(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa berkumpul di Gedung Kesenian I Ketut Maria, Tabanan pada Minggu pagi, 10 November 2024, untuk membaca ajaran Falun Dafa. Sore hari mereka berlatih bersama di Taman Bung Karno. Terkesan dengan latihan yang lembut dan indah, banyak pengunjung taman mendekat dan menyatakan ketertarikan mereka untuk belajar Falun Dafa. Sore itu, lebih dari 100 orang menandatangani petisi yang menyerukan penghentian penganiayaan Falun Dafa oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Praktisi berlatih bersama di  Lapangan Alit Saputra, Tabanan pada 10 November 2024.

Akhiri Penindasan

 Orang-orang mendengarkan informasi tentang Falun Dafa dan menandatangani petisi untuk mendukung upaya damai praktisi.

Terletak di dekat Gedung Kesenian I Ketut Maria, Taman Bung Karno adalah tempat rekreasi dan olah raga populer setempat yang populer. Seorang pengunjung pernah mendengar tentang Falun Dafa sebelumnya. Dia berkata, “Saya tidak pernah mengira latihan yang damai ini dianiaya sedemikian kejam di Tiongkok.” Dia berharap tandatangannya dapat membantu menghentikan kekejaman tersebut.

Indrawati menandatangani petisi yang menyerukan agar penganiayaan terhadap Falun Dafa segera diakhiri.

Ketika melintas, warga setempat Indrawati berkata dia pernah mendengar bahwa PKT mengambil organ tubuh dari praktisi secara paksa. Prihatin dengan situasi tersebut, dia tanpa ragu menandatangani petisi untuk menyuarakan bahwa penganiayaan tersebut harus diakhiri.

Kurniawan (kiri) dan Surya (kanan) mempelajari fakta Falun Dafa.

Kurniawan dan Surya berbincang-bincang dengan praktisi dan mempelajari fakta Falun Dafa. Mereka terkejut dan sedih mendengar Partai Komunis Tiongkok (PKT) mengambil organ dari praktisi secara hidup-hidup, dan mendukung petisi serta berharap penganiayaan ini segera berakhir.

Menjadi Warga yang Lebih Baik

Praktisi belajar Fa bersama di Tabanan pada 10 November 2024.

Sebelum melakukan latihan di Taman Bung Karno, para praktisi berkumpul bersama untuk belajar ajaran Falun Dafa di Gedung Kesenian I Ketut Maria dan berbagi pengalaman mereka bagaimana mengasimilasikan nilai-nilai Sejati-Baik-Sabar dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Seorang praktisi baru yang mengenal Falun Dafa dari media sosial, berkata bahwa dia sangat beruntung dapat mulai berlatih Dafa. Rintangan pertamanya berasal dari suaminya. Mengikuti ajaran Falun Dafa, dia berupaya menjadi orang yang lebih baik. Suaminya melihat perubahan positif pada dirinya, dan berubah mendukung latihannya.

Seorang praktisi yang bekerja sebagai polisi, berkata bahwa dia pernah dipermalukan oleh atasannya di tempat kerja. Meskipun kinerjanya baik, dia ditampar dan ditendang di depan umum. Awalnya dia tidak dapat menerima perlakuan tersebut. Melalui mencari ke dalam, dia menyadari ini adalah utang karma yang harus dilunasinya. Dia memutuskan untuk melepaskan keterikatan hati dan dapat melewati ujian tersebut.