(Minghui.org) Pada tanggal 18 Juli 2024, praktisi mengadakan aksi damai di depan Kedutaan Besar Tiongkok di Helsinki untuk menandai 25 tahun penganiayaan terhadap Falun Dafa. Mereka juga mengadakan kegiatan di depan Kamppi Shopping Mall di pusat kota pada tanggal 20 Juli 2024. Mereka memajang foto-foto praktisi yang dianiaya hingga meninggal di Tiongkok dan memberi tahu orang-orang betapa brutalnya penganiayaan itu.

Seorang Pria Tionghoa Mengetahui Fakta Kebenaran tentang Penganiayaan

Praktisi melakukan aksi damai di depan Kedutaan Besar Tiongkok di Helsinki pada hari Kamis, tanggal 18 Juli 2024.

Praktisi di depan Kedutaan Besar Tiongkok.

Seorang pria Tionghoa yang datang ke kedutaan melihat praktisi dan mengambil foto. Dia berbicara dengan mereka dan mengatakan bahwa dia tidak tahu banyak tentang Falun Dafa dan hanya mendengar dari propaganda Partai Komunis Tiongkok (PKT) bahwa itu tidak baik. Seorang praktisi menunjukkan kepadanya film “Bakar Diri Palsu” dan memberi tahu dia bahwa insiden bakar diri Tiananmen direkayasa, dan bagaimana PKT mengarang berita dan cerita palsu untuk menipu orang-orang di Tiongkok dan menganiaya praktisi.

Praktisi itu memberi tahu dia bahwa Falun Dafa adalah cara kultivasi untuk meningkatkan pikiran dan tubuh untuk mencapai kesehatan yang baik, dan Falun Dafa dipraktikkan di seluruh dunia. Setelah dia mendengarkan fakta-fakta kebenaran, pria itu mengatakan bahwa dia akan belajar lebih banyak tentang Falun Dafa.

Orang-orang Mendukung Falun Dafa

Praktisi mengadakan kegiatan klarifikasi fakta di depan pusat perbelanjaan Kamppi pada hari Sabtu, tanggal 20 Juli 2024. Mereka memajang foto-foto beberapa praktisi yang dianiaya hingga meninggal di Tiongkok dan membagikan brosur serta mengumpulkan tanda tangan pada petisi yang menyerukan diakhirinya penganiayaan tersebut.

Pada tanggal 20 Juli 2024, praktisi mengadakan kegiatan untuk memberi tahu orang-orang tentang penganiayaan selama 25 tahun di Tiongkok.

Banyak orang berhenti dan membaca informasi tentang penganiayaan tersebut, serta berbicara dengan praktisi. Tiga orang mengacungkan jempol kepada praktisi untuk menunjukkan dukungan mereka. Banyak orang menandatangani petisi yang menyerukan diakhirinya penganiayaan dan menghentikan pengambilan organ dari praktisi saat mereka masih hidup.

Banyak pejalan kaki berbicara dengan praktisi dan mengetahui bagaimana PKT memfitnah dan menganiaya Falun Dafa.

Elena dari Rumania mengambil brosur dan menanyakan mengapa kegiatan tersebut diadakan. Dia terkejut mengetahui kekejaman tersebut dan tidak dapat menyelesaikan membaca brosur yang menjelaskan tentang metode penyiksaan tersebut. Dia mengatakan bahwa dia hampir tidak dapat menerimanya. Dia berterima kasih kepada praktisi karena telah hadir dan memberi tahu orang-orang tentang penganiayaan dengan cara yang begitu damai. Dia hampir tidak percaya bahwa PKT melakukan ini hanya karena meditasi sangat damai.

Elena mengatakan bahwa Rumania dulunya adalah negara komunis sehingga dia dapat dengan mudah memahami situasinya. Dia percaya pada agama Buddha dan reinkarnasi, dan percaya bahwa para pelaku kejahatan akan dihukum suatu hari nanti. Ia mendoakan yang terbaik bagi para praktisi dan mendorong mereka untuk terus memberi tahu orang-orang tentang penganiayaan tersebut.

Orang-orang menandatangani petisi yang menyerukan diakhirinya pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan pengambilan organ oleh PKT.

Seorang mahasiswa menandatangani petisi tersebut. Ia mengatakan bahwa ia dan ibunya pergi ke pasar setempat dan melihat praktisi Falun Dafa di sana beberapa tahun yang lalu. Ibunya sangat tersentuh oleh kisah-kisah praktisi dan ia juga sangat terkesan. Ia senang bertemu praktisi lagi. Ia percaya bahwa hubungannya dengan Falun Dafa membawanya ke stan tersebut. Ia mendorong para praktisi untuk terus memberi tahu orang-orang tentang penganiayaan tersebut.

Irish dan Hanna-Katri adalah mahasiswa seni dari Stockholm, Swedia. Mereka melihat foto-foto di papan informasi dan berbicara dengan praktisi. Mereka mendengarkan kisah-kisah praktisi dan mengungkapkan simpati mereka. Hanna-Katri menandatangani petisi dan mengatakan bahwa apa yang dilakukan praktisi sangat penting karena membantu orang-orang untuk mengetahui tentang penganiayaan tersebut. Mereka bertanya tentang perkembangan terkini dan diberi tahu bahwa DPR AS baru-baru ini mengesahkan Undang-Undang Perlindungan Falun Gong.

Irish dan Hanna-Katri, dari Stockholm, menandatangani petisi yang mendukung diakhirinya penganiayaan terhadap Falun Gong selama 25 tahun.

Onur Naci dari Turki adalah seorang YouTuber di Istanbul dan menandatangani petisi tersebut. Ia menanyakan kepada praktisi apakah ia dapat merekam kegiatan tersebut dan mengatakan bahwa ia akan menayangkannya di programnya untuk meningkatkan kesadaran terhadap penganiayaan tersebut.

Onur Naci (tengah) merekam kegiatan tersebut dan mengatakan bahwa ia akan membagikannya di programnya.

Dua wisatawan dari India sangat tertarik dengan meditasi dan mengambil brosur. Mereka mengatakan bahwa mereka adalah penganut Buddha dan senang mempelajari cara kultivasi spiritual ini yang mencakup meditasi. Salah seorang dari mereka mengatakan bahwa ia senang mengetahui bahwa orang-orang menentang PKT dan mengadakan kegiatan di luar Tiongkok untuk mengungkap pelanggaran hak asasi manusia ini. Keduanya menandatangani petisi dan berterima kasih kepada praktisi untuk origami bunga lotus yang diberikan kepada mereka.