(Minghui.org) Salam, Guru yang belas kasih! Salam, rekan-rekan praktisi!

Saya berada di tahun ketiga di universitas sains dan teknologi. Saya mulai berlatih Falun Dafa bersama ibu saya pada 2018. Sebagai jawaban atas Permintaan Minghui untuk Memperingati Hari Falun Dafa Sedunia 2024, saya ingin menceritakan kepada anda tentang beberapa pengalaman luar biasa yang saya alami sejak mulai berlatih Falun Dafa.

Peningkatan Fisik dan Mental

Sejak kecil saya suka membaca, dan membaca banyak cerita tentang kebaikan dan teladan akhlak mulia. Apa yang saya pelajari dari kisah-kisah tersebut selalu mendorong saya untuk menjadi orang yang memiliki standar moral yang tinggi dan dihormati oleh semua orang. Namun, ketika tumbuh dewasa, saya menyadari bahwa dalam masyarakat saat ini, sulit untuk mempertahankan standar moral. Orang-orang selalu berkelahi dan menipu satu sama lain demi keuntungan pribadi. Saya merasa sulit untuk menjadi orang baik. Beberapa orang mengatakan bahwa bersikap baik hanya akan merugikan saya dan saya harus bijaksana serta melindungi kepentingan pribadi. Saya tidak ingin kehilangan sifat baik, tapi saya tidak tahu harus berbuat apa. Saya merasa lemah dan tidak berdaya.

Pada 2018, saya dan ibu beruntung mendengar tentang Falun Dafa dan kami mulai berlatih. Dikelilingi oleh kekuatan besar Dafa, pikiran dan tubuh kami berubah secara dramatis. Ajaran Guru membantu saya memahami mengapa kita harus menjadi orang baik dan apa artinya menjadi orang yang benar-benar baik. Saya merasa seperti telah menemukan mercusuar yang menerangi perjalanan hidup saya. Saat mengikuti prinsip Sejati, Baik, Sabar serta meningkatkan Xinxing, saya benar-benar merasa damai dan bahagia didalam hati. Kesehatan saya juga membaik. Saya tidak lagi harus menderita infeksi pernafasan dan penyakit lain yang membuat saya sengsara dan membutuhkan banyak biaya untuk pengobatannya. Saat meningkatkan standar moral diri sendiri, Guru membukakan kebijaksanaan saya, memungkinkan saya dengan tenang melihat dan menangani peristiwa yang terjadi dalam hidup dengan sudut pandang jernih dan pola pikir damai.

Guru dan Dafa Membimbing Saya Langkah demi Langkah untuk Menjadi Orang yang Benar-Benar Baik

Selama proses belajar Fa dan mengultivasi pikiran, prinsip-prinsip Fa Dafa telah membantu saya memahami apa itu orang baik. Sejak masih kecil, saya dipuji sebagai anak yang berperilaku baik dan pekerja keras. Saya tahu bagaimana menyenangkan orang dewasa dengan berusaha keras. Saat tumbuh dewasa, saya selalu ingin membawa kebahagiaan kepada orang lain dengan memperlakukan mereka dengan baik dan membantu mereka. Saya dulu menganggap diri orang baik dan menjadi bangga karenanya. Bahkan setelah berlatih selama beberapa tahun, saya masih memikirkan hal ini.

Guru mengajari kita,

“Saya masih ingin memberi tahu kepada kalian, sebenarnya watak hakiki kalian yang dahulu dibangun atas dasar egois dan kepentingan diri sendiri, mulai sekarang kalian berbuat sesuatu harus lebih dulu memikirkan orang lain, mengultivasi diri hingga mencapai kesadaran lurus yang tanpa ego dan tanpa mementingkan diri sendiri.” (“Sifat Kebuddhaan Tanpa Kebocoran,” Petunjuk Penting Gigih Maju)

Guru meminta kita untuk mempertimbangkan orang lain terlebih dahulu dalam apa pun yang kita lakukan dan kita harus mencapai kondisi “tanpa ego dan tanpa mementingkan diri sendiri.” Saya menyadari bahwa saya masih memiliki sikap egois yang sangat kuat ketika melakukan sesuatu dan hampir tidak pernah mempertimbangkan orang lain. Setelah membaca ini, saya lebih memperhatikan untuk mengharuskan diri saya memikirkan orang lain terlebih dahulu ketika melakukan sesuatu. Ketika melakukan itu, saya melihat perubahan dalam pola pikir saya serta keefektifan dari apa yang saya lakukan.

Namun, saya merasa bahwa perubahan-perubahan itu tampaknya hanya terjadi di permukaan dan masih ada hal-hal jauh di lubuk hati yang masih belum dapat saya sentuh. Hal-hal yang sangat tersembunyi ini muncul ke permukaan sebagai inti ketidakpedulian dan ketakutan akan kesulitan: Saya tidak secara aktif memikirkan orang lain, hanya ketika saya menemui sesuatu yang perlu diselesaikan barulah saya mempertimbangkannya. Misalnya, saya biasanya tidak terlalu menaruh perhatian untuk menghubungi teman-teman dan kerabat saya meskipun tahu bahwa mereka memiliki takdir yang baik bersama saya dan bahwa setiap makhluk perlu mengetahui dan memahami fakta kebenaran tentang Dafa. Namun saya masih jarang menghubungi maupun mengunjungi mereka sehingga saya tidak memiliki hubungan yang baik dengan mereka.

Saya merasa menyesal berkali-kali dan mencoba mencari ke dalam untuk menemukan keterikatan di balik hal ini. Saya melihat saya mempunyai keterikatan pada kenyamanan, ingin menghindari kesengsaraan, dan suka menunda-nunda. Meskipun telah mengidentifikasi keterikatan ini dan memancarkan pikiran lurus untuk melenyapkannya, masih terasa kondisi kultivasi saya naik dan turun, dan sepertinya masih belum berubah secara mendasar.

Pada pertengahan tahun 2023, saya beruntung bisa menghadiri kelompok belajar Fa setempat, di mana setiap orang belajar Fa bersama dan saling membantu melihat masalah mereka berdasarkan Fa. Selama proses belajar Fa dan berbagi pengalaman dengan rekan-rekan praktisi, suatu hari saya tiba-tiba menyadari keterikatan yang masih saya miliki dan saya kendalikan tanpa saya sadari: Keterikatan pada mengejar kebahagiaan manusia biasa dan ketakutan akan penderitaan.

Saya benci diasingkan dan tidak ada yang mengakui saya. Saya melakukan semua yang saya bisa untuk menciptakan kesan baik tentang diri saya di mata orang lain. Jadi semua yang saya lakukan untuk memperlakukan orang lain dengan baik tidak berasal dari kepedulian yang tulus dan sungguh-sungguh terhadap mereka, tetapi untuk mencapai tujuan egois saya, yaitu membuat orang lain mencintai saya dan menghindari rasa sakit karena ditolak. Itu sebabnya saya bersikap pasif ketika mempertimbangkan orang lain.

Meskipun telah mengidentifikasi keterikatan saya, menyingkirkannya tidaklah mudah. Saya mencoba bersikap proaktif dan mendahulukan orang lain, namun ada kalanya saya melakukannya dengan enggan dan tidak berani menghadapi situasi di mana apa yang saya lakukan benar-benar bermanfaat bagi mereka, namun dapat membuat mereka kesal.

Suatu hari, seorang praktisi di kelompok belajar Fa berkata, “Kadang-kadang ketika kita melakukan sesuatu, kita berpikir kita melakukannya semata-mata karena mempertimbangkan orang lain, namun sebenarnya tidak demikian. Misalnya saja, jika anda bersedia membantu seseorang dengan sepenuh hati saat orang tersebut berada dalam kesulitan dan tidak mengharapkan orang tersebut membalas budi, namun kemudian orang tersebut tidak berterima kasih dan mengkhianati anda, apakah anda akan tergerak? Jika hati anda tergerak, maka jelas anda tidak melakukan sepenuhnya untuk mereka. Karena jika anda memang hanya mempunyai keinginan untuk menginginkan hal-hal yang baik untuk mereka, selama apa yang anda lakukan benar-benar membuahkan hasil, maka bagaimana pun mereka memperlakukan anda, anda akan tetap bahagia dan puas, bukankah begitu? Jadi jika itu bukan sepenuhnya untuk mereka, maka pasti ada kepentingan pribadi. Ini semua adalah sebuah keterikatan yang buruk.”

Saya bertanya pada diri sendiri, “Ketika melakukan sesuatu, apakah saya melakukannya sepenuhnya demi orang lain?” Jawabannya adalah “Tidak” karena saya masih berharap orang lain akan memperlakukan saya dengan baik. Ini adalah rasa mementingkan diri sendiri, pikiran untuk melindungi diri dan mengejar perasaan menyenangkan dan nyaman karena orang lain memperlakukan saya dengan baik.

Ini adalah keterikatan egois dan buruk, tapi saya masih belum bisa menyingkirkan sepenuhnya. Rekan praktisi mengatakan itu karena saya tidak memiliki “alasan yang sah” untuk menyingkirkannya, yang berarti saya masih belum melihat bagaimana keterikatan tersebut mengendalikan saya untuk mengambil keuntungan dan merugikan orang lain, jadi saya tidak cukup termotivasi untuk menghilangkan manfaat yang saya peroleh dari keterikatan itu.

Saya berpikir, “Saya tidak mengharapkan kekayaan materi dari orang lain, saya juga tidak ingin mereka memberikan imbalan apa pun pada saya. Saya hanya berharap mereka akan tersenyum pada saya. Lagi pula, saya tidak mengambil apa pun dari mereka, jadi bagaimana saya memanfaatkannya?” Mengikuti proses belajar Fa dan meningkatkan Xinxing sedikit demi sedikit, Guru menunjukkan kepada saya beberapa prinsip Fa.

Guru berkata:

“Untuk menyelamatkan badan langit alam semesta, Sang Pencipta meminta para Dewa dan para Penguasa Langit untuk turun ke dunia menjadi manusia di lingkungan ini, menderita, meningkat, dan melenyapkan dosa, membentuk kembali diri mereka sendiri, dan kemudian kembali ke Surga (karena Sang Pencipta pada saat menyelamatkan manusia juga membentuk ulang alam semesta yang baru). Badan langit alam semesta yang baru adalah benar-benar murni dan indah, manusia dapat mempertahankan niat baik di tengah lingkungan penuh derita ini, dalam menghadapi terpaan konsep modern, manusia dapat tetap berpegang pada konsep tradisional, di tengah terpaan ateisme dan teori evolusi, dan masih bisa percaya pada Tuhan, maka orang seperti ini telah mencapai tujuan terselamatkan kembali ke Kerajaan Surga.” (“ Mengapa Ada Umat Manusia”)

Ketika saya membaca ceramah di atas, saya menyadari bahwa kebanyakan orang di dunia ini adalah makhluk tingkat tinggi dari surga yang datang ke sini untuk menunggu Dafa menyelamatkan mereka. Dan hanya dengan menjaga standar moral dan menjaga kebaikan barulah seseorang mempunyai kesempatan untuk diselamatkan. Tiba-tiba saya menyadari bahwa saya benar-benar telah menyakiti orang lain dengan selalu berpegang pada keinginan untuk dicintai. Karena ingin dianggap baik, saya selalu berusaha melakukan apa yang mereka inginkan, mengatakan apa yang mereka suka dengar, dan menghindari menyentuh hal-hal yang mereka tolak, meskipun itu adalah hal-hal baik yang dapat membantu mereka meningkatkan standar moral mereka, seperti berbicara tentang para dewa dan Buddha, kebaikan mendapat balasan yang baik dan kejahatan mendapat hukuman, sebab dan akibat, dan seterusnya).

Oleh karena itu, saya telah memperkuat keterikatan dan konsep-konsep sesat mereka, dan saya tidak mampu membangkitkan kebaikan dan sifat ke-Buddha-an dalam diri mereka, secara tidak sengaja menyebabkan moralitas mereka semakin merosot dari standar alam semesta. Karena yang saya pedulikan adalah keselamatan dan kebahagiaan diri sendiri, saya sama sekali tidak peduli dengan situasi berbahaya yang dialami orang lain ketika moral mereka merosot. Saya tidak membantu moralitas mereka meningkat sehingga mereka mempunyai kesempatan untuk diselamatkan. Saya belum melakukan apa yang Guru harapkan dari saya dan apa yang telah ditunggu-tunggu oleh diri sejati orang lain.

Saya terkejut saat menyadari bahwa sesuatu yang tadinya saya pikir tidak berbahaya ternyata bisa sangat merugikan orang lain. Sekarang saya bertekad untuk menyingkirkan keterikatan-keterikatan itu dan tidak membiarkannya lagi mengendalikan diri saya dan merugikan orang lain. Meskipun setiap kali pikiran untuk tidak setuju atau difitnah membuat saya merasa ngeri, saya tetap harus menghilangkan rasa takut akan penderitaan ini agar dapat benar-benar, tulus, dan sungguh-sungguh memiliki kepedulian terhadap orang lain.

Guru telah memperkuat pikiran lurus saya, dan ketakutan saya setiap kali menghadapi orang lain menjadi berkurang. Saya sekarang tidak lagi dikendalikan oleh rasa takut dan bisa mengendalikan perilaku saya sendiri dengan lebih baik.

Kesimpulan

Cahaya Sejati-Baik-Sabar telah menerangi hidup saya. Guru dan Dafa telah mengubah saya selangkah demi selangkah dari seorang anak egois yang hanya memikirkan dirinya sendiri menjadi seseorang yang benar-benar peduli dan memikirkan orang lain. Di atas adalah pemahaman pada tingkatan saya saat ini. Mohon tunjukkan apabila ada yang tidak sesuai dengan Fa.

Falun Dafa benar-benar telah membantu ratusan juta orang di seluruh dunia memperoleh manfaat baik secara mental maupun fisik, membantu mereka memiliki tubuh yang sehat, dan meningkatkan standar moral mereka. Mereka telah menjadi orang baik yang bertanggung jawab terhadap keluarga dan komunitasnya. Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Guru Li Hongzhi atas belas kasihnya yang besar dalam menyebarkan Dafa yang agung ke dunia! Saya berharap akan semakin banyak orang yang memahami fakta kebenaran tentang keindahan Falun Dafa dan memiliki masa depan yang baik.

Heshi !

(Artikel terpilih untuk merayakan Hari Falun Dafa Sedunia di Minghui.org)