(Minghui.org) Putra saya lahir secara prematur. Di usia tiga tahun, dia masih belum bisa bicara. Dia sering diganggu oleh teman sekelasnya saat duduk di bangku sekolah dasar. Setelah saya dipenjarakan karena menolak melepaskan keyakinan saya, putra saya masuk sekolah asrama. Diberkati oleh Falun Dafa, sebuah latihan spiritual tradisional Tiongkok bagi jiwa raga, putra saya tumbuh menjadi pemuda yang luar biasa meski berada di lingkungan yang sulit semacam itu.

Putra saya lahir lebih awal satu setengah bulan, dengan berat badan kurang dari 2,7 kg. Di usia satu bulan dia masih belum bisa membuka mata, dan bibirnya selalu berwarna ungu. Saat berusia satu setengah tahun, putra saya salah didiagnosa memiliki stasis usus dan menjalani operasi. Sejak saat itu, dia demam dan batuk setiap bulannya, suami dan saya sering menghabiskan malam di rumah sakit bersamanya.

Putra saya tidak bisa bicara saat berusia tiga tahun. Saya mendengar orang-orang berbicara di belakang saya dengan mengatakan bahwa putra saya memiliki keterlambatan. Itu menjadi semakin buruk saat dia masuk sekolah. Dia lebih kecil dan lebih lemah dari anak-anak seusianya, dan dia diganggu oleh mereka.

Saya mulai berlatih Falun Dafa tahun 1999 dan mendapat manfaat secara fisik dan mental dalam waktu singkat. Saya meminta putra saya untuk bergabung berlatih bersama saya. Dia berkata akan melakukannya pada liburan musim panas. Namun, tanggal 20 Juli tahun itu, Partai Komunis Tiongkok melancarkan penganiayaan terhadap Falun Dafa. Melakukan latihan di tempat umum tidak lagi diperbolehkan. Dia berusia 11 tahun pada saat itu.

Kami mulai membaca buku Zhuan Falun, buku utama ajaran Falun Dafa, dan melakukan lima perangkat latihan Dafa di rumah. Sejak saat itu dia tidak lagi demam atau batuk. Saat liburan selama satu minggu di bulan Oktober 2000, saya pergi ke Beijing bersama putra saya untuk memohon secara damai bagi Falun Dafa. Kami menyebarkan materi Falun Dafa kepada wisatawan. Alhasil, saya dipenjarakan. Putra saya lalu dikirim ke sekolah asrama oleh suami saya.

Beberapa tahun kemudian, setelah dibebaskan dari penjara, saya berjumpa putra saya lagi. Dia sudah tumbuh besar. Dia memberitahu saya bahwa sekolah pernah menyuruh murid-murid untuk menandatangani spanduk yang memfitnah Falun Dafa, putra saya menolak melakukannya dan juga memberitahu murid lain di sekolah agar tidak menandatanganinya.

Tinggi badannya lebih dari 182 cm saat SMA, dia memiliki kebiasaan belajar yang bagus dan memiliki karakter yang luar biasa. Dia baik pada semua orang dan selalu siap membantu. Guru dan teman sekelas menyukainya. Gadis-gadis di kelasnya merasa bahwa dia adalah pasangan idaman dan cocok dijadikan suami.

Putra saya diterima di universitas ternama dan mendapat gelar sarjana di bidang keuangan. Setelah tamat, dia bekerja di perusahaan besar. Dia melanjutkan studinya setelah bekerja dan lulus ujian yudisial nasional dalam sekali coba. Rekan kerja mengagumi saya, “Putra Anda luar biasa meski tanpa pengawasan Anda selama bertahun-tahun.” Saya memberitahu mereka bahwa dia telah dibimbing oleh Falun Dafa sepanjang waktu, itu jauh lebih baik dari bimbingan saya.

Pernah dalam mimpi, saya melihat Guru memegang tangan saya dan putra saya menju surga.