(Minghui.org) Dari tanggal 16 hingga 18 Agustus 2024, praktisi Falun Dafa mengadakan serangkaian kegiatan di tiga kota Rumania – Timisoara, Brasov, dan Mamaia, untuk memperkenalkan Dafa dan meningkatkan kesadaran akan penganiayaan di Tiongkok. Orang-orang dari semua lapisan masyarakat mengetahui tentang penganiayaan terhadap Falun Dafa oleh pemerintah Tiongkok, dan banyak yang menyatakan dukungan atas upaya praktisi untuk mengakhiri kekejaman tersebut, termasuk pengambilan organ paksa oleh rezim terhadap tahanan hati nurani.

Praktisi Falun Dafa berpartisipasi dalam perayaan budaya Kota Timisoara dari tanggal 16 hingga 18 Agustus 2024.

Praktisi memperkenalkan Falun Dafa kepada orang-orang di kota resor Mamaia pada tanggal 18 Agustus.

Praktisi mendirikan stan informasi di ketiga kota tersebut, dan banyak orang berhenti untuk berbicara dan mempelajari tentang Falun Dafa. Banyak orang menandatangani petisi yang dimulai oleh Doctors Against Forced Organ Harvesting (DAFOH) kepada negara-negara G7+7, mendesak mereka untuk mengambil tindakan guna menghentikan penganiayaan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap Falun Dafa. Dua petisi lain yang ditujukan untuk menghentikan penganiayaan di Tiongkok juga tersedia, dan banyak orang juga menandatanganinya.

Sejati, Baik, Sabar Adalah Fondasi bagi Keyakinan Lurus Seluruh Umat Manusia

Robert Robescu, 51, seorang penyelam penyelamat, memberi tahu praktisi bahwa ia membaca sebuah artikel tentang penganiayaan tersebut dua tahun lalu. Ketika ia bertanya kepada seorang rekan kerja tentang hal itu, rekan kerjanya membenarkan bahwa Falun Dafa telah lama ditindas oleh PKT. Robert berbicara kepada praktisi di Mamaia dan bersimpati kepada mereka. "Mungkin ribuan praktisi telah menghilang," katanya. Ia berpikir bahwa praktisi harus berbagi nilai-nilai Falun Dafa dengan penduduk Tiongkok. "Ini penting dalam memulihkan nilai-nilai moral dalam masyarakat Tiongkok, yang telah dirusak oleh PKT," tegas Robert.

Robert mengatakan prinsip-prinsip Falun Dafa, Sejati, Baik, Sabar, adalah dasar dari semua keyakinan lurus di seluruh umat manusia.

“Saya pikir [praktisi di Tiongkok] harus mempromosikan [Dafa],” kata Robert. “[Falun Dafa] meminta Anda untuk membantu orang lain dan menjaga keseimbangan. Keseimbangan adalah yang paling penting, dan belas kasih serta cinta membantu."

Ia juga mendorong praktisi untuk tekun dalam keyakinan mereka, dengan memperhatikan kesamaan antara ajaran Falun Dafa dan ajaran agama Barat. “Setiap orang harus terus melakukan ini. Ketika Anda memiliki jalan yang telah Anda tempuh sepertiganya, Anda tidak boleh berbalik. Kita terus maju, karena bagaimanapun juga, kita memiliki Pencipta yang sama, hanya saja kita memanggilnya dengan cara yang berbeda,” katanya. Robert menandatangani petisi untuk G7+7.

Romina Hagiu, yang mengetahui tentang Falun Dafa selama kegiatan di Brasov pada tanggal 17 Agustus, berkata, “Sejati, Baik, Sabar memberi saya kedamaian. Ini adalah prinsip-prinsip yang harus diikuti orang dalam kehidupan sehari-hari.”

Romina Hagiu dari Galati menandatangani petisi di stan informasi di Brasov. Ia berharap dapat membantu praktisi yang dianiaya di Tiongkok. “Kita dapat menyelamatkan nyawa melalui tanda tangan,” katanya. “Ini adalah gerakan kecil untuk tindakan yang sangat penting. Penganiayaan ini tampaknya sama sekali tidak adil, karena kita sebagai manusia memiliki hak untuk hidup, dan tindakan seperti [pengambilan organ] merenggut nyawa orang yang tidak bersalah. Ini harus dikutuk dan dihentikan segera.”

Marian menyatakan dukungannya terhadap Falun Dafa di festival budaya yang diadakan di Kota Timisoara dari tanggal 15–18 Agustus.

Banyak yang Menandatangani Petisi untuk Menyerukan Diakhirinya Kekejaman

Florian Earamazu, dari Buftea, mengatakan bahwa selama bertahun-tahun ia telah memperhatikan dengan saksama laporan media tentang protes oleh kelompok-kelompok yang dianiaya oleh PKT, termasuk Falun Dafa. Ia melihat qigong sebagai bentuk relaksasi dan karenanya bermanfaat bagi kesehatan. Ia merasa bahwa praktisi Falun Dafa dianiaya “karena nilai-nilai moral mereka berbeda dari PKT.” Florian Earamazu menandatangani petisi di Brasov untuk menyerukan diakhirinya kekejaman tersebut.

Florian Earamazu menandatangani petisi di Brasov untuk menyerukan diakhirinya kekejaman.

Florian hidup selama bertahun-tahun di bawah pemerintahan komunis di Rumania dan berkata, “Hal yang sama sedang terjadi, kecuali bahwa di Tiongkok, PKT menciptakan wajah yang cemerlang, dan membangun banyak gedung tinggi. Namun Tiongkok tetap menjadi negara tertutup dengan hanya satu saluran televisi, satu pers. Hal-hal yang terjadi di sana—seperti lebih dari 10 juta orang dipenjara secara politik, mereka bekerja sebagai budak di pabrik, wanita dianiaya, dan sebagainya, ditutup-tutupi.”

Ia juga mengatakan praktik pengambilan organ secara paksa harus dihentikan. “Orang-orang [yang pergi ke Tiongkok untuk transplantasi organ] akan menyadari bahwa mereka terlibat dalam kejahatan jika mereka mendengar tentang penganiayaan di Tiongkok.”

Florian menandatangani petisi dan berkata bahwa ia ingin memberi tahu para praktisi di Tiongkok, “Jangan putus asa. Banyak orang di pihak Anda.”

Enia, yang berusia 20-an, telah mengajukan diri untuk pergi ke Angola guna membantu anak-anak yang terancam. Ia berhenti di stan Falun Dafa di Timisoara bersama dua gadis kecil penderita Down’s Syndrome, yang dirawatnya di Rumania. Mereka tertarik dengan bunga lotus origami yang dibagikan oleh praktisi, dan ingin belajar cara membuatnya.

Ketika dia mengetahui tentang Falun Dafa dan penganiayaan, Enia berkata, “Kita kaum muda harus lebih proaktif karena semua yang kita lakukan adalah untuk masa depan kita. Penganiayaan ini mirip dengan apa yang dialami oleh umat Kristen. Mengerikan. Kita dapat mengubah apa yang terjadi di sekitar kita.”

Antonia Daniela menandatangani petisi selama acara di Brasov.

Antonia Daniela Davidescu berbicara kepada praktisi selama acara di Brasov. Setelah mengetahui tentang Falun Dafa, dia berkata bahwa dia setuju dengan ajaran moralnya.

“Sejati, Baik, Sabar adalah nilai-nilai yang membutuhkan lebih banyak perhatian saat ini. Kita kaum muda adalah masa depan dan kita harus berusaha untuk berubah, dan mewariskan prinsip-prinsip ini kepada generasi mendatang,” katanya.

Antonia menandatangani tiga petisi untuk mengakhiri penganiayaan di Tiongkok. “Dapatkah kita mengatakan ‘Bebaskan Tiongkok!’ Mari kita bebaskan orang-orang Tiongkok dari ideologi komunis dan penderitaan,” katanya. Temannya Sara juga menandatangani petisi. Kedua wanita muda itu mengatakan mereka ingin memberi semangat kepada para praktisi di Tiongkok.