(Minghui.org) Saya berusia 70 tahun dan telah berlatih Falun Dafa selama lebih dari 20 tahun. Di sini, saya hendak berbagi bagaimana saya meyakinkan anggota keluarga besar saya untuk mundur dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan organisasi pemudanya.

Menyelamatkan Mereka yang Paling Dekat dengan Saya

Saya memutuskan untuk mulai mengklarifikasi kebaikan Falun Dafa (juga dikenal sebagai Falun Gong) kepada orang-orang terdekat saya. Meskipun suami selalu berada di sisi saya dan menyaksikan bagaimana Falun Gong secara signifikan memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh dan pikiran saya, dia masih sangat teracuni oleh ideologi ateis Partai Komunis Tiongkok (PKT). Upaya saya untuk mendiskusikan topik yang berkaitan dengan Dewa dan Buddha selalu ditanggapi dengan penolakan keras olehnya.

Saat pertama kali saya mencoba berbicara tentang Dafa dengannya, dia dengan marah berteriak, “Berhenti bicara ini! Kamu hanya mencari masalah!” Setelah dimarahi olehnya demikian rupa untuk pertama kalinya dalam hidup, saya dengan marah berpikir, “Terserah, sebodoh amat.” Namun saya segera mulai merenungkan kembali, “Tidak, saya harus menyelamatkannya. Bukankah misi saya adalah menyelamatkan orang? Jika ada kesempatan lain di masa depan, saya harus memanfaatkannya untuk menyelamatkannya. Jika saya bahkan tidak bisa menyelamatkan suami saya sendiri, bagaimana saya bisa menyelamatkan orang lain? Guru telah berbicara tentang belas kasih terhadap semua makhluk hidup, dan saya memiliki takdir pertemuan terbesar dengan orang-orang terdekat saya. Saya tidak bisa menyerah hanya karena dia marah pada saya.”

Setelah beberapa waktu, pemberitaan tentang bencana alam dan kecelakaan bermunculan di televisi. Saat kami menonton laporan ini, saya bercerita tentang “Legenda Singa Batu Bermata Merah”. Suami menoleh ke arah saya dengan ekspresi meremehkan, “Kamu tetap pada urusanmu dan saya pada urusan saya. Saya bertanggung jawab atas hidup saya sendiri, jadi jangan ganggu saya dengan hal-hal begini.” Saya tahu bahwa meyakinkannya masih dalam proses dan mengingatkan diri saya sendiri untuk bersabar.

Suami lahir di keluarga yang memiliki hubungan dekat dengan PKT. Ayahnya adalah seorang ahli yang mengajarkan teori-teori Partai Komunis, sementara seluruh keluarganya telah dicuci otak oleh ideologi PKT. Mereka menolak pendapat yang berbeda, beranggapan merekalah yang paling tahu. Meskipun penolakan suami yang keras kepala membangkitkan rasa kesal saya, saya menguatkan tekad untuk menyelamatkannya!

Suatu hari, sambil makan dan ngobrol santai tentang kejadian terkini di sekitar kami, saya mengatakan, “Karena kamu orang terdekat saya, kamu adalah orang pertama yang akan saya peringatkan jika ada bahaya yang akan datang. Jika kamu berada di tempat saya, saya yakin kamu akan melakukan hal yang sama demi menjaga saya tetap aman. Saya tahu jalan buntu yang kamu pilih dipenuhi dengan jebakan yang mengancam jiwa. Meskipun kamu telah menaiki kereta menuju jalur berbahaya ini, kereta tersebut belum memulai perjalanannya. Bagaimana mungkin saya tidak melakukan yang terbaik untuk menyelamatkanmu?” Saat gambaran bencana dan pemusnahan terakhir muncul di benak saya, saya menangis.

Saya mengingatkan dia bagaimana kesehatan dan watak saya meningkat menjadi lebih baik setelah belajar Fa, dan bagaimana Dafa telah memberi saya harapan ketika saya sakit parah dan hampir meninggal. Suami telah menyaksikan sendiri bagaimana Guru Li (pencipta Dafa) memurnikan tubuh saya dan menyembuhkan banyak penyakit saya, termasuk anomali darah, penyakit perut, penyakit ginekologi, spondylosis serviks, herniasi lumbal, dan disfungsi kekebalan paru.

Saya kemudian memberi tahu dia bagaimana Guru mengajarkan para praktisi untuk berperilaku lurus sesuai dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar, mengatakan kebenaran, bertindak dengan kejujuran dan integritas, dan tidak membalas ketika dipukul atau dimarahi. “Di sisi lain, Partai Komunis Tiongkok menganiaya orang-orang yang menganut agama Buddha dan Tao. Hal ini bertentangan dengan hukum alam dan akan mengakibatkan balasan dari langit. Situasinya berubah dengan cepat dan mereka yang tidak mundur dari PKT dan organisasi pemudanya pada akhirnya akan kehilangan nyawa.” Pada akhirnya, mata suami juga berkaca-kaca. “Baiklah, baiklah, saya akan menggunakan nama samaran ‘Chang An’ dan mundur dari PKT.”

Setelah Saya Menyingkirkan Dendam, Ayah Mertua Mundur dari Partai dan Ibu Mertua Mulai Berlatih Falun Gong

Dengan status mereka sebagai kader PKT, ayah dan ibu mertua saya sering meremehkan status saya sebagai anggota keluarga kelas pekerja. Karena perbedaan status kami, mereka menganggap pernikahan saya dengan putra mereka tidak pantas. Ibu mertua saya akan menimbulkan masalah dan berbicara buruk tentang saya di depan suami tanpa alasan. Suami harus meredakan amarah saya dan membujuk saya untuk mengabaikannya. Meskipun kami tidak pernah bertengkar secara terbuka, saya terus merasa tidak nyaman berada di dekat mertua dan membenci ibu mertua karena telah mempermalukan saya.

Kami memilih untuk tidak tinggal bersama mertua saya setelah pernikahan kami, dan saya hamil setahun setelahnya. Suami saya masih kuliah saat itu. Selama kehamilan, kadar hemoglobin saya turun hingga 3,8 gm/dL, dan saya dirawat di rumah sakit karena anemia berat. Meskipun ini merupakan kondisi yang mengancam jiwa saya dan anak kami, keluarga suami saya memilih untuk mengabaikannya. Seminggu sebelum anak kami lahir, ibu mertua menelepon dan mendesak suami saya untuk kembali ke sekolah, menasihatinya agar tidak mengorbankan masa depannya demi hal ini. Di matanya, nyawa istri dan anaknya tidak ada artinya, sedangkan karier putranya adalah yang paling penting. Saya sebelumnya telah berupaya menoleransi semua yang ibu mertua timpakan pada saya, tapi saat masalah hidup dan mati ini, saya merasa sulit menerimanya dan mulai memendam kebencian yang mendalam di hati. Falun Gong memberi saya dorongan untuk menyelesaikan perselisihan di antara kami.

Guru berkata,

“Saya tempo hari telah mengucapkan sepatah kata pada anda sekalian, jika anda tidak dapat menyayangi musuh anda maka anda tidak dapat menjadi Buddha. Seorang Dewa atau seorang manusia yang berada di tengah Xiulian bagaimana dapat menjadikan manusia biasa sebagai musuh? Bagaimana bisa ada musuh? Tentu saja kalian sekarang masih belum dapat mencapainya, anda harus mencapainya secara berangsur-angsur. Pada akhirnya anda harus mencapainya, karena musuh anda adalah manusia di tengah manusia biasa, manusia bagaimana dapat menjadi musuh Dewa? Bagaimana pantas menjadi musuh Dewa?” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Houston)

Praktisi Xiulian harus menyelamatkan makhluk hidup dan berbelas kasih kepada semua orang. Praktisi tidak boleh memandang manusia biasa sebagai musuh mereka, atau mempunyai musuh apa pun. Ajaran Guru membantu saya melepaskan dendam yang telah saya simpan di hati selama bertahun-tahun.

Pada 2005, ayah mertua saya tiba-tiba menderita stroke dan dirawat di rumah sakit. Saya mencetak frasa sembilan aksara, “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik” dan menyarankan dia untuk melafalkannya dalam hati. Setelah ayah mertua pulih dengan cepat dan keluar dari rumah sakit, saya memindahkan kedua mertua saya ke rumah kami untuk merawat mereka dengan lebih baik. Saya memastikan untuk memperlakukan mertua saya dengan baik, dengan cermat memenuhi setiap kebutuhan mereka, termasuk makanan, pakaian, dan kebutuhan sehari-hari. Saya mengurus segala macam pekerjaan di rumah tanpa mengeluh atau marah.

Mertua saya telah menyadari kesehatan saya yang buruk selama ini. Peningkatan luar biasa pada tubuh dan pikiran saya mengubah keyakinan ayah mertua dan ibu mertua, dan mereka mulai percaya pada kebaikan Falun Dafa. Saya memberi tahu mereka fakta sesungguhnya di balik penganiayaan terhadap Dafa dan membiarkan ayah mertua saya mendengarkan rekaman audio ceramah Guru di Jinan. Saya meminjamkannya buku Zhuan Falun untuk dibaca. Ketika saya bertanya bagaimana perasaannya setelah membaca buku tersebut, dia menjawab, “Bagus sekali, sangat berbeda dengan apa yang ditayangkan di TV.” Dengan bujukan ibu mertua, ayah mertua saya akhirnya mundur dari PKT. Karena dia memahami fakta kebenaran dan berpegang pada kata-katanya bahwa “Dafa adalah baik,” ayah mertua saya, yang saat itu sudah sekarat, dapat hidup lima tahun lagi sebelum meninggal dunia tanpa penderitaan atau rasa sakit.

Ibu mertua saya memperoleh Fa dan telah berlatih selama beberapa tahun. Seorang wanita cantik di masa mudanya, ibu mertua saya mulai menjadi bungkuk seiring bertambahnya usia. Setelah belajar Fa dan berlatih, tulang punggungnya kembali menjadi lurus, dan kulitnya membaik.

Bagaimana Kakak Ipar, Istri dan Keluarganya Mundur dari PKT

Suami saya memiliki tiga saudara laki-laki. Kakak laki-lakinya bekerja di Kejaksaan Kota, sedangkan istrinya bekerja di Pengadilan Kota. Keduanya memegang posisi tinggi dan setia kepada PKT, dan merekalah yang paling terpengaruh dan teracuni oleh propaganda PKT. Mereka mencela apa pun yang mereka anggap supernatural sebagai “takhayul” dan “konyol”, termasuk Dewa, Buddha, dan hantu. Pola pikir ini ditambah dengan profesi membuat mereka sulit menerima fakta kebenaran Dafa, apalagi mundur dari PKT.

Oleh karena itu, saya menggunakan cara langkah demi langkah untuk memperkenalkan mereka pada kebaikan Falun Dafa. Bahkan setelah saya mulai berlatih Dafa, saya tidak membicarakannya secara langsung. Sebaliknya, saya menggambarkan kebaikan Dafa dan kekuatan ajaibnya dari sudut pandang orang yang melihatnya.

Saya memiliki hubungan dekat dengan kakak ipar saya, dan kami bertukar pendapat satu sama lain dengan pikiran terbuka dan hidup rukun. Ketika istri kakak ipar mengkhawatirkan kesehatan saya, saya mengatakan kepadanya, “Saya mulai belajar qigong jenis baru. Ini sangat bagus, meskipun saya belum menceritakannya kepadamu.” Dia menjawab, “Tidak masalah jenis qigong apa, yang penting kesehatanmu meningkat.” Dengan cara ini, saya mengklarifikasi fakta kepada kakak ipar dan istrinya. Kakak ipar saya langsung setuju, “Saya akan mundur, saya akan mundur.” Sementara istrinya ragu-ragu, “Bisakah seseorang mengambil keputusan demikian mudah?” Saya mengatakan kepadanya, “Kita bersumpah di depan bendera merah, mengabdikan hidup kita untuknya (PKT). Kita harus mencabut sumpah beracun ini, jika tidak, kamu harus menanggung sebagian dosa mereka. Dewa dan Buddha melihat hati manusia. Jika kamu tulus menyatakan mundur, dapat menggunakan nama samaran, dan tidak perlu mengirimkan pemberitahuan mundur ke unit kerjamu. Mundur dari PKT akan menjamin keselamatan hidupmu ketika tiba waktunya bagi PKT untuk dilenyapkan.” Kakak ipar saya juga membujuknya, “Ini masalah besar, ayo kita mundur secepatnya.” Demikianlah, kakak ipar dan istrinya menggunakan nama samaran untuk mundur dari PKT.

Pada Juli 2006, putra kakak ipar saya kembali dari Guangzhou untuk mengunjungi orang tuanya. Saya mengklarifikasi fakta kepadanya tentang penganiayaan terhadap Falun Dafa dan menyarankan dia untuk mundur dari PKT. Keponakan saya memberi tahu saya bahwa dia mengetahui penganiayaan tersebut karena seseorang di sekolah telah memberi tahu dia tentang hal itu. Karena rekan praktisi ini sebelumnya telah membuka jalan, keponakan saya segera setuju untuk mundur dari PKT.

Bagaimana Adik Ipar, Istri dan Keluarganya Diselamatkan

Adik ipar saya adalah profesor spesialis di sebuah universitas di Guangzhou dan sering bepergian ke luar negeri untuk bekerja. Ketika istrinya mengakhiri kunjungannya ke kampung halaman kami pada musim panas itu, saya dan suami mengantarnya dengan mobil kami. Selama perjalanan, saya bercerita tentang kebaikan Dafa dan perubahan positif yang saya alami setelah berkultivasi. Adik ipar saya sangat gembira melihat kondisi kesehatan saya membaik dan langsung setuju bahwa Dafa adalah baik. Saya menyesal, keterbatasan waktu membuat saya tidak dapat membicarakan masalah mundur dari PKT.

Pada pertengahan Oktober 2007, adik ipar dan istrinya memutuskan untuk pergi ke Guangzhou untuk merenovasi rumah putra mereka. Kebetulan suami saya sedang bersantai di rumah setelah istirahat kerja. Ketika dia mendiskusikan kemungkinan mengunjungi Guangzhou dengan saya, saya sangat gembira. Saya sedang mencari kesempatan untuk mengklarifikasi fakta kepada adik ipar saya dan keluarganya, dan Guru pasti telah mengatur hal ini.

Segera setelah kami tiba di Guangzhou, suami dan adik ipar saya keluar untuk menyelesaikan sesuatu. Saya memanfaatkan kesempatan ini dan menjelaskan pentingnya mundur dari PKT untuk menjamin keselamatan kepada istrinya. Dia langsung setuju. “Baik, kalau begitu ajukan saja pemunduran untuk seluruh keluarga saya.” Saya menjawab, “Setiap orang harus terlebih dulu - setuju untuk mundur, jika tidak, maka tidak ada gunanya.” “Tapi adik ipar sangat keras kepala. Belum tahu apakah dia akan bersedia.” Istri adik ipar setuju untuk berbicara dengan putranya tentang pengunduran diri dari PKT, dan dalam hati saya bergembira atas keputusannya untuk mundur.

Malam itu, ketika adik ipar saya mengantar kami kembali ke hotel, saya mengatakan kepadanya, “Saya secara khusus melakukan perjalanan ini untuk menemuimu, untuk memberi tahumu bahwa saya berutang kesembuhan saya kepada Falun Gong. Media hanya melaporkan propaganda palsu untuk memfitnah Falun Gong. Melalui ajaran Sejati-Baik-Sabar, seseorang bisa menjadi orang baik. Penganiayaan PKT terhadap praktisi Falun Gong telah membuat murka para Dewa, yang ingin menghancurkannya. Mereka yang telah bergabung dengan organisasi PKT harus mundur dari organisasi tersebut demi mempertahankan hidup mereka. Istrimu telah memilih untuk mundur.” Mendengar ini, ekspresi adik ipar langsung berubah. “Apakah kamu ingin menghancurkan keluarga saya? Saya menolak untuk mendengarkan lagi!”

Saya mencoba membujuknya, “Apa yang saya katakan itu benar. Dengan banyaknya bencana alam dan bencana akibat ulah manusia, saya mengkhawatirkan keselamatanmu! Jika kamu mundur, Dewa akan menjagamu.” Wajah adik ipar menegang saat dia dengan sedih menjawab, “Saya tidak perlu rasa khawatirmu, jaga dirimu baik-baik saja. Terlebih lagi, tindakan seperti itu merupakan pengkhianatan terhadap pemerintah.” Suami saya berusaha menenangkan adik ipar yang sedang marah, dan bukannya membantu saya, suami malah memarahi saya. “Berhentilah membicarakan hal ini. Adik iparmu adalah seorang intelektual, bukan anak-anak. Dia bisa membedakannya sendiri.”

Adik ipar saya belum pernah menggunakan nada bicara seperti ini sebelumnya. Setelah berlatih Falun Gong, saya mendapatkan reputasi yang baik di dalam keluarga dan mendapatkan rasa hormat dari mereka. Bahkan suami yang biasanya penuh hormat pun bersikap sangat berbeda. Pada saat ini, ajaran Guru muncul di pikiran saya:

“Perihal mengklarifikasi fakta kebenaran untuk menyelamatkan semua makhluk, kekuatan lama tidak berani menentangnya, kuncinya adalah kondisi pikiran kita ketika melakukan pekerjaan jangan sampai disusupi mereka dari celah kekosongan.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa Boston tahun 2002, Ceramah Fa di Berbagai Tempat 2)

Proses menyelamatkan orang lain juga merupakan kesempatan bagi saya untuk mengultivasi dan meningkatkan taraf pikiran saya. Saya menenangkan diri dan mencari ke dalam. Adik ipar dan suami memperlakukan saya seperti ini karena saya gagal melakukan dengan baik dan telah melakukan kesalahan. Bukan memandangnya sebagai kehidupan yang harus diselamatkan, saya bertindak berdasarkan Qing (ikatan perasaan) manusia biasa terhadapnya. Karena istri adik ipar saya setuju untuk mundur dari PKT dengan sedikit upaya, saya menjadi gembira hati dan mulai berpikir untuk menambah prestasi ini. Kekuatan lama memanfaatkan celah ini dan menghalangi upaya saya untuk menyelamatkan adik ipar saya. Pikiran manusia ini mengganggu kemampuan saya untuk menyelamatkan makhluk hidup. Saya segera memancarkan pikiran lurus, “Untuk menyelamatkan orang lain, saya ingin menyingkirkan keterikatan dan emosi manusia ini. Semua makhluk jahat dan unsur-unsur yang menghalangi penyelamatan makhluk hidup akan dilenyapkan. Jika ada kekurangan, saya akan memperbaikinya sendiri. Tidak ada yang boleh menghalangi saya menyelamatkan makhluk hidup. Tindakan saya adalah yang paling lurus di alam semesta dan tidak ada orang lain selain Guru yang dapat mengganggu. Saya hanya mengakui pengaturan Guru.”

Saya mulai mempertimbangkan situasi dari sudut pandangnya. Sikap adik ipar saya kemungkinan besar didorong oleh kekhawatiran bahwa saya akan menjadi sasaran penganiayaan oleh Partai Komunis Tiongkok. Mertua saya telah lama dianiaya oleh PKT. Dicap sebagai sayap kanan, ayah mertua saya dipecat dari pekerjaannya, gajinya dikurangi, dan menderita selama 20 tahun berikutnya. Kehidupannya baru pulih normal pada tahun 1977. Ibu mertua saya juga pernah dianiaya setelah PKT menguasai negara dan dia tidak mendapat penangguhan hukuman sampai akhir Revolusi Kebudayaan. Putra-putra mereka juga terkena dampak serupa. Meskipun dipuji sebagai orang jenius oleh orang-orang di sekitar mereka karena kemampuan intelektual mereka, Revolusi Kebudayaan merampas kesempatan mereka untuk menerima pendidikan tinggi.

Karena latar belakang keluarga mereka, adik ipar saya tidak memiliki pandangan baik terhadap PKT jahat. Dengan kemampuannya yang luar biasa, setiap unit kerja berusaha membujuknya untuk bergabung dengan PKT, namun setiap upaya tersebut ditolak mentah-mentah. Meskipun tidak bergabung dengan PKT, adik ipar saya pada tahun-tahun awalnya pernah bergabung dengan Liga Pemuda dan Pionir Muda PKT, dan masih dianggap sebagai anggota organisasi jahat. Penolakannya untuk mundur berarti cap PKT masih melekat padanya, dan pada akhirnya dia tidak akan terselamatkan. Menghadapi penolakannya yang keras kepala, saya tidak punya pilihan selain tetap diam dan menunggu kesempatan lain.

Menjelang akhir tahun 2011, adik ipar dan istrinya mengundang keluarga kami yang terdiri dari tiga orang untuk merayakan Tahun Baru bersama mereka di Guangzhou. Saya memancarkan pikiran lurus sepanjang perjalanan, meminta bantuan Guru untuk menyelamatkan adik ipar saya. Dengan belas kasih Guru dan bantuan ibu mertua, saya berhasil membujuk adik ipar saya untuk mundur. Saya akhirnya meyakinkan dia bahwa mundur dari PKT bukanlah untuk mencapai keuntungan politik, namun merupakan cara bagi masyarakat untuk menjamin keselamatan mereka sendiri dari bencana di masa depan. Terlebih lagi, makhluk hidup telah menghabiskan ribuan tahun menunggu kesempatan untuk mempertegas pendirian mereka. Kali ini, adik ipar tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Putranya dan pengasuhnya yang bekerja untuk keluarga tersebut juga setuju untuk mundur dari PKT.

Keluarga Sepupu Saya Menerima Berkah Setelah Memahami Kebaikan Dafa

Saya juga berhasil membujuk sepupu suami saya dan enam anggota keluarganya untuk mundur dari PKT. Sepupu suami saya memiliki peternakan babi. Saat wabah demam babi sedang memuncak, saya menasihati istrinya untuk melafalkan “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik.” Babi mereka tetap terbebas dari demam babi dan akhirnya mendapat harga tinggi ketika dijual di akhir tahun.

Istrinya menderita kesehatan yang buruk dan harus dirawat di rumah sakit setiap tahun. Tahun ini setelah mundur dari PKT, dia tidak menemukan alasan untuk mengunjungi rumah sakit. Tindakan mereka benar-benar memungkinkan mereka menerima karunia besar.

Keyakinan Kuat Keluarga Saya pada Kekuatan Dafa untuk Menyelamatkan Orang

Pada Juni 2006, saya kembali ke kampung halaman untuk menyebarkan kebaikan Dafa kepada adik laki-laki, adik perempuan, dan tiga kakak laki-laki saya. Saya menggunakan pengalaman pribadi untuk melukiskan peningkatan yang saya alami baik secara fisik maupun mental, serta keajaiban yang Guru lakukan saat menyebarkan Fa. Saya menjelaskan mengapa Jiang Zemin ingin menganiaya Falun Gong dan fakta sesungguhnya di balik insiden “Bakar Diri Tiananmen” yang direkayasa PKT. Saya mengatakan kepada mereka bahwa propaganda yang disebarkan oleh media adalah salah! Upaya PKT untuk menganiaya mereka yang mempraktikkan jalan lurus telah membuat murka para Dewa dan Buddha, yang pasti akan menghancurkan PKT. Mereka yang menjadi anggota PKT harus bersumpah untuk mengabdikan hidup mereka demi tujuan PKT. Ketika Dewa menghancurkannya, mereka yang tidak mundur pada saatnya akan menderita bersamanya, jadi demi kebaikan terbaik, setiap orang sebaiknya mundur dari PKT. Dewa dan Buddha melihat hati manusia, jadi tidak perlu menghubungi organisasi PKT untuk mundur. Mereka yang bersedia mundur hanya perlu mengucapkannya di dalam hati agar hal itu dapat diperhitungkan.

Saya memanfaatkan berbagai ramalan kuno dan serentetan bencana alam dan bencana akibat ulah manusia untuk meyakinkan keluarga saya akan pentingnya mundur dari PKT. Karena keluarga kami sangat menderita akibat kampanye penganiayaan yang dilakukan PKT sebelumnya, tidak ada seorang pun di keluarga kami yang memiliki pandangan baik terhadap rezim komunis tersebut. Saya menghabiskan lima hari bepergian dan berbicara dengan anggota keluarga di lima rumah tangga. Kecuali mereka yang tidak hadir, semuanya setuju untuk mundur dari PKT.

Adik laki-laki saya menceritakan bagaimana dia luput dari bahaya setelah dia mundur dari PKT. Suatu malam dia mengantar rekannya pulang dengan sepeda motornya setelah minum-minum. Saat melintas di sebuah jembatan besar, baik penumpang maupun kendaraannya terhempas ke tepi trotoar jembatan. Helmnya hancur berkeping-keping, namun ia lolos dari bahaya tanpa cedera. Saya mengatakan kepadanya, “Itu karena kamu telah mundur dari PKT. Guru pasti melindungimu, jika tidak, konsekuensinya akan sangat mengerikan.” Adik saya setuju dengan pendapat saya tersebut.

Setelah menceritakan pengalaman kultivasi saya, adik laki-laki saya mengungkapkan keinginannya untuk ikut berlatih juga. Saya mengatakan, “Kultivasi adalah masalah serius. Jika kamu tetap ingin belajar, saya dapat membantumu.” Setelah memikirkan masalah ini lebih lanjut, dia berkata kepada saya, “Saya ingin belajar.” Saya setuju untuk mengiriminya beberapa materi kultivasi setelah kembali ke rumah. Seminggu kemudian, adik saya secara resmi memperoleh Fa.

Jalur adik perempuan saya memperoleh Fa bahkan lebih unik. Satu tahun setelah dia mundur dari PKT, suaminya mengajaknya naik sepeda motor untuk jalan-jalan santai. Di tengah perjalanan, suaminya merasa pusing dan terjatuh di pinggir jalan. Stang sepeda motor mematahkan dada dan tulang rusuk ipar saya di tiga bagian, menyebabkan luka dalam yang parah. Kondisinya sangat parah sehingga rumah sakit sempat membunyikan alarm (bagi mereka yang berada dalam kondisi kritis) setidaknya tiga kali. Hanya setelah adik perempuan saya melafalkan “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik,” dan meminta bantuan Guru, situasi suaminya membaik. Adik perempuan saya menjadi sangat percaya pada kebaikan Dafa.

Adik perempuan saya juga menyaksikan bagaimana kakak tertua kedua kami tetap bebas rasa sakit setelah menjalani operasi, bahkan hingga ia meninggal dunia. Ketika dia meminta saya untuk menjelaskan, saya mengatakan kepadanya, “Guru Falun Dafa menanggung penderitaan deminya.” Adik perempuan saya terkesan, kemudian menyatakan minatnya untuk berlatih Falun Gong. Dia bertanya, “Mengapa saya tidak berpikir untuk belajar Fa dan melakukan latihan sebelumnya?” Saya menjawab, “Dulu, waktu yang telah ditentukan belum tiba. Sekarang keinginanmu untuk berkultivasi menunjukkan sudah waktunya.” Guru pasti telah melihat tekadnya dan mengatur agar dia memperoleh Fa.

Meskipun tidak berpendidikan tinggi, adik perempuan saya rajin belajar Fa, bahkan membacanya sampai larut malam. Ditambah dengan keyakinannya yang kuat, Guru segera mulai memurnikan tubuhnya. Tadinya dia tidak bisa berjalan jauh, tapi sekarang adik saya bisa berjalan dalam waktu lama tanpa merasa lelah. Adik perempuan saya berkata, “Tidak ada yang bisa menghalangi jalur kultivasi saya.”

Anak saudara perempuan saya bekerja di daerah lain. Setelah mengetahui fakta kebenaran tentang Falun Gong, dia mundur dari PKT. Saat dia berkendara ke tempat kerja, dia selalu melafalkan “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik.” Guru mengaturnya menerima karier dan prospek pernikahan yang baik, dan dia sekarang menikmati karier yang bagus dan kehidupan keluarga yang harmonis. Cucu perempuan saudara perempuan saya menikmati prestasi terbaik di kelasnya. Meski di-PHK, kakak ipar saya berhasil mengajukan permohonan tunjangan pensiun dan dalam kondisi sehat selama 10 tahun terakhir. Keluarga saudara perempuan saya benar-benar diberkati.

Perjalanan saya telah membantu semua orang memahami fakta kebenaran dan memisahkan diri dari kejahatan PKT. Rasa terima kasih saya kepada Guru tak terhingga. Saya hanya bisa berusaha melakukan tiga hal dengan baik dan layak atas budi penyelamatan belas kasih Guru.