(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa menyelenggarakan kegiatan sosialisasi di enam kota dari 8 hingga 11 Agustus 2024. Kota-kota tersebut adalah Eforie Nord, Eforie Sud, Brasov, Mangalia, Constanța, dan Mamaia. Mereka memajang informasi tentang latihan, memperagakan latihan, menjawab pertanyaan orang-orang, dan mengumpulkan tanda tangan untuk menghentikan penganiayaan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Masyarakat menyatakan solidaritasnya dengan praktisi dan menyadari pentingnya nilai-nilai bersama yang mereka pegang teguh.

 

Seorang ayah bergabung dengan kelompok bersama anak-anaknya untuk mempelajari latihan di Eforie Sud pada 9 Agustus 2024.

 

Orang-orang berbicara kepada praktisi untuk mempelajari lebih lanjut informasi tentang Falun Dafa.

 

Seorang pejalan kaki menandatangani petisi yang menyerukan diakhirinya penganiayaan oleh PKT.

 

Seorang gadis muda mempelajari latihan Falun Dafa selama acara di Eforie Sud pada 9 Agustus 2024. 

Orang yang lewat berbicara dengan praktisi di Mangalia pada 10 Agustus 2024. 

Praktisi memperagakan latihan dan mengumpulkan tanda tangan di Brasov pada 10 Agustus 2024.

 

Praktisi mengadakan hari informasi di Constanța pada 11 Agustus 2024.

Masyarakat Mendukung Falun Dafa dan Mengecam Penganiayaan oleh PKT

Masyarakat Rumania menyuarakan dukungan mereka terhadap praktisi dengan berbagai cara. Sebagian mengatakan bahwa keadilan akan ditegakkan bagi praktisi, dan orang-orang yang menganiaya orang lain akan menghadapi konsekuensi atas tindakan mereka. Yang lain mengatakan bahwa masyarakat harus waspada terhadap infiltrasi PKT di seluruh dunia sehingga generasi mendatang tidak terpengaruh secara serius oleh nilai-nilai komunis.

 

Carol dan Luiza memanggil teman-teman mereka untuk menandatangani petisi selama acara di Constanța pada 11 Agustus 2024.

Dua siswa SMA, Carol dan Luiza, dari Turnu Severin menandatangani petisi segera setelah mereka membaca brosur yang dibagikan oleh praktisi. Setelah mengetahui bahwa petisi tersebut menuntut diakhirinya pengambilan organ paksa oleh PKT dari praktisi Falun Dafa, Carol berseru, “Oh, mereka membunuh [praktisi] demi organ! Ini mengerikan!”

Luiza berseru, "Mari kita minta mereka semua untuk ikut menandatangani." Ia memanggil keempat temannya untuk datang dan menandatangani petisi. Semua anak muda itu merasa ngeri dengan kejahatan yang dilakukan oleh partai komunis, dan mengatakan bahwa mereka bersimpati dengan praktisi Falun Dafa di Tiongkok.

Carol berkata, “Itulah yang dilakukan komunisme kepada kita: komunisme membunuh dan meneror yang lainnya dengan sangat buruk namun beberapa orang masih mengatakan komunisme itu baik! Itu sama sekali tidak baik!” Para siswa SMA mengatakan mereka senang bisa membantu tujuan yang baik. “Tiongkok dengan peradabannya yang hebat telah jatuh karena komunisme”

 

Arnica menandatangani petisi di Constanța pada 11 Agustus 2024.

Setelah membaca poster dan selebaran, Arnica dari Hunedoara menandatangani petisi. Ia sangat marah karena para praktisi spiritual yang bermanfaat tersebut dibunuh hanya karena mereka ingin menjadi orang yang lebih baik dan membantu masyarakat. Dia berkata, “Latihan ini sangat baik. Sangat penting untuk mengendalikan tubuh anda, untuk berpantang. Sangat sulit di dunia saat ini. Masyarakat malah semakin terpuruk, bukannya bangkit.”

Ia juga percaya bahwa kekejaman seperti itu tidak memiliki tempat di dunia modern. Dia berkata, “Itu adalah bencana. Itu seharusnya tidak terjadi di abad ke-21. Itu tidak diperbolehkan. Tiongkok dengan peradabannya yang hebat telah jatuh karena komunisme. 500 tahun yang lalu, Inkuisisi [Spanyol] membakar orang-orang yang memiliki pemikiran independen di tiang pancang. Komunisme melakukan hal yang sama. Di Tiongkok, komunisme sama mengerikannya dengan Inkuisisi.”

Arnica menambahkan, “Saya ingin mendesak para praktisi di Tiongkok untuk terus melanjutkan.”

“Anda di sini bukan untuk mengemis, anda di sini untuk membantu.”

 

Petre berbicara kepada praktisi selama acara di Eforie Nord pada 8 Agustus 2024, dan mengatakan perhatian harus diberikan pada bagaimana negara komunis Tiongkok menyusup ke negara-negara di seluruh dunia.

Petre, yang tinggal di dekat Ploiești, sangat terpengaruh setelah mendengar tentang penganiayaan di Tiongkok. Ia tampak tersentuh dan mulai menitikkan air mata.

Ia mengatakan bahwa ia mengagumi upaya dan keberanian para praktisi dalam menghadapi rezim otoriter. Dia berkata, “Anda di sini bukan untuk mengemis, anda di sini untuk membantu, dan jarang sekali menemukan orang yang akan melakukan apa yang anda lakukan secara sukarela. Anda meluangkan waktu dari hidup anda untuk menghabiskannya dengan berdiri di sini dan memberi tahu orang-orang apa yang dilakukan para praktisi di sana, dan itu bukan hal yang tidak penting. Saya tahu (negara komunis) itu sangat berbahaya, mereka telah menyusup ke mana-mana di dunia ini. Orang-orang harus berhati-hati.”

Ia juga mengecam para penganiaya karena mengambil organ praktisi Falun Dafa. Dia berkata, “Tidakkah [para penganiaya] berpikir bahwa mungkin mereka punya anak, cucu, apa yang akan terjadi pada mereka? Saya punya anak, mereka dokter. Namun, mengambil organ orang lain secara paksa—itu tidak manusiawi. Kita manusia, kita ada di bumi untuk berbuat baik.”

Selama kegiatan di Constanța pada 11 Agustus, seorang praktisi memberikan selebaran kepada seorang pria, yang berjalan pergi sambil membacanya. Ia kemudian kembali ke stan praktisi dan berkata, “Ini adalah pesan dari Dewa: Sejati, Baik, Sabar. Jika anda tidak menghargai orang-orang di depan anda, bagaimana Dewa bisa menghargai anda!? Semoga hari anda diberkati dan cerah!”

 

Selama kegiatan di Mioveni di Eforie Nord pada 8 Agustus, para siswa mengatakan prinsip-prinsip Sejati, Baik, Sabar harus dipromosikan di kalangan kaum muda.

Seorang ibu berusia 43 tahun menerima pamflet dan bunga lotus untuk putrinya yang berusia 5 tahun, dan seorang praktisi memberi tahu mereka tentang Falun Dafa dan prinsip moral universal Sejati-Baik-Sabar yang praktisi hargai dan jalankan dalam kehidupan sehari-hari.

 

Dalam kegiatan di Mamaia pada 11 Agustus 2024, seorang ibu berkata, “Prinsip moral adalah hal terbaik di bumi dan dalam kehidupan ini.”

Gadis kecil itu dengan gembira berkata bahwa dia ingin membawa bunga ini ke guru taman kanak-kanaknya untuk menceritakan nilai-nilai baik ini kepada anak-anak lain.

Ibunya berkata, “Prinsip moral adalah hal terbaik di dunia dan di kehidupan ini, karena dengan berbuat baik, kebaikan itu akan tetap ada di kehidupan selanjutnya, karena dengan kebaikan yang kita perbuat di dunia ini, kita akan melampauinya.”

Elena dan temannya, yang berusia 80-an, merasa sedih mengetahui apa yang terjadi pada praktisi Falun Dafa di Tiongkok dan berbicara tentang kekejaman manusia terhadap orang lain di seluruh dunia, terhadap siapa pun yang dibunuh sewenang-wenang, dan terutama terhadap mereka yang percaya pada nilai-nilai moral. Elena berkata, “Orang-orang memiliki hak untuk bebas dan tidak takut untuk menunjukkan keyakinan mereka pada kebaikan dan nilai-nilai moral Sejati, Baik, Sabar.”

Pensiunan Guru: “Kami mendukung para praktisi di Tiongkok.”

Maria Dagutu, berusia 75 tahun, seorang pensiunan guru, mengatakan bahwa prinsip-prinsip Falun Dafa adalah nilai-nilai universal yang juga ditemukan dalam agama Kristen. “Prinsip-prinsip Sejati, Baik, Sabar harus menyertai setiap orang karena prinsip-prinsip tersebut juga merupakan prinsip-prinsip agama Kristen, dan kami adalah orang Kristen, baik Ortodoks, Katolik, Protestan, atau aliran lainnya.”

 

Dalam kegiatan di Constanța pada 11 Agustus 2024, Maria Daguțu mengatakan, “Prinsip-prinsip Sejati, Baik, Sabar harus menyertai setiap orang.”

Maria mengatakan bahwa keadilan harus ditegakkan dan mereka yang mengganggu masyarakat harus dikriminalisasi, bukan mereka yang menganut filsafat. “Penganiayaan di Tiongkok adalah sesuatu yang tidak dapat dijelaskan, terutama karena mereka tidak melanggar hukum, seperti mencuri, membunuh, memperkosa—hal-hal seperti ini harus dihentikan.”

Maria berkata, “Saya telah melihat aksi damai yang mendukung praktisi yang dianiaya di Tiongkok. Kami berdiri bersama para praktisi di Tiongkok dan mendukung mereka.”

Inspektur Mendorong Para Praktisi di Tiongkok

Marin Mihai Ștefan, seorang inspektur berusia 22 tahun, menandatangani petisi. Setelah mengetahui tentang Falun Dafa di acara tersebut, ia berkata, “Latihan ini [Falun Dafa] adalah hal yang baik dan bermanfaat. Namun, seseorang harus menghancurkan kejahatan agar kejahatan tidak bangkit melawan kebaikan.”

 

Marin Mihai Ștefan menandatangani petisi di Constanța pada 11 Agustus 2024.

Ștefan ingin memberi tahu para praktisi di Tiongkok untuk, “terus maju, miliki keyakinan.” Dia berkata, “Yang penting adalah selalu melakukan apa yang benar, yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.”

Bianca dan Ciprian dari Zalău, bersama dengan anak-anak mereka, memuji prinsip-prinsip Falun Dafa. Ciprian berkata, “Prinsip-prinsip tersebut sangat baik. Jika prinsip-prinsip tersebut dipatuhi, kita akan hidup di dunia yang baik.” Ia mengetahui tentang penganiayaan tersebut dari pers dan meminta informasi lebih lanjut. Ciprian memberi tahu para praktisi, baik di Tiongkok maupun di luar negeri, untuk “Teruslah melawan [penganiayaan ini] dan membela keyakinan mereka.” Ia mendoakan agar para praktisi berhasil dalam segala hal yang mereka lakukan.

 

Bianca dan Ciprian menandatangani petisi selama kegiatan di Mangalia pada 10 Agustus 2024.

Meriam dan Bianca mampir ke stan di Mangalia pada 10 Agustus 2024 dan mengatakan bahwa para praktisi seharusnya memiliki kebebasan untuk menjalankan keyakinan mereka.

Meriam berkata, “Setiap orang seharusnya memiliki hak untuk berpendapat, untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Biarkan mereka meyakini apa yang mereka inginkan. Mereka tidak boleh dibunuh karenanya. Bagi saya, wajar saja jika setiap orang harus dihormati, semua orang harus dihormati atas apa yang mereka lakukan dan tidak boleh dianiaya.”

 

Alan dan George menandatangani petisi untuk mengakhiri penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok selama kegiatan di Brasov pada 10 Agustus 2024.

Alan dan George, dua mahasiswa, menandatangani petisi praktisi. Alan mengatakan sangat mengejutkan bahwa kejahatan semacam itu dapat disembunyikan dari orang-orang Tiongkok. Dia berkata, “Komunisme diam-diam melakukan hal-hal buruk terhadap orang-orang di negara sebesar itu. Itu tidak adil bagi orang-orang. Pikirkan berapa banyak orang yang mengalami hal ini. Saya berharap orang-orang akan berhenti bergantung pada [pengambilan organ secara paksa] di negara mereka dan masalah ini akan terpecahkan.”

George juga menunjukkan bagaimana penganiayaan tersebut mencerminkan kebrutalan yang menurutnya berasal dari masa lampau. Dia berkata, “Jika kita tidak tahu sejarah, kita terpaksa mengulanginya. Di permukaan, segala sesuatunya tampak berubah, semuanya tampak modern, tetapi mentalitasnya tetap sama. Bagi saya, hal itu tidak adil bagi individu atau siapa pun.”