(Minghui.org) Kita mungkin tidak dapat memilih kapan kita ingin dilahirkan, tapi kita dapat memilih setiap langkah yang kita ambil dalam hidup. Xiaowei, 58 tahun, adalah seorang praktisi Falun Dafa di Taiwan. Berikut ini adalah pengalaman hidupnya, seperti yang dibagikan kepada reporter Minghui.

Masa Kecil Yang Menyedihkan

Saat dia masih sangat muda, Xiaowei memperhatikan bahwa ibunya agak berbeda dari ibu-ibu lainnya. Ibunya tidak mampu memasak untuk keluarga dan sering memukul serta memarahi anak-anaknya tanpa pandang bulu. Dia juga meninggalkan rumah tanpa alasan dari waktu ke waktu.

“Saya tahu kondisi mental ibu tidak baik, jadi setiap kali dia keluar, saya akan mengikutinya, takut terjadi sesuatu padanya. Karena ibu saya tidak mampu merawat kami, kami sering kelaparan."

“Suatu kali, bibi mengunjungi kami, dan dia menaruh sejumlah uang di tangan saya sebelum pergi. Saya menolak mengambilnya karena takut ibu akan memukul saya jika dia mengetahuinya. Bibi memberitahu kami untuk menyembunyikan uang itu di dalam sepatu. Ibu tetap menemukannya setiap kali, dan memukul kami dengan kasar. Suatu ketika, saya tidak tahan lagi, jadi saya menutupi diri saya dengan selimut, berpikir bahwa akan lebih baik jika saya berhenti bernafas. Saat itu, saya memiliki perasaan bahwa Dewa menginginkan saya untuk hidup, jadi saya segera menarik selimut itu. Sejak itu, tidak peduli betapa sulitnya hidup ini, saya belum berpikir untuk bunuh diri.”

Ayah Xiaowei berusaha keras mencari obat untuk penyakit mental ibunya.  Dia menjual tanah keluarga dan menghabiskan semua uang yang dimiliki untuk pengobatan istrinya. Sekali lagi, kehidupan awal mereka yang sejahtera berubah lagi dari buruk menjadi lebih buruk, dan uang menjadi sangat sulit. Xiaowei, adik-adiknya, dan neneknya harus menetap bersama pamannya untuk sementara.

Nenek mereka sangat dihormati di daerah tersebut. Dia sering memberitahu Xiaowei, “ketika orang lain memberimu makanan, kamu harus bersyukur, dan kamu tidak boleh memakannya lebih dari satu mangkuk.” Dari kebaikan dan ketegasan neneknya mengingatkan, Xiaowei belajar bahwa tidak peduli betapa sulitnya hidup, seseorang tidak boleh lupa untuk memikirkan orang lain.

Di sekolah, Xiaowei selalu membantu anak-anak di kelasnya yang ditindas dan didiskriminasi. Dia sangat baik kepada orang lain dan giat belajar. Saat Xiaowei belajar Program Pendidikan Berbakat dan Bertalenta pada saat duduk di bangku SMP, meskipun beban belajarnya berat, dia membantu ayahnya di kedai mie setiap hari sepulang sekolah hingga larut malam.

“Ayah saya sangat bekerja keras berjualan mie daging sapi. Saya selalu membantunya setelah pulang sekolah hingga lewat tengah malam. Saat biaya sekolah jatuh tempo, saya tidak berani memintanya kepada ayah. Jadi saya memberitahu guru bahwa saya tidak ingin lagi belajar di Program Pendidikan Berbakat dan Bertalenta dan saya ingin dipindahkan ke kelas reguler agar saya dapat belajar di SMA serta dapat bekerja lebih awal untuk mengurangi beban keluarga saya.”

Suasana belajar di kelas reguler kurang baik, dan banyak siswa berkelahi satu sama lain. Beberapa anak perempuan juga menimbulkan masalah bagi Xiaowei, tapi setiap kali mereka melakukannya, seorang teman laki-laki sekelasnya menghampiri dan menghentikan mereka. Beberapa tahun kemudian, teman sekelas itu menjadi suaminya.

Mencari Keyakinan Yang Lurus

Hidup jauh dari sempurna setelah Xiaowei menikah. Suaminya memiliki keluarga besar, dengan orang-orang yang melakukan kegiatan ilegal dan ibadah keagamaan yang tidak jelas, yang membuat Xiaowei merasa tidak nyaman.

“Yang paling membuat saya menderita adalah agama yang dianut oleh keluarga suami saya. Saya adalah orang yang sangat sensitif, dan saya merasa bahwa hal yang mereka yakini adalah tidak baik, dan saya cukup khawatir tentang mereka. Kemudian, hal yang saya takutkan benar-benar terjadi — keluarga suami saya mengalami kerugian fisik dan finansial, dan ketika keadaan benar-benar buruk, mereka bahkan mempertimbangkan untuk bunuh diri. Saya memberitahu mereka untuk segera melepaskan pikiran buruk itu dan tidak lagi berhubungan dengan agama yang tidak jelas.”

Xiaowei tidak tahu bagaimana cara untuk menghilangkan keadaan jahat dalam lingkungan rumah mereka yang berantakan, tapi dia memegang keyakinan kuat dalam hatinya: Dimana ada kejahatan, disitu ada kebaikan, dan pasti ada keyakinan yang lurus di dunia.

Pada 1998, seorang teman memberitahu Xiaowei bahwa dia telah membaca sebuah buku yang disebut  Zhuan Falun. Karena penasaran, Xiaowei meminjam buku itu dari temannya. Saat membaca, dia berpikir: “Kata-kata dalam buku ini begitu benar dan mendalam!” Di hari-hari berikutnya, dia sering terlihat membaca buku dengan penuh perhatian. Xiaowei benar-benar larut dalam kebahagiaan mempelajari Fa alam semesta.

Dia menemukan ajaran dalam buku tersebut sangat jelas dan mudah dipahami, dan Guru Li, Guru dan pencipta Falun Dafa, menjelaskan makna hidup yang sebenarnya dan misteri alam semesta dengan sangat jelas, menggunakan bahasa yang sederhana. Semua keraguan dan kebingungan Xiaowei tentang kehidupan teratasi setelah dia membaca buku bab demi bab. Dia juga memahami mengapa merasa bahwa Dewa ingin dia hidup ketika dia berpikir ingin mengakhiri hidupnya beberapa tahun yang lalu. Itu karena tujuan hidup yang sebenarnya untuk memperoleh Fa dan kembali ke jati diri yang asli.

Xiaowei memahami dari Zhuan Falun bahwa tujuan hidup yang sebenarnya adalah kembali ke jati diri melalui kultivasi

Xiaowei memahami dari prinsip bahwa Falun Dafa adalah sebuah latihan kultivasi jiwa-raga. Seorang praktisi harus mengultivasi xinxing (karakter) untuk mengubah de (kebaikan) menjadi gong (materi energi tinggi) dan berlatih untuk mengubah tubuh fisik seseorang. Dia berkata memiliki banyak pengalaman menakjubkan sejak dia mulai berlatih.

“Setelah melahirkan anak ketiga, saya kesulitan mengangkat salah satu tangan, yang menandakan bahwa itu cukup menyakitkan untuk melakukan latihan. Saya berpikir: Saya akan bertahan, apapun yang terjadi."

“Saya merentangkan tangan, dan tiba-tiba, saya merasakan benda padat dan kacau di udara hancur berkeping-keping, dan tangan saya secara menakjubkan disembuhkan. Tidak ada rasa sakit lagi. Tulang belakang saya, terluka karena melahirkan, kembali normal saat saya berlatih.”

Saat pertama kali berlatih, Xiaowei dapat melihat pemandangan di dimensi lain, yang membantunya memahami Falun Dafa lebih mendalam.

“Saya pernah melihat Fashen Guru duduk tinggi diatas langit memperhatikan pengikut Dafa. Mereka sangat besar sehingga saya hanya dapat melihat sedikit jari kakinya. Seluruh lapangan dipenuhi dengan cahaya merah, dan dalam medan energi ini, saya benar-benar merasa rileks, sangat damai dan tenang.”

Xiaowei melakukan latihan perangkat kelima

Xiaowei juga melihat pemandangan yang sangat indah saat melakukan meditasi bersama praktisi lain. “Saya melihat barisan demi barisan makhluk duduk di depan saya. Saya selalu menjadi orang pertama datang di tempat latihan, dan ketika tiba disana, saya akan melakukan meditasi duduk sambil menungu yang lain datang. Saya juga merasa bahwa banyak makhluk tingkat tinggi juga menunggu di dimensi mereka.”

Perubahan Menakjubkan Pada Ibu Mertuanya

Menyadari betapa berharganya Falun Dafa, Xiaowei mulai untuk mengajari ibu mertuanya. “Dulu ibu mertua saya memiliki ego yang kuat dan temperamen yang buruk. Dia sangat mendominasi dan selalu mendapatkan apa yang diinginkannya. Namun dia berubah menjadi orang yang benar-benar berbeda setelah berlatih Falun Dafa. Dia menjadi sangat baik dan perhatian. Suatu kali, dia bahkan meminta maaf kepada saya atas perilakunya di masa lalu. Dia mulai memperlakukan saya seperti putrinya sendiri, dan kami sering berlatih dan belajar Fa bersama."

“Ibu mertua saya menjadi lebih sehat dan terlihat lebih muda setelah berlatih. Di masa lalu, dia sering mengeluh sakit disana dan disini, tapi semua itu menghilang setelah berlatih Falun Dafa. Ibu mertua saya buta huruf, tapi dia bisa membaca  Zhuan Falun setelah mempelajarinya beberapa kali. Benar-benar menakjubkan. Putri bungsu dan suaminya juga mulai berlatih Falun Dafa setelah mereka melihat perubahan pada ibu mertua saya.”

Ibu mertua Xiaowei meninggal dunia dengan tenang beberapa tahun yang lalu karena usia tua. Dia berkata kepada Xiaowei sebelum meninggalkan dunia ini, “saya sangat berterima kasih pada anda. Terima kasih telah membantu saya memperoleh Fa.”

Xiaowei bersama suami dan cucunya

Setiap Orang Seharusnya Memiliki Hak Untuk Mengenal Dafa

Pada 20 Juli 1999, Partai Komunis Tiongkok (PKT) melancarkan secara nasional, penganiayaan kejam terhadap Falun Dafa di Tiongkok. Xiaowei mendengar tentang ini dari praktisi lain.

Memperoleh banyak manfaat dari latihan, dia merasa harus segera mengambil tindakan untuk menyangkal propaganda tersebut dan membantu orang-orang di Tiongkok mengetahui fakta kebenaran serta diselamatkan. “Keluarga suami saya telah sangat menderita dan ditipu oleh agama sesat yang mereka yakini sebelumnya. Jadi, ketika kami bertemu Falun Dafa, kami pikir itu berharga. Falun Dafa sepenuhnya tanpa biaya, namun dapat membantu orang meningkat baik secara fisik maupun mental. Saya merasa bahwa setiap orang di seluruh dunia berhak mengetahui bahwa Falun Dafa baik. Jadi ketika saya mendengar tentang penganiayaan oleh PKT dan bagaimana PKT menipu orang-orang Tiongkok, saya merasa harus melakukan sesuatu untuk lebih banyak menolong orang-orang mengetahui kebenaran tentang latihan ini.”

Xiaowei mulai menulis surat, melakukan panggilan telepon, mengirim pesan, mengunduh perangkat lunak obrolan di komputernya, dan menggunakan cara lain untuk mengklarifikasi fakta kepada orang-orang di Tiongkok. “Saya ingin orang-orang di Tiongkok mengetahui bahwa ada puluhan juta orang yang berlatih Falun Dafa di seluruh dunia dan memberitahu mereka apa itu Falun Dafa. Setelah mendengarkan saya, ada yang mengatakan saya seperti malaikat. Seorang perwira tentara mengatakan kepada saya bahwa tugas mereka adalah menganiaya Falun Gong. Setelah berbicara dengan saya, dia membawa sekelompok tentara ke sebuah cafe untuk mendengarkan saya berbicara tentang kebaikan Falun Dafa. Ada juga direktur pabrik yang memberitahu saya, setelah mendengar apa yang saya katakan, dia akan menyalakan pengeras suara sehingga semua orang di pabrik dapat mendengar apa yang saya katakan. Dia juga meminta saya untuk berbicara selama yang saya inginkan.”

Karena kebohongan PKT, banyak orang di Tiongkok salah paham dan memiliki opini negatif tentang Falun Dafa. Jadi, tidak ada yang lebih berharga bagi Xiaowei selain melihat orang-orang menunjukkan kebaikan terhadap Falun Dafa setelah mereka mengetahui fakta sebenarnya.                                                                            

“Siapa pun yang mengetahui betapa berharganya Falun Dafa ingin agar lebih banyak orang mengetahui fakta kebenaran. Ini sungguh-sungguh merupakan kebaikan kepada orang lain. Saya tidak berbicara kepada orang lain untuk menguntungkan diri sendiri. Saya melakukannya agar lebih banyak orang memiliki kesempatan untuk diselamatkan di masa sulit ini — kesempatan yang hanya datang sekali dalam jutaan tahun.

Kehidupan Xiaowei penuh dengan pasang surut. Beberapa tahun yang lalu, dia mengalami rasa sakit yang tidak tertahankan karena kehilangan putrinya.

“Saya telah mengalami banyak kesulitan dan penderitaan dalam hidup, dan saat ini, kehidupan terlihat lebih banyak menyakitkan daripada kematian. Jika bukan karena penyelamatan belas kasih Guru Li, saya tidak dapat membayangkan bagaimana saya dapat mengatasinya. Hidup saya dalam bahaya beberapa kali, tapi Guru menyelesaikan semua situasi berbahaya itu. Saya merasa Guru menjaga saya sepanjang waktu.”

Di akhir wawancara, Xiaowei berkata dengan tulus, “Manusia di dunia ini melalui siklus lahir, tua, sakit, dan mati. Setelah berlatih Falun Dafa, saya mendapatkan pemahaman baru tentang arti kehidupan. Saat saya meningkatkan karakter melalui kultivasi dalam Dafa, saya tidak lagi melihat kesulitan sebagai penderitaan. Tolong berikan diri anda kesempatan untuk mempelajari kebenaran tentang Falun Dafa.”