(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa mengadakan seminar di Balai Kota Salle du Moulin des Évêques di Agde, sebuah kota pesisir di selatan Perancis, pada malam tanggal 28 November 2023, untuk mengungkap penganiayaan yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap disiplin spiritual Falun Dafa. Gilles D’Ettore, Walikota Agde, beberapa staf pemerintah kota, dan penduduk Agde dan kota-kota sekitarnya menghadiri pertemuan tersebut.

Seorang praktisi menjelaskan apa itu Falun Dafa, bagaimana Falun Dafa sekarang dilatih di lebih dari 100 negara dan wilayah di seluruh dunia, dan bagaimana Falun Dafa dianiaya di Tiongkok sejak Juli 1999. Beberapa praktisi menceritakan pengalaman pribadi mereka disiksa ketika mereka ditahan dan dipenjarakan di Tiongkok, atau orang tua mereka dipenjara di Tiongkok karena berlatih Falun Dafa. Setelah pertemuan tersebut, banyak peserta menandatangani petisi untuk mengakhiri penganiayaan.

Praktisi mengadakan seminar di Agde pada malam hari, tanggal 28 November 2023.

Para peserta menandatangani petisi untuk mengakhiri penganiayaan.

Walikota Agde: Kita harus mengungkap fakta tentang penganiayaan yang dilakukan PKT terhadap Falun Dafa

Walikota Agde, Gilles D’Ettore (tengah), bersama praktisi Falun Dafa.

Gilles D’Ettore, walikota Agde, mengatakan dalam pidato pembukaan seminar bahwa banyak orang Perancis termasuk dia tidak mengetahui tentang penganiayaan terhadap Falun Dafa karena Partai Komunis Tiongkok mungkin menutupi banyak hal. D’Ettore berkata, “Atas nama kemanusiaan, kita harus mengungkap faktanya. Sebagai Walikota Agde, saya mempunyai kewajiban untuk melayani masyarakat dan mereka yang dianiaya dengan berani dan menjaga hak asasi manusia.”

Dia berjabat tangan dengan seorang praktisi yang menceritakan pengalaman pribadinya dipenjara dan disiksa di Tiongkok dan memuji keberaniannya.

Pentingnya Menyebarkan Fakta Kebenaran

Bernard Lavayssières (Kanan) dan seorang praktisi Falun Dafa.

Setelah seminar, pensiunan Bernard Lavayssières mengatakan bahwa penganiayaan adalah kenyataan yang kejam dan dia berharap penganiayaan ini segera berakhir. Yang menyentuh hatinya adalah seorang praktisi tetap teguh pada keyakinannya meskipun dia disiksa. Dia berkata, “Biasanya, seseorang akan mengingkari pikirannya ketika mengalami rasa sakit, namun, ini mungkin juga merupakan keajaiban Falun Dafa. Orang-orang ini telah mengalami penganiayaan dan masih berpegang pada keyakinan mereka dengan teguh.”

Lavayssières mengatakan bahwa dia menonton program ARTE (Association Relative à la Télévision Européenne) baru-baru ini dan mengetahui bahwa ada orang-orang di Tiongkok yang bersedia mempertaruhkan nyawa mereka untuk memberi tahu orang-orang tentang Falun Dafa. Dia sangat tersentuh. Dia percaya bahwa ini pasti merupakan hal yang sangat penting bahwa (Falun Dafa) mengubah kehidupan orang-orang ini dan mempunyai dampak yang besar pada mereka. Pada saat yang sama, ia juga melihat sifat jahat PKT yang menganiaya praktisi melalui pemenjaraan dan hukuman ilegal. Lavayssières yakin bahwa penganiayaan pada akhirnya akan berakhir dan penting untuk memberi tahu semua orang apa yang terjadi di Tiongkok.

Dia juga menyatakan minatnya untuk mempelajari Falun Dafa. Dia berkata, “Berlatih Falun Dafa dapat membuat seseorang menjadi sehat. Mungkin dengan berlatih, saya bisa lebih dekat dengan Tuhan. Tiga kata Sejati-Baik-Sabar sangat penting bagi orang-orang di seluruh dunia dan merupakan kualitas yang baik untuk pengembangan diri.”

Staf Pemerintah Kota: Semua Masyarakat Harus Tahu Tentang Penganiayaan

Eric Rinzo, staf pemerintah kota Agde.

Eric Rinzo bekerja untuk pemerintah kota. Ketika dia mengetahui akan ada seminar malam itu tentang penganiayaan PKT terhadap Falun Dafa, dia memutuskan untuk hadir.

Rinzo ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dia mengatakan begitu banyak hal yang ditutup-tutupi, dan merasa penting agar fakta kebenaran disebarkan dan diketahui orang-orang dari semua lapisan masyarakat di seluruh dunia. Dia mengatakan bahwa penting untuk memberi tahu orang-orang fakta kebenaran tentang penganiayaan Falun Dafa. “Kita harus menyadari bahwa ini nyata. Dengan memahami fakta kebenaran, masyarakat tidak lagi menutup mata terhadap fakta.”

Praktisi Menceritakan Pengalaman Pribadinya

Wang Zhe yang saat ini tinggal di Perancis mengatakan kepada peserta bahwa dia dipukuli dan disetrum dengan tongkat listrik di kamp kerja paksa Tiongkok, dan hampir meninggal. Pada tahun 2001, dia dipenjara di kamp kerja paksa karena membagikan CD yang menjelaskan fakta kebenaran tentang bakar diri di Tiananmen. Kemudian, dia secara ilegal dijatuhi hukuman tiga tahun penjara. Saat berada di kamp kerja paksa, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri para penjaga penjara memukuli praktisi Falun Dafa Chen Baoliang hingga meninggal, namun penjaga penjara menyatakan bahwa Chen meninggal karena serangan jantung.

Saat seminar, Ding Lebin menyerukan penyelamatan ayahnya Ding Yuande.

Ding Lebin menyerukan penyelamatan ayahnya, Ding Yuande, yang ditangkap bersama ibunya Ma Ruimei pada tanggal 12 Mei 2023. Ibunya dibebaskan pada tanggal 24 Mei, namun ayahnya telah ditahan di Pusat Penahanan Kota Rizhao sejak tanggal 3 Juni.