(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa mengadakan acara di Auckland, kota terbesar di Selandia Baru pada tanggal 25 April 2023, di depan Kedutaan Besar Tiongkok. Mereka memperingati Permohonan Damai 25 April yang terjadi di Beijing 24 tahun lalu.

Praktisi berharap lebih banyak orang di Selandia Baru dapat mengetahui tentang penganiayaan brutal Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap Falun Gong, yang berlanjut hingga hari ini.2

Praktisi Falun Dafa berkumpul di depan Kedutaan Besar Tiongkok pada 25 April 2023 untuk memperingati permohonan damai 25 April 24 tahun lalu

Pemimpin Redaksi “Beijing Spring:” Praktisi Falun Dafa Menjaga Moralitas

Chen Weijian, pemimpin redaksi majalah “Beijing Spring.”

Chen Weijian adalah pemimpin redaksi majalah “Beijing Spring” dan seorang komentator politik terkenal. Dia berpikir bahwa jika orang bahkan tidak memiliki hak dan kebebasan untuk mengekspresikan pendapat mereka, tidak ada gunanya berbicara tentang klaim PKT tentang "aturan hukum dan demokrasi." Dia berkata bahwa praktisi Falun Dafa benar-benar hebat meskipun telah melalui 24 tahun penganiayaan brutal. Mereka masih dapat mempertahankan reputasi Falun Dafa dan memberi tahu orang-orang di dunia tentang kebaikan Falun Dafa dengan cara yang begitu sopan!

Chen berkata, “PKT tidak terkejut dengan Permohonan 25 April. Mereka terkejut dengan sikap damai yang ditunjukkan oleh para praktisi selama permohonan itu, menunjukkan keharmonisan dan kebaikan. Praktisi Falun Dafa tidak berteriak atau mengamuk seperti yang biasanya dilakukan orang-orang ketika mereka protes. Mereka hanya berdiri di sana dengan damai, berlatih gerakan atau membaca buku. Mereka menjaga kebersihan lingkungan dengan sangat baik. Falun Dafa menciptakan keajaiban di mana orang bercita-cita untuk mencapai Sejati, Baik, dan Sabar secara spiritual di tengah masyarakat yang penuh nafsu dan tidak sabar. Energi spiritual positif semacam ini paling ditakuti oleh PKT.”

Dia juga berkata, “Politik mengacu pada perilaku yang mengatur negara seperti tindakan yang dilakukan oleh pemerintah, partai politik, dll. Sebaliknya, Falun Dafa memprotes penindasan, yang jelas tidak berada dalam ruang lingkup politik. Sebenarnya, tidak penting apakah perlawanan itu diperlakukan politis atau tidak, yang penting adalah moralitasnya. Rezim PKT tidak memiliki moralitas sementara kelompok Falun Dafa tetap menjaga moralitas.”

Guru Bahasa Inggris: Praktisi Falun Dafa Akan Menyaksikan Proses PKT Menuju Kejatuhannya

Judith (kanan) mendukung Falun Dafa.

Judith mengajar bahasa Inggris di Tiongkok. Dia kebetulan melewati kedutaan Tiongkok dan berhenti untuk melihat praktisi melakukan latihan. Dia berkata, “Mereka (praktisi Falun Dafa) memprotes penganiayaan PKT. Penganiayaan semacam ini tidak hanya menyasar mereka, tetapi juga termasuk Uyghur, Kristen, dll.”

Judith menjelaskan bahwa dia menonton film tentang Falun Dafa yang dianiaya oleh PKT, jadi dia memahami kebenaran tentang penganiayaan terhadap Falun Dafa. Dia berkata, “Ini sangat mirip dengan insiden Tiananmen yang terjadi pada tahun 1989 dan insiden baru-baru ini tentang orang-orang Hong Kong yang memperjuangkan kebebasan dan hak asasi manusia mereka. Orang-orang berharap pemerintah dapat memahami kebenaran, tetapi pemerintah [PKT] memilih untuk tidak mendengar. Saya sangat mendukung semua yang telah dilakukan oleh praktisi Falun Dafa. Mereka akan menyaksikan bagaimana PKT maju menuju kejatuhannya selangkah demi selangkah.”

Judith menambahkan, “PKT benar-benar korup, [rezim] sepenuhnya dibangun di atas kebohongan. Semua perbuatannya bertentangan dengan rakyatnya alih-alih melayani mereka. PKT egois dan mengagungkan diri sendiri. Para diktator itu seperti 'Pakaian Baru Kaisar.' Semua orang dapat melihat bahwa kaisar tidak mengenakan pakaian apa pun. Hanya saja sebagian orang tidak mau mengakui masalahnya. Namun, hari ini, saya melihat ada orang yang berhenti dan memberikan dukungan mereka kepada praktisi Falun Dafa. Mereka telah memperoleh dukungan dari orang-orang di Selandia Baru. Bahkan jika PKT tidak mau mendengarkan [kebenaran], praktisi tidak membuang-buang waktu mereka.”

Orang Tionghoa: Praktisi Falun Dafa Benar-benar Teguh dan Stabil Sepanjang Tahun

Hong, seorang Tionghoa dari Singapura, kebetulan sedang berada di tempat diadakannya acara praktisi. Dia berkata, “Kita semua tahu bahwa Sejati, Baik, dan Sabar itu baik dan harus dirangkul dan dipromosikan. Namun, penganiayaan PKT salah. Dari perspektif kemanusiaan, menghalangi kebebasan pribadi, keyakinan beragama, dan kebebasan berbicara, penganiayaan [terhadap praktisi], dan pengambilan organ [mereka] saat mereka masih hidup adalah salah. Namun, PKT itu jahat.”

Sehubungan dengan perlawanan praktisi Falun Dafa terhadap penganiayaan selama 24 tahun, Hong berkata, “Pada tingkat spiritual, praktisi Falun Dafa benar-benar mendapatkan rasa hormat saya. Mereka benar-benar tetap kokoh dan stabil selama bertahun-tahun. Saya harap mereka juga dapat melanjutkan upaya mereka di masa depan.”

Hong juga berkata, “Saya yakin setelah PKT runtuh, rakyat Tiongkok akan menyambut dunia baru.”