(Minghui.org) Saya berusia delapan puluh tahun. Karena saya adalah anak perempuan satu-satunya, dan memiliki tiga saudara laki-laki, saya dimanja sejak kecil. Sebagai orang yang sudah dewasa, orang tua tidak mengizinkan saya pindah dari rumah, bahkan ketika kader desa mencarikan saya pekerjaan pemerintah. Orang tua tidak ingin saya menikah dengan seseorang dari desa lain. Akhirnya, saya menikah dengan seorang pria di desa kami yang tiga tahun lebih muda dari saya, dan miskin. Kami memiliki empat orang putri. Saya menjadi “warga negara kelas dua” yang sesungguhnya (seorang petani). Namun, saya percaya pada Dewa dan Buddha sejak masih kecil, dan konsep tradisional telah berakar di hati saya.

Hari-hari yang Menyedihkan

Setelah menikah, saya dan suami tinggal di kompleks perumahan bersama mertua dan keluarga kakak laki-laki tertua suami.

Ipar saya mungkin tidak berpendidikan, tetapi dia penuh perhitungan, tegas, dan mendominasi. Dia pernah menjepit suaminya, kakak laki-laki tertua suami, ke tanah dan memukulinya. Dia ingin saya dan suami saya pindah, jadi tinggal di sana berarti kami harus menahan amarahnya. Akhirnya, saya dan  suami pun pindah, jadi kami membangun rumah sendiri dengan dukungan finansial dari ibu saya. Kakak ipar mengambil alih kamar kami di kompleks tersebut.

Orang tua saya dianggap kaya di desa, jadi setiap kali saya kekurangan sesuatu, saya pergi ke rumah orang tua untuk mendapatkannya. Setelah orang tua saya meninggal, hari-hari sulit dimulai. Karena saya tidak melahirkan seorang putra, yang tampak buruk di daerah pedesaan di Tiongkok, suami mengadopsi seorang anak laki-laki untuk menyelamatkan penampilannya. Suami tampaknya selalu bernasib buruk; dia gagal dalam apa pun yang dia lakukan. Kami tidak dapat mencari nafkah dari bertani. Petani lain memelihara ayam untuk dijual guna membayar kebutuhan pokok mereka, tetapi kami bahkan tidak mampu memelihara ayam. Dengan mengadopsi putra kami, kami bahkan tidak mampu membeli susu formula bayi. Karena putus asa, kami harus mencarikan suami untuk putri sulung kami yang saat itu baru berusia tujuh belas tahun.

Suami meninggal karena kanker hati pada usia empat puluh dua tahun, meninggalkan saya dengan masalah yang harus dihadapi dan seorang putra berusia sembilan tahun. Saya berusia empat puluh lima tahun. Meskipun sudah berusia lebih dari empat puluh tahun, seorang mak comblang masih datang untuk melamar saya, dan meminta saya untuk menikah lagi. Beberapa berjanji untuk mencarikan saya pekerjaan, dan yang lainnya menawarkan uang, tetapi saya menolak semuanya. Pendidikan yang saya terima sejak usia muda mengajarkan saya bahwa ketika anda menikah dengan sebuah keluarga, anda harus mendukung suami anda dan mendidik anak-anak anda. Setelah suami meninggal, saya merasa harus tetap setia. Saya tidak bisa meninggalkan keempat anak untuk menikmati hidup sendiri. Tidak peduli seberapa keras hidup ini, saya menolak semua lamaran. Saya menelan kepahitan saya. Setelah bertahun-tahun mengalami kesulitan, saya menderita hepatitis kronis, yang menyiksa saya selama lebih dari dua puluh tahun. Saya harus sering mendapatkan infus, dan sedikit uang yang saya miliki dihabiskan untuk obat-obatan dan tembakau.

Dafa Mengubah Hidup Saya

Saudara laki-laki ketiga dan istri mendiang suami datang mengunjungi saya pada musim semi 2005. Saat itu saya sedang diinfus. Mereka bertanya apa yang terjadi, dan saya menjawab bahwa saya menderita hepatitis. Mereka menyarankan agar saya berlatih Falun Dafa. Mereka mengatakan bahwa Dafa telah menunjukkan efek ajaib dalam menyembuhkan penyakit.

Saya melihat mereka berdua tampak berseri-seri dan penuh energi, saya merasa sangat iri. Namun, saya takut orang-orang akan menertawakan saya jika mulai berlatih Falun Dafa, karena saya telah beralih dari Konfusianisme ke Buddhisme. Mereka mengatakan hal ini tidak perlu dikhawatirkan, “Orang-orang pergi dari sekolah dasar ke sekolah menengah, ke perguruan tinggi. Bukankah anda mempelajari Konfusianisme dan Buddhisme untuk meletakkan dasar bagi anda untuk mempelajari Falun Dafa hari ini?” Mereka juga menjelaskan bahwa Falun Dafa adalah Fa Buddha tingkat tinggi. “Ia memiliki persyaratan yang ketat terhadap karakter anda. Penyakit anda tidak akan sembuh jika anda tidak memenuhi persyaratan tersebut.”

Mereka memberi saya buku Zhuan Falun. Buku itu langsung menyentuh hati begitu saya mulai membacanya. Semakin banyak membaca buku tersebut, saya semakin menyukainya. Sebelum menyadarinya, saya telah selesai membaca buku itu. Saya kemudian mempelajari lima perangkat latihan.

Tak lama kemudian, semua orang memperhatikan bahwa saya telah berubah. Saya lebih bersemangat, dan wajah saya menjadi kemerahan, bukannya kusam dan gelap. Saya bahkan berhenti merokok, yang merupakan kebiasaan saya sejak berusia delapan tahun. Hepatitis yang saya derita selama lebih dari dua puluh tahun juga sembuh. Saya sangat gembira dan tidak percaya betapa ajaibnya Dafa! Saya harus mencubit diri sendiri untuk memastikan itu nyata! Sejak saat itu, saya mampu bertani di semua lahan seluas belasan hektar sendirian.

Dafa Mengajarkan Saya untuk Memikirkan Orang Lain Terlebih Dahulu

Falun Dafa mengajarkan saya untuk menjadi orang yang tidak mementingkan diri sendiri.

Ketika pemerintah kota berencana untuk mengaspal jalan di desa kami, penduduk desa takut kehilangan tanah mereka, jadi mereka bergegas membangun tembok dan pagar halaman. Jalan di depan rumah saya sempit dan berbelok di sudut jalan. Ketika kendaraan konstruksi melewati jalan ini, mereka sering mengalami kecelakaan. Saya menawarkan agar mereka menggunakan halaman depan saya. Pemimpin tim konstruksi sangat berterima kasih. Saya memberi tahu mereka bahwa saya berlatih Falun Dafa dan Guru saya mengajarkan kami:

“…mengultivasi diri hingga mencapai kesadaran lurus yang tanpa ego dan tanpa mementingkan diri sendiri.” (“Sifat Kebuddhaan Tanpa Kebocoran,” Petunjuk Penting Gigih Maju)

Pemimpin tim tersebut berseru, “Praktisi Falun Dafa luar biasa!” Dia bertanya berapa bayaran yang harus mereka berikan kepada saya. Saya berkata bahwa saya tidak membutuhkan apa pun selama mereka membersihkannya setelah itu.

Seorang tetangga sedang membangun rumah baru dan perlu memasang kabel listrik. Dia mendatangi saya dan berkata bahwa pohon-pohon saya menghalanginya. Saya berkata kepadanya, “Cabut saja pohon mana pun yang menghalangi.”

Gigih Berkultivasi

Lima tahun yang lalu, putri-putri saya mengundang saya untuk tinggal di kota mereka. Kehidupan yang nyaman secara bertahap membuat saya mengendur dalam kultivasi, dan saya tidak banyak mengklarifikasi fakta kepada orang-orang.

Setelah membaca ceramah baru Guru “Mengapa Ada Umat Manusia,” saya tahu bahwa saya tidak boleh terus seperti ini, atau saya akan kehilangan kesempatan untuk kembali ke rumah saya yang sebenarnya bersama Guru.

Karena terus belajar Fa dan melakukan latihan, kondisi fisik dan mental saya sangat baik. Setiap orang yang melihat memuji kulit saya yang berseri-seri. Karena itu, saya memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memberi tahu orang-orang tentang fakta Falun Dafa. Saya segera membantu dua orang mundur dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan afiliasinya. Saya tahu bahwa ini adalah dorongan Guru kepada saya.

Saya ingin menyelamatkan lebih banyak orang. Namun, saya tidak dapat bertemu banyak orang ketika saya tinggal bersama putri-putri saya. Jadi, saya meyakinkan mereka dan kembali ke rumah. Semua teman lama datang mengunjungi saya ketika mereka mendengar saya kembali. Saya mengklarifikasi fakta kepada mereka, dan mereka setuju dengan saya. Lebih banyak teman lama datang menemui saya. Rekan praktisi berkata bahwa Guru telah membawa orang-orang yang telah ditakdirkan itu kepada saya agar mereka dapat diselamatkan. Saya sangat senang. Guru mengatur segalanya!

Kemudian saya mulai pergi ke pasar kota untuk mengklarifikasi fakta kepada orang-orang. Saya bertemu lebih banyak orang yang telah ditakdirkan di sana. Semakin saya mengklarifikasi fakta kepada orang-orang, semakin saya senang berbicara dengan mereka. Saya bahkan berhasil membujuk seorang pensiunan dari koperasi pasokan dan pemasaran, yang terus menolak untuk mundur dari PKT, akhirnya mundur.

Pada bulan Juni, ketika pergi ke pasar, saya jatuh tersungkur ke tanah saat keluar dari kendaraan. Pengemudi itu ketakutan dan ingin segera membawa saya ke rumah sakit. Saya perlahan bangkit dari tanah. Saya menyentuh pelipis kiri, yang berdarah, tetapi tidak sakit. Hanya paha kiri yang sangat sakit, dan tiga jari kaki kiri saya terluka. Keponakan saya segera datang dengan mobil mereka dan ingin membawa saya ke rumah sakit, tetapi saya tidak pergi. Saya berkata, “Jangan khawatir, saya akan baik-baik saja. Saya memiliki Guru yang melindungi saya!” Benar saja. Dalam waktu singkat, saya pulih sepenuhnya.

Saya tahu bahwa Fashen Guru selalu mengawasi dan melindungi saya. Saya orang yang sangat beruntung! Hidup saya diberikan oleh Dafa. Segala milik saya adalah milik Dafa. Saya akan mengikuti Guru, menyelamatkan lebih banyak orang, menyelesaikan kultivasi saya, dan kembali ke rumah sejati bersama Guru!