(Minghui.org) Praktisi Falun Gong berkumpul di pusat kota dekat China Town Rotterdam pada tanggal 23 September 2023, dan Tian Guo Marching Band Eropa menampilkan beberapa lagu, menarik perhatian orang yang lewat.

Musik indah diputar di depan beberapa spanduk besar dengan informasi tentang Falun Dafa, termasuk pesan “Falun Dafa menyebar ke seluruh dunia,” “Dunia membutuhkan Sejati-Baik-Sabar” dan “Berhentilah menganiaya Falun Gong.” Pejalan kaki menerima brosur dari praktisi Falun Gong, mencari Falun Gong di Internet, atau berbicara dengan praktisi. Semua orang sepertinya menginginkan informasi lebih banyak tentang Falun Gong.

“Mendengar musik ini, kami datang untuk mencari tahu siapa yang memainkannya,” kata seorang wanita. “[Ini] musik yang sangat bagus, saya tahu pacar saya akan menyukainya, jadi saya mengirimkan video kepadanya.”

“Musik adalah cara baik untuk menyatukan orang-orang, karena orang-orang menyukai musik, dan itu adalah cara yang baik untuk menyampaikan ide,” kata wanita tersebut.


Pada tanggal 23 September 2023, Tian Guo Marching Band Eropa tampil di dekat China Town dan di pusat kota Rotterdam, kota terbesar kedua di Belanda, untuk memberi tahu lebih banyak orang tentang Falun Gong dan fakta.




Orang-orang tidak hanya mendengar musik yang indah tetapi juga memperoleh informasi dari praktisi Falun Gong.


Seorang wanita muda membaca brosur dengan gembira.

Praktisi Falun Gong dari banyak negara Eropa melakukan perjalanan ke Rotterdam untuk memperkenalkan Falun Dafa kepada masyarakat setempat melalui pertunjukan, rapat umum, dan parade bersama Tian Guo Marching Band. Mereka juga memberi tahu orang-orang bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah menganiaya praktisi Falun Gong secara brutal selama 24 tahun terakhir dan menyerukan semua orang untuk menghentikan penganiayaan dan kejahatan PKT dalam pengambilan organ praktisi Falun Gong.

Mahasiswa Mendukung Penghentian Penganiayaan

Jaad Fateh, seorang mahasiswa yang mempelajari bisnis internasional, melihat band tersebut bermain di tengah hujan di Rotterdam. Setelah berbicara dengan praktisi, ia mengetahui bahwa Falun Gong mengajarkan orang untuk menjadi orang baik menurut Sejati-Baik-Sabar. “Saya pikir setiap orang harus berusaha untuk mengikuti nilai-nilai tersebut dan berpegang teguh pada keyakinan mereka, dan ini merupakan hal yang sangat indah,” katanya.

Fateh berkata bahwa penganiayaan yang dilakukan PKT terhadap Falun Gong mengerikan dan hal ini tidak seharusnya terjadi. “Tetap berpegang pada keyakinan anda, ini adalah hak asasi manusia. Setiap orang harus mempunyai hak seperti itu,” katanya.

Fateh menandatangani petisi yang menyerukan PKT menghentikan penganiayaan terhadap Falun Gong, dan berkata, “Semakin banyak orang yang menandatangani, semakin besar pengaruhnya.” Ia juga berkata, “Negara lain harus membantu menghentikan [penganiayaan] karena jika PKT tidak mendapat tekanan dari negara lain, maka penganiayaan akan terus berlanjut.”

Ia memuji upaya praktisi Falun Gong: “Saya pikir sungguh mengagumkan bahwa begitu banyak orang datang ke sini. Mereka kompak. Menurut saya itu sangat bagus; petisi yang damai mengirimkan pesan.”

Miccttell, seorang mahasiswa yang mempelajari produksi video, mengatakan ia bersedia mendukung pengakhiran kejahatan PKT terhadap praktisi Falun Gong dan pengambilan organ dengan menandatangani namanya.

“Penganiayaan tidak baik, tidak hanya di Tiongkok tetapi juga bagi orang-orang di seluruh dunia. Akan lebih baik tanpa penganiayaan dan ini harus dihentikan. Pengambilan organ dari orang yang masih hidup bukanlah hal yang manusiawi, dan kita harus memikirkan mereka [praktisi Falun Gong yang dianiaya]. Saya berharap ada perubahan, makanya saya tandatangani,” ujarnya.

Björn, yang mampir bersama Miccttell, adalah seorang mahasiswa yang mengembangkan perangkat lunak. Ia mengatakan ingin berbagi pesan yang ia pelajari hari ini dan memberi tahu teman-temannya mengapa praktisi Falun Gong memainkan musik hari ini dan mengapa mereka mengadakan kegiatan. Ia mengatakan kepada praktisi, “Hal yang paling penting adalah anda telah mengumpulkan orang-orang di sini.”

Siswa dari Daratan Tiongkok Menyaksikan Pawai dan Mempelajari Fakta tentang Falun Gong

Penampilan band ini juga menarik perhatian dua pelajar muda Tiongkok. Seorang gadis menyebutkan bahwa ia hanya tahu sedikit tentang Falun Gong, dan hanya mendengar tentang “bakar diri” di Tiananmen dan bahwa Falun Gong dilarang di Tiongkok. Seorang praktisi mengatakan kepadanya bahwa “bakar diri” adalah rekayasa yang diarahkan oleh PKT, dan memberi tahu mereka tentang popularitas Dafa di daratan sebelum penganiayaan, dan bagaimana Falun Dafa menyebar ke seluruh dunia.

Praktisi juga mengatakan kepada mereka bahwa Falun Gong tidak memiliki organisasi, tetapi hanya mengajarkan orang-orang untuk memperbaiki perilaku mereka sesuai dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar, dan praktisi Falun Gong telah memperoleh manfaat secara fisik dan mental dari ajaran ini. Praktisi Falun Gong menasihati kedua remaja putri tersebut agar mempertimbangkan untuk mundur dari PKT dan organisasi pemuda afiliasinya, dan juga berbagi situs web Minghui dengan mereka, berharap mereka dapat mengetahui lebih banyak.

Sore harinya, Tian Guo Marching Band melakukan perjalanan dari Rotterdam ke Dam Square di Amsterdam, ibu kota Belanda. Setelah acara perkumpulan selesai, praktisi mengadakan parade yang dipimpin oleh band. Arak-arakan melewati China Town Amsterdam, kawasan pusat kota di depan stasiun kereta, melewati jalanan yang ramai, dan akhirnya kembali ke Dam Square.








Pada pukul 17.00, praktisi Falun Gong memulai parade dari Dam Square dan melewati China Town dan pusat kota, menarik perhatian orang yang lewat di sepanjang jalan.

Marloes van de Pol, yang mengajar filsafat di sebuah universitas, merekam pawai dengan telepon genggamnya. Ia mengetahui dari spanduk bahwa PKT menganiaya praktisi Falun Gong, dan berkata: “Penganiayaan sungguh tidak baik, orang-orang itu tidak boleh dianiaya.” Ketika mengetahui lebih lanjut bahwa selama dua dekade terakhir, praktisi Falun Gong telah menentang penganiayaan dengan berbagai cara untuk menegakkan keyakinan, ia berkata, “Semakin banyak orang mengetahuinya, semakin banyak mereka akan memberikan bantuan.”

Turis Jerman: Penganiayaan Seharusnya Tidak Boleh Terjadi

Pesan yang dipajang di Dam Square mengingatkan Cedric dan Julia Egge dari Hamburg saat melihat praktisi Falun Gong di kota mereka sendiri. Mereka berhenti dan menandatangani petisi yang menyerukan pengakhiran penganiayaan.

Julia berkata, “[Penganiayaan] tidak manusiawi. Hal ini tidak boleh dibiarkan terjadi saat ini; itu harus dilarang sepenuhnya. Karena kehidupan setiap orang mempunyai nilai yang sama, kami tidak dapat menoleransi [penganiayaan].”

“Penting bagi praktisi Falun Dafa untuk mengadakan acara di jalan dan memberitahu orang-orang tentang hal tersebut,” kata Cedric. “Sangat menyedihkan bahwa acara ini tidak mungkin dilakukan di Tiongkok, dan saya pikir masyarakat seharusnya mempunyai hak untuk menyuarakan pendapat mereka.”

Cedric percaya bahwa prinsip Sejati-Baik-Sabar adalah “sangat penting.”

“Orang-orang harus peduli terhadap orang lain agar masyarakat dapat berfungsi, dan jika setiap orang bertindak sesuai keinginan mereka sendiri, terutama dalam kasus kejahatan serius seperti pengambilan organ, masyarakat tidak akan berfungsi ,” katanya.

Daria, seorang gadis Kazakh yang sekarang tinggal di Jerman, pernah mendengar tentang Falun Gong. Ia setuju dengan prinsip Falun Gong, Sejati-Baik-Sabar, dan berkata, “Semua orang harus mengikuti prinsip ini, dan saya juga percaya bahwa semua orang ingin menjadi lebih baik, ingin menjadi lebih baik bagi orang lain, dan membantu orang lain.”


Daria, seorang gadis Kazakh yang tinggal di Jerman, berharap dapat membantu menghentikan penganiayaan.

Daria menandatangani petisi untuk mendukung praktisi Falun Gong. “Saya pikir penganiayaan ini sungguh mengerikan, dan saya sangat berharap [tanda tangan ini] dapat membantu. Dan berharap semuanya akan menjadi baik,” ujarnya. “Saya percaya jika kita berbuat baik kepada orang lain, maka dunia pun akan berbuat baik kepada kita.”