(Minghui.org) Saya seorang siswa kelas delapan yang belajar di Amerika Serikat. Saya ingin berbagi sebuah pemandangan yang saya lihat dan pemahaman yang saya peroleh. Itu terjadi ketika melakukan latihan Falun Dafa perangkat kelima [meditasi duduk] di asrama saya. Saya segera memasuki kondisi tenang, dan apa yang saya lihat setelahnya mengejutkan saya.
Guru Meminta Raja untuk Menyelamatkan Makhluk Hidup
Saya menyaksikan seorang raja, tergantung di tepi tebing, hendak jatuh ke air keruh di bawahnya. Makhluk-makhluk berakal menariknya kembali dengan tali yang kencang, sehingga ia dapat berpegangan pada batu-batuan. Akan tetapi, di seberang tebing ada seorang raja iblis, yang menghancurkan batu yang menopang raja, menyebabkannya jatuh ke dalam air keruh. Ketika raja muncul, tubuhnya tertutup air hitam.
Bukannya berterima kasih kepada makhluk-makhluk berakal yang berusaha mati-matian untuk menyelamatkannya, ia malah mengeluh tentang mereka. Pada saat ia mengeluh, air hitam dengan cepat meresap ke dalam tubuhnya, dan dunianya mulai gelap, dengan retakan muncul di pilar-pilar gongnya. Hal serupa terjadi tidak hanya di satu dunia ini. Saya juga melihat simbol Taiji di atas raja lain jatuh dan terbelah menjadi dua bagian.
Pada saat itu, ketika dunia-dunia ini berada dalam bahaya yang sangat besar, Guru kita yang penuh belas kasih dan agung muncul, membelah lapisan-lapisan alam semesta dan menerangi setiap dunia dengan kecemerlangannya. Saya mendengar Guru bertanya, “Siapa yang bersedia turun ke alam manusia bersama saya untuk menyelamatkan makhluk hidup?” Para raja dan penguasa setiap dunia menjawab, “Saya bersedia turun bersama Raja segala Raja untuk menyelamatkan makhluk hidup dan melenyapkan karma serta menyelamatkan makhluk-makhluk di alam saya.” Kemudian saya melihat Guru membubung tinggi menuju Triloka, diikuti oleh para raja dan penguasa, tetapi raja-raja iblis dari setiap dunia juga turun.
Selama perjalanan mereka ke Triloka, raja-raja iblis terus-menerus mencoba mengganggu jalan para raja Fa, berusaha menjauhkan mereka dari sisi Guru. Akan tetapi, sebagian besar raja Fa berhasil menerobos rintangan ini dan mengikuti Guru ke Bumi. Ketika Dafa mulai menyebar dan Guru mengadakan kelas qigong, para raja Fa yang bereinkarnasi ingin menghadiri kelas-kelas Guru. Akan tetapi, raja-raja iblis memanipulasi para master qigong palsu yang tamak, mengadakan kelas-kelas di sepanjang jalan untuk menghalangi mereka. Untungnya, sebagian besar raja tidak melewatkan kesempatan ini dan menyelesaikan kelas-kelas pengajaran Fa Guru, membawa kegembiraan besar bagi makhluk hidup di dunia mereka, karena mereka semua terselamatkan.
Penolakan Raja Fa untuk Menyerah pada Kejahatan
Penglihatan berikutnya terjadi setelah 20 Juli 1999. Para raja Fa tersebut menghadapi ujian yang berat. Saya melihat bahwa ketika mereka ditekan oleh polisi untuk menandatangani pernyataan melepaskan latihan Dafa dan mencemarkan nama baik Guru, makhluk hidup di dunia mereka dipenuhi dengan kecemasan, mengantisipasi nasib mereka: kehancuran atau penyelamatan. Saya melihat bahwa beberapa raja menandatangani pernyataan ini, dan pada saat mereka menandatanganinya, dunia mereka runtuh. Sebaliknya, bagi para raja Fa yang tidak menyerah pada kejahatan dan menolak untuk menandatangani, dunia mereka berkembang dengan cahaya dan keindahan.
Para raja Fa yang mengklarifikasi fakta telah memenuhi janji prasejarah mereka, sedangkan mereka yang gagal menepati janji mereka bersembunyi di rumah karena takut dan dendam, bahkan ada yang kehilangan nyawa sebagai akibatnya. Seperti yang Guru sebutkan, “Saat reinkarnasi datang ke dunia setiap orang pernah bersumpah kepada Sang Pencipta.” (“Mengapa Umat Manusia adalah Masyarakat yang Tersesat”). Oleh karena itu, sumpah ini memang serius.
Pada saat-saat terakhir, saya melihat Guru memimpin para raja dan penguasa yang telah sempurna melewati gerbang langit, masing-masing kembali ke alam surga mereka sendiri, memerintah dunia mereka masing-masing di alam semesta yang baru.
Sebagai penutup, setelah menyaksikan pemandangan yang hidup ini, saya bertanya pada diri sendiri: Apakah saya benar-benar berusaha memenuhi janji saya? Apakah saya menghargai waktu berharga yang telah diberikan Guru kepada kita dengan begitu banyak penderitaan? Dalam waktu yang berharga ini, apakah saya telah melakukan dengan benar tiga hal yang Guru perintahkan untuk kita lakukan? Setelah merenungkan dengan saksama, saya menyadari bahwa saya belum cukup melakukannya. Saya percaya bahwa Guru mengizinkan saya untuk melihat semua ini sebagai pengingat untuk memanfaatkan waktu, gigih maju dengan tekun, dan membantu Guru dalam menyelamatkan makhluk hidup.
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2024 Minghui.org