(Minghui.org) Sekitar 30 orang dari berbagai lembaga di Kabupaten Fumeng, Kota Fuxin, Provinsi Liaoning mendatangi rumah Zhang Guozhen [wanita] pada pukul 10 pagi tanggal 31 Juli 2023. Mereka mengadili Zhang Guozhen, 65 tahun, karena keyakinannya terhadap Falun Gong, dan dijatuhi hukuman tiga tahun dua bulan dan denda 6.000 yuan.

Hanya hakim ketua dari Pengadilan Kabupaten Fumeng dan jaksa penuntut Qiu Shuang dari Kejaksaan Kabupaten Fumeng mengenakan seragam. Orang-orang lainnya, termasuk petugas pengadilan dan petugas polisi, mengenakan pakaian sipil. Wu Gang, wakil kepala Kantor Polisi Chengxi, yang menangkap Zhang dan kemudian menyerahkan kasusnya ke kejaksaan, juga hadir. Tidak ada yang menunjukkan identitas mereka atau mengungkapkan nama mereka (kecuali jaksa Qiu).

Qiu mendakwa Zhang menggunakan organisasi sesat untuk melemahkan penegakan hukum, sebuah dalih standar yang digunakan untuk menjebak dan memenjarakan praktisi Falun Gong. Hakim memvonis Zhang pada akhir persidangan dan memerintahkan agar dia segera ditahan (dia mendapat jaminan setelah penangkapannya tahun lalu).

Zhang menolak untuk pergi bersama mereka dan dibawa paksa keluar rumahnya oleh petugas pengadilan dan petugas polisi. Mereka kemudian membawanya untuk pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk masuk ke Pusat Penahanan Kota Fuxin, di mana dia diperintahkan untuk menjalani hukuman.

Polisi membawanya ke empat rumah sakit berbeda, termasuk Rumah Sakit Kabupaten Fumeng, Rumah Sakit Polisi Kota Fuxin, Rumah Sakit Afiliasi Grup Tambang Batubara Kota Fuxin, dan Rumah Sakit Kedua Kota Fuxin, dalam upaya untuk menjebloskannya ke pusat penahanan.

Keempat rumah sakit secara independen menyimpulkan bahwa kesehatan Zhang buruk dan tidak layak untuk ditahan. Lebih khusus lagi, tekanan darah sistoliknya diukur 175-185 mmHg (kisaran normal tidak lebih dari 120 mmHg) dan terdapat bayangan di paru-parunya. Dokter rumah sakit memperingatkan bahwa hidupnya bisa dalam bahaya kapan saja.

Pusat penahanan menolak menerima Zhang setelah membaca laporan rumah sakit. Dia akhirnya dibawa pulang.

Penangkapan Terakhir

Hukuman penjara Zhang berasal dari penangkapannya pada 27 Mei 2022 setelah dia dilaporkan karena berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong. Kantor Polisi Chengxi di Kabupaten Fumeng menangkapnya namun segera membebaskannya dengan jaminan satu tahun.

Wakil kepala kantor polisi Wu menyerahkan kasusnya ke Kejaksaan Kabupaten Fumeng pada awal April 2023. Kejaksaan kemudian meneruskan kasus tersebut ke Pengadilan Kabupaten Fumeng.

Saat Zhang menunggu persidangan, hakim yang menangani kasusnya dan pengacara yang ditunjuk pengadilan meneleponnya beberapa kali, mencoba menekannya untuk mengaku “bersalah.” Zhang mengatakan kepada mereka bahwa dia tidak melanggar hukum dengan berlatih Falun Gong.

Polisi datang untuk melecehkannya di rumah beberapa kali. Wu dan petugasnya dua kali membawanya keluar dari rumah dan membawanya ke Pusat Penahanan Kota Fuxin. Kedua kalinya tekanan darahnya tinggi (dengan angka masing-masing 220 dan 210 mmHg). Dia ditolak masuk dan Wu harus mengantarnya pulang.

Wu menelepon Zhang pada awal Juli 2023 dan memerintahkan dia melapor ke kantor polisi untuk menandatangani beberapa dokumen karena dia tidak bisa memasukkannya ke pusat penahanan. Dia menolak untuk pergi.

Wu kemudian berkolusi dengan kejaksaan dan pengadilan untuk melakukan sidang tersebut di rumah Zhang tanpa memberi tahu dia sebelumnya.

Sekilas Mengenai Penganiayaan Sebelumnya

Ini bukan pertama kalinya Zhang menjadi sasaran karena keyakinannya. Dia sebelumnya dihukum tiga tahun kerja paksa antara tahun 2008 dan 2011. Setelah ditangkap lagi pada 11 Agustus 2014, dia dijatuhi hukuman tiga tahun dua bulan pada Maret 2015. Dia menderita penyiksaan brutal selama lebih dari enam tahun penahanannya di berbagai tempat fasilitas penahanan.

Putrinya mengajukan tuntutan pidana pada 2015 (tak lama setelah hukuman penjara pertamanya) terhadap mantan diktator Jiang Zemin karena memerintahkan penganiayaan terhadap Falun Gong, yang mengakibatkan penderitaannya. Putrinya merinci bagaimana Falun Gong mengubah kehidupan Zhang namun rezim komunis berulang kali menargetkan dia karena keyakinannya.

Berlatih Falun Gong

Zhang mulai berlatih Falun Gong pada 1996 dan segera pulih dari penyakit cakram degeneratifnya dan menjadi ibu yang lebih baik. Putrinya menulis,

“Ibu saya dulu menderita penyakit pergeseran cakram yang sangat parah. Dia merasakan sakit yang luar biasa setelah berjalan beberapa meter. Saya tidak pernah bisa berbelanja bersamanya, apalagi berlibur yang mengharuskan banyak berjalan kaki. Dia mencoba berbagai pengobatan tetapi tidak ada yang membantu. Dia sering berpikir untuk bunuh diri, namun tidak tega melihat saya menjadi anak yatim.

Setelah berlatih Falun Gong pada 1996, kesehatan ibu segera pulih dan bebas dari penyakit. Saya bisa pergi berbelanja dan mendaki bersama ibu. Ibu tidak pernah mengeluh sakit maupun lelah lagi.

Terlebih lagi, Falun Gong mengubah ibu saya menjadi orang yang lebih lembut dan lebih baik. Ibu mempunyai temperamen yang sangat buruk dan akan memarahi atau bahkan memukuli saya setiap kali saya melakukan kesalahan. Namun ibu belajar untuk meningkatkan karakternya dengan mengikuti prinsip-prinsip Falun Gong, Sejati-Baik-Sabar. Setiap kali saya melakukan kesalahan, bukannya menegur saya, ibu malah menjelaskan bagaimana menjadi orang baik. Ibu juga memandang hambar nama dan kepentingan pribadi dan menjadi orang yang lebih mempertimbangkan orang lain dan lebih tenang. Kehidupan keluarga kami menjadi lebih damai dan harmonis.”

Putrinya Trauma

Kerja paksa dan hukuman penjara yang diderita Zhang sangat melukai putrinya. Putrinya menulis,

“Ibu saya adalah batu karang dalam hidup saya. Dunia saya runtuh setelah penangkapan ibu. Saya merasakan kekosongan besar di hati. Saya menangis setiap kali mendengar orang lain memanggil ibu mereka. Saya tidak punya siapa pun untuk dijadikan sandaran ketika saya diintimidasi.

Saya pulang ke rumah setiap hari dan melihat ayah minum, merokok, dan mengeluh tanpa henti. Saya tahu ayah juga merindukan ibu dan merasa tidak berdaya dan putus asa.”

Putri Zhang juga mengajukan permohonan ke berbagai lembaga dan meminta pembebasan ibunya setiap kali dia ditangkap, namun tidak berhasil.

Setiap kali dibebaskan, Zhang memberi tahu putrinya apa yang terjadi padanya selama penahanan.

Penyiksaan di Kamp Kerja Paksa Kota Fuxin

Zhang ditangkap pada 2008 dan dijatuhi hukuman tiga tahun kerja paksa.

Saat ditahan di Kamp Kerja Paksa Kota Fuxin, para penjaga di sana menyiksanya dengan berbagai bentuk. Mereka memaksanya berlari beberapa putaran dari jam 1 sampai jam 4 sore (terkadang sampai jam 5) pada beberapa hari. Dia berlari berjam-jam hingga terkadang lupa cara berjalan. Pada malam hari dari jam 8 malam hingga jam 1 pagi, dia kemudian dipaksa membungkukkan badannya 90 derajat dengan tangan terangkat tinggi ke belakang. Jika dia menurunkan tangannya sedikit, dia akan dicambuk dengan kabel yang dipilin dan ditendang.

Suatu kali penjaga bertanya apakah dia masih ingin berlatih Falun Gong dan dia menjawab ya. Mereka kemudian memborgolnya ke kursi dan menyetrumnya dengan tongkat listrik. Mereka selanjutnya mengikat tangannya ke belakang punggung dengan tali yang direndam dalam air panas. Mereka menarik tangannya ke atas. Dia menjerit kesakitan dan mereka berhenti sejenak, sebelum melanjutkan penyiksaan. Dia kembali menjerit kesakitan dan mereka mengendurkan talinya. Jika dia tidak mengeluarkan suara, para penjaga mungkin akan terus menarik lengannya ke atas, mungkin mematahkan tangannya.

Setelah penyiksaan dengan tali, mereka mengikatnya ke sofa dan menyetrum lehernya dengan tongkat listrik. Seorang penjaga bermarga Cheng menendang dadanya. Mereka tidak menghentikan sesi penyiksaan sampai waktu makan tiba.

Penyiksaan di Kamp Kerja Masanjia

Zhang kemudian dipindahkan ke Kamp Kerja Paksa Masanjia. Para penjaga di sana memaksanya melakukan kerja paksa tanpa bayaran selama berjam-jam setiap hari.

Mereka juga menyiksanya dengan sebutan “gantungan besar”. Masing-masing lengannya diborgol ke tempat tidur paling atas dari dua tempat tidur susun dengan kaki tidak menyentuh tanah. Para penjaga kemudian menendang kedua tempat tidur itu sejauh mungkin. Dia merasa tubuhnya akan terkoyak. Penyiksaan ini berlangsung selama beberapa jam, terkadang selama beberapa hari berturut-turut. Saat dia diturunkan, tangan dan kakinya memar parah. Dia tidak bisa berjalan dan harus merangkak.

Peragaan penyiksaan: gantungan besar

Dihukum Penjara

Zhang ditangkap pada 11 Agustus 2014 oleh Kantor Polisi Chengxi yang sama yang menangkapnya pada 2022. Kemudian wakil kepala Liu Dawei dan Hou Xiwei memimpin penangkapan. Jaksa Zhang Tiegang (tidak ada hubungannya dengan Zhang) dari Kejaksaan Kabupaten Fumeng awalnya mengembalikan kasus tersebut dengan alasan tidak cukup bukti, namun Liu dan Hou, bersama dengan ketua mereka, Cao Xiaoguang, mengajukan kembali kasus tersebut tanpa menambahkan bukti baru.

Jaksa Zhang mendakwa Zhang pada akhir Desember 2014. Zhang diadili di Pengadilan Kabupaten Fumeng pada 29 Januari 2015. Han Zhiguang, seorang pengacara dari Beijing, membela Zhang tidak bersalah.

Hakim Zhang Yi menghukum Zhang tiga tahun dua bulan pada akhir Maret 2015. Dia mengajukan banding ke Pengadilan Menengah Kota Fuxin, namun hakim Li Yuan memutuskan untuk menguatkan putusan terhadapnya.

Zhang menjalani hukuman di Divisi Delapan Penjara Wanita Provinsi Liaoning.

Dianiaya di Penjara

Zhang dipaksa membuat pakaian rajut dari jam 7 pagi sampai jam 8 malam setiap hari, dengan makan siang pada jam 11 pagi dan makan malam pada jam 5 sore. Hanya ada tiga kali penggunaan kamar kecil, pada jam 9 pagi, jam 2 siang dan jam 6 sore. Dia dan para tahanan semuanya diberikan kuota kerja harian.

Mereka yang gagal memenuhi kuotanya akan dipanggil ke kantor penjaga Zuo Xiaoyan untuk disiksa. Zuo akan menyetrum mereka dengan tongkat listrik di leher dan dagu. Dia juga menampar wajah mereka sambil memaki-maki. Mereka yang berani mengerang kesakitan hanya akan mengundang lebih banyak siksaan.

Selain hukuman fisik, para narapidana juga dibiarkan kelaparan, larangan tidur, dan pencabutan hak penggunaan kamar kecil.

Seiring dengan bertambahnya kuota kerja, semakin banyak orang yang kesulitan menyelesaikan tugas yang diberikan. Para penjaga kemudian memikirkan cara lain untuk mendapatkan keuntungan dari mereka, memerintahkan mereka yang tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya untuk membayar denda hingga 200 yuan (yang dipotong dari rekening penjara mereka).

Zhang juga diperintahkan untuk melepaskan keyakinannya. Dia menolak untuk mematuhi dan menjadi sasaran pelecehan yang lebih parah lagi, termasuk larangan tidur selama beberapa hari, membungkukkan tubuhnya 90 derajat selama bekerja, dan dua beban digantung di lehernya. Ketika dia kembali ke selnya pada malam hari, penjaga menutup pintu dan jendela dan memerintahkan narapidana lain memukulinya.

Di musim dingin, Zhang ditelanjangi hingga sisa pakaian dalamnya saja dan diperintahkan berdiri di luar ruangan tanpa alas kaki. Tangan dan kakinya menjadi mati rasa. Ingus terus mengalir dari hidungnya. Para penjaga terkadang memborgol tangannya ke pipa logam di lorong.

Di lain waktu, penjaga memanggilnya ke ruang konferensi dan menyuruhnya menyilangkan kaki dan duduk di lantai yang dingin selama dua hari berturut-turut. Dia disetrum dengan tongkat listrik setiap kali mencoba menurunkan kaki maupun tertidur.

Makanan yang disediakan di penjara sangat buruk. Biasanya hanya roti kukus basi dan sup kubis. Supnya berisi cacing yang mengapung di atasnya dan orang bisa melihat lapisan pasir di dasarnya setelah mereka menghabiskan supnya. Tampaknya pihak penjara tidak mencuci sayuran sebelum memasaknya.

Putri Zhang mencoba mengiriminya makanan dan suplemen yang lebih baik, namun ditolak. Penjara mengharuskan narapidana membeli segala sesuatu dari toko penjara, yang mengenakan harga jauh lebih tinggi (5 atau 6 kali lipat dari harga pasar). Putrinya kemudian menabung setiap sen yang ada dan menyetorkan lebih banyak uang ke rekening penjaranya. Tapi itu tidak banyak membantu, karena semuanya terlalu mahal.

Berat badan Zhang turun drastis akibat penganiayaan dan kekurangan gizi (dari 84 kg menjadi 54 kg). Dia tampak pucat dan juga menderita diabetes.

Penjara ini memiliki fasilitas modern dengan eskalator, lapangan basket, dan fasilitas lainnya. Sebuah spanduk digantung di gerbang Divisi Delapan bertuliskan : “Bangun Penjara Beradab Modern” dan buletin yang menyatakan bahwa penjaga penjara dilarang menggunakan alat penyiksaan untuk menganiaya narapidana.

Zhang memberi tahu putrinya bagaimana penjara tersebut berpura-pura menjadi penjara yang beradab padahal sebenarnya tidak. Dia mengatakan setiap kali petinggi datang untuk memeriksa penjara, para narapidana diberi beberapa potong daging. Para penjaga juga melatih mereka tentang apa yang harus dikatakan kepada inspektur, “Jika atasan bertanya apakah anda punya waktu istirahat, katakan saja anda punya waktu tidur siang setengah jam.”

Zhang mengatakan dia tidak berani mengatakan yang sebenarnya (tidak diperbolehkan tidur siang) kepada inspektur karena takut menjadi sasaran penyiksaan yang lebih kejam dan pencabutan hak kunjungan.

Laporan terkait:

辽宁阜新张国珍被非法判刑三年两个月

母亲陷冤狱 辽宁省阜新市李明女士控告江泽民