf dari Pengadilan Distrik Jiangyang di Kota Luzhou, Provinsi Sichuan berulang kali datang ke rumah Zhao Zhaoquan dan membawanya untuk melakukan berbagai pemeriksaan fisik.

Ketika mereka membawa pensiunan guru sekolah dasar berusia 83 tahun itu untuk pemeriksaan akhir pada pagi hari tanggal 10 November, mereka mengatakan kepadanya bahwa jika semua hasil terlihat bagus, kedepannya mereka tidak akan membawanya untuk melakukan banyak pemeriksaan fisik. Mereka juga membelikan sarapan untuk Zhao karena dia tidak makan apa-apa pagi itu.

Setelah dua rumah sakit mengkonfirmasi bahwa Zhao sangat sehat, dia tidak pernah diizinkan untuk kembali ke rumah, tetapi dibawa ke pusat penahanan setempat, di mana dia dijatuhi hukuman dua tahun penjara.

Keluarga Zhao mengetahui dari orang dalam bahwa dia mengalami beberapa kondisi medis saat dalam tahanan. Tetapi seseorang yang mengetahui kasusnya memberi tahu keluarganya bahwa karena dia adalah tahanan politik karena keyakinannya pada Falun Gong, tidak ada cara bagi mereka untuk mengeluarkannya. Pejabat lain secara langsung memberi tahu keluarga bahwa mereka hanya bisa menunggu untuk mengambil abu Zhao.

Profesional Jadi Target

Mantan Akuntan Dihukum Empat Tahun

Setelah menjalani satu tahun kerja paksa dan tiga tahun penjara, seorang mantan akuntan di Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong dijatuhi hukuman lagi empat tahun dan didenda 10.000 yuan (Rp 22.000.000) karena keyakinannya pada Falun Gong.

Zhang Chunhe

Zhang Chunhe, 63, dibawa ke pusat pencucian otak pada Oktober 2020 selama kampanye "Sapu Bersih", yang bertujuan untuk memaksa setiap praktisi Falun Gong dalam daftar hitam pemerintah untuk melepaskan keyakinan mereka. Dia tidak dibebaskan sampai lebih dari dua bulan kemudian.

Karena dia tetap teguh dalam keyakinannya, polisi menangkapnya pada 10 April 2021, setelah memperdaya agar membuka pintu dengan mengklaim berada di sana untuk melakukan tes virus corona. Polisi menutup pintunya sebelum mereka pergi.

Menggunakan buku-buku dan materi Falun Gong yang disita dari Zhang sebagai bukti penuntutan terhadapnya, polisi menyerahkan kasusnya ke Kejaksaan Distrik Zengcheng. Zhang diadili di Pengadilan Distrik Haizhu pada 19 November 2021. Dia berargumen bahwa dia tidak melanggar hukum apa pun dengan berlatih Falun Gong dan tidak ada bukti yang menunjukkan bagaimana dia telah melukai siapa seperti yang dituduhkan oleh jaksa.

Pada 28 Maret 2022, penjaga di Pusat Penahanan Distrik Zengcheng berusaha merekam Zhang dan mengumpulkan sidik jarinya. Ketika dia melawan, mereka menariknya dari kursi, memborgolnya, dan menyeretnya ke sel, melukai lengannya. Dia memulai mogok makan untuk memprotes kekerasan tersebut.

Hakim mengumumkan melalui sidang vonis virtual pada 13 Juli 2022, bahwa dia dijatuhi hukuman empat tahun dan denda 10.000 yuan (Rp 22.000.000).

Insinyur dan Suaminya Dihukum Karena Keyakinannya pada Falun Gong

Sepasang suami istri di Kota Luoyang, Provinsi Henan keduanya dihukum karena keyakinan spiritual istrinya pada Falun Gong. Pengadilan yang lebih tinggi menolak banding mereka dan mengancam akan mencabut masa percobaan suami jika dia menyewa pengacara.

Wu Yongfeng, seorang insinyur pengeluaran 42 tahun, dan suaminya, He Fei, ditangkap di rumahnya pada pukul 6 pagi pada 29 Maret 2021. Sementara He, yang tidak berlatih Falun Gong, dibebaskan dengan jaminan di malam hari, Wu dibawa ke Pusat Penahanan Kota Luoyang. Dua putri mereka, usia 4 dan 13 tahun, ditinggal sendirian di rumah selama sehari.

Dilaporkan bahwa polisi menangkap Wu setelah kamera pengintai merekamnya mendistribusikan materi Falun Gong di daerah perumahan.

Pengadilan Distrik Luolong menghukum Wu empat tahun dengan denda 5.000 yuan (Rp 11.000.000) dan He dua tahun dengan masa percobaan tiga tahun dan denda 3.000 yuan (Rp 6.600.000) pada Maret 2022. Mereka mengajukan banding ke Pengadilan Menengah Kota Luoyang, yang baru-baru ini memutuskan untuk menegakkan putusan aslinya.

Ketika He mengambil vonis di pengadilan menengah, seorang anggota staf mengancamnya, “Anda tidak diizinkan menyewa pengacara [untuk mengajukan banding lebih lanjut atas kasus Anda]. Jika anda melakukan, kami akan mencabut masa percobaan anda dan mengirim anda ke penjara.”

Lansia Tidak Terkecuali

Wanita 82 tahun dan Wanita 60 tahun Dihukum

Gao Qiongxian, 82, dan Wang Jin, 60, dari Kota Kunming, penduduk Provinsi Yunnan, baru-baru ini dijatuhi hukuman masing-masing enam dan tiga tahun.

Kedua wanita itu ditangkap sekitar 27 Oktober 2020. Sementara Wang telah ditahan sejak itu, Gao dibebaskan dengan jaminan 1.000 yuan karena kesehatannya yang buruk.

Ibu Wang, Xie Jiayang, 89, sangat ketakutan dengan penangkapannya. Dia menderita stroke dan jatuh di kamar kecil suatu malam. Meskipun dia selamat setelah resusitasi, sesudah itu dia menjadi lumpuh. Dia meninggal beberapa bulan kemudian pada 5 April 2021.

Pada bulan yang sama, Wang dan Gao didakwa oleh Kejaksaan Distrik Xishan. Ketika mereka kemudian muncul di Pengadilan Distrik Xishan, keduanya bersaksi dalam pembelaan mereka sendiri. Mereka bersikeras bahwa mereka tidak melakukan kesalahan atau melanggar hukum apa pun dalam berlatih Falun Gong dan hidup dengan prinsip Sejati, Baik, Sabar.

Gao jatuh di rumah pada Agustus 2021 dan kakinya patah. Hakim memutuskan untuk menunda kasus Gao pada 17 Desember. Namun jaksa Zhang Li memperbarui dakwaan pada 20 Desember, masih mencoba mengajukan tuntutan terhadap Gao. Sementara itu, polisi dan jaksa telah mengganggunya di rumah beberapa kali.

Pengadilan Distrik Xishan mengadakan dua persidangan terpisah terhadap Gao dan Wang pada 19 April 2022. Hakim menghukum Gao enam tahun dan denda 13.000 yuan (Rp 28.600.000), dan kemudian Wang tiga tahun dengan denda 5.000 yuan (Rp 11.000.000).

Pasangan Berusia 80-an Dikenakan Masa Percobaan Karena Berlatih Falun Gong

Gong Xueliang, 85, dan istrinya, Wang Zhongqiong, 82, muncul di Pengadilan Kota Shifang di Kota Shifang, Provinsi Sichuan pada 8 Juli 2022. Persidangan berlangsung dua jam dan pengacara mengajukan pembelaan tidak bersalah untuk mereka. Hakim Li Kaixian menghukum Wang satu setengah tahun masa percobaan dengan denda 8.000 yuan (Rp 17.600.000). Hakim pada awalnya memberi Gong masa percobaan satu tahun dengan denda 4.000 yuan, tetapi kemudian meningkatkan denda menjadi 5.000 yuan. Baik suami maupun istri diperbolehkan pulang setelah menerima vonis.

Gong, pensiunan pegawai Biro Perlindungan Lingkungan Kota Shifang, dan Wang, pensiunan pegawai rumah sakit, ditangkap dua kali, masing-masing pada Oktober dan November 2021, dan rumahnya digeledah.

Kejaksaan Kota Shifang mendakwa mereka pada Desember 2021, dengan tuduhan “merusak penegakan hukum dengan organisasi sesat,” dalih standar yang digunakan untuk mengkriminalisasi praktisi Falun Gong. Bukti penuntutan yang dikenakan terhadap mereka adalah amulet Falun Gong yang disita dari rumahnya.

Selain penderitaan pasangan lansia itu sendiri, putri mereka, Gong Xingcan, seorang ekonom, telah berulang kali ditangkap dan ditahan, juga karena berlatih Falun Gong. Dia diberi dua hukuman kamp kerja paksa dan ditahan di pusat pencucian otak tiga kali. Kakinya menjadi cacat akibat penyiksaan. Sudah tujuh tahun sejak dia terpaksa tinggal jauh dari rumah untuk bersembunyi dari polisi, setelah melarikan diri dari tahanan karena penangkapan pada Juni 2015.

Dihukum karena Berbicara

Surat untuk Mencari Keadilan Menyebabkan Hukuman Penjara 3,5 Tahun

Setahun lebih sedikit seorang warga Tianjin dibebaskan dari hukuman 2,5 tahun karena menggantung spanduk Falun Gong, dia ditangkap lagi karena menulis surat dan sekarang dijatuhi hukuman 3,5 tahun.

Zhao Shuxia

Sejak rezim komunis Tiongkok mulai menganiaya Falun Gong, Zhao Shuxia, 58, telah menjalani dua hukuman kamp kerja paksa dan satu hukuman penjara karena keyakinannya.

Setelah penangkapan pada tahun 2016 karena menggantung spanduk Falun Gong, kesehatan ayahnya yang sudah lanjut usia memburuk karena kekhawatirannya yang terus-menerus terhadapnya. Dia menderita diabetes parah dan menjadi buta. Dia meninggal pada 10 September 2016. Setahun kemudian, Zhao dijatuhi hukuman 2,5 tahun.

Setelah Zhao dibebaskan, dia melakukan pekerjaan serabutan untuk menghidupi dirinya sendiri dan ibunya yang sudah lanjut usia. Dia kemudian menemukan pekerjaan sebagai pembantu rumah untuk seorang wanita tua, setelah mengetahui putrinya di penjara, seorang pemohon dihukum karena memprotes pihak berwenang menyita propertinya secara illegal.

Ketika pihak berwenang melecehkan pemohon setelah dia dibebaskan, mereka menemukan bahwa Zhao sedang bekerja di rumahnya dan memerintahkannya agar memecat Zhao. Tidak ingin keluarga mendapat tekanan, Zhao berhenti dari pekerjaan.

Tidak lama kemudian, Zhao mendengar bahwa pemohon mengajukan banding dan ditangkap lagi. Dia menulis surat kepada polisi, mendesak mereka membebaskan pemohon, hanya untuk ditangkap lagi pada 3 Februari 2021. Setelah muncul di Pengadilan Distrik Nankai dua kali, pertama pada Juli dan kemudian pada September 2021, dia dijatuhi hukuman 3,5 tahun. dan dibawa ke Penjara Wanita Tianjin pada pertengahan Mei 2022.

Wanita Berusia 73 Tahun Dihukum Tiga Tahun Karena Mencari Keadilan Atas Pensiun yang Ditangguhkan Sewenang-wenang

Hu Dongxia, seorang pensiunan karyawan berusia 73 tahun dari Perusahaan Elektromekanis Bijih Mangan di Kota Xiangtan, Provinsi Hunan, diberitahu oleh biro jaminan sosial setempat pada 11 Agustus 2020, bahwa pensiunnya akan ditangguhkan untuk membayar kembali dana yang dia terima antara tahun 2007 dan 2012 ketika dia menjalani hukuman karena berlatih Falun Gong.

Biro jaminan sosial mengklaim bahwa menurut kebijakan baru, tidak ada pensiunan yang berhak atas tunjangan apa pun selama menjalani masa hukuman, meskipun tidak ada undang-undang perburuhan Tiongkok yang mengaturnya.

Dua bulan setelah Hu mengajukan keluhan terhadap biro jaminan sosial, balasannya adalah pihak berwenang menangkapnya pada 7 April 2021. Pengadilan Distrik Yuhu menghukumnya tiga tahun pada Mei 2022.

Pensiunan Hakim Dihukum Enam Tahun Karena Berbicara Falun Gong dengan Orang-orang di Lingkungannya

Zhou Lin, 63, adalah pensiunan hakim Pengadilan Kabupaten Weining di Provinsi Guizhou. Dia ditangkap pada 30 Juli 2020, setelah dilaporkan oleh keamanan manajemen properti di lingkungannya sendiri, karena berbicara Falun Gong dengan warganya.

Polisi melarang keluarganya mengirim pakaian atau kebutuhan sehari-hari kepadanya. Dia dijatuhi hukuman enam tahun oleh Pengadilan Distrik Nanming pada akhir tahun 2021. Dia mengajukan banding, tetapi Pengadilan Menengah Kota Guiyang menguatkan putusan aslinya.

Setelah 11,5 Tahun di hukum, Wanita Shaanxi Dihukum Lima Tahun Lagi

Hampir empat tahun setelah seorang warga Kota Hanzhong, Provinsi Shaanxi ditangkap dan ditahan diam-diam karena berlatih Falun Gong, keluarganya baru-baru ini mengetahui bahwa dia diam-diam telah dijatuhi hukuman lima tahun.

Xiao Yanping ditangkap pada 22 Agustus 2018, karena berbicara Falun Gong dengan orang-orang. Dia ditahan di Pusat Penahanan Hantai sebelum diam-diam dijatuhi hukuman dan dipindahkan ke Penjara Wanita Provinsi Shaanxi. Para penjaga menyiksanya dan memaksanya melakukan kerja paksa. Dengan masa hukumannya yang tersisa satu tahun, putranya merindukan kepulangannya dengan aman.

Xiao dulu bekerja di pabrik instrumen. Sebelum berlatih Falun Gong pada Oktober 1996, dia menderita insomnia jangka panjang, sakit kepala, dan kondisi jantung yang serius. Setelah dia mulai belajar latihan Falun Gong kondisi seperti itu hilang semua.

Karena dia memegang teguh keyakinannya dalam menghadapi penganiayaan, Xiao ditangkap enam kali, mengakibatkan dua hukuman kamp kerja paksa dengan total 3,5 tahun dan hukuman penjara 8 tahun.

Wanita Sakit Dihukum Tiga Tahun Penjara Karena Berbicara dengan Orang tentang Falun Gong

Seorang petugas polisi mengunjungi Zhao Hongyan di rumahnya pada awal Juli 2022 dan memberitahunya bahwa dia telah dijatuhi hukuman tiga tahun penjara karena berlatih Falun Gong.

Petugas hanya mengizinkan Zhao, penduduk Kota Jiaohe, Provinsi Jilin berusia sekitar 66 tahun, untuk melihat putusannya sekilas sebelum mengambilnya kembali. Dia mengatakan dia memiliki tujuh hari untuk mengajukan banding atas putusan tersebut. Tidak jelas apakah pernah dilakukan sidang sebelum Zhao dijatuhi hukuman.

Pada tanggal 6 Juli, hari kedua setelah Zhao mengirimkan permohonannya, polisi muncul di rumahnya dengan surat perintah penangkapan resmi dan membawanya ke rumah sakit untuk periksa. Karena dia ditemukan mengalami gagal jantung parah dan tekanan darah tinggi yang berbahaya, upaya polisi untuk mengirimnya ke penjara gagal. Mereka harus menahannya di rumah sakit untuk menerima perawatan.

Cobaan berat Zhao berasal dari penangkapan sebelumnya pada 14 September 2021, karena berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong. Dia menderita serangan jantung pada 20 November dan dibawa ke rumah sakit untuk resusitasi. Dokter mengatakan jantungnya tersumbat dan dia juga memiliki tekanan darah yang sangat tinggi. Pusat penahanan membebaskannya pada hari berikutnya, karena takut bertanggung jawab atas kondisinya. Pengadilan Shulan kemudian menghukumnya.

Selain penganiayaan Zhao sendiri, putrinya, Qiu Lin, ditangkap pada 9 Juli 2020, karena berbicara dengan seorang yang sudah berhenti berlatih Falun Gong. Ketika pengacara Qin akhirnya diizinkan mengunjunginya di Pusat Penahanan Kota Jilin pada 9 Januari 2021, dia mengetahui bahwa dia telah diam-diam dijatuhi hukuman tiga tahun dengan denda 2.000 yuan (Rp 22.000.000). Dia mengajukan banding atas putusan tersebut, tetapi pengadilan yang lebih tinggi memutuskan untuk menegakkan hukuman aslinya.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

Reported in the First Half of 2022: 366 Falun Gong Practitioners Sentenced for Their Faith

Reported in May 2022: 42 Falun Gong Practitioners Sentenced for Their Faith

Reported in April 2022: 57 Falun Gong Practitioners Sentenced for Their Faith

Reported in March 2022: 74 Falun Gong Practitioners Sentenced for Their Faith

Reported in February 2022: 33 Falun Gong Practitioners Sentenced for Their Faith

Reported in January 2022: 132 Falun Gong Practitioners Sentenced for Their Faith

Reported in 2021: 1,187 Falun Gong Practitioners Sentenced for Their Faith