(Minghui.org) Menjelang peringatan 24 tahun penganiayaan terhadap Falun Dafa, praktisi di Malaysia mengadakan serangkaian kegiatan di ibu kota Kuala Lumpur, berharap untuk menginformasikan lebih banyak orang tentang kekejaman tersebut.

Latihan Bersama, Pameran, dan Nyala Lilin

Pada pagi hari tanggal 9 Juli 2023, praktisi mengadakan kegiatan di Taman Titiwangsa di Kuala Lumpur, menyerukan agar penganiayaan segera diakhiri. Meski mendung dan hujan deras, kegiatan tetap berjalan sesuai jadwal. Banyak orang berbicara dengan praktisi dan menandatangani petisi untuk mengutuk penganiayaan.

Praktisi mengadakan kegiatan di Taman Titiwangsa, Kuala Lumpur pada 9 Juli 2023 untuk menandai 24 tahun pengungkapan penganiayaan secara damai.

Kegiatan hari itu diawali dengan latihan bersama di Lapangan Taman Titiwangsa.

Banyak orang menandatangani petisi untuk mengakhiri penganiayaan.

Orang-orang melihat karya seni Pameran Seni Zhen Shan Ren (Sejati-Baik-Sabar).

Selama kegiatan di Taman Titiwangsa, para praktisi menyediakan salinan Pameran Bukti Musyawarah Pengadilan Independen Rakyat (Pengadilan Tiongkok) untuk dibaca orang. Mereka juga menampilkan karya seni dari Pameran Seni Zhen, Shan, Ren (Sejati-Baik-Sabar), memungkinkan pengunjung untuk memahami pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Tiongkok hari ini.

Malam itu mereka mengadakan nyala lilin di Taman Titiwangsa untuk memperingati praktisi yang disiksa hingga meninggal oleh PKT.

Orang-orang Mengutuk Penganiayaan

Orang-orang dari berbagai latar belakang mengecam pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan PKT. Ibrahim, seorang Melayu, mengatakan bahwa dia menyesal tidak mengetahui tentang kejahatan pengambilan organ paksa oleh PKT sebelumnya, jadi dia menyumbangkan dana untuk transplantasi organ temannya di Tiongkok. Dia berharap masyarakat memperhatikan pengambilan organ secara hidup-hidup untuk mencegah mereka secara tidak sengaja mendukung kejahatan tersebut.

Huang (wanita), seorang Tionghoa Malaysia, mengatakan bahwa dia sangat menyadari kelangkaan donasi organ sukarela di antara orang Tionghoa. Dia secara pribadi telah dilarang oleh keluarga dan teman-temannya untuk menandatangani formulir persetujuan donasi organ. Dia merasa tidak dapat dipahami bahwa ada jaringan transplantasi yang luas di Tiongkok di mana pasien hanya perlu menunggu dua minggu atau kurang. Dia menyerukan diakhirinya penganiayaan terhadap Falun Dafa.

Peng (pria), seorang praktisi Falun Dafa dari Tiongkok yang telah menemukan suaka di Malaysia, menceritakan pengalamannya ditahan tanpa ampun dan disiksa oleh PKT sejak penganiayaan dimulai pada 1999. Meskipun PKT mencoba memaksanya untuk menandatangani “pengakuan” untuk memfitnah Falun Dafa, dia tetap teguh dan bertekad untuk tidak menyerah pada kejahatan. “Seseorang yang sudah pulih kesehatannya tidak mau lagi menjadi pasien,” ujarnya. “Air bersih tidak mau kembali ke keadaan pencemaran yang kotor.”

Rapat Umum di Dekat Konsulat Tiongkok

Praktisi melakukan aksi damai di dekat Kedutaan Besar Tiongkok di Kuala Lampur pada 15 Juli 2023.

Praktisi mengadakan rapat umum di dekat Kedutaan Besar Tiongkok di Kuala Lumpur pada 15 Juli untuk mengungkap penganiayaan. Mereka mengucapkan selamat kepada 415 juta orang Tionghoa yang mundur dari PKT dan organisasi afiliasinya dan meminta orang-orang untuk membantu menghentikan kejahatan pengambilan organ oleh PKT.

Praktisi membacakan pernyataan dalam bahasa Mandarin dan Melayu. Mereka pergi ke Konsulat Tiongkok untuk mengungkap penganiayaan, hujan maupun cerah selama lebih dari 20 tahun.

Kegiatan di Avenue of Stars

Praktisi mengadakan kegiatan di Avenue of Stars untuk memberitahu orang-orang tentang penganiayaan.

Praktisi malam itu mengadakan acara di Bukit Bintang (Avenue of Stars), area komersial paling populer di Kuala Lumpur. Mereka memperagakan kembali pengambilan organ, dan memberi tahu orang-orang tentang Falun Dafa dan penganiayaan brutal yang dilakukan PKT selama 24 tahun terhadap latihan spiritual ini.

Jalanan penuh sesak, dan banyak orang berhenti untuk mendengarkan saat praktisi menjelaskan bahwa Pengadilan Independen Rakyat (Pengadilan Tiongkok) yang berbasis di London memastikan bahwa PKT masih mengambil organ dari praktisi yang masih hidup, termasuk kesaksian dari dokter dan polisi yang terlibat langsung. Dia berkata bahwa kejahatan ini tidak hanya mempengaruhi Tiongkok, tetapi seluruh dunia. PKT menjalankan pariwisata transplantasi organ internasional, tanpa disadari menarik orang ke Tiongkok untuk transplantasi organ, tetapi membunuh praktisi untuk diambil organnya.

Praktisi meminta orang-orang untuk menghindari bepergian ke Tiongkok melakukan transplantasi organ. Dia menjelaskan bahwa ini sama saja dengan memicu dan mendukung kejahatan.

Guo Shufang, penyanyi wanita terkenal Malaysia yang berlatih Falun Dafa, menceritakan pengalaman pribadinya. Dia berkata bahwa setelah dia mulai berlatih Falun Dafa, kesehatan mental dan fisiknya membaik. Namun, praktisi di Tiongkok, yang menjadi sehat setelah berlatih, menjadi cacat atau bahkan terbunuh ketika polisi menyiksa mereka. Perilaku ini tidak terpikirkan di negara bebas.

Seorang turis dari India menyaksikan praktisi melakukan latihan, dan merasa mereka tenang, damai, dan sangat indah. Dia membaca spanduk dan bertanya, “Mengapa latihan yang baik ini dianiaya? Jika Partai Komunis bahkan tidak dapat mentolerir Sejati-Baik-Sabar, maka itu adalah iblis. Kelihatannya sangat kuat, tetapi kejahatan tidak pernah berhasil dalam sejarah.”

Banyak orang mengatakan bahwa penganiayaan PKT terhadap Falun Dafa adalah penganiayaan terhadap sifat dasar kemanusiaan dan kemanusiaan itu sendiri, dan setiap orang harus bekerja sama untuk menghentikan kejahatan ini. Beberapa turis dari Tiongkok mundur dari PKT dan organisasi afiliasinya selama kegiatan tersebut. Beberapa Tionghoa Malaysia melakukan latihan dengan praktisi. Yang lain mengungkapkan dukungan mereka untuk Falun Dafa, menanyakan apa yang bisa mereka lakukan untuk membantu. Banyak orang menandatangani petisi mengutuk penganiayaan.

Latar Belakang: Apa Itu Falun Dafa dan Mengapa PKT Menganiayanya?

Falun Dafa (juga dikenal sebagai Falun Gong) pertama kali diperkenalkan ke publik oleh Guru Li Hongzhi di Changchun, Tiongkok, pada 1992. Disiplin spiritual ini sekarang dilatih di lebih dari 100 negara dan wilayah di seluruh dunia. Jutaan orang yang telah mengikuti ajaran, yang didasarkan pada prinsip Sejati, Baik, Sabar, dan mempelajari lima perangkat latihan, telah mengalami peningkatan kesehatan dan mental.

Jiang Zemin, mantan ketua Partai Komunis Tiongkok (PKT), menganggap semakin populernya disiplin spiritual ini sebagai ancaman terhadap ideologi ateis PKT dan pada 20 Juli 1999, mengeluarkan perintah untuk memberantas latihan tersebut.

Di bawah arahan pribadi Jiang, PKT mendirikan Kantor 610, sebuah organisasi di luar hukum dengan kekuasaan untuk mengesampingkan polisi dan sistem peradilan dan yang tujuan utamanya adalah melakukan penganiayaan terhadap Falun Dafa.

Minghui.org telah mengkonfirmasi kematian ribuan praktisi sebagai akibat dari penganiayaan selama 24 tahun terakhir. Jumlah sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi. Tak terhitung praktisi telah dipenjara dan disiksa karena keyakinan mereka.

Ada bukti nyata bahwa PKT memberikan sanksi pengambilan organ dari praktisi yang ditahan, yang dibunuh untuk memasok industri transplantasi organ Tiongkok.