(Minghui.org) Tahun lalu sebuah pesan dikirim ke email grup kami menanyakan apakah ada yang bisa membantu Ma. Dia tinggal sendirian, berusia 60 tahun, buta dan menderita gangguan pendengaran. Karena penganiayaan, uang pensiunnya dikurangi.

Setelah dia dibebaskan dari pusat penahanan, petugas polisi setempat mencarinya. Hidupnya sulit dan dia tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Orang yang mengirim email tersebut menanyakan apakah seseorang dapat membawanya pulang, dan membantunya.

Menerima Tantangan

Tidak ada yang membalas email tersebut. Beberapa hari berlalu, dan masih belum ada balasan. Saya berpikir: Saya tinggal sendiri dan kami berdua perempuan, jadi saya memenuhi syarat. Karena dia buta, itu akan sulit. Kemudian, saya berpikir, Jika dia bisa bertahan hidup sendiri, dia tidak akan memerlukan bantuan. Selain itu, jika situasinya terus berlanjut, itu akan berbahaya baginya.

Saya mulai berlatih Falun Dafa lebih dari 20 tahun yang lalu. Guru bertanya kepada kita, “...mengultivasi diri hingga mencapai kesadaran lurus yang tanpa ego dan tanpa mementingkan diri sendiri...” (“Sifat Kebuddhaan Tanpa Kebocoran,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju I)

Bukankah ini kesempatan berkultivasi? Saya melepaskan pikiran egois saya, dan memutuskan untuk membawa Ma ke rumah saya, belajar Fa, dan membantunya menerobos kesengsaraannya.

Ketika saya memberi tahu koordinator, dia setuju. Saya memberi tahu dia tentang situasi saya: Saya pergi keluar untuk mengklarifikasi fakta kepada orang-orang secara langsung setiap hari, dan makanan saya sangat sederhana.

Saat dia tinggal bersama saya, karena saya tidak bisa pulang untuk menyiapkan makan siang untuknya, saya akan menaruh beberapa biskuit di tempat yang mudah dijangkau agar dia punya sesuatu untuk dimakan.

Koordinator berbicara dengannya tentang memberi saya tunjangan bulanan sebesar 1.000 yuan untuk menutupi pengeluarannya. Dia setuju. Saya mendapat tempat tidur dan sebagainya. Ketika semuanya sudah siap, koordinator membawa Ma ke rumah saya.

Konflik Pertama

Karena Ma tidak bisa melihat apa yang dia makan, saya menaruh makanan itu ke dalam mangkuknya; Jika airnya menjadi dingin, saya merebus air dan mengisi ulang cangkirnya. Saya merasa dia menyebabkan banyak pekerjaan tambahan untuk saya, namun, saya mengingatkan diri sendiri untuk lebih perhatian.

Beberapa hari kemudian, sebuah masalah muncul. Saya kembali dari klarifikasi fakta dan mengunjungi seorang praktisi yang sangat diganggu oleh karma penyakit, jadi saya pulang satu jam lebih lambat dari biasanya.

Sebelum saya bisa menjelaskan Ma. berteriak, “Saya kelaparan!” Karena masalah pendengarannya, dia sulit mendengar apa pun, jadi saya berteriak ke telinganya, “Saya meninggalkan biskuit, kenapa anda tidak memakannya?”

Dia bilang dia tidak menyukainya. Saya berpikir, Bukankah kita sudah membicarakan hal ini? Mengapa anda berubah pikiran? Butuh terlalu banyak usaha untuk menjelaskannya, namun saya tetap merasa bersalah. Berpikir kembali, saya menerima karena niat baik, padahal tidak ada orang lain yang mau membantu.

Kehadiran anda di rumah membuatku sangat tertekan, karena polisi setempat sedang mencari anda. Anda tidak menghargai saya, tapi anda malah menyulitkan saya. Saya merasa tidak seimbang dan diperlakukan salah.

Ketika saya membaca Fa malam itu saya mencari ke dalam: Perilakunya bukanlah suatu kebetulan. Jika saya jadi dia, apakah saya akan mempunyai keberanian sebesar dia? Tiba-tiba saya merasa simpati padanya, dan memikirkan kelebihannya. Meskipun dia buta, dia berusaha membantu saya dan mengepel lantai setiap hari.

Lambat laun saya mulai tenang. Saya memberi tahu Guru, “Saya salah. Saya kurang belas kasih.” Saya memutuskan untuk membuatkan pangsit untuknya, dan saya menaruhnya di tempat yang bisa dia jangkau. Saya mengatakan kepadanya, “Saat anda lapar, jika anda tidak ingin makan biskuit, saya menyiapkan pangsit. Saya akan mengatur ulang jadwal saya, dan kita akan makan tiga kali sehari mulai sekarang.”

Lebih Banyak Konflik

Beberapa hari kemudian, dia mendapat permintaan lain: Dia ingin makan buah. Saya berkata, “Mari kita ambil buah yang kita tempatkan di depan potret Guru.” Dia tidak mengatakan apa pun dan memakannya. Keesokan harinya dia bertanya tentang makanan ringan.

Saya menekan hati saya yang tidak seimbang dan mulai mencari ke dalam. Di mana kekurangan saya? Saya telah melakukan tiga hal setiap hari. Saya tidak ingin menghabiskan banyak waktu untuk memasak. Saya merasa telah berkultivasi dengan rajin, lalu mengapa ada begitu banyak masalah?

Dia semakin meningkatkan permintaannya, yang membuat saya menyadari bahwa saya harus memiliki keterikatan yang perlu saya perhatikan. Saya meminta Guru untuk memberi saya petunjuk: “Saya mencoba melepaskan ego saya dan memiliki belas kasih dan kesabaran tanpa syarat.”

Saya belajar Fa dengan tekun dan akhirnya menyadari: Bukankah saya hanya menaruh perhatian pada melakukan sesuatu daripada mengultivasi diri sendiri? Saya keluar untuk menyelamatkan orang-orang setiap hari dan saya merasa saya rajin, namun saya tidak benar-benar mengultivasi Xinxing saya.

Malam itu saya bermimpi seorang gadis muda jatuh ke dalam sumur yang dalam. Saya melompat tanpa ragu-ragu. Namun, sumur itu terisi air. Saya mulai menyelamatkannya. Belakangan banyak orang datang membantu. Ketika tidak ada air tersisa, kepala gadis muda itu terlihat. Ketika saya mengangkatnya, dia masih hidup. Setelah saya bangun, saya tahu bahwa Guru telah memberikan pencerahan kepada saya dengan belas kasih, dan memberi tahu saya: Tolonglah Ma.

Saya tahu saya perlu mencari ke dalam. Saya berhenti memikirkan kesalahannya, melainkan bagaimana situasinya menguji saya, dan menunjukkan keterikatan saya. Mencari ke dalam sungguh luar biasa! Saya bisa memperlakukannya dengan baik. Karena dia mendapat banyak makanan ringan, lingkungan kami menjadi tenang.

Membantu Rekan Praktisi Adalah Membantu Diri Sendiri

Saya bermimpi lagi: Saya menemukan seorang gadis muda ketika saya sedang bekerja di selokan yang dalam. Dia masih hidup. Saya membawanya pulang. Saya tahu Guru memberi saya petunjuk lain. Saya tercerahkan: Saya adalah satu-satunya yang bisa menyelamatkan gadis muda ini yang dikelilingi oleh kesulitan demi kesulitan. Saya tiba-tiba merasa percaya diri, dan berterima kasih kepada Guru.

Melalui belajar Fa terus-menerus dan mencari ke dalam, saya telah mengalami transformasi luar biasa baik secara fisik maupun mental. Saya bisa menempatkan diri saya pada posisi orang lain dan sepenuhnya melepaskan ego saya. Ma juga berubah. Dia tidak lagi pilih-pilih dan bersedia menceritakan pengalamannya. Saya menyarankan agar dia mencari ke dalam: Dia telah mengalami kesengsaraan yang begitu besar, di manakah kesalahannya?

Setelah saya membaca artikel baru Guru, seperti Melangkah ke Luar dari Lintasan Maut dan sebagainya, saya berbagi dengannya secara mendalam.

Dia ditahan secara ilegal berkali-kali. Karena dia tidak tahan terhadap penganiayaan, dia berulang kali diubahkan oleh para penjaga. Dia ditahan selama lebih dari 40 hari di pusat pencucian otak, dan menyerahkan beberapa artikel yang memfitnah Guru dan Dafa di luar keinginannya. Setelah dia dibebaskan dan pergi ke luar kota untuk melakukan pekerjaan buruh, dia juga melakukan kesalahan dengan merasakan nafsu.

Saya sangat terkejut: Bagaimana seorang praktisi bisa melakukan ini? Apakah dia masih seorang praktisi? Jika dia tidak bisa melangkah maju untuk membuktikan kebenaran Fa dan menyelamatkan makhluk hidup, bagaimana dia bisa menebus perbuatannya? Akankah kekuatan lama membiarkan dia lolos begitu saja?

Hati saya tergerak. Saya memikirkan petunjuk Guru dalam mimpi saya dan pikiran lurus saya muncul. Guru berkata, “Seluruh pengikut Dafa tidak akan saya campakkan.” (“Penguraian Fa pada Konferensi Praktisi Wilayah Asia Pasifik,” Ceramah Fa di Berbagai Tempat - 6)

Saya segera meluruskan keterikatan saya yang meremehkannya. Falun Dafa sangat kuat, dan Guru berbelas kasih. Saya ingin menyingkirkan keterikatan ini dan hanya melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang praktisi.

Saya bekerja dengan praktisi koordinator, dan terus mencari ke dalam. Saya juga berbagi pengalaman dengan Ma tentang Fa, dan membantunya memahami apa yang harus dilakukan oleh seorang praktisi pada masa pelurusan Fa untuk membuktikan kebenaran Fa.

Koordinator sering mengunduh Podcast artikel berbagi ke pemutar MP3 sehingga dia dapat mendengarkannya dan kami terus menerus memancarkan pikiran lurus untuk Ma. Perlahan-lahan pikiran lurusnya menguat, dia mempunyai pemahaman baru tentang melakukan tiga hal. Dia juga secara bertahap belajar mencari ke dalam.

Dia menyadari bahwa kondisinya yang tidak normal berasal dari penganiayaan kekuatan lama. Dia berkata, “Saya takut dianiaya sampai mati, atau dipukuli oleh penjaga, oleh karena itu, saya menentang Dafa di luar keinginan saya. Saya bahkan sampai memfitnah Dafa dan Guru. Sekarang saya tidak takut pada apa pun.” Dia mengakui kesalahannya dan meminta Guru untuk memaafkannya.

Pikiran Lurus

Ma akhirnya berubah. Pikiran lurusnya menjadi lebih kuat, dan dia memutuskan untuk kembali ke rumah saudara perempuannya, di mana dia harus menghadapi petugas polisi yang menganiayanya dan mengklarifikasi fakta kepada mereka.

Dia berkata bahwa dia menyadari, "Saya di sini untuk membantu Guru dalam menyelamatkan makhluk hidup, jika polisi yang menganiaya saya terus menganiaya mereka, dapatkah mereka diselamatkan? Saya harus menyelamatkan mereka."

Dia berencana untuk mengklarifikasi fakta kepada polisi setelah dia kembali ke rumah saudara perempuannya, dan membutuhkan beberapa materi. Saya menyiapkan beberapa dan berulang kali membacakan isinya, sehingga dia menghafalnya. Ketika dia yakin dia berkata, “Saya akan berbicara dengan mereka.”

Akhirnya Menerobos Kesengsaraan

Kami membawa kartu banknya ke cabang terdekat untuk mengetahui saldonya. Kami sangat terkejut melihat ada 1.800 yuan di rekeningnya, yang merupakan gajinya selama satu bulan. Kami tahu bahwa Ma berada di jalur yang benar. Kami berterima kasih atas pengaturan belas kasih Guru.

Dua puluh hari kemudian, saya dan koordinator pergi menemui Ma. Dia sangat senang melihat kami dan berkata, “Saya meminta saudara perempuan saya menelepon polisi di kampung halaman saya, untuk memberi tahu mereka bahwa saya telah kembali.

Benar saja, Direktur Kantor 610 setempat membawa dua petugas polisi. Setelah kami saling menyapa, saya mulai mengklarifikasi fakta kepada mereka. Saya mengatakan apa yang ingin saya katakan, dan mereka mendengarkan. Adik saya sedikit gugup, tapi saya tidak takut. Mereka tidak pernah kembali.”