(Minghui.org) Seorang wanita berusia 78 tahun di Kota Shenyang, Provinsi Liaoning, tetap berada di Pusat Penahanan Pertama Kota Shenyang sejak penangkapannya pada tanggal 20 September 2023, karena keyakinannya pada Falun Gong, sebuah latihan pikiran-tubuh yang telah dianiaya oleh Partai Komunis Tiongkok sejak Juli 1999.

Menurut seorang saksi mata, Zhang Yujin, pensiunan profesor di Universitas Shenyang Ligong, terlihat di luar gedung apartemennya sekitar pukul 8 pagi pada tanggal 20 September 2023, ketika sebuah mobil polisi (mini-van putih) berhenti. Sebuah sedan hitam (dengan plat nomor pribadi) segera datang dan dua pria berpakaian hitam keluar. Mereka berbicara dengan Zhang dan masuk ke dalam gedung apartemen bersamanya.

Sekitar setengah jam kemudian, mobil polisi lainnya (sedan putih) berhenti. Seorang petugas keluar dan menelepon. Kedua pria berpakaian hitam itu kemudian mengantar Zhang dan seorang anak laki-laki berusia sekitar 17 atau 18 tahun keluar dari gedung. Saksi mata (tetangga) tidak mengenali anak tersebut sebagai anggota keluarga Zhang. Polisi juga terlihat memuati mobil mereka dengan barang-barang yang disita dari rumah Zhang.

Sekitar pukul 09.30, saksi mata melihat mobil lain datang dan kemudian pergi dengan tiga kendaraan pertama (minivan putih, mobil pribadi hitam, dan sedan putih).

Menurut orang dalam, petugas yang menangkap berasal dari Kantor Polisi Wanlian di Distrik Shenhe, Kota Shenyang. Mereka membawa Zhang ke Pusat Penahanan Pertama Kota Shenyang, di mana dia ditahan.

Zhang memuji Falun Gong karena telah memberinya kehidupan yang bebas penyakit, namun dia telah berulang kali menjadi sasaran karena keyakinannya selama 24 tahun terakhir. Secara khusus, dia menjalani dua hukuman kerja paksa dengan total total empat tahun.

Mempelajari Falun Gong

Zhang tidak bisa duduk sebelum dia berusia enam tahun dan dia juga menderita skoliosis (tulang belakang melengkung) dan kelainan bentuk wajah. Setelah dewasa, dia memberikan perhatian khusus pada pola makan dan pola olahraganya karena dia bertekad untuk memiliki tubuh yang kuat dan sehat. Terlepas dari upaya terbaiknya untuk tetap bugar, dia berakhir dengan kondisi aneh di mana dia muntah-muntah hebat tanpa alasan dari waktu ke waktu. Keadaannya menjadi lebih buruk setelah makan karena dia akan memuntahkan semua yang dia makan. Kerongkongannya berdarah dan seluruh tubuhnya kejang akibat muntahan benda keras. Dia mencari perawatan medis tapi tidak membantu.

Namun kondisi anehnya hilang tak lama setelah dia berlatih Falun Gong pada bulan Juni 1997. Gejala-gejala lainnya juga hilang, dan dia dapat menikmati hidup bebas penyakit.

Sebagai seorang profesor pendidikan jasmani, Zhang memasukkan Falun Gong ke dalam kurikulumnya, dan murid-muridnya sangat menikmatinya. Pihak administrasi sekolahnya juga sangat mendukung dan menyediakan peralatan audio dan video untuk mendirikan tempat latihan Falun Gong di kampus.

Zhang juga melaporkan bahwa dia belajar menjadi orang yang lebih baik dengan mengikuti prinsip-prinsip Falun Gong, Sejati, Baik, Sabar. Dia telah membenci ibu mertuanya selama 18 tahun, namun setelah dia berlatih Falun Gong, dia menyadari bahwa dia harus menjadi menantu perempuan yang penuh hormat. Dia berkata kepada suaminya bahwa dia ingin mengunjungi ibunya. Dia ternganga dan bertanya, “Kamu tidak membenci ibuku lagi?”

Ditargetkan Setelah Permohonan Damai 25 April

Setelah 10.000 praktisi Falun Gong melakukan aksi damai di luar Kantor Pengaduan Dewan Negara di Beijing pada tanggal 25 April 1999, pemimpin rezim komunis saat itu, Jiang Zemin, mengeluarkan perintah rahasia kepada semua lembaga pemerintah dan perusahaan milik negara untuk menyelidiki karyawan mereka yang merupakan praktisi Falun Gong. Perintah tersebut menginstruksikan pemberi kerja untuk melakukan apa pun agar praktisi karyawannya menyerahkan buku-buku Falun Gong dan melepaskan keyakinan mereka.

Sekolah Zhang memberi tahu dia bahwa dia tidak lagi diperbolehkan menyebutkan Falun Gong di kelasnya. Tempat latihan di kampus juga diganggu oleh penjaga keamanan kampus. Pihak administrasi sekolah telah melakukan banyak pembicaraan dengan Zhang dalam upaya untuk membuatnya melepaskan Falun Gong.

Ditangkap di Beijing pada bulan September 1999

Jiang secara resmi melancarkan penganiayaan terhadap Falun Gong pada tanggal 20 Juli 1999. Ketika tahun ajaran baru dimulai pada awal September tahun itu, Sekolah Zhang sekali lagi memerintahkan dia untuk melepaskan Falun Gong atau dia tidak akan mendapatkan tunjangan pensiun apa pun ketika pensiun.

Zhang tidak memiliki dana dan pergi ke Beijing untuk mengajukan permohonan bagi Falun Gong beberapa hari kemudian. Dia ditangkap dan dibawa ke Kantor Penghubung Pemerintah Shenyang di Beijing. Dua hari kemudian, petugas Zhao dari Kantor Polisi Wulihe di Shenyang dan direktur Zhang dari departemen keamanan publik sekolahnya menjemputnya dari Beijing. Mereka berbohong kepadanya bahwa mereka akan mengantarnya ke sekolah ketika mereka tiba di Shenyang, namun mereka langsung membawanya ke Departemen Kepolisian Distrik Shenhe.

Zhang melarikan diri dari departemen kepolisian, dan polisi serta sekolahnya memburunya ke mana-mana. Mereka memerintahkan keluarga, mertua, kerabat, dan tetangganya untuk melapor kepada mereka segera setelah mereka melihatnya.

Pihak sekolah juga mengirimkan dua orang guru pendidikan jasmani untuk mencari Zhang di Beijing. Dia berhasil pulang ke kampung halamannya di Kota Jinan, Provinsi Shandong pada bulan November 1999 tanpa tertangkap. Namun, dia segera ditangkap di Jinan ketika dia mengadakan pertemuan di sana dengan beberapa praktisi Falun Gong setempat yang baru dia temui.

Polisi membawa Zhang ke Pusat Penahanan No. 1 Kota Jinan. Dia tidak diperbolehkan berbicara dengan siapa pun atau melakukan latihan Falun Gong. Beberapa petugas datang untuk menginterogasinya setiap hari. Mereka menanyakan siapa yang mengatur agar dia datang ke Provinsi Shandong.

Dua puluh hari kemudian, petugas Dong dari Departemen Kepolisian Kota Shenyang dan direktur Zhang dan Hu dari Departemen keamanan publik sekolah Zhang menjemputnya dari pusat penahanan. Mereka tetap memborgolnya selama perjalanan kembali ke Shenyang, sekitar 600 mil dari Jinan.

Mereka langsung membawanya ke Pusat Penahanan Pertama Kota Shenyang, di mana dia masih diinterogasi setiap hari tentang siapa yang menyuruhnya pergi ke Shandong.

Zhang disuruh tidur di lantai setiap malam dan dia segera menjadi sangat lemah. Suatu pagi dia tiba-tiba tidak bisa duduk dan dia juga merasa bingung dari waktu ke waktu. Departemen Kepolisian Kota Shenyang memberi tahu putranya sore itu untuk menjemputnya. Dia dibebaskan dengan jaminan 5.000 yuan.

Dihukum Dua Tahun Kerja Paksa pada tahun 2000

Zhang pergi ke percetakan pada bulan Agustus 2000 untuk membuat salinan brosur Falun Gong. Pemilik toko melaporkannya ke polisi dan dia dibawa ke Pusat Penahanan Fangjialan di Distrik Dongling, Kota Shenyang.

Para penjaga menugaskan narapidana kriminal untuk mengawasi Zhang untuk mencegahnya berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong atau melakukan latihan Falun Gong. Sesekali, para narapidana juga menelanjanginya hingga pakaian dalamnya untuk mempermalukannya.

Zhang dipaksa tidur di lantai semen yang dingin dan menggunakan pispot di dalam sel. Kadang-kadang selnya menampung begitu banyak orang sehingga dia bahkan tidak dapat menemukan tempat untuk berbaring dan tidur. Selnya berbau tidak sedap.

Para penjaga memukuli dan memaksa Zhang berdiri atau jongkok dalam waktu lama.

Zhang dijatuhi hukuman dua tahun kerja paksa pada bulan September 2000 dan dipindahkan ke Kamp Kerja Paksa Masanjia.

Penjaga kamp kerja paksa memerintahkan semua praktisi yang ditahan untuk duduk di bangku kecil dengan tangan di belakang punggung dan menonton video yang memfitnah Falun Gong dan penciptanya. Praktisi yang menolak melepaskan Falun Gong akan dilarang tidur dan dilarang kunjungan keluarga serta dilarang berbicara dengan orang lain atau pergi makan ke kafetaria. Hukuman lainnya termasuk memaksa praktisi berdiri menghadap tembok atau jongkok dalam jangka waktu lama.

Zhang mengatakan dia menjadi bingung dan menulis pernyataan untuk melepaskan Falun Gong di luar keinginannya. Para penjaga kemudian memerintahkan dia untuk “melatih” praktisi yang masih teguh sebagai cara untuk menguji apakah dia benar-benar melepaskan Falun Gong.

Selain cuci otak, Zhang juga dipaksa melakukan kerja paksa selama lebih dari sepuluh jam sehari tanpa bayaran. Dia harus mengolah produk beracun tanpa perlindungan yang memadai. Makanan yang diberikan padanya berjamur.

Ditangkap di Kampung Halaman di Provinsi Shandong pada tahun 2003

Zhang dibebaskan dari kamp kerja paksa pada bulan Agustus 2002, namun ditangkap pada bulan September 2003 ketika dia mengunjungi saudara perempuannya di Kota Laiwu, Provinsi Shandong.

Seorang petugas menendangnya hingga jatuh saat penangkapan. Dia juga ditahan di kursi besi ketika diinterogasi di Departemen Kepolisian Nanma. Ketika polisi akhirnya membiarkan dia bangun dari kursi di malam hari, dia merasakan sakit yang menusuk di pergelangan kaki kanannya. Polisi membawanya ke Rumah Sakit Kabupaten Yiyuan dan diketahui pergelangan kaki kanannya patah karena petugas yang menangkap menendangnya.

Pada pertengahan Oktober 2003, kepala keamanan Zhao dan Hu dari sekolah Zhang dan dua petugas polisi menjemputnya dan membawanya kembali ke Shenyang. Seorang petugas meninju batang hidungnya dalam perjalanan pulang. Dia melihat bintang dan merasa beberapa saat.

Ditagih untuk Perawatan Patah Pergelangan Kaki yang Disebabkan Polisi

Zhang dibawa ke Pusat Penahanan Fangjialan setelah diantar kembali ke Shenyang. Karena dia masih tidak mampu mengurus dirinya sendiri karena cedera pergelangan kakinya, penjaga di sana menyuruh putranya untuk membawanya pulang dengan syarat dia menulis pernyataan untuk melepaskan Falun Gong. Dia menolak untuk mematuhi tetapi masih dibebaskan dengan jaminan. Polisi terus mengganggunya di rumah, mengklaim bahwa mereka sedang memeriksanya, padahal sebenarnya mereka sedang melihat apakah dia siap untuk ditahan kembali.

Setelah dia pulih sedikit, Zhang pergi ke sekolahnya dan diberitahu oleh departemen keuangan bahwa Departemen Kepolisian Distrik Shenhe telah memotong 200 yuan dari gajinya. Beberapa hari kemudian, departemen keuangan memberi tahu dia bahwa Rumah Sakit Kabupaten Yiyuan di Provinsi Shandong telah mengirimkan tagihan kepadanya (yang menjadi tanggungan sekolah) sebesar lebih dari 3.000 yuan. Dia sulit percaya bahwa polisi Shandong akan memerintahkan rumah sakit untuk menagih biaya perawatan patah pergelangan kakinya ketika mereka menyebabkan luka-lukanya dan juga menyita lebih dari 2.000 yuan uang tunai dan kartu telepon (dengan saldo 30 yuan) yang dia miliki di dompetnya selama penangkapan.

Polisi Shandong tidak pernah mengembalikan uang tersebut kepada Zhang. Tidak jelas apakah dia membayar tagihan medisnya.

Dihukum Dua Tahun Kerja Paksa lagi pada tahun 2003

Untuk menghindari penangkapan lebih lanjut, Zhang pindah ke sebuah tempat sewaan di Distrik Dongling Kota Shenyang pada bulan Desember 2003. Dia ditangkap oleh petugas dari Kantor Polisi Zhulinqiao beberapa hari kemudian dan dibawa ke Pusat Penahanan Pertama Kota Shenyang.

Dua puluh hari kemudian, polisi menjatuhi Zhang dua tahun kerja paksa dan memindahkannya ke Kamp Kerja Paksa Longshan, di mana dia dipaksa untuk melepaskan keyakinannya setelah menjadi sasaran pemukulan, larangan tidur, sengatan listrik, dan penghinaan. Dia kemudian dipaksa melakukan kerja paksa selama lebih dari sepuluh jam sehari.

Karena Rumah Sakit Kabupaten Yiyuan di Provinsi Shandong melakukan pekerjaan yang sangat buruk dalam mengatur ulang tulang pergelangan kaki Zhang, kaki kanannya tetap mati rasa dan dingin selama berbulan-bulan setelah dia dibawa kembali ke Shenyang. Kakinya sangat sakit sehingga dia sulit tidur di malam hari.

Kamp Kerja Paksa Longshan memindahkannya ke Pusat Pencucian Otak Zhangshi pada musim semi tahun 2004. Pusat cuci otak dan kamp kerja paksa digabungkan menjadi Kamp Kerja Paksa Masanjia pada musim gugur tahun itu sehingga Zhang menjalani sisa masa hukumannya di Kamp Kerja Paksa Masanjia.

Setelah Zhang dibebaskan pada tahun 2005, polisi terus mengganggunya di rumah dan dia terpaksa tinggal di pegunungan untuk menghindari pelecehan.

Laporan terkait dalam bahasa mandarin:

两遭劳教迫害 沈阳女教授状告江泽民