(Minghui.org) Praktisi Falun Gong dari daerah Philadelphia Raya mengadakan rapat umum di Pecinan Philadelphia tanggal 26 Agustus 2023. Mereka menyerukan dibubarkannya Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan diakhirinya penganiayaan PKT terhadap Falun Gong.

Beberapa praktisi Falun Gong berbicara saat rapat umum tentang pengalaman mereka dipenjarakan di Tiongkok karena keyakinan mereka. Seorang anggota Dokter Menentang Pengambilan Organ Paksa (DAFOH) juga berbicara di rapat umum dan mengecam pengambilan organ hidup-hidup oleh PKT – kejahatan terhadap kemanusiaan.

Saat rapat umum, praktisi Falun Gong memegang spanduk yang menyerukan diakhirinya penganiayaan. Mereka menyebarkan brosur kepada orang yang lewat, dan mengumpulkan tanda tangan petisi untuk menghentikan penganiayaan.

Kegiatan tersebut menarik perhatian banyak orang, yang berhenti sejenak untuk mendengarkan pidato dan menunjukkan dukungan mereka. Setidaknya 30 orang Tiongkok mundur dari keanggotaan PKT serta organisasi muda afiliasinya selama kegiatan berlangsung. Ada juga pejalan kaki Tionghoa yang memberi pidato impromptu dalam bahasa Inggris yang mengecam watak PKT.




Praktisi Falun Gong mengadakan rapat umum di Pecinan Philadelphia tanggal 26 Agustus 2023.




Orang-orang menandatangani petisi yang menyerukan diakhirinya penganiayaan di Tiongkok.

Anggota DAFOH: Pengambilan Organ Hidup-Hidup oleh PKT adalah Kejahatan terhadap Kemanusiaan

Dr. Jessica Russo, anggota DAFOH, berbicara saat rapat umum, mengungkap kejahatan pengambilan organ dari praktisi Falun Gong yang masih hidup. Dia berkata bahwa PKT melancarkan penganiayaan skala besar terhadap Falun Gong tanggal 20 Juli 1999, dan sejak tahun 2000, sistem transplantasi organ Tiongkok berkembang dengan sangat pesat. Kamp kerja paksa, penjara besi, dan sel menahan praktisi Falun Gong, serta jumlah transplantasi organ di Tiongkok telah meroket secara proporsional.

Jessica Russo, anggota DAFOH, mengecam pengambilan organ secara hidup-hidup oleh PKT saat rapat umum.

Di Amerika Serikat, dan negara lainnya dengan sistem donasi sukarela, pasien umumnya menunggu setidaknya satu tahun untuk transpantasi organ. Namun di Tiongkok, hanya perlu waktu beberapa minggu atau bahkan beberapa hari untuk menemukan organ yang cocok, karena ada puluhan ribu praktisi Falun Gong yang dipenjarakan oleh PKT, dan organ mereka mungkin diambil kapan saja.

Menurut investigasi selama lebih dari sepuluh tahun oleh para ahli independen internasional yang terkenal, diyakini bahwa 60.000 hingga 100.000 transplantasi organ dilakukan di Tiongkok setiap tahun, dan sumber utama organ adalah praktisi Falun Gong. Angkanya lebih tinggi dari yang diumumkan oleh rezim Tiongkok. Amerika Serikat dulunya adalah negara dengan jumlah transplantasi organ terbesar, melakukan sekitar 45.000 transplantasi setiap tahun, namun kini Tiongkok adalah negara dengan jumlah transplantasi tertinggi.

Dr. Russo berkata bahwa pengambilan organ hidup-hidup merajalela di rumah sakit seluruh Tiongkok. Kejahatan terhadap kemanusiaan ini dicetuskan dan diawasi oleh PKT, dan masih berlangsung hingga kini dalam skala besar. Dr. Russo menyerukan agar orang-orang mengambil sikap dan bantu menghentikan kejahatan pengambilan organ yang dilakukan PKT terhadap para tahanan hati nurani, dengan mendukung “Undang-Undang Perlindungan Falun Gong,” sebuah peraturan yang memberikan sanksi terhadap individu yang terlibat dalam pengambilan organ secara paksa.

Pidato Impromptu: Kehancuran PKT adalah Mimpi Terbesar Saya

Lin, pejalan kaki Tiongkok, mendengarkan dengan saksama pidato rapat umum dan menandatangani petisi untuk menyerukan diakhirinya penganiayaan terhadap Falun Gong.

Lin berkata, “Kegiatan semacam ini sangat berarti. Banyak orang tidak mengerti watak PKT, termasuk banyak orang Amerika, karena mereka tidak mengalaminya.”

Dia mengungkapkan dukungannya terhadap kegigihan praktisi Falun Gong dalam meningkatkan kesadaran. Dia berkata, “Saya mendukung mereka karena mereka melakukannya dengan baik. Kita harus melakukan lebih banyak. Kita harus mengingatkan orang-orang untuk tidak memercayai Partai Komunis Tiongkok. PKT mengatakan satu hal namun justru melakukan sebaliknya.”

Lin menambahkan, “Saya memiliki mimpi suatu hari nanti Partai Komunis akan binasa. Ini adalah mimpi terbesar saya. PKT tidak manusiawi dan tidak didasari pada hak asasi manusia.”

Setelah itu, Lin mengambil mikrofon dari pengatur acara rapat umum dan membawakan pidato dalam bahasa Inggris kepada kerumunan orang.

Lin berkata, “Partai Komunis menginjak-injak hak asasi manusia, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa semua orang memiliki kebebasan berbicara, kebebasan berkeyakinan, kebebasan berkumpul, dan kebebasan bepergian. Ini adalah hak asasi manusia yang paling mendasar. Namun di bawah pemerintahan PKT, kebebasan ini tidak eksis. Partai Komunis Tiongkok menginjak-injak semua hak ini.

“Hari ini saya lewat di sini dan tidak ada persiapan [untuk memberikan pidato]. Namun saya beruntung memiliki kesempatan untuk membagikan pandangan saya dengan kalian dan mengungkap watak PKT. Saya berbicara berdasarkan pengalaman pribadi. Saya sudah hidup di bawah rezim totaliter komunis selama 40 tahun. Saya sudah melewati banyak hal. Mohon ingat, jangan pernah memercayai Partai Komunis, jangan pernah!”

Mendukung Falun Gong

Dan, yang bekerja di industri medis, dengan gembira berkata setelah menerima bunga lotus kecil dari praktisi Falun Gong, “Saat saya pergi ke Kanada beberapa tahun lalu, seorang praktisi Falun Gong memberi saya bunga lotus yang sama indahnya, itu masih tergantung di tas ransel saya.”

Dia belajar lebih banyak tentang Falun Gong dan menandatangani petisi. Dan berkomentar, “Banyak orang berpartisipasi dalam rapat umum hari ini. Kegiatannya damai dan informatif. Saya belajar banyak tentang watak PKT. Saya akan mencari informasi lebih banyak secara daring. Orang Amerika seharusnya belajar lebih banyak tentang penganiayaan yang dilakukan PKT terhadap keyakinan.”


Dan menandatangani petisi menyerukan dihentikannya penganiayaan.

Dia memuji praktisi Falun Gong, dengan berkata, “Mereka semua berhati baik, teguh dengan keyakinan mereka, dan sangat yakin dalam mengakhiri penganiayaan. Hak kebebasan berkeyakinan adalah hal yang paling penting bagi mereka. Mereka juga adalah orang-orang yang sangat tersadarkan.”

Hanna Lindstinn, sekretaris jenderal serikat pekerja pendidikan, telah datang ke Philadelphia dari Denmark untuk melakukan rapat. Dia berkata belum pernah mendengar tentang Falun Gong sebelumnya, jadi dia tertarik dengan pidato saat rapat umum.


Hanna Lindstinn dari Denmark mendengarkan seorang praktisi muda yang berbicara tentang Falun Gong.

Lindstinn berkata, “Saya mengetahui tentang penganiayaan PKT terhadap Falun Gong, dan saya sangat sedih. Saya tinggal di Denmark. Sulit bagi saya untuk memahami mengapa orang-orang dianiaya karena keyakinan mereka. Saya ingin tahu lebih banyak tentang apa yang terjadi di Tiongkok.”

Setelah menandatangani petisi, Lindstinn berkata, “Saya menandatanganinya karena saya rasa [penganiayaan] sangat salah. Penganiayaan semacam itu di negara totaliter sangat keterlaluan dan tidak manusiawi. Pengambilan organ hidup-hidup tampaknya hanyalah kisah dalam film, tapi itu terjadi di dunia nyata. Itu sungguh kejam.”

Dia memuji kegigihan praktisi Falun Gong dalam meningkatkan kesadaran tentang kejahatan di Tiongkok. Lindstinn berkata, “Mereka memegang spanduk dengan tenang dan tidak pernah menyerah. Seiring waktu, itu akan memberikan hasil dan orang-orang akan berubah. Yang bisa saya lakukan adalah belajar lebih banyak tentang penganiayaan, dan memberitahu rekan kerja serta orang-orang di sekitar saya.”

Mark Karpo, seorang pengacara, menandatangani petisi dan berbicara dengan seorang praktisi. Dia berkata, “Saya melihat praktisi Falun Gong di luar Konsulat Tiongkok di New York. Sebagai pengacara imigrasi, saya tahu PKT telah menganiaya Falun Gong selama lebih dari 20 tahun. Saya bersimpati dengan Falun Gong dan mendukung kegiatan mereka di sini dan meningkatkan kesadaran.”


Pengacara Mark Karpo menandatangani petisi.

Karpo berkata, “Saya mendengar tentang pengambilan organ oleh PKT dari praktisi yang masih hidup. Itu mengerikan. Baguslah praktisi mengadakan kegiatan meningkatkan kesadaran di sini.”