(Minghui.org) Setiap kali saya mengalami konflik, saya selalu bertanya pada diri sendiri, "Apakah kamu ingin menjadi manusia atau menjadi dewa?" Lalu saya dengan tegas menjawab, "Saya ingin menjadi dewa!"

Seorang praktisi Falun Dafa memberi tahu saya bahwa dia kecanduan ponsel. Dia tertekan, dan bertanya kepada saya apa yang harus dilakukan. Saya berkata bahwa dia tahu betapa sulitnya jalur kultivasi, dan mengingatkannya untuk memikirkan hal itu. Saya kemudian bertanya apakah dia ingin menjadi manusia atau menjadi dewa. Menjadi manusia tidak lain hanyalah merasakan penderitaan. Selain itu, apa lagi yang ada?

Ditempa Selama Dua Dekade: Menyingkirkan Keterikatan Termasuk Kebencian

Saya mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 1998. Setelah hanya beberapa hari, semua penyakit yang telah menyiksa saya selama bertahun-tahun hilang. Perasaan luar biasa karena terbebas dari penyakit itu sulit dijelaskan. Orang-orang di sekitar saya, termasuk suami saya, menyaksikan keajaiban Falun Dafa.

Pada awal kultivasi, suami saya memberi tahu teman-temannya, “Minta istri kalian untuk berlatih Dafa juga. Sejak istri saya mulai berlatih, penyakitnya telah hilang, dan emosinya telah membaik. Jadi hidup saya jauh lebih mudah.” Suami saya juga telah membaca Zhuan Falun tiga kali.

Penganiayaan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap Falun Dafa dimulai pada 20 Juli 1999. Awalnya, suami saya tidak peduli jika saya berlatih di rumah. Namun, karena saya ditangkap akibat keyakinan saya, dan karena kebijakan PKT untuk menghukum seluruh keluarga mempengaruhi masa depannya, dia berubah pikiran. Dia tidak lagi mengizinkan saya belajar Fa atau melakukan latihan. Ketika dia melihat saya melakukannya, dia memaki dan memukuli saya. Dia sering memukuli saya sampai saya penuh memar.

Dia berperilaku tidak menentu dan tidak mau mendengarkan saya. Saya membencinya, berpikir, “Kamu juga belajar Dafa sebelumnya. Dafa sangat luar biasa. Bagaimana kamu bisa berpihak pada Partai jahat?” Karena saya tidak mematuhi keinginannya, dan hubungan kami semakin memburuk, kami hampir sampai pada titik perceraian. Ditambah lagi, dia berselingkuh. Namun, ketika harus pergi ke pengadilan, dia berubah pikiran, karena yang sebenarnya dia inginkan adalah agar saya berhenti berkultivasi.

Saya belajar Fa di kantor setelah bekerja sebelum pulang ke rumah. Kemudian, saya pikir saya harus bersikap jujur, tetapi ketika belajar Fa dan melakukan latihan di rumah, ketika suami saya melihatnya, dia memukul dan berkelahi dengan saya.

Saya mengatakan kepadanya dengan jelas, "Saya berhak berlatih Dafa. Dan saya berhak belajar Fa dan melakukan latihan di rumah." Namun, dia tidak mau mengakuinya. Jadi, saya menunggu untuk belajar Fa ketika dia tidak ada. Sementara itu, saya berbagi dengan praktisi lain, yang membantu saya memahami bahwa kesengsaraan ini bermuara pada mentalitas kompetitif dan rasa takut saya.

Jika saya memikirkannya dari sudut pandang suami saya, dia juga seorang korban. Banyak keluarga praktisi yang tidak menjalani kehidupan yang mudah. Ketika kami menjadi sasaran penganiayaan, keluarga kami menjadi takut. Kebanyakan dari mereka tahu bahwa Dafa itu baik, mereka hanya tidak ingin anggota keluarga mereka mengalami penganiayaan. Yang membuat mereka semakin takut adalah hal itu dapat menghancurkan keluarga. Itulah yang diceritakan oleh temannya kepada saya setelah suami saya meninggal dunia.

Ketika suami saya masih hidup, saya mulai mengubah perilaku saya, dan merawatnya dengan sangat baik. Awalnya, dia tidak memakan makanan yang saya masak dan pergi membuat mie instan sendiri. Saya tidak mengatakan apa pun dan terus memasak untuknya. Secara bertahap, saya melepaskan beberapa keterikatan, seperti mentalitas kompetitif dan kebencian. Hati saya tidak tergerak oleh cara dia memperlakukan saya. Dia kemudian mulai berubah dan menjadi lebih mudah untuk diajak berbicara.

Dulu, kesehatan saya tidak baik, jadi suami saya harus mengerjakan lebih banyak pekerjaan rumah tangga. Setelah berlatih Dafa, saya mengurus semuanya. Saya telah memegang standar praktisi dalam segala hal yang saya lakukan. Saya harus mengikuti apa yang Guru katakan dan menjaga Xinxing. Saya tidak boleh bertengkar dengan orang lain. Saya harus mengikuti ajaran Guru, dan suami saya akan tergerak oleh kebaikan saya. Saya ingin menggunakan tindakan saya untuk membuktikan kehebatan Dafa.

Setiap kali dia memukul saya, saya berkata dalam hati, "Saya harus mengkultivasi Xinxing saya, saya tidak ingin menjadi manusia, saya ingin menjadi dewa." Saya ingin mengikuti Guru dan kembali ke rumah saya yang sebenarnya! Setelah menempa diri dengan suami saya selama bertahun-tahun, saya telah meningkatkan Xinxing saya secara signifikan, terutama dalam menghilangkan kebencian dan perasaan tidak seimbang di hati saya.

Ketika saya mengubah diri saya, suami saya juga berubah. Dia diam-diam setuju bahwa saya dapat belajar Fa dan melakukan latihan di rumah. Ketika dia melihat saya belajar Fa atau melakukan latihan, dia berpura-pura tidak melihat apa pun. Ketika saya berbicara kepadanya tentang pengunduran diri dari PKT dan organisasi afiliasinya, dia setuju. Terkadang, saya berkata, "Terima kasih!" kepadanya dari lubuk hati saya.

Ketika dia bertanya mengapa saya berterima kasih kepadanya, saya menjawab, "Karena telah membantu saya untuk meningkat."

Suami saya selalu dalam kondisi kesehatan yang baik, tetapi ia didiagnosis menderita penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan pada tahun 2019. Kadang-kadang ketika ia sangat menderita, saya memintanya untuk melafalkan kalimat, “Falun Dafa baik!” dan “Sejati-Baik-Sabar baik!” Ia tidak mengatakan apa pun, tetapi keesokan harinya ia akan berbicara kepada saya sambil tersenyum. Saya tahu ia telah melafalkan kalimat tersebut, dan itu meringankan rasa sakitnya.

Suatu kali, suami saya berkata, “Semua orang membenci saya. Jika kamu membenci saya karena menjadi orang yang tidak berguna, kamu dapat mengajukan cerai, dan saya tidak akan membencimu.”

Saya menjawab, “Santai saja! Saya berlatih Falun Dafa, dan mengikuti persyaratan Guru untuk menjadi orang baik. Bagaimana saya bisa meninggalkanmu sekarang ketika kondisimu seperti ini? Apa yang telah saya kultivasikan selama bertahun-tahun ini? Kamu bukan orang jahat. Kamu hanya menanggung banyak tekanan dan banyak menderita. Biarkan masa lalu menjadi masa lalu.”

Dia terinfeksi COVID-19 pada akhir tahun 2022. Awalnya, dia tidak menunjukkan gejala dan tidak menunjukkan reaksi apa pun. Namun, kemudian dia merasa tidak bisa bernapas dan dirawat di rumah sakit. Paru-parunya memutih, dan kondisinya tidak dapat diobati lagi. Dia berkata kepada saya, “Saya sangat kesakitan, tolong bantu saya!”

Saya menjawab, “Saya tidak dapat membantu. Hanya Guru yang bisa. Jika kamu tidak ingin menderita lagi, kamu harus bertobat dengan tulus kepada Guru. Akui semua kesalahan dan dosa yang telah kamu lakukan terhadap Dafa. Mohon Guru untuk memaafkanmu. Mungkin kamu akan memiliki akhir yang baik.” Dia mengangguk.

Dia mengalami koma selama delapan jam sebelum sadar. Dia menatap mata saya dan berkata, “Dafa itu nyata, apa yang kamu katakan kepada saya semuanya nyata.” Dia tidak dapat berbicara dengan baik, tetapi yang ingin dia sampaikan adalah bahwa setelah dia mengaku kepada Guru, Guru telah memaafkannya. Jadi, dia tidak perlu turun ke neraka. Saya mengatakan kepadanya bahwa dia dapat merasa tenang. Guru sangat baik. Kamu dapat pergi dengan tenang. Beberapa saat kemudian, ia meninggal dunia dengan senyuman.

Ia kemudian memberi tahu saya dalam mimpi bahwa ia berada di suatu tempat menunggu berakhirnya pelurusan Fa, sehingga ia akan kembali bersama ke rumahnya yang sebenarnya.

Menyingkirkan Rasa Dendam

Sekarang saya membantu mengurus bayi laki-laki putri saya di rumahnya. Sebelum bayi itu lahir, ibu mertua putri saya mengatakan bahwa dialah yang akan mengurusnya, dan saya hanya perlu menggantikannya dari waktu ke waktu. Sebab, ketika saya masih muda, kesehatan saya buruk setelah melahirkan, suami sayalah yang mengurus bayi kami. Karena saya tidak tahu cara mengurus bayi itu, saya memberi tahu ibu mertuanya bahwa saya bisa membantu.

Namun, setelah bayi itu lahir, ibu mertuanya mengatakan bahwa kesehatannya buruk, dan dia tidak datang untuk mengurusnya sehari pun. Saya tidak mengatakan apa pun, dan pergi untuk mengasuh anak itu di rumah putri saya. Saya sangat menderita selama periode itu. Saya sama sekali tidak siap untuk itu. Saya tidak hanya kurang pengalaman dalam mengasuh bayi, tetapi juga tidak dapat melakukan tiga hal sebanyak sebelumnya. Dengan penuh kebencian, saya bahkan mulai membenci menantu laki-laki saya.

Melalui belajar Fa, saya jadi mengerti bahwa saya belum sepenuhnya menghilangkan kebencian. Guru mengatur cobaan ini agar saya bisa mencabut akarnya. Saya berkata pada diri sendiri, "Mengapa saya begitu terikat pada kehilangan dan memperoleh?" Sebelum anak ini lahir, Guru telah mengisyaratkan bahwa anak ini datang untuk Fa. Untuk membesarkannya sejak kecil dan membuatnya memperoleh Fa, betapa hebatnya itu! Bagaimana mungkin saya bisa membenci ibu mertua putri saya? Dia pasti memiliki takdir pertemuan yang berbeda dengan anak ini, jadi mengapa saya membencinya?

Saya benar-benar merasa bersyukur atas setiap pengaturan Guru dari lubuk hati saya, atas perlindungan-Nya yang penuh belas kasih di jalur kultivasi saya. Saya menghargai lingkungan kultivasi yang telah Dia atur untuk saya. Sebelumnya, saya khawatir tentang bagaimana menyeimbangkan antara mengasuh anak dan melakukan tiga hal yang seharusnya dilakukan oleh praktisi.

Sekarang setelah kami pindah, ada pasar di dekat rumahnya, jadi saya bisa pergi ke sana untuk berbicara dengan orang-orang tentang Dafa kapan saja. Melakukan tiga hal dengan baik tidak dibatasi oleh kondisi apa pun, asalkan memiliki hati untuk melakukannya, dan tidak peduli di lingkungan seperti apa pun, seseorang dapat bertemu dengan orang-orang yang memiliki takdir pertemuan.

Pelurusan Fa akan segera berakhir. Kultivasi sangatlah serius, dan keterikatan apa pun yang tidak dapat dilepaskan dapat menghalangi seorang praktisi untuk mencapai kesempurnaan. Guru sedang mengawasi kita. Kita seharusnya tidak mengecewakan Guru, atau mengecewakan makhluk hidup. Kita harus melakukan tiga hal dengan baik, mengkultivasi diri kita dengan baik, dan membantu Guru untuk menyelamatkan lebih banyak orang.