(Minghui.org) Seorang mantan guru sekolah menengah berusia 57 tahun di Chongqing dijatuhi hukuman satu tahun delapan bulan dengan denda 5.000 yuan pada akhir Desember 2023. Hukuman penjara terakhir terhadap Zhang Lijiang [pria] didahului dengan hukuman penjara tiga tahun dan hukuman kerja paksa selama dua tahun, juga karena dia berlatih Falun Gong, sebuah latihan kultivasi yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak tahun 1999.

Penangkapan dan Hukuman

Ketika dia naik taksi pada Juni 2023, Lijiang memberikan brosur Falun Gong kepada pengemudinya. Sopir tersebut lalu melaporkannya ke polisi. Setelah meneliti rekaman yang diambil dengan kamera pengawas di taksi dan di lingkungan tempat tinggal Lijiang, polisi menemukan alamatnya dan menangkapnya di apartemen sewaannya pada pagi hari tanggal 28 Juni 2023. Petugas yang menangkap Lijiang berasal dari Kantor Polisi Cuntan dan Kantor Keamanan Domestik Distrik Jiangbei, dengan menghancurkan kunci pintunya dan menyita buku-buku Falun Gong, materi informasi, komputer, ponsel, dan penyimpanan usb.

Polisi menahan Lijiang di Pusat Penahanan Fusheng kemudian menyerahkan kasusnya ke Kejaksaan Distrik Jiangbei. Dia didakwa pada akhir September 2023, dan kasusnya dipindahkan ke Pengadilan Distrik Jiangbei. Istrinya menyewa seorang pengacara untuknya dan juga mengajukan diri sebagai pembela keluarga yang bukan-pengacara.

Tak lama setelah istri Zhang memasuki persidangan pada tanggal 12 Desember 2023, hakim ketua memerintahkan dia untuk pergi, karena hakim menuduh bahwa istrinya adalah saksi penuntut dalam kasus tersebut. Istri Zhang mengatakan bahwa polisi menanyakan beberapa pertanyaan tentang Lijiang, termasuk bagaimana dia menyewa apartemen dan berapa lama mereka tinggal di sana. Dia tidak tahu bahwa jawabannya akan digunakan untuk merugikan dirinya dan suaminya serta mendiskualifikasikan dia untuk membela suaminya di pengadilan atau bahkan menghadiri sidang suaminya. Istrinya kemudian menyerahkan kesaksian tertulis kepada hakim, menceritakan bagaimana Lijiang menjadi orang yang lebih baik setelah berlatih Falun Gong.

Pengacara Zhang mengajukan pembelaan tidak bersalah untuknya. Lijiang juga bersaksi untuk pembelaannya sendiri. Dia mengatakan bahwa tidak ada hukum di Tiongkok yang menganggap Falun Gong sebagai kejahatan dan Administrasi Pers dan Publikasi Nasional Tiongkok telah mencabut larangan buku-buku Falun Gong pada tahun 2011. Dia tidak melanggar hukum apa pun dengan berlatih Falun Gong, berbicara dengan orang-orang, atau membagikan materi informasi tentang Falun Gong.

Hakim menghukum Lijiang dengan satu tahun delapan bulan pada akhir Desember 2023. Dia mengajukan banding ke Pengadilan Menengah Pertama Chongqing dan menunggu tanggapan.

Lijiang dulu bekerja di Sekolah Menengah Yifeng di Kota Qitang, Kabupaten Bishan. Karena dia menolak melepaskan Falun Gong, dia dijatuhi hukuman tiga tahun pada tanggal 31 Maret 2005, oleh Pengadilan Kabupaten Bishan dan dipecat dari pekerjaannya. Dia ditangkap lagi pada tanggal 4 Mei 2012, oleh petugas Kantor Keamanan Domestik Distrik Yubei dan dibawa ke Kamp Kerja Paksa Xishanping pada tanggal 5 Juni 2012, untuk menjalani hukuman dua tahun.

Kesaksian dari Istri Zhang

Perubahan pada Suami Saya setelah Dia Berlatih Falun Gong

Saya tidak tahu banyak tentang Falun Gong sebelumnya dan saya sangat menentang suami saya berlatih Falun Gong. Suatu hari saat makan siang, saya marah padanya, menendangnya, dan melemparkan makanan ke kerah bajunya. Dia memberi saya senyuman dan membersihkan dirinya sendiri. Dulu, saya sering memarahinya, tapi dia selalu membalasnya dengan senyuman.

Faktanya, Lijiang tidak biasa bersikap seperti itu. Dia memiliki temperamen yang sangat buruk dan sering memukul serta mencaci-maki putra kami dan murid-muridnya. Dia tidak serius dengan pekerjaannya. Ia merokok dan sering mabuk serta kecanduan judi dan bermain kartu. Kesehatannya memburuk dan sering masuk angin ketika musim berganti.

Namun setelah Lijiang mulai berlatih Falun Gong, dia menjadi orang yang benar-benar berbeda. Dia tidak lagi marah terhadap putra kami atau murid-muridnya dan berusaha mendidik mereka dengan logika dan belas kasih. Dia menghentikan semua kebiasaan buruknya dan menjadi sehat.

Dia kemudian ditangkap karena berlatih Falun Gong. Setelah dia dibebaskan dari hukuman penjara pertamanya pada tahun 2008, saya sering menuduh dia tidak peduli dengan keluarga kami atau tidak memenuhi tanggung jawabnya. Saya menyalahkan dia atas tekanan dan diskriminasi yang saya hadapi setiap hari. Namun betapapun tidak masuk akalnya saya, dia tidak pernah marah dan hanya berusaha mengklarifikasi fakta kepada saya. Dia berkata bahwa dia tidak melakukan kesalahan apa pun dengan berlatih Falun Gong atau mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar. Bukannya dia tidak peduli dengan keluarga kami, tapi penganiayaanlah yang menghalangi dia memenuhi kewajibannya sebagai suami dan ayah.

Pada awalnya, putra kami tidak memahaminya dan menyalahkan dia atas penderitaan kami. Dia pernah memegang pisau dan mengancam akan membunuh ayahnya. Namun, Lijiang mencoba menjelaskan kepadanya bahwa dia tidak melakukan kesalahan apa pun, bahwa penganiayaan yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkoklah yang menjadi penyebab penderitaan keluarga kami. Ketika putra kami akhirnya mengerti, dia menjadi sangat menghormatinya dan membuka hatinya kepadanya.

Guru yang baik

Lijiang bekerja sangat keras setelah dia berlatih Falun Gong. Dia mendapatkan rasa hormat dari murid-muridnya dan orang tua mereka dan beberapa kali mendapat penganugerahan, “Guru yang Sangat Baik”.

Suatu ketika ada seorang siswa putus sekolah. Lijiang mengunjunginya di rumah dan mengetahui bahwa keluarganya sedang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup dan tidak mampu lagi membayar uang sekolahnya. Lijiang menawarkan diri untuk menanggung biaya sekolahnya, karena dia tidak ingin siswa itu kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.

Ketika murid-muridnya memberinya hadiah, dia selalu menemukan cara untuk membalasnya. Ketika ia kemudian mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan bimbingan belajar, beberapa siswa mengundangnya untuk memberikan pelajaran privat di rumah mereka dan menawarkan untuk membayarnya secara langsung (daripada dibayar perusahaan). Dia dengan baik hati menolak tawaran tersebut, karena dia tidak ingin melakukan apa pun yang merugikan perusahaan bimbingan belajar tersebut.

Seorang yang Benar-Benar Baik

Lijiang memiliki dua saudara kandung. Tapi dialah satu-satunya yang secara finansial menghidupi orang tuanya sampai mereka meninggal. Dia juga memperlakukan orang tua saya dan kerabat lainnya dengan sangat baik.

Selama bertahun-tahun sejak dia berlatih Falun Gong, Lijiang tidak pernah marah kepada saya sekali pun. Dia sopan dan lembut serta tidak mengomentari orang lain di belakang mereka. Dia rendah hati dan teliti. Dia juga logika dan perhatian, selalu menyatukan orang. Dia sering berkata kepada saya bahwa Falun Gong mengajarinya bagaimana menjadi orang baik. Ketika konflik muncul, dia akan memeriksa dirinya sendiri dan bersabar daripada melawan atau menuding orang lain.

Dari tindakannya, saya memahami apa itu Falun Gong. Kebaikannya tidak sekedar dari kata-kata, tapi juga menerapkan prinsip-prinsip Falun Gong ke dalam tindakan. Saya sering tersentuh oleh kebaikan hatinya.

Saya berharap semakin banyak orang baik seperti Lijiang. Dia tidak melanggar hukum apa pun atau merugikan siapa pun dengan berlatih Falun Gong. Jika semua orang bisa mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar, masyarakat kita akan menjadi lebih baik.

Laporan Terkait:

Warga Chongqing Ditangkap karena Keyakinannya