(Minghui.org) Setelah membaca artikel baru Guru “Sadarlah,” saya menemukan keterikatan memandang rendah orang lain dan kekurangan saya sendiri. Mentalitas seperti ini umum terjadi pada mereka yang besar di Tiongkok di bawah budaya partai komunis, dan hal ini menghalangi saya untuk mengembangkan belas kasih terhadap orang lain, apalagi bersikap baik dan toleran terhadap mereka.

Ketika saya meninggalkan Tiongkok, saya perhatikan bahwa orang-orang di Barat lebih toleran dan menghormati orang lain, sebuah perbedaan yang jelas dari masyarakat Tiongkok. Kebanyakan orang di sini baik dan saling mendukung. Saya jarang melihat orang memandang rendah orang lain atau iri pada seseorang atau sesuatu.

Saya terus-menerus mengingatkan diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari untuk tidak meremehkan orang lain, terutama untuk tidak terusik oleh emosi negatif ketika melihat kekurangan atau hal-hal yang tidak saya sukai dari orang lain. Saya berusaha menempatkan diri saya pada posisi mereka dan memahami kesulitan mereka. Hanya dengan begitu saya bisa lebih memahami dan mengembangkan belas kasih terhadap mereka.

Sebenarnya, kekurangan manusia berhubungan dengan karma mereka dan penderitaan yang harus mereka tanggung. Justru karena saya dapat melihat kekurangan dan penderitaan mereka, hal ini memberi saya kesempatan untuk mengultivasi belas kasih, kesempatan yang perlu saya hargai.

Di atas adalah beberapa refleksi saya setelah membaca artikel baru Guru. Saya menyambut praktisi untuk menunjukkan kepada saya apa pun yang tidak sejalan dengan Fa.