(Minghui.org) 20 Juli 2022 menandai 23 tahun sejak Partai Komunis Tiongkok (PKT) mulai menindas Falun Gong pada tahun 1999. Pada peringatan tahun ini, praktisi Falun Gong di 38 negara menyerahkan daftar pelaku terbaru, termasuk mereka yang bertugas pada bidang hukum yaitu penegak hukum, cabang peradilan, serta Komite Urusan Politik dan Hukum, kepada pemerintah masing-masing, mendesak agar mereka yang ada dalam daftar (dan anggota keluarganya) dilarang masuk dan aset mereka dibekukan.

Ke-38 negara tersebut adalah Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, Selandia Baru, Prancis, Italia, Spanyol, Belanda, Polandia, Belgia, Swedia, Austria, Irlandia, Denmark, Finlandia, Ceko, Portugal, Yunani, Hongaria, Slovakia, Luksemburg, Kroasia, Slovenia, Latvia, Estonia, Siprus, Malta, Jepang, Korea Selatan, Indonesia, Swiss, Norwegia, Liechtenstein, Israel, Meksiko, Chili, dan Dominika.

Silakan lihat detail artikelnya: “Daftar Pelaku Baru yang Diserahkan ke 38 Pemerintah pada Peringatan 23 Tahun Penganiayaan Falun Gong.”

Yi Zhenli, wakil direktur Komite Urusan Politik dan Hukum Provinsi Henan dan Direktur Kantor 610 Henan ada dalam daftar tersebut.

Informasi Pelaku

Nama Lengkap Pelaku: Yi (nama belakang) Zhenli (nama depan) (Nama Mandarin: 弋振立)
Jenis Kelamin: Laki-Laki
Negara: Tiongkok
Tanggal/Tahun Lahir: Oktober1963
Tempat Lahir: Kota Dengfeng, Provinsi Henan

Yi Zhenli

Jabatan atau Posisi

Juli 2017 – Sekarang: Wakil Direktur Komite Politik dan Hukum Provinsi Henan dan Direktur Kantor 610 Henan

Februari 2014: Wakil Sekretaris Komite Partai Departemen Kehakiman Provinsi Henan, Wakil Direktur Departemen Kehakiman Provinsi Henan

September 2008 – Februari 2014: Anggota Komite Tetap Komite Partai Kota Xinxiang dan Sekretaris Komite Politik dan Hukum

Oktober 2003: Anggota Kelompok Partai dan Wakil Direktur Departemen Kehutanan Provinsi Henan

April 2001: Anggota Komite Partai dan Wakil Direktur Biro Keamanan Umum Luoyang

Kejahatan Utama

Yi Zhenli menjabat sebagai Sekretaris Komite Urusan Politik dan Hukum Provinsi Henan (PLAC) Xinxiang dari September 2008 hingga Februari 2014 dan telah menjadi Wakil Sekretaris PLAC Provinsi Henan dan direktur Kantor 610 Henan sejak Juli 2017.

PLAC Provinsi Henan dan Kantor 610 (Kantor Kelompok Terkemuka untuk Mencegah dan Menangani Masalah Aliran Sesat) adalah dua lembaga besar yang mengawasi dan mengatur penganiayaan terhadap Falun Gong.

Menurut laporan Minghui pada 30 Oktober 2017, di bawah perintah Yi, Kantor 610 di kota-kota dan kabupaten di seluruh Provinsi Henan diam-diam menangkap dan membawa praktisi Falun Gong ke pusat pencucian otak di Zhengzhou, ibu kota Henan, dalam upaya memaksa mereka melepaskan keyakinannya. Mereka yang bekerja di pusat pencucian otak diberi upah tinggi untuk melakukannya.

Pada 23 November 2017, Yi pergi ke Kabupaten Sui di Kota Shangqiu dan memerintahkan pemerintah setempat untuk mengintensifkan propaganda melawan Falun Gong.

Yi menghadiri simposium di sebuah perguruan tinggi pada 10 Oktober 2018, dan memberikan pidato tentang pekerjaan propaganda melawan Falun Gong di perguruan tinggi dan universitas.

Yi menyampaikan pidato pada Konferensi Kemajuan Kerja Anti Aliran Sesat di Henan pada 13 Agustus 2019.

PLAC Henan mengadakan pertemuan tentang “Pencegahan Ketat dan Penumpasan terhadap Aliran Sesat dan Kegiatan Keagamaan Ilegal” pada 13 Maret 2020.

Menurut data dari Minghui, selama 2019 dan 2020, setidaknya 11 praktisi Falun Gong di Provinsi Henan meninggal karena penganiayaan, termasuk Zhang Zhiwen, Bai Chunhua, Li Junqi, Xu Yupan, Kong Aiping, Zhang Ronghuan, Sima Shufen, Ma Gui' e, Fan Jinping, Feng Zhongxian dan Li Wenran. Sedikitnya 102 praktisi dihukum, 531 ditangkap dan 117 dilecehkan.

Pada tahun 2021, 5 praktisi Falun Gongmeninggal karena penganiayaan, termasuk Yue Caiyun, Guo Baojun, Bai Guoxian, Li Xianxi, dan Li Jianshe. 90 praktisi dihukum, 237 ditangkap, dan 95 dilecehkan.

Kasus Kematian Terpilih

Kasus 1: Warga Henan Meninggal Setelah Dua Minggu di Tahan

Li Jianshe, seorang warga Kota Zhumadian, Provinsi Henan, ditangkap oleh petugas dari Departemen Kepolisian Yicheng pada 26 Juni 2021, dan dibawa ke pusat penahanan kota.

Keluarga Li diberitahu pada 2 Juli bahwa dia telah dibawa ke unit perawatan intensif sebuah rumah sakit. Mereka melihat punggung, lengan, dan leher Li bengkak. Li meninggal empat hari kemudian, pada 7 Juli 2021.

Kasus 2: Pria Henan Meninggal dalam Tahanan Setelah Hampir 1,5 Tahun Ditahan

Guo Baojun, dari Kota Zhengzhou, Provinsi Henan, ditangkap pada 10 November 2019, setelah dilaporkan karena menyebarkan materi informasi Falun Gong. Dia melakukan mogok makan untuk memprotes penganiayaan. Para penjaga mencekok paksa dia dan membiarkan selang makanan di hidungnya.

Guo dijatuhi hukuman dua tahun dan denda 20.000 yuan (Rp 44.000.000) pada 29 Juni. Dengan mogok makan yang terus berlanjut, kondisinya memburuk dan dia berada dalam kondisi kritis dan dia masuk rumah sakit pada awal Desember.

Ketika putra dan menantu Guo akhirnya diizinkan mengunjunginya di rumah sakit pada 3 Desember, dia sangat kurus. Bibirnya sangat kering, kulitnya pecah-pecah, dan matanya bengkak. Ada selang makanan di hidungnya. Dia menerima tetesan glukosa melalui lengannya, yang penuh dengan memar dan luka jarum dari tetes sebelumnya. Dia juga terhubung ke monitor elektrokardiogram (EKG) dan ketel urin. Pusat penahanan memberi tahu putranya pada 14 Maret 2021, bahwa pada hari itu dia meninggal dini hari. Pihak berwenang tidak mengizinkan keluarga melihat tubuhnya atau memberikan laporan otopsi. Dia berusia 63 tahun.

Kasus 3: Tiga Bersaudara serta Ayah Mereka Meninggal dalam Penganiayaan karena Keyakinan Mereka

Seorang ibu di Kota Sanmenxia, Provinsi Henan mendapat pukulan lagi ketika putra bungsunya, Chen Xiaomin, meninggal pada 10 Maret 2020, kurang dari dua bulan setelah dia dibebaskan dari penjara karena berlatih Falun Gong.

Karena memegang teguh keyakinannya setelah rezim komunis memerintahkan penganiayaan terhadap Falun Gong, Chen Xiaomin dan dua dari tiga saudaranya berulang kali ditangkap, ditahan, dan disiksa.

Ayah mereka meninggal pada tahun 2001 setelah ia mengalami stres yang luar biasa ketika berusaha mencari pembebasan putranya, yang ditangkap di Beijing karena memohon hak untuk berlatih Falun Gong.

Kakak sulung Chen, Chen Yuemin, meninggal pada 26 April 2011. Dia disiksa dan disuntik dengan obat-obatan yang tidak diketahui saat menjalani hukuman lima tahun di Penjara Xinmi karena keyakinannya. Dia lumpuh dan sering mengalami sakit punggung yang hebat setelah dibebaskan, namun polisi terus mengganggunya sampai hari-hari terakhirnya. Dia berusia 48 tahun ketika dia meninggal.

Chen Xiaomin dan saudara laki-laki keduanya, Chen Shaomin, masing-masing ditangkap pada tanggal 6 dan 7 Juni 2016, di tempat kerja mereka. Mereka ditahan tanpa ada pemberitahuan selama lebih dari satu tahun di Pusat Penahanan Sanmenxia.

Pihak berwenang diam-diam menjatuhkan hukuman penjara kepada bersaudara itu pada Juli 2017, meskipun lamanya hukuman masih harus diselidiki. Mereka dibawa ke Penjara Xinmi. Menurut seorang praktisi Falun Gong yang juga menjalani hukuman di penjara yang sama, orang bersaudara itu disiksa dengan kejam di sana karena tidak melepaskan keyakinannya.

Chen Shaomin dibebaskan dengan pembebasan bersyarat medis pada tahun 2018. Dia menderita berbagai masalah kesehatan dan benar-benar kehilangan kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri. Dia meninggal pada 14 Mei 2019. Paru-parunya benar-benar rusak pada saat kematiannya.

Chen Xiaomin dibebaskan pada 18 Januari 2020. Dia dalam kondisi kritis, sangat kurus, dan tidak bisa makan. Dia meninggal pada 10 Maret 2020. Dia berusia 51 tahun.

Kasus 4: Wanita Dipukul Hingga Meninggal Enam Hari Setelah Ditangkap

Bai Chunhua, seorang penduduk Kota Gongyi, Provinsi Henan, ditangkap di rumahnya oleh enam petugas dari Kantor Polisi Zijinglu sekitar pukul 18:00 pada 8 Desember 2019. Tanpa surat perintah penggeledahan, polisi menggeledah rumahnya dan membawa dia pergi sekitar pukul 19.30. Pada hari berikutnya, Bai mengalami koma dan dibawa ke rumah sakit untuk resusitasi. Dia mengalami patah tulang di tulang rusuk ketiga, keempat dan kelima di sebelah kiri, dan tulang rusuk kedua dan kelima di sebelah kanan. Dia juga mengalami luka di bibirnya dan ada beberapa memar di sekitar punggungnya. Setelah lima hari di ICU, dia meninggal pada 14 Desember. Dia berusia 63 tahun.

Kasus 5: Wanita Meninggal Tiga Bulan Setelah Dibebaskan dari Penjara

Liu Zhenfang ditangkap pada 3 Maret 2017, saat membagikan materi Falun Gong di Kabupaten Huangchuan, Provinsi Henan. Pengadilan Kabupaten Huangchuan menjatuhkan hukuman 1,5 tahun penjara padanya pada 20 Desember 2017. Baru pada 12 Februari 2018, pengadilan memberi tahu keluarganya tentang putusan tersebut. Liu sangat kurus ketika dia dibebaskan dari Penjara Wanita Henan pada 1 September 2018. Meskipun telah menjalani perawatan medis yang ekstensif, dia meninggal pada 7 Desember 2018, dengan sebagian besar organ dalamnya rusak dan membusuk.

Kasus 6: Wanita 80 Tahun Meninggal Kena Serangan Jantung Karena KeyakinannyaDilecehkan

Sima Shufen, dari Kota Luoyang, Provinsi Henan, ditangkap pada 13 Desember 2019. Polisi menggeledah rumahnya dan menyita buku-buku Falun Gong, komputer, dan printernya. Meskipun dia dibebaskan segera setelah itu, polisi mengancam akan menjebloskannya ke penjara jika dia tidak melepaskan Falun Gong.

Sekelompok petugas berpakaian preman kembali ke rumah Sima pada 27 Februari 2020, dan merekam serta menggeledah rumahnya lagi. Pada bulan Maret, direktur komite perumahan setempat menggunakan epidemi sebagai alasan untuk mencegah Sima keluar. Dia harus melapor kepada mereka setiap kali dia pergi berbelanja dan harus kembali dalam waktu tertentu. Petugas juga memeriksa barang-barang yang dibelinya sebelum mengizinkannya pulang.

Penggeledahan rumah dan pelecehan terus-menerus membuat Sima sangat trauma. Dia menderita serangan jantung pada pertengahan Maret dan meninggal pada 25 Maret 2020, pada usia 80 tahun.

Kasus Penangkapan dan Hukuman Terpilih

PLAC Kota Nanyang dan Kantor 610 merencanakan penangkapan besar-besaran terhadap praktisi setempat pada April 2019. Selama beberapa bulan berikutnya, polisi dan staf komite perumahan mengunjungi praktisi di rumah, mengumpulkan informasi KTP dan registrasi rumah tangga mereka. Kebanyakan praktisi juga difoto.

Pada 29 Agustus 2019, seluruh petugas yang ikut serta dalam penangkapan tersebut dikumpulkan dan diperintahkan agar mematikan ponselnya. Sekitar jam 22:00 malam, mereka mengambil tindakan terkoordinasi untuk menangkap praktisi dan menggeledah rumah mereka. Penangkapan berlanjut hingga tengah malam dan meluas ke daerah pinggiran kota Nanyang.

Sedikitnya 80 praktisi Falun Gong ditangkap selama operasi tersebut. Di antara mereka ada pensiunan direktur, guru SD, dokter gigi, dan insinyur. Sekitar 130 praktisi Falun Gong rumahnya digeledah. Pada Juni 2021, lebih dari 40 praktisi Falun Gong telah dijatuhi hukuman.

Di antara praktisi yang menjadi target, Feng Zhongxian, 70, diborgol sepanjang malam. Dia dibebaskan karena kesehatannya yang buruk. Dia meninggal tiga bulan kemudian.

Pada 11 Agustus 2020, dua puluh tujuh praktisi muncul di Pengadilan Distrik Wancheng. Hakim menghukum mereka hingga 13 tahun pada 30 Desember 2020, dan mendenda mereka dengan total 499.000 yuan (Rp 1.097.800.000).

Pada Maret 2021, beberapa pengadilan di Nanyang menghukum 14 praktisi Falun Gong dengan hukuman maksimal sembilan tahun. Praktisi didenda total 190.000 yuan (Rp 418.000.000).

Zheng Jiajin, seorang praktisi Falun Gong berusia 81 tahun dari Kota Xinxiang, Provinsi Henan, dijatuhi hukuman penjara satu tahun delapan bulan pada Mei 2021 karena berlatih Falun Gong. Karena dia sebelumnya telah dijatuhi hukuman 7,5 tahun pada tahun 2015 tetapi belum menjalani hukuman, dia diperintahkan untuk menjalani total sembilan tahun dua bulan setelah hukuman penjara terakhir.

Praktisi lain, Zhu Fenglan, 66, dijatuhi hukuman tujuh tahun enam bulan penjara dan didenda 10.000 yuan (Rp 22.000.000).

Mahasiswa Cuci Otak Berpartisipasi dalam Penganiayaan Falun Gong

Menurut laporan Minghui, antara 2018 dan 2020, PLAC Henan dan Kantor 610 menginstruksikan mahasiswa di universitas di Henan agar berpartisipasi dalam penganiayaan Falun Gong.

Lebih dari 20 perguruan tinggi dan universitas di Zhengzhou mendirikan asosiasi “anti-aliran sesat”. Propaganda terhadap Falun Gong diintegrasikan ke dalam kurikulum perguruan tinggi, dari kelas pertama hingga kelulusan. Ratusan ribu mahasiswa terkena dampaknya.

Sekolah Tinggi Teknik dan Kejuruan Kota Zhengzhou menyelenggarakan “Konferensi Anti-Aliran Sesat Zhengzhou” pada tanggal 7 Maret 2018. Sekretaris dari dua puluh asosiasi anti-aliran sesat yang berbeda dari universitas dan perguruan tinggi setempat berpartisipasi. Mereka berbagi pengalaman menggunakan platform media sosial seperti Weibo dan WeChat untuk mempromosikan propaganda yang menodai Falun Gong.

Sekolah Tinggi Pariwisata Kejuruan Zhengzhou meluncurkan “Bulan propaganda anti aliran sesat” pada 11 Mei 2019. Anggota staf dari PLAC Henan, Kantor 610, dan Biro Pendidikan Zhengzhou, serta lebih dari 1.300 perwakilan siswa, berpartisipasi dalam upacara ini.

Pada akhir September 2019, dengan dimulainya semester baru, Asosiasi Anti-Aliran Sesat di Kota Zhengzhou meluncurkan tur “Kelas anti-aliran sesat”. Komisaris dan relawan pergi ke berbagai perguruan tinggi untuk memberikan ceramah propaganda dan para siswa diminta menulis laporan tentang pemahaman mereka.

Sekolah Tinggi Keuangan dan Ekonomi Zhengzhou mengadakan kelas dua minggu dari 28 Oktober hingga 7 November 2019, dengan tema “Menolak aliran sesat dan membangun perdamaian di masyarakat” di seluruh sekolah. Setiap siswa diperintahkan untuk menandatangani janji untuk melawan aliran sesat.

Pada tahun 2019, Asosiasi Anti-Aliran Sesat Zhengzhou meluncurkan proyek khusus di bawah Penelitian Ilmu Sosial Zhengzhou untuk mempromosikan “pengalaman Zhengzhou,” yang berusaha memantapkan dirinya sebagai pemimpin nasional dalam menyebarkan karya propaganda melawan Falun Gong. Proyek tersebut menyatakan bahwa “kerja anti-aliran sesat adalah bagian penting dari pekerjaan ideologis Partai” dan bahwa penelitian “terutama menargetkan Falun Gong.” Sebanyak seratus sekolah proyek “anti-aliran sesat” dilakukan di Zhengzhou pada tahun 2019. Proyek serupa diluncurkan lagi oleh Asosiasi Anti-Aliran Sesat Zhengzhou pada tahun 2020.