(Minghui.org) Dulu, saya akan menunjukkan kekurangan orang lain demi kebaikan mereka sendiri. Itu berarti saya mungkin berbicara cukup keras ketika saya melihat rekan-rekan praktisi - menurut pendapat saya, tidak mengikuti ajaran Fa. Praktisi lain pernah berkata bahwa kultivasi saya akan bagus jika nada bicara lebih baik dan bicara lebih lembut.

Setelah berlatih Falun Dafa selama lebih dari 20 tahun, saya menjadi lebih tenang dan tahu  mengultivasi diri sendiri. Secara khusus, menghafal dan menyalin Fa selama beberapa tahun terakhir telah membantu saya mengatasi penganiayaan dan kesulitan lainnya. Saya menyadari bahwa satu-satunya cara untuk sungguh-sungguh berkultivasi adalah dengan belajar Fa lebih banyak dan mencari ke dalam setiap saat untuk membuat peningkatan yang nyata. Saya tahu tidak ada jalan pintas dalam kultivasi.

Menyalin Fa untuk Menyingkirkan Ketidaksabaran

Ketika kakak dan adik perempuan saya, keduanya praktisi, mulai menyalin Fa, saya tidak menganggapnya serius. Saya pikir menyalinnya terlalu lambat dan menghafalnya sudah cukup. Namun mengingat pengaruhnya, saya berubah pikiran dan memutuskan untuk mencoba. Adik saya membelikan buku catatan lepas dan mendorong saya.

Mengingat indoktrinasi Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan kesadaran serta perilaku modern saya, saya berpikir bahwa saya harus mulai dengan Hong Yin V. Ini karena kalimatnya pendek, dan tidak akan mudah terjadi kesalahan. Yang mengejutkan saya, saya membuat berbagai macam kesalahan dan bahkan tidak dapat menyalin satu puisi pun dengan baik.

Saya membuang banyak kertas karena saya tidak bisa memulai paragraf secara merata. Mengapa pekerjaan yang begitu sederhana menjadi begitu sulit? Saya menyadari bahwa ini adalah kultivasi! Kami menyalin Fa tidak semata-mata menyalinnya. Selama proses tersebut, banyak keterikatan terungkap, seperti pamer, membandingkan diri sendiri dengan orang lain, melakukan sesuatu dengan tergesa-gesa, tidak serius, dan sebagainya. Bukankah perilaku saya tidak menghormati Fa? Saya mengatur waktu yang ditentukan, menjernihkan pikiran sebelum memulai, dan akhirnya kesalahan lebih sedikit.

Sebelum saya selesai menyalin ceramah pertama Zhuan Falun, ibu saya meninggal dunia. Pada akhir tahun, Guru menerbitkan artikel terbaru, “Mengapa Ada Umat Manusia.” Saya sibuk mengklarifikasi fakta tentang Dafa kepada orang-orang sehingga saya berhenti menyalin Fa. Beberapa hari kemudian, seorang rekan praktisi memberi tahu saya bahwa menyalin Fa harus dilakukan sekaligus sampai selesai seluruh isi buku Zhuan Falun. Jadi, saya mulai menyalin Fa lebih cepat kapanpun saya punya waktu, fokus pada kemajuannya bukan pada ketulusannya. Mengapa saya selalu bertindak dari satu ekstrem ke ekstrem lainnya? Akankah para dewa dan Buddha menjadi begitu bingung?

Pada Hari Tahun Baru, saya dan putra saya pergi ke kuil Buddha, dan saya melihat tulisan panjang di atas batu. Betapa menakjubkan nenek moyang kita mampu bertahan dan mengukir kata-kata di batu, sesuatu yang hanya bisa dilakukan secara pelan. Saya harus menghormati ketika menyalin Fa. Sungguh suatu kehormatan besar bagi seorang praktisi untuk menyalin Fa, karena ini adalah Hukum Agung alam semesta! Saat kami meninggalkan kuil, saya ingin mengambil jalan kiri, yang lebih sepi dan jumlah orangnya lebih sedikit. Anak saya mengingatkan saya untuk mengambil jalan tengah, bukan jalan samping. Saya sadar apa yang diwakili oleh hal ini—bahwa saya harus mengambil jalan tengah ketika saya mempunyai pilihan dalam melakukan sesuatu. Saya belajar banyak dalam perjalanan itu.

Beberapa kali berikutnya saya menyalin Fa, saya sepertinya memasuki dunia para dewa dan Buddha yang spektakuler dan luar biasa. Dengan pikiran tenang dan tanpa konsep waktu, saya perlahan dan hati-hati mendeskripsikan gambar dewa dan Buddha. Sejak saat itu, saya kurang memperhatikan kecepatan dan mengurangi keinginan saya untuk menyelesaikan tugas. Seiring berjalannya waktu, kita akan mencapai hasil secara alami, tanpa mengejar. Saya juga menghilangkan banyak kebiasaan buruk yang diindoktrinasi oleh PKT.

Menyingkirkan Emosi Pribadi dan Berkomunikasi Secara Rasional

Beberapa hal ternyata lebih sulit dari yang saya kira. Saya merasa bahwa saya memiliki sedikit emosi terhadap anak-anak saya. Namun ketika saya mendengar putra kedua saya kehilangan lebih dari 100.000 yuan di ponselnya, jantung saya berdebar kencang dan saya sangat khawatir dari waktu ke waktu. Dafa memberi saya kebijaksanaan untuk menyadari kelemahan saya—ikatan saya kepada anak-anak. Saya merasa lebih baik setelah mencoba melepaskan diri dari emosi untuk kembali ke jati diri saya yang asli. Saya mulai mencari ke dalam dan bertanya-tanya apa yang salah, karena tidak ada yang kebetulan dalam kultivasi.

Saya juga ada Qing ketika menyangkut putra saya yang kedua. Saya khawatir ia tidak akan pernah pulih setelah kehilangan begitu banyak uang. Saya pertama kali menyalahkan tentang perilakunya pada diri saya sendiri dan memarahinya, khawatir ia akan mengambil lebih banyak peluang setelah kehilangan dan akhirnya kehilangan lebih banyak. Singkatnya, saya masih memiliki kepentingan egois dan takut saya akan terdampak. Ini bukanlah sikap seorang kultivator! Saya harus sadar! Jadi, saya mengesampingkan keegoisan dan emosi saya dan menggunakan kebijaksanaan yang saya peroleh dari berlatih Dafa untuk menulis surat kepada putra saya. Di dalamnya, saya mengutip ajaran Guru dengan penuh hormat tentang bagaimana tetap baik dan mengumpulkan kebajikan.

Pada saat yang sama, putri saya ingin membeli rumah dan meminta kami membantunya secara finansial. Sebelumnya, putra sulung saya meminta kami membantunya membeli rumah. Mungkinkah ini suatu kebetulan? Setelah menenangkan diri untuk berpikir, saya menyadari bahwa keterikatan saya mengundang kejahatan. Saya khawatir, seperti orang biasa, tentang bagaimana uang saya akan turun nilai dan sebagainya. Kekuatan lama melihat keterikatan saya dan menemukan cara untuk menganiaya saya. Semua praktisi Dafa berada di bawah perlindungan Guru. Sumber daya keuangan kami adalah milik Dafa dan tidak dapat dikuras oleh kekuatan lama.

Setelah saya mengubah pola pikir, saya berbicara dengan putra sulung dan putri saya tentang kekacauan yang terjadi di masyarakat saat ini, menunjukkan bahwa mereka sudah mempunyai tempat tinggal sehingga mereka tak perlu tergesa-gesa. Putri saya sudah siap membayar uang muka. Sehari setelah kami berbicara, dia mengatakan kepada saya bahwa dia tidak akan membeli rumah itu. Dia senang karena dia tidak membayar uang muka dan menghindari kredit jangka panjang.

Mengultivasi Kesabaran dan Kedermawanan

Setelah hujan lebat sebulan yang lalu, ladang dan jalan di desa kami terendam banjir. Tidak ada tempat bagi air untuk mengalir. Ada orang yang memompa air dari ladangnya ke jalan raya, tanpa memikirkan di mana air itu akan mengalir. Air mulai membanjiri tanah saya, karena tanahnya lebih rendah. Tetangga datang kepada saya untuk memberi tahu saya apa yang terjadi sehingga saya bisa mengurusnya. Saya mengucapkan terima kasih atas kebaikannya, menaiki sepeda dengan tenang, dan mengambil sekop untuk mencoba mengalihkan air. Namun, sebelum saya sampai di ladang, saya terpeleset, terjatuh dari sepeda dengan posisi telentang, dan kepala saya terbentur trotoar. Saya pulang ke rumah tanpa mengeluh kepada siapa pun tetapi berpikir: “Beginilah keadaan orang-orang saat ini. Setiap orang hanya peduli pada dirinya sendiri.”

Kemudian, tiga orang lagi datang dan memberi tahu saya apa yang terjadi, namun saya hanya menjawab bahwa tidak ada yang dapat saya lakukan. Di masa lalu, saya khawatir akan kehilangan dan kehilangan muka. Saya khawatir orang-orang akan menganggap saya lemah dan mudah ditindas. Namun, saya menyadari bahwa Buddha dapat melepaskan segalanya demi semua makhluk hidup. Ini adalah kejadian yang benar-benar sepele. Bagaimana mungkin kami tidak sabar saat menyandang gelar praktisi Dafa? Bukankah tetap tenang di tengah kebiasaan intrik-mengintrik juga membuktikan keajaiban Dafa? Jika bukan karena keagungan kebajikan Dafa, akan sulit bagi siapa pun untuk menangani perselisihan seperti itu secara damai di dunia sekarang ini.

Epilog

Selama pasang surut lebih dari 20 tahun berkultivasi, kami mengalami kegembiraan setelah memperoleh Fa, kesulitan yang menyayat hati, kepuasan setelah berasimilasi dengan Fa, ketidakberdayaan ketika tidak bisa melepaskan Qing manusia, dan takut akan dianiaya dan menderita. Melihat ke belakang, bukankah semua ini merupakan hal yang baik? Kultivasi Pelurusan Fa hampir berakhir, dan kita menjadi semakin rasional dan damai.

Saya berterima kasih kepada Guru atas belas kasihNya dan merasa sangat beruntung bisa kembali ke jati diri saya yang dibimbing oleh Dafa.