(Minghui.org) Setidaknya tujuh praktisi Falun Gong di Kota Leiyang, Provinsi Hunan dilecehkan sekitar awal November 2023 karena menjunjung keyakinan mereka. Beberapa praktisi ditanya apakah mereka masih berlatih Falun Gong, dan yang lainnya diperintahkan untuk menandatangani pernyataan melepaskan Falun Gong atau difoto. Penganiayaan menyebabkan tekanan yang luar biasa terhadap praktisi dan anggota keluarga mereka.

Liang Suxian (wanita), seorang pensiunan anggota Federasi Wanita setempat, diganggu di rumahnya oleh petugas polisi Long Xinguo dan dua orang lainnya.

Putra Luo Xumeng (pria) dan Duan Xiying (wanita) menerima telepon dari polisi setempat, yang memerintahkan dia untuk meminta orang tuanya menandatangani pernyataan yang disiapkan polisi untuk melepaskan Falun Gong. Putranya menolak untuk mematuhinya.

Ketika Duan Heping menolak membukakan pintu bagi polisi, mereka menelepon putrinya, yang tinggal di kota lain, dan memerintahkan dia untuk membuat ayahnya menandatangani pernyataan melepaskan. Duan mendengar percakapan di dalam rumah dan mengecam polisi karena melecehkan putrinya.

Dua petugas mengetuk pintu rumah Xie Huijun dan istrinya mengizinkan mereka masuk. Mereka bertanya apakah Xie ada di rumah. Ketika istrinya menanyakan tujuan kunjungan mereka, mereka menjawab “Tidak ada” lalu pergi.

Petugas Jiang dari Kantor Polisi Wulipai berusaha mengambil foto Li Fuying, dan dia tidak mengizinkannya.

Petugas dari Kantor Polisi Kota Xiaoshui melecehkan suami Li Ying dan bertanya apakah dia masih berlatih Falun Gong saat tinggal bersama putra mereka untuk membantu merawat cucu mereka.