(Minghui.org) Fan Shuyin, 73 tahun, dari Distrik Jingxiu di Kota Baoding, Provinsi Hebei, ditahan kembali pada tanggal 23 Agustus 2023, setelah dibebaskan dengan jaminan selama lebih dari satu tahun.

Fan ditangkap tiga kali di tahun 2022 karena memberi tahu orang-orang bagaimana Partai Komunis Tiongkok menganiaya Falun Gong, latihan meditasi yang dibimbing oleh prinsip universal Sejati-Baik-Sabar. Dia dibebaskan dengan jaminan selama kurun satu tahun setelah penangkapan ketiganya pada 27 Juli 2022.

Pengadilan Kabupaten Gaoyang di Kota Baoding kemudian mengeluarkan perintah untuk membawanya kembali ke tahanan, dan Departemen Kepolisian Distrik Lianchi di kota yang sama melaksanakan perintah tersebut pada 23 Agustus 2023. Fan saat ini ditahan di Pusat Penahanan Kota Baoding.

Rincian Penangkapan di Tahun 2022

Fan ditangkap pada tanggal 18 Februari 2022, setelah dia dilaporkan karena berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong di sebuah pameran di Kotapraja Wuyao, Distrik Lianchi. Petugas Kantor Polisi Kotapraja Wuyao menangkapnya dan memaksanya mengambil sidik jari serta menandatangani beberapa dokumen yang tidak diketahui isinya. Mereka membebaskannya beberapa jam kemudian.

Empat petugas, termasuk Wang Li, masuk ke rumah Fan tidak lama setelah jam 10 pagi pada 27 Maret 2022, dan membawanya ke Kantor Polisi Kotapraja Wuyao. Mereka menggeledahnya dan menemukan kunci rumahnya. Saat Fan ditahan di kantor polisi, sekelompok petugas lain mengambil kunci, pergi ke rumahnya, dan menggeledah rumahnya.

Sore itu, seorang petugas memerintahkan dia untuk menandatangani sekitar lima formulir berbeda. Fan menolak untuk mematuhi dan merobek dua di antaranya. Petugas itu mengambil kembali tiga formulir yang tersisa.

Petugas Wang kemudian datang dan berkata, “Kami akan mengirim anda kembali ke Kantor Polisi Mianfang di distrik asal anda di Jingxiu. Mereka seharusnya bertanggung jawab atas kasus anda, bukan kami di Distrik Lianchi.” Namun Kantor Polisi Mianfang menolak menerima kasus Fan ketika petugas Wang membawa formulir tersebut kepada mereka.

Wang membawa Fan kembali ke Kantor Polisi Kotapraja Wuyao dan membebaskannya setelah jam 7 malam. Fan kembali ke rumah yang kondisinya telah berantakan. Polisi menggeledah rumahnya secara menyeluruh dan menyita printer serta komputernya. Mereka bahkan merobohkan kuplet dekoratif di pintunya.

Wang dan enam petugas lainnya dari Kantor Polisi Kotapraja Wuyao dan Kantor Polisi Mianfang masuk ke rumah Fan pada tanggal 27 Juli 2022. Mereka memerintahkan dia untuk pergi bersama mereka dan menandatangani beberapa dokumen.

Fan menolak untuk menurut dan memegang erat pagar tangga. Selama keributan itu, para tetangganya di gedung apartemen keluar untuk melihat apa yang terjadi. Mereka dengan keras mengkritik polisi karena menganiaya orang baik.

Wang berjanji akan memulangkannya kembali segera setelah dia pergi bersama mereka untuk menandatangani dokumen. Salah satu tetangga kemudian menyarankan Fan untuk ikut dengan petugas karena dia akan segera kembali.

Fan menuruti polisi dan dibawa ke Kejaksaan Kabupaten Gaoyang. Jaksa Yao Suling menginterogasinya dan menanyakan apakah dia menyebarkan materi informasi Falun Gong.

Sebelum Yao menyelesaikan surat disposisi kasus Fan, Wang masuk dan meminta dua petugas lainnya untuk membawanya keluar. Wang kemudian berbicara dengan Yao dan mereka memutuskan untuk memberikan jaminan satu tahun kepada Fan. Dia dibebaskan pada hari itu juga, hanya untuk ditahan kembali pada tanggal 23 Agustus 2023.

Mulai Berlatih Falun Gong

Fan dikenal di kalangan anggota keluarga besar dan tetangganya sebagai menantu perempuan yang berbakti dan istri yang penuh perhatian. Suaminya menderita stroke di tahun 2005 dan keluar masuk rumah sakit berkali-kali selama sepuluh tahun berikutnya sebelum dia meninggal. Fan merawatnya dengan cermat selama satu dekade tanpa keluhan apa pun. Sebelum suaminya sakit, Fan merawat ibu mertuanya, yang juga menderita komplikasi stroke, selama sepuluh tahun sebelum dia meninggal.

Fan berkata dia tidak akan memiliki stamina dan kekuatan untuk merawat mendiang suami dan ibu mertuanya selama bertahun-tahun jika dia tidak berlatih Falun Gong, yang dia hargai karena telah memulihkan kesehatannya dan mengajarinya untuk menjadi orang yang baik.

Setelah melahirkan putrinya, Fan mengalami banyak komplikasi, termasuk insomnia parah, kondisi ginjal buruk, detak jantung tidak teratur, masalah tulang belakang leher, linu panggul, dan lemah fisik. Dia mencoba berbagai perawatan medis, pengobatan tradisional, dan qigong, namun penyakitnya semakin parah, sehingga majikannya, Pabrik Peralatan Mesin No. 2 Baoding, memberinya tunjangan bagi penyandang cacat jangka panjang.

Fan bertemu dengan seorang teman pada Agustus 1996 dan terkejut melihatnya begitu bersemangat. Temannya juga pernah menderita kesehatan yang buruk, jadi Fan bertanya apa rahasianya. Wanita itu mengatakan dia berlatih Falun Gong dan mendesak Fan untuk mencoba berlatih.

Temannya mengundang Fan untuk menemaninya ke tempat latihan Falun Gong setempat keesokan paginya dan Fan memutuskan untuk ikut berlatih.

Semua penyakitnya segera hilang. Membaca buku-buku Falun Gong juga memungkinkannya memahami makna hidup dan pentingnya menjadi orang baik.

Dia meminta agar tunjangan penyandang cacatnya dicabut dan kembali bekerja. Majikannya setuju setelah memastikan bahwa dia memang sehat.

Fan dan suaminya, yang bekerja di pabrik tekstil setempat, tidak menghasilkan banyak uang. Mereka harus menghidupi putri kecil mereka dan orang tua lanjut usia. Kesehatannya yang baik menghemat biaya pengobatan keluarga, yang pada gilirannya memungkinkan mereka menjalani kehidupan yang lebih baik.

Merawat Ibu Mertua yang Dominan

Ibu mertua Fan, Yun (alias) membesarkan empat putra dan dua putri. Menurut tradisi Tiongkok, anak laki-laki bertanggung jawab merawat orang tuanya. Setelah Yun terserang stroke, keempat putranya bergantian merawatnya selama satu bulan di rumah masing-masing.

Putra tertuanya tinggal di unit apartemen lantai enam di Tianjin. Tidak ada lift dan sangat sulit untuk berjalan naik dan turun enam anak tangga. Yun menjadi mudah tersinggung dan sering menyerang putranya. Dia mengeluh dan mengatakan dia merasa seperti tinggal di penjara. Ketika dia pindah, dia berkata tidak ingin kembali.

Ketika tiba giliran putra keduanya, dia sendiri sedang berjuang dengan kesehatan yang buruk, jadi dia membuat perjanjian dengan suami Fan (putra ketiga Yun). Yun akan tinggal bersama keluarga putra ketiganya, dan putra keduanya akan mengunjungi dan membantu merawatnya. Suatu ketika putra keduanya agak lambat dalam mengambil air, dan dia melemparkan cangkir air ke wajahnya. Putranya kesal dan lambat laun berhenti mengunjunginya.

Fan mengamati semua ini dan menyadari bahwa itu tidak mudah bagi Yun. Dia bekerja keras untuk membesarkan enam anak ketika dia masih muda, tapi dia sekarang sangat menderita karena penyakitnya. Fan mendorongnya keluar atau menempatkannya di dekat jendela. Yun sangat senang dapat melihat orang-orang dan mobil yang melintas.

Kaki Yun patah saat tinggal bersama putra keempatnya, tetapi dokter menolak untuk meluruskan kembali tulang tersebut karena usianya yang sudah lanjut dan komplikasi stroke. Putra keempatnya dan istrinya baru saja melahirkan dan dia berjuang untuk merawat bayi yang baru lahir dan ibunya. Meski Yun tidak bisa bergerak, dia tetap sangat dominan dan kasar. Dia terus-menerus memarahi putra dan menantunya. Terkadang menantu perempuannya pergi dan pergi ke rumah orang tuanya untuk menghindari pertemuan dengan Yun. Dia juga mengeluh tentang Yun kepada Fan.

Fan mendiskusikan situasi ini dengan suaminya dan pasangan tersebut memutuskan untuk mengajak Yun tinggal bersama mereka selama sisa hidupnya. Mereka memindahkannya bahkan sebelum rotasi satu bulanan di rumah putra bungsunya berakhir.

Tiga putra Yun lainnya menyewa asisten rumah tangga untuk membantu merawat Yun di rumah Fan. Yun sangat pemilih dan kasar sehingga tidak ada asisten rumah tangga yang tahan bekerja lama untuknya. Akhirnya Fan menjadi pengasuh utamanya selama sepuluh tahun terakhir hidupnya.