(Minghui.org) Menurut informasi yang dikumpulkan oleh Minghui.org, 73 kasus praktisi Falun Gong yang dihukum karena keyakinan mereka dilaporkan pada bulan Maret 2024.

Kasus baru yang terkonfirmasi antara lain masing-masing satu kasus pada tahun 2019 dan 2020, 4 kasus pada tahun 2022, 25 kasus pada tahun 2023, 31 kasus pada tahun 2024, dan 11 kasus yang tahun kejadiannya tidak diketahui. Dengan sensor informasi yang semakin ketat di bawah Partai Komunis Tiongkok, banyak rincian tentang dakwaan, persidangan, dan hukuman terhadap praktisi yang sulit (jika tidak mustahil) dikumpulkan, yang menyebabkan penundaan lebih lanjut dalam pelaporan.

Praktisi Falun Gong yang dihukum berasal dari 19 provinsi atau kota yang dikendalikan oleh pusat. Jilin melaporkan kasus terbanyak sebanyak 13 kasus, disusul 11 kasus di Shandong, 7 kasus di Liaoning, dan 6 kasus di Sichuan. 15 wilayah sisanya memiliki antara 1 dan 4 kasus.

Masa hukuman para praktisi berkisar antara 6 bulan hingga 8 tahun, dengan rata-rata tiga tahun tiga bulan. Di antara 33 praktisi yang usianya diketahui pada saat hukuman, satu orang berusia sekitar 30 tahun, 2 orang berusia 40-an tahun, 7 orang berusia 50-an tahun, 12 orang berusia 60-an tahun, 9 orang berusia 70-an tahun, dan 2 orang berusia 80-an tahun. Praktisi berasal dari berbagai kalangan, termasuk pemilik toko komputer, pemilik toko sepatu, mantan guru sekolah menengah dan mantan direktur angkatan udara.

Sorotan Kasus

- Lyu Yongzhen (wanita), seorang warga Kota Liaoyuan, Provinsi Jilin, berusia 69 tahun, dijatuhi hukuman tiga tahun. Sebelum hukuman terakhirnya, dia telah menghabiskan 12 tahun dalam tahanan, termasuk tiga tahun kerja paksa dan sembilan tahun penjara.

- Duan Zhisheng (pria), seorang pekerja pabrik di Kota Botou, Provinsi Hebei, dijatuhi hukuman 16 bulan karena memposting informasi tentang Falun Gong di WeChat.

- Zhang Juhong (wanita), berusia 54 tahun yang tinggal di Kota Guiyang, Provinsi Guizhou, dijatuhi hukuman 7,5 tahun karena memasang hiasan Tahun Baru di jendela rumahnya.

- Dong Liping (wanita), dari Kota Gaizhou, Provinsi Liaoning, kesehatannya menurun drastis di dalam tahanan. Dia membutuhkan bantuan untuk berjalan ke atas menuju ruang sidang ketika dia diadili pada tanggal 27 Desember 2023. Hakim tetap memborgol dan membelenggunya selama seluruh persidangan. Dia dijatuhi hukuman 1,5 tahun tak lama setelah itu.

Berikut rincian kasus hukuman tertentu. Daftar lengkap praktisi yang dihukum dapat diunduh di sini (PDF).

Kasus Bulan Ini

Ayah Empat Anak Dihukum Secara Ilegal Karena Keyakinannya, Banyak Hak Hukum-nya Dirampas

Wen Yongshu (pria), warga Kota Kunming, Provinsi Yunnan, dijatuhi hukuman tiga tahun penjara dengan denda 5.000 yuan pada akhir Februari 2024. Dia telah mengajukan banding ke Pengadilan Menengah Kota Kunming. Istrinya, Dong Kaizhen, juga mengajukan tuntutan terhadap pejabat pengadilan yang terlibat dalam kasusnya karena mengadili dia secara ilegal karena keyakinannya.

Dong mengatakan dunianya runtuh setelah suaminya ditangkap. Dia menikah dengan Wen setelah dia bercerai dan suami pertamanya meninggal karena sakit. Mereka masing-masing memiliki seorang putri dari pernikahan mereka sebelumnya. Wen juga telah mengadopsi seorang gadis terlantar bertahun-tahun yang lalu. Wen dan Dong kemudian memiliki seorang putra.

Dong memuji Wen karena telah menjadi ayah yang baik hati bagi keempat anak mereka dan anak yang berbakti kepada orang tuanya yang lanjut usia (ayah Wen kedua matanya buta, dan ibunya buta pada mata kirinya serta menderita tekanan darah tinggi dan diabetes).

Setelah penangkapan Wen, Dong dan ketiga putrinya memohon pembebasannya, namun tidak berhasil. Putranya, seorang siswa sekolah dasar berusia sekitar 10 tahun, menangisi ayahnya setiap hari.

Penangkapan dengan Kekerasan dan Penggeledahan Rumah

Wen (pria), 56 tahun, pernah bekerja di Pabrik Instrumen Southwest dan juga mengajar di Sekolah Kejuruan dan Teknik Mekanikal dan Elektrikal Yunnan. Menurut Dong, dia sedang makan siang dengan salah satu dari tiga putri mereka di rumah sekitar jam 1 siang pada tanggal 31 Juli 2023, ketika mereka mendengar suara sepeda motor Wen yang menandakan bahwa ia akan kembali untuk makan siang. Ketika dia masih belum masuk setelah 20 menit, mereka melihat melalui lubang intip di pintu depan untuk memeriksa situasi di lorong.

Saat melihat banyak orang di luar, putri Wen membuka pintu, mengira mereka adalah teman ayahnya. Sekitar 15 polisi menerobos masuk, dan hanya dua di antaranya yang mengenakan seragam polisi. Wen juga dibawa masuk, masih memakai helm sepeda motornya. Dua petugas berpakaian preman memegang tangannya erat-erat dan tidak mengizinkannya bergerak.

Dong dan putri mereka sangat ketakutan. Karena Dong masih mengenakan piyama, dia mencoba berganti pakaian di kamar tidurnya, namun dihentikan oleh polisi.

Polisi menggeledah barang ke seluruh penjuru rumah, meninggalkan kekacauan di tempat pasangan itu. Putri Wen bertanya apakah mereka mempunyai surat perintah penggeledahan. Polisi mengiyakan, tapi tanpa menunjukkan apa pun. Mereka juga mengaku sedang menggeledah setiap unit apartemen yang ada di gedung tersebut.

Dong bertanya kepada polisi dari mana mereka berasal. Dia meminta untuk melihat identitas mereka dan mengetahui nomor telepon mereka. Polisi menolak menjawab, namun menantangnya untuk menelepon 110 (nomor darurat polisi umum di Tiongkok). Dia terus menanyakan informasi spesifik mereka dan polisi akhirnya mengungkapkan bahwa mereka berasal dari Kantor Keamanan Domestik Distrik Jinning.

Polisi menghabiskan tiga jam berikutnya menggeledah setiap sudut rumah Wen, menyita barang-barang yang berhubungan dengan Falun Gong, penyimpanan usb, buku, foto, ponsel, kunci dan sepeda motor, serta tablet putrinya dan dompet Dong.

Polisi memerintahkan Wen untuk mengkonfirmasi bahwa barang-barang yang disita adalah miliknya, namun tanpa memberikan daftar resmi sebagaimana diwajibkan oleh hukum. Ketika polisi membawa barang-barang tersebut ke bawah, Dong mengejar mereka dan meminta mereka mengembalikan kunci rumah, kunci kantor, dan tablet putrinya, yang diperlukan untuk tugas sekolahnya. Polisi mengalah setelah kebuntuan yang lama. Ketika putri Wen turun ke bawah, dia dihadang di pintu keluar gedung oleh dua polisi berpakaian preman.

Selama penggeledahan yang berlangsung tiga jam, Wen ditahan ketat oleh polisi, tidak diperbolehkan makan atau minum. Polisi tidak mengizinkan dia melepas helmnya dan juga mengawasinya saat dia menggunakan kamar kecil.

Putrinya Diintrogasi

Ketika polisi membawa Wen pergi, mereka memberikan sebuah nomor telepon kepada Dong, “+86-871-67802808.” Namun ketika Dong menelepon nomor tersebut untuk menanyakan kasusnya, dia hanya mendapat pesan suara yang mengatakan, “Ini adalah departemen pengawasan lingkungan.” Dia menyadari bahwa polisi telah menipunya dan memberinya nomor yang salah.

Pada tanggal 2 Agustus 2023, setelah tiga hari bertanya terus-menerus, Dong mendapat konfirmasi bahwa kasus suaminya telah ditangani oleh Kantor Polisi Kunyang. Dia bergegas ke kantor polisi bersama ibu mertuanya, putra dan ketiga putrinya, hanya untuk diberitahu bahwa Kantor Keamanan Domestik Distrik Jinning bertanggung jawab atas kasusnya.

Keluarga tersebut pergi ke Kantor Keamanan Domestik Distrik Jinning, namun hanya Dong dan putri bungsunya, Wen Qing, berusia 20-an, yang diizinkan masuk. Dong bertanya kepada polisi mengapa mereka memberikan nomor yang salah. Polisi Qiu Xueyan segera membantah hal tersebut. Wen lalu menelepon nomor tersebut. Qiu tetap diam ketika telepon kantor mereka tidak berdering.

Qiu menahan Dong dan Wen di ruangan berbeda dan menginterogasi mereka secara terpisah. Dong tetap diam mendengar pertanyaan polisi Li. Setelah menyadari bahwa Qiu sedang menginterogasi putrinya di sebelah, dia bergegas dan mengetuk pintu, khawatir Qiu akan menyiksa putrinya untuk mengumpulkan informasi mengenai ayahnya. Qiu membuka pintu, tapi menolak mengizinkan Dong membaca catatan interogasi.

Saat Wen dan putranya dengan cemas menunggu di luar, seorang polisi keluar dan memberi tahu mereka bahwa Wen telah dipindahkan ke Pusat Penahanan Distrik Jinning sehari yang lalu dan mereka juga telah mengirimkan surat kepada keluarga tentang hal tersebut.

Ketika Dong dan Wen keluar beberapa saat kemudian, keluarga tersebut pergi ke pusat penahanan. Wen berkata bahwa Qiu menggeledahnya dan mengambil perekam audionya. Dia juga menipunya dengan berbicara tentang latihan Falun Gong ayahnya. Saat keluarga tiba di Rutan, hari sudah lewat jam kerja dan tidak ada yang menerimanya.

Keluarga tersebut kembali ke pusat penahanan pada pukul 10 pagi keesokan harinya dan memastikan bahwa Wen memang ditahan di sana. Mereka juga menerima surat penahanannya dari polisi pada hari yang sama.

Dakwaan

Pada tanggal 25 Oktober 2023, jaksa Zhang Yanlin dari Kejaksaan Distrik Xishan menelepon Dong dan bertanya apakah mereka mau menyewa pengacara untuknya. (Zhang berulang kali menolak untuk mengungkapkan namanya, namun Dong kemudian berhasil mengkonfirmasi namanya.)

Dong pergi ke kejaksaan keesokan paginya dan menyampaikan pengaduan hukum kepada Zhang terhadap polisi dan surat-suratnya yang menuntut Zhang untuk membatalkan kasus suaminya dan membebaskannya. Asisten Zhang, Xu Haidong, juga hadir. (Xu juga menolak menyebutkan namanya, namun keluarga melihat namanya di putusan.) Zhang kembali bertanya apakah dia menyewa pengacara; kalau tidak, dia akan meminta biro kehakiman menunjuk seorang pengacara untuknya.

Karena keluarganya tidak mampu menyewa pengacara, Dong mengajukan permohonan untuk menjadi pembela keluarganya yang non-pengacara. Dia juga pergi ke pusat penahanan untuk mendapatkan tanda tangannya pada dokumen.

Dong pergi ke kejaksaan lagi pada tanggal 30 Oktober 2023 dan mendesak Zhang untuk membatalkan kasusnya dan mengembalikan barang-barang yang disita. Zhang masih menolak memberitahukan namanya kepada Dong ketika ditanya. Dia bersikeras bahwa mustahil baginya untuk tidak mendakwa Wen dan dia tidak akan mengembalikan barang yang disita.

Dong mengajukan permintaannya lagi pada tanggal 6 November 2023 dan Zhang masih menolak semuanya. Zhang juga menghalangi Dong untuk meninjau berkas kasus suaminya atau mengunjunginya. Zhang menyatakan bahwa hanya pengacara yang diizinkan meninjau berkas kasus karena mereka tidak akan mengungkapkannya kepada publik. Dia menyatakan bahwa dia tidak mempercayai Dong karena hal tersebut mungkin akan mengungkap penganiayaan Wen kepada dunia luar. Dong meminta untuk mengetahui dasar hukum tuntutan Zhang, namun Zhang tidak dapat memberikannya. Dia menggunakan alasan yang sama untuk menolak permintaan Dong untuk mengunjungi suaminya sebelum pergi dengan tergesa-gesa.

Zhang mendakwa Wen pada tanggal 16 November 2023, dengan tuduhan “mengganggu penegakan hukum oleh organisasi kultus.” Dia menolak memberikan salinan dakwaan kepada Dong tetapi malah mengarahkannya ke hakim.

Perwakilan Hukum Dihalangi

 Segera setelah kasus Wen dipindahkan ke Pengadilan Distrik Xishan pada pertengahan Desember 2023, Dong menghubungi hakim Pu Huijun yang menangani kasusnya sebagai pembela keluarganya. Atas permintaannya yang terus-menerus, hakim akhirnya memberikan salinan dakwaannya. Dia juga meminta hakim mengizinkannya meninjau berkas kasusnya dan mengunjunginya, serta mengembalikan barang-barang yang disita dan tidak digunakan sebagai barang bukti penuntutan. Pu mengabaikan permintaannya.

Pada tanggal 10 Januari 2024, keluarga Wen menyewa pengacara untuknya. Ketika pengacara dan Dong pergi ke pengadilan untuk meninjau berkas kasusnya, hakim Pu masih menolak permintaan Dong untuk mengunjungi suaminya atau berkomunikasi dengannya dalam bentuk lain. Dia mengizinkan pengacara untuk meninjau dan membuat salinan berkas kasus, namun tidak mengizinkan Dong. Dia kembali menolak mengembalikan barang sitaan untuk bukti penuntutan.

Saat pengacara sedang meninjau berkas kasus Wen, hakim dan juru sita memaksa Dong menyerahkan ponselnya dan menghapus semua rekaman audio di dalamnya. Mereka menyatakan bahwa karena Wen telah memiliki seorang pengacara, maka ia tidak bisa lagi menjadi pembela keluarganya, meskipun hukum Tiongkok memperbolehkan terdakwa untuk memiliki dua orang pembela.

Tidak puas dengan kinerja pengacara tersebut, Dong memecatnya pada tanggal 11 Januari 2024, namun mempekerjakan seorang teman untuk mewakili suaminya sebagai pembela non-pengacara. Meskipun undang-undang memperbolehkan seorang teman untuk menjadi pembela non-pengacara seseorang, hakim Pu mendesak agar teman tersebut menunjukkan hubungan keluarganya dengan Wen, dengan menyatakan bahwa hanya anggota keluarga yang dapat menjadi pembela non-pengacaranya. Bahkan setelah Dong memperoleh surat untuk menunjukkan hubungan pertemanan menurut hukum, hakim Pu masih melarang dia mewakili Wen dan hanya menerima pernyataan pembelaan tertulisnya.

Sidang dan Vonis Pengadilan

Hakim Pu mengadakan sidang kasus Wen pada tanggal 30 Januari 2024, tanpa mengizinkan temannya untuk membela dia di pengadilan sebagai pembela non-pengacara. Setelah mengetahui bahwa temannya telah memasuki pengadilan dan lulus pemeriksaan keamanan, polisi secara paksa mengeluarkannya dari gedung pengadilan dan tidak mengizinkannya masuk kembali.

Sementara itu, Dong diberikan kembali kursi pembela keluarga Wen. Hanya dia dan putri tertua mereka, Wen Xin, yang diizinkan menghadiri sidang. Semua kerabat dan teman yang datang untuk mendukung Wen dihentikan di pintu masuk pengadilan dan diawasi oleh polisi sampai akhir sidang.

Dong meminta setidaknya lima kali agar hakim Pu menunjukkan dasar hukum atas tuduhan bahwa Falun Gong adalah kultus, namun Pu berulang kali mengabaikannya. Baik dia maupun jaksa Zhang tidak memberikan informasi apa pun tentang penegakan hukum mana yang dilanggar oleh Wen.

Jaksa Zhang hanya menguraikan bukti-bukti, namun tanpa menunjukkan barang sesungguhnya di pengadilan. Zhang juga membacakan laporan interogasi putri bungsu Wen tentang ayahnya yang berlatih Falun Gong, meskipun faktanya akun tersebut tidak termasuk dalam berkas kasus Wen. Dong berpendapat bahwa putrinya terpaksa memberikan informasi setelah merasa takut oleh polisi. Dan kebebasan berkeyakinan suaminya untuk berlatih Falun Gong, tidak melanggar hukum apa pun.

Tidak ada saksi yang hadir untuk menerima pemeriksaan silang. Dong meminta jaksa untuk menunjukkan bukti dan hakim memanggil para saksi, namun tidak berhasil.

Dong menuntut berkali-kali untuk membaca pernyataan pembelaannya, namun ditolak oleh hakim Pu. Hanya pada bagian argumen penutup, Pu mengizinkannya membacanya, namun dia menghentikannya setelah dia hanya membaca pembukaannya. Pembelaan Wen sendiri berulang kali diinterupsi oleh Pu, yang juga melarangnya membuat pernyataan penutup.

Hakim Pu menghukum Wen tiga tahun penjara dengan denda 5.000 yuan pada tanggal 20 Februari 2024.

Hukuman terhadap Praktisi Lansia

Wanita Berusia 77 Tahun Dihukum Satu Tahun karena Berlatih Falun Gong

Yang Suxia, seorang wanita berusia 77 tahun di Kota Hanzhong, Provinsi Shaanxi, ditipu oleh polisi untuk menandatangani pernyataan melawan dirinya sendiri dan kemudian dijatuhi hukuman satu tahun penjara tanpa pengadilan.

Penganiayaan terhadap Suxia berasal dari sebuah kejadian pada bulan Oktober 2021, ketika seorang polisi bermarga Xu menghubunginya dan mengatakan bahwa kamera pengintai merekam dia sedang meletakkan materi Falun Gong di dalam mobil. Suxia menjelaskan bahwa dia hanya ingin membantu lebih banyak orang memahami Falun Gong dan mendapatkan manfaat darinya seperti yang dia lakukan. Tekanan darah tinggi dan kolesterol tingginya hilang setelah dia berlatih Falun Gong bertahun-tahun yang lalu. Latihan ini juga membantunya menghadapi kematian suaminya.

Memanfaatkan usia Suxia yang sudah lanjut dan pengetahuannya yang terbatas tentang proses hukum, Xu menipunya untuk menulis pernyataan dan memerintahkannya untuk menandatangani namanya.

Suxia mengira ini adalah akhir dari kasusnya. Namun delapan bulan kemudian pada bulan Juni 2022, dia tiba-tiba menerima pemberitahuan dari polisi, yang menyatakan bahwa dia diberikan penahanan administratif selama lima hari karena “menggunakan organisasi kultus untuk mengganggu ketertiban sosial pada tanggal 4 Maret 2021.” Namun dia dibebaskan dari hukuman penahanan karena usianya di atas 70 tahun. Pemberitahuan tersebut selanjutnya mendakwa bahwa dia ditempatkan dalam tahanan rumah.

Suxia sadar bahwa dia telah ditipu oleh Xu untuk menandatangani dokumen yang memberatkannya. Dia menulis surat kepada pemerintah setempat dan lembaga peradilan, menekankan bahwa dia tidak melanggar hukum apa pun dengan berlatih Falun Gong atau memberi tahu orang-orang tentang hal itu.

Alih-alih keluhannya ditangani, Suxia malah dikunjungi oleh Zheng Bo dari Pengadilan Distrik Hantai, serta petugas Xu dan beberapa staf komite perumahan, di rumahnya pada awal Februari 2024 tak lama setelah Tahun Baru Tiongkok. Zhang mengumumkan bahwa dia dijatuhi hukuman satu tahun penjara. Mereka menipunya, dan mengatakan bahwa selama dia menandatangani putusan, dia akan diizinkan menjalani hukuman di rumah mengingat usianya yang sudah lanjut. Diintimidasi oleh petugas, Suxia menandatangani putusan.

Suxia ditahan di Pusat Penahanan Distrik Hantai pada tanggal 7 Maret 2024. Dia menjalani pemeriksaan fisik dan mengajukan permohonan pembebasan bersyarat karena kesehatannya. Belum diketahui pasti apakah permohonannya disetujui.

Wanita Berusia 70-an Mendapat Hukuman Enam Tahun Karena Mengajukan Tuntutan Terhadap Polisi yang Menyita Buku Falun Gong dan Kartu Identitasnya

Sun Shuyun (wanita), seorang warga Kota Harbin, Provinsi Heilongjiang, berusia 70-an tahun, dibawa ke Penjara Wanita Provinsi Heilongjiang pada tanggal 9 Februari 2024 untuk menjalani hukuman enam tahun karena berlatih Falun Gong.

Sejak rezim komunis Tiongkok mulai menganiaya Falun Gong pada tahun 1999, Sun ditangkap lebih dari sepuluh kali. Setelah penangkapannya pada bulan Juli 2022, polisi menyita buku-buku Falun Gong, foto pencipta Falun Gong, dan kartu identitasnya. Tiga bulan kemudian pada bulan Oktober 2022, polisi mulai memantau aktivitasnya sehari-hari.

Sun berulang kali mendesak polisi untuk tidak berpartisipasi dalam penganiayaan dan meminta pengembalian kartu identitasnya dan barang-barang terkait Falun Gong, namun tidak berhasil. Untuk mencari keadilan, dia mengajukan tuntutan terhadap Yu You dari Kantor Polisi Xinyi Road ke Kejaksaan Distrik Daowai. Alih-alih kasusnya diselesaikan, Sun justru ditangkap pada tanggal 20 Mei 2023 dan penangkapannya disetujui oleh kejaksaan lima hari kemudian. Polisi memberi tahu saudara perempuannya bahwa mereka menangkapnya sebagai balasan atas pengaduannya terhadap Yu.

Saat Sun ditahan di Pusat Penahanan Kedua Kota Harbin, dia memulai mogok makan pada tanggal 14 Juni untuk memprotes penganiayaan. Dia juga menolak mengenakan seragam narapidana atau mengikuti perintah penjaga untuk duduk di bangku kecil selama berjam-jam, sebuah metode penyiksaan yang umum digunakan di pusat penahanan dan penjara Tiongkok.

Saudara perempuan Sun pergi ke Kejaksaan Distrik Daowai pada tanggal 3 Juli 2023 untuk menanyakan kasusnya. Jaksa Shao Mengnan mengatakan mereka marah karena Sun berani melakukan mogok makan sebagai protes.

Jaksa Shao mendakwa Sun pada bulan Agustus dan memindahkan kasusnya ke Pengadilan Distrik Daowai. Ketika pengacara Sun mengunjunginya pada tanggal 3 Agustus, dia kembali makan. Menurut pengacara, berat badannya hanya 66 pon, tangan dan kakinya mati rasa, namun kondisi mentalnya secara keseluruhan baik.

Pengadilan Distrik Daowai mengadakan sidang kasus Sun pada tanggal 4 September 2023. Hakim ketua Chen Zhongyan hanya mengizinkan dua anggota keluarganya masuk ke ruang sidang. Pengacara Sun mengajukan pembelaan tidak bersalah untuknya. Sun juga bersaksi untuk pembelaannya sendiri. Sesi ini kemudian ditunda selama tiga puluh menit.

Hakim menghukum Sun enam tahun penjara pada tanggal 25 November 2023. Dia dipindahkan ke penjara pada tanggal 9 Februari 2024, malam Tahun Baru Tiongkok.

Dihukum karena Berbicara

Pria Hebei Diam-diam Dihukum Penjara karena Memposting Informasi tentang Falun Gong di WeChat

Duan Zhisheng, seorang pekerja pabrik di Kota Botou, Provinsi Hebei, ditangkap di tempat kerjanya pada tanggal 3 Juli 2023. Polisi mengatakan mereka menangkapnya karena dia memposting informasi tentang Falun Gong di WeChat menggunakan ponselnya. Pengadilan setempat mengadakan sidang rahasia atas kasusnya dan menjatuhkan hukuman 16 bulan di Penjara Tangshan tanpa memberi tahu keluarganya.

Duan bukan satu-satunya warga Botou yang dihukum karena memposting informasi di WeChat tentang Falun Gong. Warga lainnya, Li Bin, ditangkap di rumahnya pada tanggal 28 April 2021 oleh polisi Internet di Provinsi Henan dan kemudian dijatuhi hukuman 7,5 tahun karena mengirimkan pesan di WeChat tentang penganiayaan terhadap Falun Gong.

Wanita Guizhou Dihukum 7,5 Tahun karena Memasang Dekorasi Tahun Baru di Jendelanya

Hanya 21 bulan setelah seorang warga Kota Guiyang, Provinsi Guizhou, menyelesaikan hukuman 4,5 tahun penjara karena keyakinannya pada Falun Gong, dia ditangkap lagi dan dijatuhi hukuman 7,5 tahun penjara, karena memasang kata “fu” (福, atau keberuntungan) di jendela rumahnya. untuk merayakan Tahun Baru Tiongkok.

Zhang Juhong, 54 tahun, ditangkap di rumahnya sekitar jam 9 pagi pada tanggal 25 April 2022. Polisi memborgolnya, menyita propertinya, dan memasang segel polisi di setiap pintu. Ketika polisi akhirnya pergi pada jam 11 malam, mereka membawa Zhang ke departemen kepolisian untuk diinterogasi.

Setelah polisi menyerahkan kasusnya ke Kejaksaan Distrik Nanming, kasusnya ditolak sebanyak tiga kali, dengan alasan tidak cukup bukti. Jaksa akhirnya tetap mendakwanya dan memindahkan kasusnya ke Pengadilan Distrik Nanming. Keluarganya tidak menghadiri sidang pertama (tanggal tidak diketahui), karena mereka hanya menerima SMS yang tidak jelas dari pengadilan. Pengacaranya menghadiri sidang tersebut dan mengajukan pembelaan tidak bersalah untuknya.

Zhang dituduh “menyebarkan Falun Gong secara terbuka” dengan memasang kata “keberuntungan” di jendelanya. Materi terkait Falun Gong yang disita darinya juga digunakan sebagai bukti penuntutan terhadapnya.

Pengacaranya berpendapat bahwa jaksa gagal untuk memberikan bukti hubungan antara karakter di jendelanya dan “mempromosikan Falun Gong.” Bahkan jika dia memasang materi Falun Gong di jendelanya, dia tidak melanggar hukum apa pun dalam melakukannya.

Polisi juga menuduh Zhang memberikan kalender dinding berisi pesan-pesan Falun Gong kepada seseorang, namun kalender yang diberikan oleh orang tersebut di pengadilan bukanlah kalender yang dibagikan Zhang. Meski tidak jelas buktinya, jaksa mengajukan hukuman penjara 5,5 tahun.

Pengacara tersebut menunjukkan bahwa ada konflik kepentingan bagi polisi untuk “mengautentik” materi Falun Gong yang disita dari kliennya sebagai “propaganda kultus.” Berdasarkan hukum, hanya lembaga forensik pihak ketiga yang independen yang dapat memeriksa dan memverifikasi bukti penuntutan. Oleh karena itu, bukti yang “diautentikasi” oleh polisi harus dianggap tidak sah.

Hakim mengadakan sidang lagi untuk kasus Zhang pada akhir November 2023. Hanya satu anggota keluarga yang menghadiri sidang tersebut. Pengacaranya kembali menuntut pembebasannya.

Keluarga Zhang mendengar dari pengacaranya pada bulan Februari 2024 bahwa dia telah dijatuhi hukuman 7,5 tahun dan denda 30.000 yuan. Sejauh ini pihak keluarga belum menerima salinan putusannya, melainkan hanya membaca versi elektronik tertanggal 10 Desember 2023 yang diterima pengacara. Dalam putusan tersebut tidak disebutkan waktu dan lokasi sidang.

Laporan Terkait:

Dilaporkan pada Bulan Februari 2024: 56 Praktisi Falun Gong Dihukum karena Keyakinannya

Dilaporkan pada bulan Januari 2024: 122 Praktisi Falun Gong Dihukum karena Keyakinannya