(Minghui.org) Sebagai praktisi Falun Dafa, saya tahu harus terus meningkatkan diri sesuai dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Tetapi itu tidak mudah.

Hidup dalam masyarakat dengan segala macam godaan, saya sering terganggu oleh apa yang saya lihat atau dengar, dan juga dipengaruhi oleh apa yang orang lain lakukan. Akibatnya, terkadang saya mengendur.

Belajar Fa dengan Khidmat dan Hati yang Murni

Untuk sementara, saya berhenti belajar bersama dengan praktisi lain dan situasinya menjadi lebih buruk. Saya gagal melewati banyak kesengsaraan dan terkadang saya tahu ada sesuatu yang salah tetapi tetap memilih untuk melakukannya.

Suatu hari saya bermimpi di mana Guru Li (pencipta Falun Dafa) keluar dari buku Zhuan Falun dan berkata kepada saya dengan serius, "Berlututlah." Bangun dari mimpi, saya mencari ke dalam untuk melihat apa yang telah saya lakukan salah. Bukannya mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar dan berkultivasi dengan rajin, saya sering bertingkah seperti manusia biasa. Bahkan, ada saat-saat ketika saya lebih buruk daripada manusia biasa.

Jadi apa yang menyebabkan ini? Ketika pertama kali mulai berlatih Falun Dafa, saya bisa belajar Fa dengan pikiran yang murni. Kemudian, saya mengembangkan keterikatan dan selalu ingin melihat lebih banyak Fa tingkat tinggi saat membaca buku-buku Dafa. Bukan ini yang Guru minta kita lakukan. Sebenarnya, pikiran saya itu berasal dari konsep manusia, bukan diri sejati saya. Artinya, ketika belajar Fa, saya harus belajar dengan khidmat, tanpa pikiran kotor.

Melepaskan Konsep Manusia

Saya telah mengembangkan banyak konsep dari masa lalu dan semua itu sangat keras kepala. Misalnya, saya tahu bagaimana menangani sesuatu di tempat kerja tanpa berpikir, tetapi saya lupa mengukur apakah menangani sesuatu dengan cara memenuhi persyaratan seorang praktisi Dafa. Saya kemudian menyadari bahwa saya harus selalu mengingatkan diri untuk menangani segala sesuatu layaknya seorang praktisi dan memperlakukan orang lain dengan belas kasih.

Situasi serupa juga berlaku untuk keadaan lain, bukan hanya tempat kerja. Dalam pikiran, saya tahu saya harus memiliki pikiran lurus dan tindakan lurus, tetapi saya sering gagal melakukannya ketika menyangkut hal-hal tertentu. Seolah-olah terikat pada cara saya melakukan sesuatu dan tidak ingin keluar dari zona nyaman sebagai manusia biasa. Saya menemukan ini terjadi karena tekad saya untuk memenuhi persyaratan Dafa tidak cukup kuat. Namun, menangani segala sesuatu dengan cara saya, banyak makhluk hidup mungkin telah kehilangan kesempatan mereka untuk diselamatkan karena kegagalan saya untuk memenuhi persyaratan Dafa.

Saat menulis artikel ini, saya menyadari bahwa masih memiliki banyak keterikatan seperti mengejar kenyamanan, ketakutan, kemarahan, keegoisan, dan sebagainya. Saya akan terus bekerja keras untuk menyingkirkan konsep manusia itu, dan saya yakin akan berhasil melakukannya dengan terus belajar Fa. Ini adalah proses bagi diri sejati saya untuk berasimilasi dengan Dafa sambil melepaskan konsep manusia.

Catatan editor: Artikel ini hanya mewakili pemahaman penulis saat ini yang dimaksudkan untuk dibagikan di antara praktisi sehingga kita dapat “Banding belajar banding kultivasi.” (“Berkultivasi Nyata,” Hong Yin I)