(Minghui.org)

Nama: Lin Xianchen
Nama Tionghoa:林显臣
Jenis kelamin: Laki-laki
Umur: 70
Kota: Changchun
Provinsi: Jilin
Pekerjaan: N / A
Tanggal Kematian: Desember 2021
Tanggal Penangkapan Terbaru: 22 Agustus 2018
Tempat Penahanan Terbaru: Penjara Jilin

Seorang penduduk Kota Changchun, Provinsi Jilin dibebaskan ketika berada di ambang kematian pada 14 September 2021, setelah dirinya jatuh dalam kondisi kritis ketika menjalani masa tahanan lima tahun karena berlatih Falun Gong. Ia meninggal dunia tiga bulan setelah dibebaskan. Ia berusia 70 tahun.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah sebuah disiplin spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.

Lin Xianchen ditangkap di rumah pada 22 Agustus 2018. Polisi memporak-poranda kan rumahnya dan melempar segala benda yang mereka pikir tidak “berguna” ke halaman depan. Mereka menyita buku-buku Falun Gong, foto pencipta Falun Gong, dua buah komputer dan materi informasi tentang Falun Gong.

Pengadilan Distrik Kuancheng melaksanakan dua persidangan dan menghukum Lin lima tahun dan denda 10,000 yuan pada 21 Agustus 2019. Otoritas membawanya ke Penjara Jilin pada 1 November 2019 dan menunggu 13 hari kemudian untuk memberitahu keluarganya.

Lin sering dipaksa duduk di bangku kecil dari awal pagi hari hingga 12 malam, pada 2 Juni 2021, penjara memberitahu keluarga bahwa ia dirawat di rumah sakit. Ia dipastikan menderita kanker liver sekitar dua minggu kemudian, pada 17 Juni. Meskipun dengan kondisinya, petugas masih terus memborgol dan merantai dirinya.

Penjara tidak menyetujui pembebasan dengan jaminan medis hingga tiga bulan kemudian. Ketika ia pulang ke rumah pada 14 September 2021, ia menjadi kurus kering. Dalam beberapa hari pertama, ia masih bisa makan sedikit makanan. Tapi sesaat setelah itu, ia tidak bisa makan apapun. Ia meninggal dunia pada Desember 2021.

Penganiayaan Sebelumnya

Lin berlatih Falun Gong pada 1998 dan ia memuji praktik ini karena menyembuhkan kondisi perutnya, bahu beku dan rematik.

Satu tahun setelah penganiayaan terjadi, pada 2000, ia pergi ke Beijing untuk aksi damai memprotes haknya untuk berlatih Falun Gong, hanya untuk ditangkap setelah ia mendapatkan tiket di Stasiun Kereta Changchun. Ia dibawa ke departemen kepolisian setempat dan ditahan disana selama 15 hari. Uang dan barang berharga yang dibawanya disita. Setelah ia kembali ke rumah, dua sapi miliknya diambil oleh sekretaris Partai Komunis desa. Ia kemudian membayar 800 yuan pada April 2001 untuk mendapatkan kembali sapi itu.

Polisi menyita buku-buku Falun Gong Lin dan rekaman ceramah pada 12 Maret 2002. Mereka masuk ke rumahnya lagi pada 14 Maret dan membawa Lin beserta istrinya ke Kantor Polisi Qingyang. Setelah 15 hari di Penjara Jiutai, ia diberikan masa kerja paksa satu tahun. Selama waktu itu, polisi sering melecehkan istrinya, memaksa istrinya untuk tinggal jauh dari rumah selama satu tahun.

Ketika menjalani masa kerja paksa di Kamp Kerja Paksa Yinmahe, Li menjadi subyek pencucian otak, kerja paksa dan berbagai macam penyiksaan fisik. Ia juga diperintahkan menulis “laporan pikiran” setiap bulan. Seluruh giginya menjadi longgar karena pemukulan oleh petugas Zhou Kaiming.

Pada 7 September 2002, petugas melepaskan jaket Lin dan memukulinya dengan pipa plastic selama setengah jam. Ia dipenuhi luka memar. Petugas memukulinya lagi di hari berikutnya. Daging di punggungnya hancur. Luka itu kemudian menjadi infeksi dan berubah menjadi kudis yang sangat gatal.