(Minghui.org) Zeng Chongsu, 69 tahun, tinggal bersama keluarga putranya di Kotapraja Beigu, Kota Suining, Provinsi Sichuan. Dia dilecehkan dua kali dalam dua jam pada 13 Maret 2024 karena keyakinannya pada Falun Gong, latihan jiwa dan raga yang telah dianiaya oleh Partai Komunis Tiongkok sejak Juli 1999.

Episode pelecehan pertama terjadi sekitar jam 1 siang. hari itu. Seorang petugas berpakaian preman muncul dan mengatakan bahwa dia bermarga Xiao dan berasal dari Kantor Polisi Kotapraja Beigu.

Dia meminta Zeng untuk menutup pintu sehingga dia bisa berbicara dengannya “hal-hal tentang Falun Gong.” Dia menolak, karena tidak ada yang perlu disembunyikan menjadi seorang praktisi Falun Gong.

Xiao kemudian “melatih” dia, “Saat saya merekam anda, ikuti saja saya untuk mengatakan bahwa 'Saya tidak akan lagi berlatih Falun Gong dan Falun Gong adalah organisasi sesat.' Kemudian setelah saya pergi, Anda dapat membatalkan apa yang anda rekam dan saya tidak akan keberatan sedikit pun. Rekaman ucapan anda yang saya minta sudah cukup untuk mengeluarkan anda dari daftar [praktisi Falun Gong yang akan dilecehkan]. Dan anda tidak perlu khawatir mengenai pendidikan cucu anda [yang terpengaruh oleh keyakinan anda].”

Zeng menolak untuk mematuhi dan melarang Xiao merekam maupun mengambil fotonya. Zeng juga mengatakan kepadanya bahwa dia tidak akan pernah mengkhianati Falun Gong, yang memberinya kesehatan yang baik.

Xiao pergi. Dua jam kemudian, kantor polisi mengirimkan tiga pekerja komunitas untuk melecehkan Zeng. Seorang wanita jangkung mengeluarkan ponselnya untuk mengambil foto Zeng, namun dihentikan oleh Zeng. Pekerja lain mengatakan tugas mereka adalah mengambil foto Zeng.

Wanita jangkung itu mengulangi apa yang dikatakan Xiao “melatih” Zeng sore itu.

Zeng berkata bahwa Falun Gong mengajarkan praktisinya untuk mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar dan merupakan latihan yang lurus. Dia menunjukkan bahwa Partai Komunis Tiongkok adalah organisasi sesat yang menargetkan warga negara yang taat hukum yang hanya ingin menjalankan keyakinan mereka.

Ketiga pekerja itu lalu pergi.