(Minghui.org) Pada tanggal 20 Mei tahun ini, saya menyalakan musik dan hendak mulai berlatih gerakan ketika kaki kiri saya mulai terasa sakit dan kehilangan semua kekuatan. Saya harus menggunakan kaki kanan untuk menjaga keseimbangan. Saya bertanya-tanya, “Apakah ini kanker?” Pikiran yang salah ini mengakibatkan saya menderita sakit yang luar biasa selama seluruh proses penghapusan karma.
Saya teringat mimpi yang saya alami dua hari sebelumnya. Jiwa saya pergi ke suatu tempat yang memiliki mesin kecil yang menyerupai mesin hitung uang. Kartu-kartu dikeluarkan dari mesin tersebut, seperti buku tabungan. Ada lebih dari belasan kartu, masing-masing berisi tahun, bulan, hari, dan informasi lainnya di permukaannya. Saya dengan gembira berseru, “Mengapa ada begitu banyak buku tabungan padahal saya tidak menyimpan uang di bank?” Satu suara dari atas menjawab, “Ini adalah karma yang telah anda kumpulkan tahun ini.”
Saya merasa bahwa saya telah berkultivasi dengan tekun selama ini, jadi saya tidak mencari lebih jauh setelah bangun tidur. Saya juga tidak mencari ke dalam untuk mencari tahu mengapa saya telah mengumpulkan begitu banyak karma. Kalau dipikir-pikir lagi, jika saya mencari ke dalam, meminta bantuan Guru, dan memancarkan pikiran lurus yang kuat, saya mungkin dapat menghindari kesengsaraan ini. Bahkan jika usaha saya dapat menghilangkan sebagian kesengsaraan ini, itu akan membantu mengurangi beratnya ujian berikutnya.
Tidak peduli apakah itu gangguan dari kekuatan lama atau ujian karakter saya, saya tahu harus menghadapinya dengan pikiran lurus. Saya tetap melakukan latihan meskipun latihan berdiri selama satu setengah jam terasa seperti setahun. Saya tergoda untuk jongkok atau bersandar ke dinding beberapa kali, tetapi saya menahan diri karena saya bertekad untuk menerobos gangguan ini dan tidak memperpanjang situasi saya. Saya terus melafalkan ajaran Guru,
“Ketika sulit bersabar anda mampu bersabar. Ketika sulit dilakukan anda harus mampu melakukan.” (Ceramah 9, Zhuan Falun).
Meskipun rasa sakit di kaki saya sedikit berkurang, saya tetap tidak bisa tenang.
Awalnya, saya ingin meminta bantuan Guru tetapi segera menyerah. Guru telah menanggung banyak hal untuk praktisi dan telah meninggalkan sedikit karma ini untuk digunakan praktisi guna meningkatkan karakter. Apakah saya masih dianggap seorang kultivator jika saya meminta Guru untuk menanggung semuanya? Saya berkeringat setelah menyelesaikan latihan, seolah-olah saya sedang mengeluarkan karma yang menjadi tanggungan saya. Kaki saya kembali normal setelah menyelesaikan latihan dan selama sisa hari itu, rasa sakitnya tidak kambuh. Saya tahu bahwa Guru menanggung rasa sakit untuk saya sehingga memungkinkan saya melakukan aktivitas sehari-hari dan pekerjaan klarifikasi fakta dengan mudah. Jika Guru tidak menanggung rasa sakit untuk saya, saya tidak akan mampu menanggungnya meskipun ini hanya sebagian kecil dari karma yang menjadi tanggungan saya dalam kehidupan ini.
Setiap malam saat melakukan meditasi duduk, kaki kiri saya akan terasa semakin sakit. Saya mengingatkan diri sendiri, “Anda harus mengatasi ujian demi ujian, ini adalah norma dalam kultivasi.” Setelah bermeditasi selama dua jam, seluruh tubuh saya basah oleh keringat. Begitu saya meluruskan kaki, rasa sakit itu hilang.
Saya biasanya tidur setelah memancarkan pikiran lurus pada tengah malam. Namun begitu tubuh saya menyentuh tempat tidur, rasa sakit itu langsung membuat saya terbangun. Saya berkata kepada entitas itu, “Kalian boleh membuat saya sakit, tetapi saya akan membatasi kalian jika itu memengaruhi tidur saya karena saya harus melakukan sesuatu besok.” Saya tertidur segera setelah itu tanpa menyadari posisi tidur saya. Selama lebih dari dua bulan, tidur saya tidak terganggu meskipun saya tidak dapat memberi tahu apakah saya tertidur dalam posisi duduk, bersandar, atau berbaring miring. Saya tahu bahwa ini karena berkah Guru.
Keesokan harinya, kaki saya terasa normal dan saya pikir bahwa saya telah berhasil melenyapkan semua karma saya. Namun begitu saya mulai berlatih, kaki kiri saya langsung gemetar lebih parah daripada hari sebelumnya. Saya menepis pikiran untuk jongkok atau bersandar saat berlatih, meskipun saya merasa latihan perangkat pertama dan keempat tidak mungkin dilakukan dengan kaki kiri saya yang lemah. Saya harus bersandar pada kaki kanan untuk menyelesaikan gerakan latihan.
Untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya merasa kecil dan tak berdaya. Orang biasa, yang tidak diberkati dengan perlindungan para dewa dan Buddha, tidak memiliki harapan untuk lolos dari cobaan alam atau buatan manusia! Tanpa perlindungan Guru, para kultivator juga akan mengalami nasib yang sama. Dengan rasa syukur kepada Guru, saya memutuskan untuk bekerja keras dan menyelamatkan lebih banyak makhluk hidup.
Saya mengingatkan diri saya sendiri dengan ajaran Guru:
“Ketika sulit bersabar anda mampu bersabar.” (Ceramah 9, Zhuan Falun).
Meskipun air mata syukur mengalir di mata saya, saya berkata pada diri sendiri, “Jangan menangis. Para dewa di surga mengawasi setiap gerakan anda. Anda perlu menjunjung tinggi reputasi pengikut Dafa. Dengan Guru yang luar biasa mendukung anda, anda benar-benar yang paling beruntung.”
Perasaan gembira ini menghangatkan hati saya dan menyebarkan energi kehidupan ke seluruh tubuh saya dengan kecepatan yang tak terlukiskan hingga rasa sakit fisik saya lenyap. Guru menanggung rasa sakit saya dan setelah menyelesaikan latihan, kaki saya kembali normal.
Saya seharusnya keluar dan membagikan materi klarifikasi fakta pada pagi itu. Namun setelah hanya belasan langkah, kaki saya mulai terasa sangat sakit sehingga saya terpaksa berhenti. Saya harus jongkok atau membungkuk secara berkala untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan. Setelah beberapa saat, saya merenungkan bahwa perilaku manusia seperti ini tidak dapat diterima oleh seorang kultivator. Untuk menyembunyikan kondisi saya dari orang lain, saya mulai berjalan perlahan, menjaga kecepatan dan temperamen yang tenang.
Sepanjang perjalanan, saya memohon berkah Guru dan sangat berhati-hati dalam setiap langkah. Tidak seorang pun, termasuk tetangga, anggota keluarga, saudara, dan rekan praktisi, menduga kondisi saya berbeda dari biasanya. Selain itu, kaki saya akan segera pulih ke keadaan normal setiap kali saya keluar untuk menyelamatkan makhluk hidup sehingga saya dapat menyelesaikan pekerjaan saya tanpa gangguan.
Suatu kali, setelah menyelesaikan pekerjaan klarifikasi fakta, saya harus mengunjungi rumah seorang saudara untuk membantu seorang rekan praktisi dengan tugas yang berhubungan dengan kultivasi. Saya naik bus dan setelah turun, perlahan-lahan berjalan jauh ke tempat saudara tersebut. Saya baru berjalan belasan langkah ketika seorang pria berusia delapan puluhan berhenti di samping saya dan berkomentar, “Nona muda, mengapa anda berjalan lebih lambat dari saya?” Bahkan sebelum saya selesai menjawab, “Ini hanya sementara,” saya mendapati diri saya tertinggal di belakang orang lansia itu. Setelah menyelesaikan tugas dan kembali ke rumah, saya belajar Fa dan mulai mencari ke dalam untuk menemukan celah kebocoran yang telah ditangkap oleh kekuatan lama.
Dengan bantuan Guru, saya mengingat kembali hal-hal yang telah saya lakukan tahun lalu dan mengidentifikasi banyak keterikatan.
1. Pikiran Egois
Suatu hari di bulan Juli tahun lalu, saya sedang naik bus pulang setelah membagikan materi klarifikasi fakta ketika seseorang di belakang saya berbicara, “Tutup jendela, dingin sekali.” Saya kebetulan duduk di dekat jendela yang terbuka, dan meskipun hujan deras, saya berkeringat deras dan merasa sangat panas. Karena pembicara tidak berbicara langsung kepada saya, saya mengabaikan komentar ini dan membiarkan jendela terbuka. Saya tertidur tak lama kemudian dan mendapati kaki kiri saya tidak responsif ketika saya mencoba turun dari bus di halte bus. Setelah meminta bantuan Guru, saya dapat menggerakkan kaki dan turun dari bus.
Setelah kembali ke rumah, saya mencari ke dalam dan menyadari kondisi saya disebabkan oleh keegoisan saya. Sebagai praktisi Dafa, kita harus bersikap penuh perhatian. Namun, meskipun telah berkultivasi begitu lama, saya gagal bersikap penuh perhatian. Tidak mengherankan bahwa kekuatan lama memanfaatkan celah kebocoran ini. Selama hampir sebulan setelahnya, saya sering menderita nyeri tungkai bawah. Nyeri yang tak tertahankan sering menyerang kedua kaki, mulai dari beberapa detik hingga beberapa menit. Namun, nyeri itu berhenti begitu saya meninggalkan rumah dan kondisi ini tidak mempengaruhi kemampuan saya untuk menyelamatkan makhluk hidup.
Karena gejalanya ringan dan dapat ditangani, saya lalai untuk mencari lebih jauh ke dalam dan memancarkan pikiran lurus. Setelah itu, meskipun kaki saya tidak lagi sakit, lutut saya tetap sedikit kaku. Karena hal itu tidak memengaruhi kemampuan saya untuk melakukan pekerjaan klarifikasi fakta, saya yakin sedikit karma ini akan hilang saat saya terus membuat kemajuan. Sekarang, saya mengerti bahwa keegoisan dapat menimbulkan banyak keterikatan manusia, termasuk rasa puas diri.
2. Kurangnya Belas Kasih
Bulan Juni lalu, banyak praktisi di kota kami diculik oleh PKT. Seorang praktisi lolos dari penculikan, dan sebulan setelah kejadian tersebut, saya pikir bahwa praktisi ini harus keluar dari persembunyian dan melanjutkan kegiatan kultivasi secara teratur. Pada awal Juli, saya mengirim surat kepada praktisi ini untuk menuliskan apa yang saya amati, menunjukkan area yang bermasalah, dan menyarankan praktisi tersebut untuk mencari ke dalam. Praktisi tersebut kemudian menjawab, “Siapa anda yang dapat menentukan bahwa saya tidak mencari ke dalam?” dan seterusnya. Pada saat itu, saya seharusnya memeriksa diri sendiri untuk mengetahui alasan di balik reaksi praktisi ini. Kegagalan di pihak saya akan memicu praktisi tersebut untuk bereaksi seperti itu, tetapi saya mengabaikan hal ini dan bahkan membela tindakan saya sebagai, “bertanggung jawab kepada rekan praktisi. Saya memiliki tanggung jawab untuk menunjukkan kekurangan anda.” Saya terlalu merasa benar sendiri dan menyimpan emosi manusia terhadap rekan praktisi. Saya menyadari bahwa sentimentalitas ini harus dihilangkan.
Didorong oleh sifat dan perasaan manusia, saya mengirim surat kedua kepada rekan praktisi ini sebulan kemudian dengan menunjukkan beberapa masalah dengan lebih jelas dan tajam. Saya tidak pernah berhenti untuk mempertimbangkan kesulitan yang dihadapinya, saya juga tidak memperlakukannya dengan belas kasih. Di sini saya ingin mengatakan, “Saya minta maaf” kepada rekan praktisi ini.
Guru telah menjelaskan dengan sangat jelas bahwa peningkatan tidak dicapai melalui saling menuduh, tetapi melalui belajar Fa dan mencari ke dalam. Saya telah gagal mengikuti pelajaran penting ini.
3. Mentalitas Sombong
Saya pernah bermimpi sedang mendaki gunung abu-abu yang curam. Pendakiannya sulit dan saya terbangun dengan keringat dingin tepat sebelum mencapai puncak gunung. Mimpi ini membuat saya menyadari bahwa saya memiliki banyak keterikatan yang menyebabkan karma saya menumpuk seperti gunung.
Untuk waktu yang lama, saya percaya bahwa saya unggul dalam memeluk roda dan duduk bermeditasi karena saya tetap merasa nyaman saat berlatih latihan ini. Namun, kebanggaan atas pencapaian luar biasa saya adalah tanda kesombongan, sementara percaya bahwa latihan itu “nyaman” adalah manifestasi dari sifat manusia. Ini menunjukkan rasa tidak hormat kepada Fa dan paling buruk merupakan penghujatan karena Fa tidak boleh dipahami dengan konsep manusia.
Setelah berlatih, saya merasa bisa tidur dengan nyaman dan tertidur dalam hitungan detik setelah berbaring di tempat tidur. Guru akan melenyapkan karma saya saat saya tidur, jadi saya hampir tidak merasakan apa pun. Jiwa saya akan meninggalkan tubuh dan kembali saat saya bangun untuk latihan pagi. Lambat laun, rasa ingin tahu saya terhadap fenomena ini berubah menjadi kesombongan tentang “kemampuan” saya.
Saat melenyapkan karma pada bulan Juli tahun lalu, saya berkata kepada rekan-rekan praktisi, “Tidak ada, baik masalah saya sendiri maupun keluarga, yang menghalangi saya untuk menyelamatkan makhluk hidup. Saya telah berkultivasi secara konsisten dan tekun.” Kekuatan lama menangkap keterikatan saya dan membuat kaki saya sakit sehingga secara fisik saya sulit untuk melangkah maju.
Saya menyadari bahwa seseorang tidak boleh terlalu percaya diri karena sikap ini tidak memiliki kerendahan hati dan bahkan menunjukkan tingkat kesombongan tertentu. Mentalitas ini tidak sesuai dengan standar yang dituntut dari seorang praktisi Dafa dan merupakan dasar untuk manipulasi oleh kekuatan lama.
Kekuatan lama ingin memanfaatkan kelemahan saya dengan melukai kaki saya. Dengan mengganggu tidur normal dan mengganggu kemampuan saya untuk berjalan serta menyelamatkan makhluk hidup, mereka mencoba memaksa saya untuk berhenti berkultivasi. Bagaimana saya masih bisa menganggap diri saya sebagai praktisi Dafa jika saya gagal melakukan apa yang seharusnya?
4. Kondisi Mental yang Berbeda
Seorang rekan praktisi sebelumnya bertanya kepada saya, “Apakah anda tidak takut?” Saya menjawab, “Saya tidak pernah bertanya-tanya apakah saya takut atau tidak.” Meskipun jawaban saya tidak salah, jawaban itu juga tidak jujur karena secara tidak sadar saya takut akan masalah dari kekuatan lama. Misalnya, setelah seorang rekan praktisi diculik tahun lalu, saya tidak berani mengendur karena takut hal serupa akan menimpa saya. Meskipun “tidak mengendur” dan “tidak berani mengendur” terdengar mirip, keduanya sebenarnya merupakan kondisi yang berbeda. Rekan praktisi yang tidak mengendur memenuhi standar Fa, sementara mereka yang tidak berani mengendur dimotivasi oleh rasa takut.
Kaki kiri saya terus terasa sakit selama sembilan hari. Pada hari ketiga, saya sangat takut dengan rasa sakitnya sehingga saya melewatkan perangkat latihan kedua yang mengharuskan memeluk roda dan berlatih perangkat latihan pertama, ketiga, dan keempat selama dua jam. Setelah menyelesaikan latihan, saya menyesal tidak melakukan perangkat latihan kedua. Bagaimanapun, seseorang harus menanggung apa yang menjadi kewajibannya dari pada menghindarinya. Untuk mengganti perangkat latihan yang hilang, saya berlatih memeluk roda lima kali pada hari itu dengan total lima jam. Setelah setiap perangkat, saya akan berlutut di depan foto Guru untuk berterima kasih kepada Guru atas berkahnya.
Sebelum berkultivasi Falun Dafa, saya menderita penyakit jantung dan radang sendi. Guru menyingkirkan penyakit-penyakit ini segera setelah saya mulai berlatih dan saya hampir tidak perlu menanggung apa pun sebagai balasannya. Saya bertekad untuk hanya menanggung apa yang menjadi kewajiban dan menolak apa pun yang dipaksakan oleh kekuatan lama. Setiap kali kaki saya mulai terasa sakit setelah beberapa saat berjalan, saya akan berhenti dan berdoa kepada Guru dalam hati. “Guru, tolong bantu saya. Hentikan kaki saya dari rasa sakit ketika saya keluar untuk menyelamatkan makhluk hidup. Sebaliknya, saya rela menanggung rasa sakit di malam hari ketika tiba saatnya untuk tidur.” Rasa sakitnya akan berhenti sehingga saya bisa naik turun tangga sambil melakukan pekerjaan klarifikasi fakta.
Saya menghabiskan lebih banyak waktu untuk memancarkan pikiran lurus pada empat waktu yang ditentukan, dan setelah beberapa hari, rasa sakit yang parah mulai menghilang. Saya melihat peningkatan yang signifikan pada kondisi kaki saya. Saya mampu meregangkan, bersantai, dan berjongkok menggunakan kaki kiri.
Setelah satu bulan, saya mampu berdiri dengan kedua kaki. Beberapa hari kemudian, Guru mulai memurnikan kaki kanan saya. Saya terpaksa mengandalkan kaki kiri saya saat berlatih, tetapi kali ini rasa sakit di kaki kanan saya benar-benar dapat ditanggung.
Dengan berkah Guru, saya melenyapkan karma saya dengan ketenangan pikiran dan tanpa memikirkan “penyakit manusia.” Selama periode ini, ketika mendiskusikan kondisi saya dengan praktisi lain, salah seorang dari mereka mengatakan bahwa saya menderita gangguan saraf. Saya menjawab, “Itu tidak benar. Orang biasa mungkin memiliki gangguan saraf, tetapi saya seorang kultivator. Ini adalah proses melenyapkan karma dan mengatasi ujian.” Saya ingat bahwa tanpa sadar mendesah pada diri sendiri pada dua kesempatan terpisah di awal kesengsaraan saya, meskipun saya langsung mengingatkan diri sendiri, “Anda harus menjunjung tinggi standar seorang pengikut Dafa.”
Saat berbagi dengan praktisi lain, saya mengetahui bahwa beberapa orang sekarang hanya fokus pada belajar Fa, berlatih gerakan, dan memancarkan pikiran lurus di rumah. Mereka tidak lagi berpartisipasi aktif dalam kegiatan klarifikasi fakta. Tidak ada yang salah dengan belajar Fa karena ini adalah dasar dari kultivasi. Setelah memahami prinsip-prinsip Fa, seseorang akan memahami pentingnya menyelamatkan makhluk hidup selama periode pelurusan Fa.
Fa digunakan untuk membimbing pikiran, perkataan, dan perbuatan seseorang, memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip alam semesta dan memungkinkan seseorang untuk menyelesaikan misinya selama masa pelurusan Fa. Inilah tujuan sebenarnya dari belajar Fa. Mereka yang berada di jalan yang benar akan dapat mengatasi kesulitan dengan mudah.
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2024 Minghui.org