(Minghui.org) Praktisi mengadakan kegiatan untuk memperkenalkan Falun Dafa di Sakae, daerah tersibuk Nagoya pada akhir pekan 27-28 Agustus 2022. Mereka memperagakan latihan, membagikan informasi dan mengumpulkan tanda tangan petisi untuk menyerukan diakhirinya kekejaman di Tiongkok dekat air mancur di Sakae.

Festival Nippon Domannaka diadakan di pusat kota Nagoya akhir pekan itu. Menurut penyelenggara festival, 10.000 pertunjukan tampil dari 160 kelompok tari, dari Hokkaido di Jepang utara hingga Kagoshima di selatan, menghadiri acara yang diadakan selama tiga hari dari Jumat 26 Agustus hingga Minggu 28 Agustus. Ada sekitar 110.000 penonton.

Jalanan dipenuhi oleh kelompok tari dari berbagai penjuru di Jepang dan peserta festival. Praktisi memajang spanduk dengan pesan dalam bahasa Inggris, Mandarin, dan bahasa Jepang termasuk “Falun Dafa Baik”, “Sejati, Baik, Sabar”, “Falun Dafa Dilatih di Seluruh Dunia”, “SOS Hentikan Penganiayaan Praktisi Falun Gong” dan “Hentikan Partai Komunis Tiongkok Merampas Organ Praktisi Falun Gong untuk Keuntungan Besar!” Salah satu panggung festival berada di sebelah tempat para praktisi mengadakan kegiatan. Banyak orang membaca spanduk, mengambil informasi, dan menyatakan dukungan atas upaya mereka untuk mengungkap penganiayaan.

Praktisi memperagakan latihan di bagian kota Nagoya yang tersibuk – air mancur Sakae, akhir pekan tanggal 27 - 28 Agustus 2022.

“Orang-orang dari Seluruh Dunia Mendukung Anda”

Selama dua hari kegiatan tersebut, para pejalan kaki berhenti untuk mengambil foto. Beberapa mengambil informasi atau menandatangani petisi.

Seorang ibu dan anak perempuannya yang bernama belakang Fujimura lewat pada sore hari tanggal 27 Agustus. Seorang praktisi mendekatinya dan memberi tahu mereka tentang penganiayaan di Tiongkok. Mereka berdua langsung menandatangani petisi.

Praktisi memberi tahu tentang penganiayaan di Tiongkok kepada orang yang lewat di air mancur Sakae di kota Nagoya pada 27 dan 28 Agustus 2022.

Setelah seorang pria membaca tentang pengambilan organ hidup-hidup di spanduk pada tanggal 28 Agustus, dia datang ke meja dan menandatangani petisi. Dia bertanya kepada praktisi tentang hal itu dan mengambil beberapa informasi. Dia menyemangati praktisi, dengan mengatakan: “Anda harus terus berusaha!”

Orang-orang menandatangani petisi untuk mendukung penghentian penganiayaan selama kegiatan yang diadakan di dekat air mancur di Sakae, Nagoya.

Seorang pria tua berpakaian rapi berjalan ke meja. Dia memberi tahu praktisi bahwa dia telah mengetahui tentang penganiayaan terakhir kali dia melewati daerah itu, dan dia mengambil informasi dan bunga teratai. Dia kembali untuk menandatangani petisi. Dia mengatakan rezim Komunis benar-benar jahat dengan menghentikan warga Tiongkok menjalankan kebebasan berkeyakinan dan mencuri organ tubuh mereka. Dia berharap rezim akan segera runtuh. Dia mendorong praktisi untuk terus bekerja dengan baik, dengan mengatakan: "Orang-orang di seluruh dunia mendukung Anda!"

Pria tua lainnya berkata dalam bahasa Jepangsaat dia lewat: "teruskan".

Pelajar Tiongkok Mengetahui Fakta Penganiayaan

Praktisi juga berbicara dengan warga negara Tiongkok yang tinggal di Jepang selama acara dua hari. Pada sore hari tanggal 28 Agustus, seorang praktisi melihat seorang pemuda mengabadikan foto spanduk dan meja dengan brosur dan bunga teratai. Dia mulai mengobrol dengannya. Pemuda itu menjelaskan bahwa dia adalah seorang mahasiswa dari Tiongkok, dan dia akan mengirim foto-foto itu ke teman-teman sekelasnya di Tiongkok, karena banyak dari mereka tidak menyadari betapa kejamnya PKT (Partai Komunis Tiongkok) menindas Falun Dafa. Mereka juga tidak menyadari bahwa PKT mengambil organ dari tahanan hati nurani yang ditahan tanpa persetujuan dan menjualnya untuk keuntungan uang yang besar.

Seorang pria yang tampaknya berusia 20-an berhenti, mengeluarkan ponselnya dan mulai mengabadikan foto spanduk berisi informasi Falun Dafa. Seorang praktisi memberinya informasi. Dia memberi tahu praktisi bahwa dia berasal dari Xi'an, Tiongkok dan sedang kuliah di universitas di Jepang.

Dia mengatakan dulu dia telah membaca informasi tentang penganiayaan secara daring tetapi tidak percaya itu benar. Praktisi meminta dia agar memberi tahu keluarga dan teman-temannya di Tiongkok tentang fakta penganiayaan dan dia berkata bahwa dia akan melakukannya.

Ketika praktisi bertanya apakah dia mendengar bahwa jutaan orang Tionghoa telah mundur dari PKT, dia berkata tidak. Praktisi menjelaskan mengapa itu penting. Dia berkata bahwa dia bergabung dengan Pionir Muda dan Liga Pemuda ketika dia berada di Tiongkok dan mengambil informasi tentang mundur dari PKT.

Dia berterima kasih kepada praktisi karena telah menjelaskan banyak hal kepadanya dan mengatakan dia akan berpikir untuk mundur dari keanggotaannya di Partai.

Staf dan penari dari berbagai kelompok tari di Jepang, termasuk prefektur Aichi, Gifu dan Nagano, berjalan melewati stan informasi sepanjang akhir pekan. Praktisi memberi mereka brosur. Beberapa dari mereka memberi tahu praktisi, “Anda telah berjerih payah! Teruslah bekerja dengan baik!”

Latar Belakang: Apa Itu Falun Dafa dan Mengapa PKT Menganiaya?

Falun Dafa (juga dikenal sebagai Falun Gong) pertama kali diperkenalkan ke publik oleh Guru Li Hongzhi di Changchun, Tiongkok, pada tahun 1992. Disiplin spiritual sekarang dipraktikkan di lebih dari 100 negara dan wilayah di seluruh dunia. Jutaan orang yang telah memeluk ajaran, yang didasarkan pada prinsip Sejati, Baik, Sabar, dan telah mempelajari lima latihan, telah mengalami peningkatan kesehatan dan kesejahteraan.

Jiang Zemin, mantan ketua Partai Komunis Tiongkok (PKT), menganggap semakin populernya disiplin spiritual sebagai ancaman terhadap ideologi ateis PKT dan pada 20 Juli 1999, ia mengeluarkan perintah untuk memberantas latihan tersebut.

Di bawah arahan pribadi Jiang, PKT membentuk lembaga keamanan di luar kerangka hukum, “Kantor 610”, Organisasi tersebut berada di atas kepolisian dan sistem yudisial yang satu-satunya fungsi adalah untuk melakukan penganiayaan terhadap Falun Dafa.

Minghui.org telah mengkonfirmasi kematian ribuan praktisi sebagai akibat dari penganiayaan selama 23 tahun terakhir. Jumlah sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi. Praktisi yang tak terhitung jumlahnya telah dipenjara dan disiksa karena keyakinan mereka.

Ada bukti nyata bahwa PKT menyetujui pengambilan organ dari praktisi yang ditahan, yang dibunuh untuk memasok industri transplantasi organ Tiongkok.