(Minghui.org) Perkemahan musim panas Minghui kedua di Jepang diadakan pada tanggal 19 hingga 22 Agustus 2024. Delapan anak dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas bersama sembilan orang tua berpartisipasi dalam perkemahan Minghui selama empat hari tiga malam. Melalui berbagai kelas dan kegiatan, mempelajari ajaran Falun Dafa dan melakukan latihan Gong, anak-anak mengalami kehidupan sesuai dengan prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar Dafa .

Perkemahan tersebut diadakan di Kamogawa Youth House di Prefektur Chiba dekat laut. Selain melakukan latihan dan mempelajari ajaran Falun Dafa, anak-anak bermain di pantai sepuasnya dan menikmati keindahan alam. 

Praktisi muda melakukan latihan setiap pagi.

Perkemahan tersebut meliputi berbagai kegiatan seperti membaca ajaran Falun Dafa, melakukan latihan Gong, menonton film dan dokumenter tentang Falun Dafa, berenang di laut, memasak dan memanggang di luar ruangan, serta pertunjukan kembang api. Anak-anak juga melakukan pekerjaan rumah seperti merapikan tempat tidur, membersihkan kamar, menyalakan api unggun, memasak, dan mencuci piring. Tujuan dari perkemahan tersebut adalah untuk memperkuat belajar Fa, melakukan latihan, dan membentuk sebuah kebiasaan baik saat melakukan berbagai pekerjaan. 

Para pekemah menebang kayu, mempelajari cara menyalakan api, dan memasak nasi di dapur luar ruangan.

Pada malam pertama, peserta kamp menonton film yang mendokumentasikan sejarah bagaimana Falun Dafa diperkenalkan di Tiongkok dan bagaimana penganiayaan dimulai. Anak-anak menonton film dokumenter itu dengan penuh perhatian dan terkejut dengan meluasnya penganiayaan. 

Anak-anak mempelajari ajaran Falun Dafa setiap hari.

 

Anak-anak bersenang-senang bermain di pantai dan berenang di laut.

Jadwal Perkemahan yang Beragam

Pada hari kedua, peserta ikut dalam belajar Fa dan melakukan latihan di pagi hari. Mereka bermain di pantai pada sore hari. Pada malam harinya, mereka kembali ke perkemahan untuk memasak nasi kari yang dilanjutkan dengan menyalakan kembang api.

Karena anak-anak yang lebih tua memasak di dapur luar selama perkemahan musim panas tahun lalu, kali ini mereka dapat menebang kayu dan menyalakan api tanpa bantuan orang dewasa. Anak-anak perempuan memotong sayuran dan memasak nasi, sementara anak laki-laki menebang kayu dan menyalakan api. Dengan bimbingan instruktur dan orang tua, mereka menyiapkan nasi kari yang lezat dan semua orang menikmatinya.

Belajar Bersyukur Saat Melakukan Pekerjaan Rumah

Setelah makan malam yang lezat, anak-anak mulai membersihkan rumah. Meskipun mereka bersemangat untuk menebang kayu dan menyalakan api, anak-anak enggan untuk menggosok panci dan wajan. Pada akhirnya, mereka menyelesaikan tugas-tugas tersebut, dengan bimbingan dan bantuan dari orang dewasa.

Guru-guru di sekolah Minghui menggunakan kesempatan tersebut untuk mengingatkan anak-anak bahwa pekerjaan kotor dan melelahkan seperti itu dilakukan oleh ibu mereka setiap hari. Bukan karena ibu mereka senang melakukannya, tetapi karena mereka mencintai keluarga mereka, mereka melakukannya tanpa mengeluh. Seseorang harus bekerja keras untuk menikmati makanan yang lezat; membersihkan setelahnya adalah melelahkan. Mereka dengan lembut mengingatkan anak-anak bahwa kita harus berterima kasih kepada ibu kita atas kerja keras mereka.

 

Anak-anak bermain kembang api di perkemahan.

Setelah bekerja keras membersihkan, malam itu, anak-anak dihibur dengan kembang api. Mereka diberi kembang api genggam dan semua orang bersenang-senang. Keseimbangan kegiatan menunjukkan bahwa ada kegembiraan dan kesulitan dalam hidup dan para guru berharap untuk menunjukkan kepada anak-anak bahwa seseorang tidak bisa hanya memilih untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dan membahagiakan.

Merasa Segar Kembali Setelah Melakukan Latihan

Pada hari ketiga, anak-anak belajar Fa dan melakukan latihan Gong di pagi hari. Karena hari sebelumnya merupakan hari yang padat, semua orang merasa sedikit lelah saat bangun di pagi hari. Namun, mereka mengatakan bahwa mereka merasa segar kembali setelah melakukan latihan. Pada sore hari, mereka kembali berenang di laut. Pada malam hari, mereka kembali ke perkemahan untuk memanggang daging di luar ruangan.

Pemahaman yang Lebih Dalam tentang Kultivasi

Pada hari keempat, yang juga merupakan hari terakhir, di pagi hari, anak-anak menonton film “Once We Were Divine.” Meskipun beberapa orang telah menonton film tersebut, kali ini film tersebut ditayangkan di layar lebar melalui proyektor, mirip seperti di bioskop. Film tersebut memberikan dampak yang besar. Para guru menjelaskan alur ceritanya, yang membantu anak-anak melihat makna terdalam, dan mereka memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang kultivasi.

Beberapa tokoh dalam film tersebut kehilangan jati diri mereka saat mengejar reputasi dan uang; beberapa tersingkir sebagai akibat dari berpartisipasi dalam penganiayaan terhadap Falun Dafa. Yang lainnya berlatih Falun Dafa dengan tekun dan menyingkirkan rasa iri hati mereka serta melewati ujian hidup dan mati dengan pikiran lurus. Contoh-contoh yang baik ini membantu anak-anak memahami cara berlatih kultivasi dengan teguh. Setelah menonton film tersebut, seorang anak berkata, “Syukurlah saya tidak tersesat dalam kolam pewarna raksasa dari masyarakat. Saya sungguh beruntung!” Anak-anak mengatakan bahwa mereka bertekad untuk berlatih dengan tekun setelah menyaksikan film tersebut.

Sebelum pergi, anak-anak membersihkan kamar dan mengemasi barang-barang mereka sendiri dan bersiap untuk pulang.

Perkemahan musim panas Minghui tahun ini sangat sukses. Anak-anak mengatakan mereka merasa lebih dewasa dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kultivasi. Semua orang menantikan perkemahan Minghui tahun depan.