(Minghui.org) Dua puluh empat tahun setelah Partai Komunis Tiongkok (PKT) mulai menganiaya Falun Gong pada 1999, praktisi dari 44 negara menyerahkan daftar pelaku baru ke pemerintah masing-masing sebelum Hari Hak Asasi Manusia, 10 Desember 2023, mendesak mereka untuk meminta pertanggungjawaban orang-orang ini atas penganiayaan terhadap Falun Gong di Tiongkok. Para praktisi meminta pemerintahnya untuk melarang pelaku dan anggota keluarganya masuk dan membekukan aset mereka di luar negeri.

Di antara pelaku yang terdaftar adalah Wang Xinhua, kepala “Unit Anti-Ajaran Sesat” di Departemen Keamanan Publik Provinsi Yunnan.

Informasi Pelaku

Nama Lengkap Pelaku: Wang (nama belakang) Xinhua (nama depan) (王新华)
Jenis Kelamin: Pria
Negara: Tiongkok
Tanggal/Tahun Lahir: Mei 1964
Tempat Lahir: Tidak Diketahui

Wang Xinhua

Jabatan atau Posisi

Desember 2018 – Sekarang: kepala Unit Anti-Ajaran Sesat di Biro Keamanan Umum Provinsi Yunnan
Mei 2017 – November 2018: wakil direktur Kantor Provinsi untuk Pencegahan dan Penanganan Masalah Ajaran Sesat (Kantor 610)
April 2016: direktur Kantor Pencegahan dan Menangani Masalah Ajaran Sesat di Pemerintahan Rakyat Provinsi Yunnan
Jabatan sebelumnya: wakil sekretaris jenderal Komite Tetap Kongres Rakyat Prefektur Chuxiong; wakil sekretaris Komite Partai Kabupaten Shuangbai dan sekretaris Komite Urusan Politik dan Hukum; wakil sekretaris jenderal dan direktur kantor Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok (CPPCC) di Prefektur Chuxiong

Kejahatan Utama

Sejak Partai Komunis Tiongkok mulai menganiaya Falun Gong pada 1999, Komite Urusan Politik dan Hukum Provinsi Yunnan (PLAC) dan Kantor 610 dengan giat menerapkan kebijakan penganiayaan Jiang Zemin (mantan pemimpin PKT) dengan cara “mencemarkan nama baik [praktisi], membuat praktisi bangkrut secara finansial, dan menghancurkan praktisi secara fisik.”

Berdasarkan arahan dari PLAC dan Kantor 610, polisi menangkap dan menahan praktisi sebelum mengirim mereka ke kamp kerja paksa atau penjara. Beberapa praktisi juga dibawa ke rumah sakit jiwa dan diberikan obat-obatan. Selama dalam tahanan, para praktisi menghadapi pencucian otak secara paksa dan penyiksaan fisik, termasuk dicekok paksa makan, disetrum dengan listrik, ditusukkan batang bambu ke dalam kuku mereka, atau dipaksa duduk di bangku kecil selama berjam-jam tanpa boleh bergerak.

Selain penyiksaan fisik dan mental, para praktisi juga menghadapi kehilangan finansial, termasuk pemutusan hubungan kerja secara tidak sah, penangguhan dana pensiun, atau rumah mereka digerebek dan harta benda pribadi mereka disita.

Wang Xinhua, yang menjadi anggota Kantor 610 Provinsi Yunnan sejak tahun 2010, memainkan peran penting dalam meluasnya penganiayaan di provinsi tersebut. Dia menjadi wakil direktur Kantor 610 Provinsi pada April 2016, sebelum mengambil peran sebagai kepala Kantor Anti-Ajaran Sesat di Departemen Keamanan Publik Provinsi pada akhir 2018.

Pada 2017, PLAC Provinsi Yunnan dan Kantor 610 melakukan apa yang disebut “Pertempuran Khusus melawan Falun Gong” sebelum Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-19 dan Konferensi Transplantasi Organ Tiongkok yang diadakan di Kota Kunming pada 4 Agustus dan 5 Agustus 2017. Setidaknya 36 praktisi di Kunming ditangkap atau diganggu dan 24 orang didakwa atau dijatuhi hukuman.

Pada 19 April 2018, Wang, sebagai wakil direktur Kantor 610 provinsi, memimpin tim ke Kabupaten Zhaotong untuk mengawasi pekerjaan “anti-ajaran sesat”. Dia meminta pemerintah setempat untuk “meningkatkan promosi propaganda [anti-Falun Gong],” “melakukan pendidikan mendalam dan upaya transformasi” dan “meningkatkan upaya untuk menangkap para praktisi.”

Pada 24 November 2021, Wang, yang sekarang menjadi kepala Kantor Anti-Ajaran Sesat di Departemen Keamanan Publik Provinsi Yunnan, mengunjungi Kantor Polisi Yangjie di Kabupaten Yuanmou untuk meninjau pekerjaan “anti-ajaran sesat” di tingkat akar rumput. Diskusi difokuskan pada bagaimana memungkinkan polisi untuk mengatur dan melaksanakan lebih banyak kegiatan anti-ajaran sesat, khususnya yang menargetkan praktisi Falun Gong.

Pada pagi hari 14 April 2023, dalam rangka “Hari Pendidikan Keamanan Nasional Kedelapan,” Departemen Keamanan Publik Provinsi Yunnan, bekerja sama dengan Korps Anti-Ajaran Sesat dan Kantor Keamanan Domestik Kota Kunming, mengadakan upacara di Legal Culture Plaza di Jalan Haikou, Distrik Xishan, Kota Kunming. Acara bertajuk “Pendidikan Anti-Ajaran Sesat pada Komunitas Pedesaan” itu dihadiri oleh Wang.

Uraian Penganiayaan Selama Bertahun-Tahun

Pada 2016, 20 praktisi ditangkap, 27 orang diganggu, dan 18 orang ditahan. 19 praktisi lainnya diadili atau dijatuhi hukuman.

Di Kabupaten Luxi, Prefektur Honghe, antara bulan Oktober dan 9 Desember 2016, lebih dari 30 praktisi ditangkap dan rumah mereka digeledah. Operasi ini dilakukan oleh anggota Kantor Keamanan Domestik, kantor polisi setempat, serta komite jalan dan desa. Setelah dibawa ke berbagai kantor polisi, para praktisi diinterogasi dan dipaksa menandatangani dokumen kasus. Salah satu praktisi ditahan selama sepuluh hari.

Dari tahun 2017 hingga 2019, penganiayaan mengakibatkan kematian tiga praktisi: Liao Jianfu (pria), Zhang Shining (pria), dan Xia Meixian (wanita). Selain itu, 64 praktisi dijatuhi hukuman, 136 ditangkap, dan 91 orang rumahnya digeledah.

Pada malam hari 27 Agustus 2019, petugas dari Kantor Polisi Songyang, Yangqiao, dan Yanglin di bawah Kantor Keamanan Domestik Kabupaten Songming pergi dari pintu ke pintu, menggeledah rumah praktisi Falun Gong. Jika ada barang yang berhubungan dengan Falun Gong ditemukan, praktisi akan ditahan. Anggota keluarga praktisi juga diinterogasi selama penggerebekan ini.

Pada sore hari 11 Desember 2018, Qiu An ditangkap oleh petugas dari Kantor Polisi Xiaobanqiao di Distrik Guandu, Kota Kunming. Insiden ini terjadi setelah dia membagikan sebuah kartu yang menjelaskan cara menerobos blokade Internet Tiongkok dan sebuah pamflet tentang Falun Gong kepada pelanggan di toko ponselnya. Rumahnya digeledah. Di kantor polisi Qiu dipukuli oleh polisi, mengakibatkan patah tulang panggul, patah tulang rusuk, dan beberapa luka memar pada jaringan lunak. Dia juga berkali-kali disemprot air cabai di bagian matanya.

Pada 2020, 26 praktisi Falun Gong dari Provinsi Yunnan dijatuhi hukuman, 68 ditangkap, 51 orang digeledah rumahnya, 45 orang diganggu, dan 7 orang ditahan di pusat pencucian otak.

Pada malam hari 29 September 2020, Zhang Xingyu, pria berusia 74 tahun, dan sepuluh anggota keluarganya, termasuk cucunya yang berusia dua tahun, ditangkap di rumah. Polisi masuk dan menggeledah rumah mereka. Mereka menginterogasi dan menahan keluarga tersebut semalaman di dua kantor polisi, dan tidak mengizinkan mereka pulang ke rumah sampai pukul 10 malam. Keesokan harinya. Polisi menangkap keluarga tersebut lagi pada 5 Oktober, kali ini tanpa menantu perempuan dan cucu perempuannya, dan membawa mereka ke pusat pencucian otak di Kabupaten Luquan.

Pada 2021, dilaporkan 11 kematian praktisi Falun Gong, 6 orang dijatuhi hukuman, 33 orang ditangkap, 56 orang diganggu, 29 orang rumahnya digeledah, dan 12 orang ditahan dana pensiunnya.

Pada 2022, dua praktisi meninggal dalam penganiayaan, 27 orang dijatuhi hukuman, 29 orang ditangkap, 66 orang diganggu, dan enam orang rumahnya digeledah.

Kasus Kematian

Sejak tahun 2017, setidaknya ada 17 praktisi Falun Gong (Li Peigao, Han Junyi, Peng Xueping, Wu Guangcheng, Peng Yunkui, Zhang Gongqin, Ding Guiying, Wang Huizhen, Shi Jianwei, Li Zhichu, Zhang Lin, Deng Guiying, Liao Jianfu, Zhang Shining, Xia Meixian, Zhu Yandong, dan Meng Yunying) dianiaya hingga meninggal di Provinsi Yunnan. Banyak orang lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman. Di bawah ini adalah beberapa kasus kematian.

Kasus 1: Pria Berusia 86 Tahun Meninggal Beberapa Hari Sebelum Menyelesaikan Hukuman Penjara Sewenang-wenang karena Berlatih Falun Gong

Li Peigao dari Kota Kunming, Provinsi Yunnan meninggal pada 4 Januari 2023, beberapa hari sebelum dia selesai menjalani hukuman empat tahun karena berlatih Falun Gong. Menurut narapidana yang dibebaskan sebelum dia, Li dalam kondisi kesehatan yang baik di penjara dan sangat mengejutkan bahwa dia tiba-tiba meninggal, hanya beberapa hari sebelum dia dibebaskan, pada usia 86 tahun.

Li ditangkap pada 26 November 2015, dan dijatuhi hukuman empat tahun pada 8 Oktober 2016. Dia dibawa ke Penjara Provinsi Yunnan untuk menjalani hukuman pada Januari 2019 dan ditolak kunjungan keluarganya.

Kasus 2: Eksekutif Perusahaan Real Estate Meninggal Tiga Bulan Setelah Menjalani Hukuman Lima Tahun

Wu Guangcheng, mantan eksekutif perusahaan real estate, dalam kondisi sangat lemah ketika dia dibebaskan pada 6 April 2022, setelah menjalani hukuman lima tahun karena berlatih Falun Gong. Warga Kota Kunming, Provinsi Yunnan terpeleset dan jatuh pada 27 Juli saat menggunakan kamar kecil. Dia kehilangan kesadaran dan meninggal beberapa jam kemudian. Dia berusia 63 tahun.

Meninggalnya Wu mengakhiri dua dekade penderitaannya dalam menegakkan keyakinannya. Selain hukuman 5 tahun terakhirnya, dia menjalani dua hukuman kamp kerja paksa dengan total 3 tahun, dan hukuman penjara 6,5 tahun.

Selain cobaan yang dialaminya sendiri, istrinya, Wang Deping, juga dijatuhi hukuman dua kali kamp kerja paksa dengan total lima tahun, karena berlatih Falun Gong. Putra mereka mengalami trauma akibat penganiayaan dan mengalami gangguan mental. Dia tidak dapat bekerja dan tinggal di rumah sepanjang waktu.

Kasus 3: Wanita 76 Tahun Tiba-tiba Meninggal Saat Menjalani Hukuman

Keluarga Ding Guiying mendapat pukulan berat ketika Penjara Wanita No. 2 Provinsi Yunnan tiba-tiba memberi tahu mereka pada pertengahan Januari 2021 bahwa orang yang mereka cintai baru saja meninggal dunia. Sebelumnya, keluarga Ding bahkan tidak tahu bahwa dia telah meninggal. Ding dijatuhi hukuman karena teguh pada keyakinannya Falun Gong. Penjara segera mengkremasi tubuhnya beberapa hari kemudian. Dia berusia 76 tahun.

Ding, seorang warga Kota Kunming, Provinsi Yunnan, ditangkap di rumahnya pada 28 Agustus 2019. Karena Pusat Penahanan Kota Kunming melarang keluarga Ding mengunjunginya, dan pihak berwenang tidak pernah memberi tahu mereka status kasusnya, mereka masih mengira dia berada di pusat penahanan dan sering pergi ke Divisi Keamanan Domestik untuk menuntut pembebasannya.

Seorang penjaga dari Penjara Wanita No. 2 Provinsi Yunnan memberi tahu mereka pada 14 Januari, Ding tiba-tiba menderita “penyakit akut” dan pada 15 Januari. Ding meninggal pada pukul 8:53 pagi. Penjara mengkremasi tubuhnya pada 19 Januari tanpa banyak penjelasan tentang penyakitnya. Karena Ding dalam keadaan sehat sebelum penangkapannya, keluarganya menduga bahwa dia mungkin meninggal karena penganiayaan di dalam tahanan, bukan karena penyakit, seperti yang diklaim oleh penjara.

Baru setelah Ding meninggal dunia keluarganya menerima putusannya. Dia dijatuhi hukuman empat tahun oleh Pengadilan Distrik Wuhua pada 10 Juli 2020.

Kasus 4: Shi Jianwei Disiksa Hingga Meninggal dan Tubuhnya Dikremasi Secara Paksa

Shi Jianwei adalah seorang guru bahasa Inggris di Kabupaten Binchuan, Provinsi Yunnan. Dia meninggal di Penjara Pertama Provinsi Yunnan saat menjalani hukuman 6,5 tahun karena keyakinannya. Dia berusia 56 tahun. Penjara menyatakan bahwa Shi meninggal karena kanker hati. Namun, keluarganya mencurigai dia disiksa sampai mati, karena punggungnya memar dan tidak ada tanda-tanda kanker hati dalam catatan medisnya. Jenazahnya dikremasi di luar kehendak keluarganya, sebuah praktik yang lumrah dalam upaya menutupi bukti penyiksaan dan pelanggaran lain seperti pengambilan organ secara paksa.

Kasus 5: Liao Jianfu Dianiaya Hingga Meninggal di Penjara

Liao Jianfu, pria, seorang warga Kota Panzhihua, Provinsi Sichuan ditangkap pada Oktober 2016 karena memasang poster informasi tentang Falun Gong. Pihak berwenang menghukumnya empat tahun di Penjara Pertama Provinsi Yunnan. Dia dipindahkan ke sana pada Juli 2018 dan dalam waktu kurang dari sembilan bulan, dia meninggal.

Liao menderita tekanan darah tinggi di penjara, namun penjaga masih memaksanya duduk diam selama lebih dari 10 jam sehari selama tiga bulan. Untuk menambah tekanan padanya, penjaga mengukur tekanan darahnya beberapa kali sehari dan bahkan membawanya ke rumah sakit untuk pemeriksaan. Keluarganya mengunjunginya dua kali dan mengetahui bahwa tekanan darahnya sangat tinggi dan dia mengalami pembekuan darah di otak. Permintaan pembebasan bersyarat medis mereka berulang kali ditolak. Dia meninggal pada malam 19 Maret 2019, di usia 65 tahun.

Kasus Hukuman

Kasus 1: Wanita 82 tahun dan Wanita 60 tahun Dihukum Penjara

Gao Qiongxian, 82 tahun, dan Wang Jin, 60 tahun, ditangkap sekitar tanggal 27 Oktober 2020, oleh Kantor Keamanan Domestik Kota Anning. Sedangkan Wang ditahan namun Gao dibebaskan dengan jaminan 1.000 yuan karena kesehatannya yang buruk. Keduanya didakwa oleh Kejaksaan Distrik Xishan pada bulan yang sama.

Pengadilan Distrik Xishan mengadakan dua persidangan terpisah terhadap Gao dan Wang pada 19 April 2022. Gao didakwa berlatih Falun Gong, mendistribusikan materi Falun Gong, dan memiliki materi Falun Gong di rumah. Karena dia masih dalam masa percobaan sejak masa hukuman sebelumnya pada 2017, hakim menjatuhkan hukuman enam tahun penjara dan denda 13.000 yuan,

Wang juga dituduh mendistribusikan Materi Falun Gong. Komputer, printer, ponsel, dan materi Falun Gong yang disita semuanya digunakan sebagai barang bukti penuntutan. Dia dijatuhi hukuman tiga tahun dan denda 5.000 yuan.

Kasus 2: Mantan Guru Sekolah Dasar Dihukum Tujuh Tahun

Li Lingzhen, dari Kota Yuxi dan mantan guru sekolah dasar berusia 50-an, ditangkap pada 23 Maret 2020, setelah dilaporkan oleh petugas keamanan karena berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong di sebuah mal. Polisi menggeledah rumahnya dan menyita buku-buku Falun Gong, komputer, dan uang tunai 20.000 yuan.

Karena pusat penahanan setempat menolak menerimanya selama pandemi, dia dibebaskan dengan jaminan. Dia dipanggil ke kejaksaan beberapa kali setelah itu, namun dia menolak untuk pergi dan bersikeras bahwa dia tidak melakukan kesalahan apa pun dalam menjalankan keyakinannya.

Polisi masuk ke rumahnya pada malam hari awal Januari 2021 dan membawanya kembali ke tahanan. Ketika Li diadili pada pertengahan bulan Mei, petugas pengadilan membawanya ke ruang sidang dengan menggunakan kursi roda. Hakim memvonisnya tujuh tahun penjara.

Kasus 3: Pernah Dipenjara 11 Tahun, Mantan Pemain Tenis Dihukum 4 Tahun Lagi karena Keyakinannya

Han Zhenkun, seorang mantan pemain tenis berusia 55 tahun di Kota Kunming, ditangkap pada September 2019, saat dalam perjalanan ke Kota Jinghong di provinsi yang sama. Polisi mengincarnya setelah mencurigai dia menyebarkan materi informasi Falun Gong. Han hadir di Pengadilan Kabupaten Mengla pada 31 Juli 2020, dan dijatuhi hukuman empat tahun dan denda 40.000 yuan.

Sebelum hukuman terakhirnya, Han dipenjara dua kali dengan total hukuman 11 tahun. Dia terpaksa menceraikan istrinya, Guo Juan, yang juga seorang praktisi Falun Gong, karena penganiayaan. Kedua orang tuanya meninggal pada 2017 setelah kesehatan mereka menurun karena hidup dalam ketakutan dan gangguan yang tiada henti, juga karena keyakinan mereka pada Falun Gong.

Kasus 4: Wanita Berusia 79 Tahun Dihukum Tiga Tahun

Dong Yunxian, seorang pensiunan karyawan sebuah perusahaan gula, tembakau, dan alkohol berusia 79 tahun di Kota Wenshan, Provinsi Yunnan, ditangkap pada 30 Juni 2020, karena menyebarkan materi Falun Gong. Pengadilan Kota Wenshan memberi tahu keluarganya pada 30 November bahwa dia dijadwalkan hadir di pengadilan pada 1 Desember melalui konferensi video. Dia sendiri mengajukan pembelaan tidak bersalah. Hakim menjatuhkan hukuman tiga tahun seminggu setelah sidang.

Kasus 5: Wanita Yunnan Dihukum Tujuh Tahun karena Membagikan Kalender

Gao Huixian, seorang warga Kunming berusia 56 tahun, ditangkap tanggal 7 Desember 2018, setelah dilaporkan karena membagikan kalender berisi informasi tentang Falun Gong. Kejaksaan Distrik Xishan menyetujui penangkapannya pada 20 Desember 2018. Dia hadir di Pengadilan Distrik Xishan pada 22 Oktober 2019, dan dijatuhi hukuman tujuh tahun pada 19 November 2019.

Kasus 6: Insinyur Yunnan Dihukum Tujuh Tahun

He Lichun, seorang insinyur konstruksi berusia 46 tahun dari Kota Qujing, ditangkap pada 23 Agustus 2017, setelah dilaporkan karena menggunakan uang kertas yang berisi informasi tentang Falun Gong. Dia digeledah, diinterogasi, dan dianiaya di kantor polisi. Memar di pergelangan tangan, lengan, lutut kiri, dan kaki kanannya tidak kunjung hilang hingga beberapa bulan kemudian. Pengadilan Distrik Qilin menjatuhkan hukuman tujuh tahun penjara padanya di Penjara Wanita No.2 Provinsi Yunnan pada 2018.