(Minghui.org) Setelah membaca artikel di Minghui “Kesengsaraan dan Penderitaan Adalah Ujian yang Menempa Kita,” saya sangat tersentuh. Saya terkesan dengan pikiran lurus praktisi.

Penulis menulis, “Apakah kita berkultivasi untuk menikmati kehidupan yang baik di antara manusia biasa? Namun, bukankah manusia biasa mengukur baik dan buruk hanya berdasarkan konsep mereka? Sebagai praktisi, semua kesengsaraan yang kita hadapi adalah ujian yang menempa kita dan membuka jalan bagi kita untuk mencapai kesempurnaan. Hati saya menjadi tercerahkan. Guru menyingkirkan banyak konsep manusia saya serta depresi saya tiba-tiba lenyap.”

Artikelnya membuat saya berpikir. Apakah kita berkultivasi Dafa agar menonjol di antara orang-orang biasa? Apakah untuk menjadi sehat secara fisik dan bahagia secara mental? Apakah demi semuanya berjalan baik dan menjalani kehidupan biasa dengan nyaman? Singkatnya, apakah mencari kebahagiaan di antara orang-orang biasa?

Semua hal di atas tidak boleh menjadi alasan mengapa kita berkultivasi Dafa. Sebagai seorang kultivator, kita harus memiliki pikiran lurus di tengah penderitaan dan kesengsaraan, mampu memahami segala sesuatu berdasarkan Fa, melepaskan keterikatan manusia, dan teguh berkultivasi tanpa bimbang. Guru akan membantu menyelesaikan kesengsaraan dan melenyapkan karma kita; ketika kita meningkatkan Xinxing, taraf kondisi kita akan meningkat dan memenuhi standar Fa. Oleh karena itu, pikiran lurus sangat penting ketika seseorang sedang mengalami kesengsaraan dan penderitaan.

Saya mulai berlatih Dafa pada tahun 1997. Namun tidak seperti banyak praktisi lain yang mengalami peningkatan kesehatan setelah berlatih Dafa, saya sering bergumul dengan penderitaan fisik. Saya merasa nyaman secara fisik hanya beberapa kali. Kualitas pencerahan saya seharusnya lebih baik, dan terkadang saya bertanya-tanya mengapa begitu sulit bagi saya untuk berkultivasi.

Suatu malam dalam sebuah penglihatan, saya melihat diri saya dikelilingi oleh sekelompok besar pria tinggi dan pemarah. Mereka datang dengan keranjang besar yang kosong untuk menagih utang. Saya ketakutan dan tidak punya apa pun untuk membayar mereka. Kemudian Guru datang dan berkomunikasi dengan mereka melalui isyarat tangan. Semenit kemudian, mereka semua pergi dengan damai.

Pada saat itu, saya tahu Guru telah membebaskan saya dari utang dan memberikan bantuan yang besar kepada saya. Saya kemudian menyadari bahwa Gurulah yang telah mencerahkan saya bahwa utang saya bukanlah utang biasa tetapi sangat besar dan berat.

Dalam beberapa tahun pertama berkultivasi, kapan pun saat bukan musim pertanian yang sibuk, saya akan mendapat karma penyakit yang parah—sampai saya terbaring di tempat tidur. Suami saya putus asa dan ingin membawa saya ke rumah sakit. Namun saya percaya pada Guru dan Dafa. Tidak peduli betapa sulitnya, saya bertahan kemudian sembuh. Dan ketika musim bertani kembali, saya bisa pergi ke ladang dan bekerja seperti orang lain tanpa masalah.

Saya mengalami beberapa putaran karma penyakit serius. Saya sangat percaya pada Guru dan memahami bahwa tubuh saya sedang mengalami pemurnian lagi. Waktu terasa lama ketika saya menahan rasa sakit yang luar biasa, namun saya melepaskan rasa takut, tetap menjaga pikiran lurus, dan berhasil setiap saat.

Dalam kultivasi, tidak peduli berapa banyak kita berpikir telah menanggungnya, Gurulah yang telah menanggung lebih banyak penderitaan untuk kita serta menyeimbangkan utang karma di setiap tingkatan. Guru telah mengatur segalanya bagi kita dengan sangat teratur.

Sulit untuk bertahan di tengah kesengsaraan dan penderitaan, namun apa yang kita bayarkan sangatlah kecil—Guru telah menanggung dan menghapuskan sebagian besar utang kita. Guru mengatur sedikit rasa sakit itu untuk kita tanggung, demi peningkatan serta kemajuan kita. Saya menyadari bahwa penderitaan adalah hal yang baik dalam kultivasi. Menahan rasa sakit dapat melenyapkan karma. Hanya melalui kesulitan kita dapat mengetahui apakah kita sungguh-sungguh berkultivasi.

Tidak ada jalan pintas untuk menjadi Dewa; seseorang harus menyeimbangkan utang dan menanggung penderitaan. Hanya ketika seseorang dapat menerobos penderitaan barulah ia dapat mencapai kesempurnaan. Bagaimana tidak sulit bagi orang yang mempunyai karma untuk menjadi Dewa emas?

Guru sedang melenyapkan karma dan membersihkan dosa-dosa kita, menjadikan kita benar-benar murni sebelum dapat kembali ke surga. Kesengsaraan dan penderitaan sangatlah kecil jika dibandingkan dengan apa yang Guru berikan kepada kita.

Ini adalah pemahaman saya pada tingkatan saya. Mohon tunjukkan jika ada yang tidak pantas.