(Minghui.org) Saya adalah wali kelas dari sekolah menengah atas. Ketika kelas saya mendapat peringkat pertama dalam ujian akhir untuk pertama kalinya, saya diam-diam merasa gembira, berpikir, “Banyak praktisi yang bekerja sebagai guru telah melakukan dengan sangat baik, dan kelas mereka mendapat nilai terbaik di setiap ujian, dan sekarang saya telah melakukan hal yang sama. !” Namun setelah itu, keadaan berubah secara dramatis bagi saya.

Saya adalah orang yang santai, dan siswa di kelas saya cukup santai dan sering tertawa. Seorang kolega melaporkan kepada kepala sekolah bahwa disiplin di kelas saya buruk. Menurut kepala sekolah kepada saya. “Metode pengajaranmu buruk, tapi nilai siswanya bagus. Mungkin kelas anda menyita banyak waktu dari berbagai aspek dalam kehidupan snda.” Mendengar ini, saya merasa sedih. Kepala sekolah bahkan memberi isyarat bahwa saya mungkin dipecat, dan dia segera mengatur agar semua pimpinan sekolah mengamati kelas saya.

Saya berpikir, “Tidak ada guru lain di sekolah yang pernah diperlakukan seperti ini, jadi ini pasti menjadi kesempatan bagi saya untuk membuktikan kebenaran Fa.” Saya mempersiapkan diri dengan baik dan memasukkan etika dan nilai-nilai tradisional ke dalam pelajaran saya. Pada jam belajar, ada puluhan orang yang berada di belakang kelas. Setelah kelas selesai, saya mendapat persetujuan dengan suara bulat.

Saat satu gelombang mereda, gelombang lainnya muncul. Mulai dari ujian kedua, kelas saya hampir selalu mendapat peringkat terakhir, dan nilai ujian akhir terpadu sangat rendah, meskipun faktanya saya mempersiapkan pelajaran dengan hati-hati dan sering membimbing siswa. Setelah memastikan tidak ada masalah besar dalam pengajaran saya, saya anggap itu sebagai ujian. Saya mencari ke dalam dan menyadari: Saya sibuk dengan pekerjaan dan tidak mengutamakan Fa, saya penuh dengan Qing perasaan terhadap murid-murid saya, saya memiliki keinginan untuk bersaing dengan kelas lain, dan saya memiliki keterikatan pada nama dan kekayaan. Saya berpikir: “Saya akan memperbaiki kekurangan saya dalam Fa dan tidak membiarkan nama Dafa dirusak. Saya juga harus mengklarifikasi fakta di sekolah.”

Dari awal tahun hingga kelulusan, guru-guru lain terus mampir ke kelas saya untuk mendengarkan pelajaran saya, yang sangat mereka puji: “Kelas anda sungguh luar biasa! Saya telah mengajar selama beberapa dekade, dan sangat jarang melihat kelas seperti ini!” “Emosional dan rasional. Saya telah belajar banyak dari kelas anda!”, “Anda telah membuat silabus yang kaku menjadi hidup!”

Selain tekanan dari pimpinan sekolah, saya dikucilkan oleh rekan kerja yang mempersulit saya. Saya berpikir: “Dia pasti telah melalui banyak hal dalam sejarah untuk bisa bertemu dengan saya hari ini. Apa pun yang dia lakukan terhadap saya dirancang untuk membantu saya berhasil, jadi saya tidak boleh membencinya.” Saya dan praktisi lain menemukan cara untuk membantu orang-orang mundur dari Partai Komunis Tiongkok (PKT). Akhirnya, rekan kerja yang mengucilkan saya kini menjadi teman.

Kemudian, saya berbicara di kelas tentang penganiayaan terhadap berbagai keyakinan yang dilakukan oleh PKT dan betapa berbedanya pandangan terhadap Falun Dafa di Tiongkok dan di luar negeri. Saya tidak mengklarifikasi fakta secara menyeluruh karena saya khawatir. Namun reaksi dari kelas sangat bagus. Seorang siswa berdiri dan berkata, “Ketika saya mengunjungi Amerika Serikat, saya melihat parade besar. Mereka mengatakan bahwa surga akan melenyapkan PKT dan seseorang akan aman jika mundur dari organisasi PKT.” Siswa lain berkata, “Saya pikir PKT adalah aliran sesat terbesar.” Kedua siswa yang berani berdiri ini diberkahi atas keberanian mereka: Salah satu dari mereka dulunya mendapat nilai terendah di kelas, namun dia berprestasi sangat baik dalam ujian masuk perguruan tinggi dan mampu mendaftar di sekolah bergengsi. Siswa satunya mendapat nilai 20 poin lebih tinggi dari biasanya.

Kami berdiskusi panjang lebar di kelas itu. Beberapa siswa berkata, “Guru, ada beberapa hal yang hanya ingin saya sampaikan kepada anda, karena anda mempunyai keyakinan.” Setelah kelas selesai, saya mengklarifikasi fakta kepada beberapa siswa dan membantu mereka mundur dari organisasi pemuda PKT. Setelah mereka lulus, dua siswa yang biasanya tidak berkomunikasi dengan saya menulis surat kepada saya. Seseorang berkata, “Mengingat kelas anda, saya tidak tahu kenapa tapi entah kenapa saya merasa tersentuh.” Yang lain berkata, “Di kelas anda, saya mempelajari hal-hal yang tidak disebutkan dalam buku pelajaran.”

Beberapa siswa yang datang mengunjungi saya setelah lulus belum mempunyai kesempatan untuk mundur dari PKT, jadi saya menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk menasihati mereka agar mundur dari PKT.

Suatu kali saya bermimpi bahwa seorang mantan siswa yang telah mundur dari PKT sedang menunggu saya di ruang kelas. Dalam mimpi saya, dia menangis saat melihat saya, dan saya bercanda, “Mengapa anda menangis? Anda pasti tidak merindukan saya karena anda tidak menghubungi saya setelah anda lulus.” “Guru, bukannya saya tidak ingin berbicara dengan Guru,” katanya. “Itu adalah pengaturannya, dan itu adalah takdir.” Dia memberi saya sebuah buku sebagai hadiah. Judul bukunya adalah Manfaatkan Kesempatan.

Di masa depan, saya akan melakukan yang terbaik untuk mempertimbangkan kepentingan orang lain terlebih dahulu dan menyelamatkan lebih banyak manusia.