(Minghui.org) Butuh waktu berhari-hari bagi saya untuk menyelesaikan pengalaman ini, sebuah tugas yang tampaknya lebih sulit dari hal apa pun yang pernah saya lakukan. Sebagai penulis profesional, mengetik adalah hal yang mudah, namun satu artikel berbagi pengalaman tentang kultivasi saya justru membutuhkan upaya yang sangat besar. Ini karena saya tidak berkultivasi dengan baik.

Ringkasan Perjalanan Kultivasi Saya

Di usia 22 tahun, saya baru saja tamat kuliah dan pindah dari Provinsi Shandong ke Provinsi Henan untuk menikah. Saya dulunya tertipu oleh kebohongan PKT yang memfitnah Falun Dafa, namun melalui mertua, saya mengetahui bahwa Falun Dafa sungguh luar biasa.

Dulu saat saya belajar untuk ujian masuk perguruan tinggi, satu mata pelajaran baru yang dinamakan “kemampuan dasar” diperkenalkan. Masalah praktisnya termasuk topik yang memfitnah Falun Dafa, dan kami murid yang sedang bersiap untuk ujian, termasuk saya sendiri, dicuci otak oleh kebohongan PKT.

Saat kuliah, nilai saya sangat bagus dan saya bergabung dengan PKT, saya merasa bagus tentang hal itu karena banyak teman sekelas saya yang tidak bisa ikut bergabung, meski melalui suap.

Sampai saya menikah barulah saya melihat watak sejati PKT dan saya membersihkan racunnya dari benak saya. Mertua memberi tahu saya tentang penganiayaan dan mengajarkan saya cara kultivasi Falun Dafa.

Ayah mertua berkata saya sudah tumbuh dengan racun kebohongan PKT, memang benar, karena awalnya saya kesal saat mertua mengatakan hal buruk tentang PKT. Saya tumbuh besar mempelajari budaya PKT, dan orang tua saya ateis. Terlepas dari itu, saya membaca Zhuan Falun, buku utama ajaran Falun Dafa. Buku ini menjawab banyak pertanyaan yang saya miliki, dan sejak saat itu saya memulai perjalanan kultivasi.

Sepuluh tahun telah berlalu, selama waktu itu, saya merawat anak-anak dan berkerja di ladang. Saya juga melakukan pekerjaan paruh waktu sebagai penulis. Orang-orang yang saya ajak berinteraksi setiap hari adalah ayah mertua, suami, dan anak kami.

Ayah mertua adalah praktisi Falun Dafa yang sangat taat, jadi, satu-satunya orang yang bisa membantu saya meningkatkan Xinxing adalah suami saya. Dia alkoholik, temperamennya buruk dan sering mengucapkan kata-kata yang menyakitkan.

Saya tahu saya adalah praktisi, jadi sering tidak membalas ucapannya. Meski tidak senang, saya bisa tetap tenang saat suami berbicara kasar. Saya merasa telah berkultivasi dengan baik, dan Xinxing saya cukup tinggi.

Sampai saya bekerja di luar rumah tahun ini barulah saya sadar kultivasi saya tidak seteguh yang saya kita. Awalnya, saya bisa menggunakan prinsip Fa sebagai bimbingan, namun satu bulan kemudian, saya terbenam di dalam pola manusia biasa yang bersaing demi keuntungan pribadi. Itu sungguh mengkhawatirkan!

Pemahaman Saya tentang Kultivasi

Saya dulunya sensitif, ragu-ragu, dan tidak percaya diri.

Di kampus, saya iri pada mereka yang memiliki keyakinan. Melihat orang lain berdoa pada Tuhan mereka, saya juga ingin mempunyai keyakinan sendiri dan hidup dengan ajaran yang lurus. Ini adalah hal yang terus saya cari hingga saya menikah.

Saudara perempuan saya rumahnya terletak di seberang gereja besar. Pada musim panas saat saya berkunjung, saya mendengarkan tentang pelayanan gereja, namun tidak mengerti apa pun yang mereka katakan. Di sekolah, saya tidak tahu ingin menjadi orang seperti apa, namun saya mencoba menjadi murid yang baik agar bisa mendapat beasiswa dan bantuan finansial, namun di waktu yang sama, saya khawatir tentang pandangan orang-orang terhadap saya. Banyak hal yang membuat saya cemas. Saat saya berusia 22 tahun, saya menemukan kista kecil di payudara kiri. Saya menikah setelah lulus kuliah, dan tak lama kemudian hamil. Kista di payudara saya tumbuh dengan cepat, dokter berkata itu harus disingkirkan, jadi saya melakukan operasi.

Saya kemudian mengetahui dari belajar Fa bahwa semua rasa sakit dan penyakit yang dialami seseorang diakibatkan oleh karma. Saya menyadari bahwa Guru Li Hongzhi (pencipta Falun Dafa) bisa membersihkan tubuh praktisi sejati.

Selama lima tahun berikutnya, saya percaya pada Guru dan Fa, saya tidak mengkonsumsi obat-obatan, namun sering perlu waktu lama bagi saya untuk menahan serangan karma penyakit. Saya tidak yakin sudah berkultivasi dengan baik atau memiliki kualitas kesadaran yang buruk.

Setelah mulai belajar Fa dan melakukan latihan secara teratur, saya mengalami sakit perut dan diare yang berlangsung selama satu tahun. Mata dan kepala sakit selama hampir lima tahun. Mata saya gatal selama tiga bulan pada saat itu, terus datang dan pergi selama tiga tahun. Saya menderita demam yang berlangsung selama dua hari beberapa hari yang lalu.

Saat ujian sering muncul dan Xinxing saya berada di tingkat rendah, keyakinan saya menjadi goyah. Saya tidak ingin menanggung penderitaan dan ingin minum obat. Namun, beberapa kali saya mengingatkan diri bahwa saya tidak bisa membiarkan diri seperti manusia biasa. Saya baru-baru ini demam, dan suami mendesak agar saya minum obat, jadi saya melakukannya. Demam lenyap, namun kambuh beberapa hari kemudian. Saya lalu sadar harus menanggung karma saya sendiri, dan memutuskan untuk tidak menyerah terhadap suami terlepas dari apa yang mungkin dia lakukan pada saya. Akhirnya, dia bahkan tidak mencoba meyakinkan saya, dan saya pulih setelah beristirahat selama dua hari.

Saya yakin praktisi tidak memiliki penyakit, rasa sakit dan ketidaknyamanan yang ada semua merupakan ujian yang perlu dilewati. Setiap kesengsaraan yang saya tanggung adalah untuk melenyapkan karma. Semakin saya menanggungnya, semakin baik jadinya. Meski saya memiliki banyak karma, takdir pertemuan dengan Dafa berakar jauh mendalam, suami dan mertua berkata bahwa saya menikah ke keluarga mereka untuk memperoleh Fa.

Saya adalah lulusan perguruan tinggi, dan suami hanya tamatan SMP. Kami bertemu secara daring. Saya melepaskan segalanya untuk pindah ke Provinsi Henan untuk menikah dengannya. Mengapa? Saya ke sana demi Fa! Di waktu yang sama, ibu mertua terbaring di ranjang dan miskin, namun itu adalah lingkungan kultivasi yang bagus bagi saya, saya sangat beruntung berada di jalur kultivasi meski baru berusia 20-an.

Melepaskan Hasrat akan Uang

Saat saya masih hanya sebagai ibu rumah tangga, saya sering mengingatkan diri bahwa seorang praktisi harus membiarkan segala sesuatunya berjalan secara alami, terutama perihal uang. Anda akan memiliki apa yang seharusnya anda miliki, namun tidak seharusnya bersaing demi hal yang tidak anda miliki.

Guru Li mengajarkan kita:

“Karena dalam masyarakat manusia biasa dengan sambil bekerja sambil Xiulian, jadi tidak takut anda mempunyai berapa banyak uang, hanya ditakutkan keterikatan hati anda terhadap harta benda tidak bisa disingkirkan.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa New York,” Ceramah Fa di Amerika Serikat)

Namun, sejak mulai melakukan pekerjaan biasa di luar rumah pada akhir Februari lalu, hasrat saya terhadap uang jadi menguat. Kini saya menjadi pilar keuangan keluarga kami, dan tanggung jawab saya membawa lebih banyak uang ke rumah. Saya sangat terpengaruh oleh manusia biasa di sekitar saya, tingkat Xinxing saya menurun dan saya ingin dikenal serta menjalani hidup yang baik. Saya tidak ingin menanggung kesulitan dan takut hidup dalam kemiskinan.

Terlalu terikat dengan uang akan membuat kita melupakan Fa serta larut dalam persaingan akan nama dan keuntungan. Beruntungnya saya bisa menyadarinya tepat waktu dan sadar perlu menghabiskan lebih banyak waktu belajar Fa untuk menyingkirkan keterikatan tersebut.

Rasa Takut yang Kuat

Sejak kecil saya adalah orang yang pemalu. Sewaktu saya kecil, semua hal yang mungkin membahayakan akan membuat saya takut, dan saya takut melakukan banyak hal yang anak-anak lain seusia saya biasa lakukan. Ini memengaruhi saya hingga dewasa. Sebagai contoh, saya mempunyai SIM, namun karena takut mengalami kecelakaan mobil, saya sangat menghindar mengendarai mobil. Bila saya harus mengemudi, saya menjadi waswas begitu mulai berkendara.

Begitu pula dengan kultivasi. Praktisi lain akan membagikan tentang bagaimana mereka keluar mengklarifikasi fakta, namun saya tidak bisa keluar ke publik seperti mereka. Saya memiliki printer di rumah, namun saya tidak berani menggunakannya untuk mencetak brosur Falun Dafa karena takut dianiaya.

Di kehidupan sehari-hari, kepribadian pemalu saya tampak di segala aspek. Saya tahu tentang keterikatan ini, namun sulit bagi saya untuk menyingkirkannya. Alasannya adalah saya tidak berkultivasi dengan cukup rajin.

Saya memiliki banyak keterikatan lainnya, seperti keterikatan akan nama, keuntungan, dan Qing. Saat baru mulai berlatih Falun Dafa, saya cukup gembira. Kapan pun ayah datang berkunjung, saya akan sangat gembira. Dalam hati saya berkata bahwa itu adalah Qing, dan saya harus menyingkirkannya. Di situasi serupa, saya akan bercermin dan menasihati diri agar melepas keterikatan tersebut. Akhirnya, saya tidak sanggup menonton drama TV, karena itu semua menceritakan tentang Qing manusia biasa, dan saya mematikan TV begitu melihatnya.

Namun, belakangan saya mengendur, karena tidak mencari ke dalam akan hal-hal yang saya lakukan dan bahkan kecanduan menonton drama TV. Kata kecanduan, saat menulisnya, membuat saya sadar akan banyak keterikatan saya. Saya tidak seharusnya membiarkan mereka menghentikan saya berkultivasi.

Saya semakin menyadari bahwa kultivasi sangat sulit bagi saya dan menyingkirkan keterikatan sangatlah menyakitkan. Sering kali, prinsip Dafa sangat jelas, namun saya masih belum bisa melakukan dengan baik. Saya akan terus mengingatkan diri untuk memahami hal-hal berdasarkan Fa, dan bukannya menggunakan pemikiran manusia biasa, meningkatkan Xinxing dan berjalan dengan baik di jalur menuju kesempurnaan.