(Minghui.org) Pada 17 Januari 2016, saat saya tidak berada di rumah, saya mendengar bahwa beberapa praktisi dari kampung halaman saya telah diculik [ditangkap secara ilegal], dan salah satu dari mereka telah dibawa pergi dari rumah saya. Polisi mengambil komputer dan materi lain yang kami gunakan untuk membuat buklet klarifikasi fakta.

Saya ingat bahwa saya adalah seorang praktisi Falun Dafa, jadi saya harus menyangkal penganiayaan ini. Ketika kembali ke rumah, rumah saya berantakan. Pintu dan kuncinya rusak. Sekelompok orang dari Brigade Keamanan Nasional Divisi Keamanan Domestik dan kantor polisi, serta polisi dari kota-kota berdekatan, mencari saya dimana-mana seolah saya seorang penjahat. Mereka juga menelepon dan melecehkan putri saya, yang tinggal di kota lain.

Ditangkap Secara Ilegal

Pada 23 April 2016, sekelompok orang dari Divisi Keamanan Domestik Setempat dan kantor polisi masuk ke dalam sebuah rumah dimana praktisi sedang berkumpul belajar Fa, dan berkata mereka mencari saya. Pada saat itu, saya tidak memiliki pikiran lurus yang cukup untuk sepenuhnya melenyapkan faktor-faktor jahat yang memanipulasi polisi untuk menganiaya praktisi. Sebaliknya, saya meninggalkan rumah untuk menghindari penganiayaan.

Pada 26 April, saya membeli tiket kereta menuju provinsi pukul 8 malam. Ketika pergi untuk mengambil keesokan harinya, saya tidak dapat menemukan kartu identitas saya. Saya tahu telah memasukannya ke dalam tas, tapi saya tidak dapat menemukannya. Guru berulang kali memberi saya petunjuk seperti ini, tetapi saya tidak mengerti. Saya sangat cemas bahkan menuduh keponakan saya telah mengacak-acak tas saya. Akhirnya saya menemukannya.

Ketika saya cemas karena tidak dapat menemukan kartu identitas, hati saya tidak lagi berada dalam Fa. Saya seharusnya menyangkal penganiayaan sepenuhnya, belajar Fa lebih banyak, dan menjaga pikiran lurus.

Ketika rekan praktisi mendengar saya akan kembali ke daerah tersebut, dia meminta saya jangan pergi dan cari tempat untuk bersembunyi. Saya mengatakan saya tidak ingin hidup dalam persembunyian. Saat praktisi melihat bahwa saya memutuskan pergi, mereka memberi saya nama dan nomor telepon polisi yang menculik praktisi dan meminta saya untuk mengekspos mereka.

Saya tidak tahu kapan dapat kembali ke rumah, tapi sebagai seorang praktisi Falun Dafa, tidak peduli dimana saya berada, saya harus melakukan tiga hal dengan baik. Dua praktisi mengantar saya ke stasiun kereta. Kereta datang terlambat dan banyak orang berlarian. Saya juga ingin berlari, tapi praktisi tersebut berbicara dengan saya, jadi saya tidak bergerak. Kemudian saya menyadari bahwa Guru memberi petunjuk lagi, memberitahu bahwa saya dalam bahaya tapi saya tidak memahaminya.

Beberapa polisi bergegas mendekat dan mengatakan mereka sedang mengecek tiket. Segera setelah mereka mengembalikan surat-surat saya, sekelompok polisi datang, menangkap dan memaksa saya masuk ke dalam mobil mereka.

Saya bertanya, “Mengapa anda menculik saya? Siapa anda?” satu orang menjawab, “Anda tahu.” Saya berkata, “saya tidak melanggar hukum apapun. Saya berlatih Falun Dafa dan berusaha untuk menjadi orang yang baik sesuai dengan standar dari Sejati-Baik-Sabar.”

Dia berkata, “Pemerintah tidak mengizinkan masyarakat untuk berlatih sehingga anda melanggar hukum.” Saya berkata, “Konstitusi Tiongkok mengatakan bahwa kami memiliki kebebasan berkeyakinan.” Saya mengklarifikasi fakta tentang penganiayaan kepada mereka.

Mereka mengerahkan dua mobil polisi dan tujuh atau delapan petugas polisi untuk menangkap saya, seorang wanita tua berusia 60 tahun, dan dengan ekspresi kepuasan mereka terlihat sangat puas dengan diri mereka. Ketika saya tiba di kantor polisi, mereka mengobrak-abrik barang-barang saya. Mereka menyita komputer saya, ponsel, drive USB, e-book, alat perekam dan barang-barang lainnya. Mereka juga menemukan daftar nomor telepon. Mereka berkata, “bahkan anda mengetahui semua nama kami.”

Mereka berusaha memaksa saya untuk memberikan sidik jari dan memotret saya, tapi saya menolak untuk bekerja sama. Kemudian mereka membawa saya ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik, tapi ketika saya menolaknya, mereka menahan dan mengukur tekanan darah saya, mengambil darah, mengambil elektrokardiogram dan pemeriksaan lainnya. Saya bertanya, “Mengapa kalian melakukan ini?”

Mereka berkata, “Apakah anda tidak senang? Anda mendapatkan pemeriksaan medis gratis.” Saya berkata, “Apakah kalian tahu organ para praktisi diambil saat mereka masih hidup? Kalian harus menghubungi keluarga saya dan beritahu mereka dimana saya berada.”

Setelah pemeriksaan medis, saya dibawa ke pusat penahanan. Karena tekanan darah saya tinggi, pusat penahanan menolak menerima saya. Saya duduk di ruang tugas untuk beberapa jam. Saya merasa lapar dan haus. Mereka akhirnya mengirim saya ke rumah sakit yang terhubung ke pusat penahanan untuk penganiayaan.

Meskipun itu sebuah rumah sakit, tapi sebenarnya sama seperti pusat penahanan, dan dijaga ketat. Saya harus minum obat dan disuntik setiap hari. Saya ingat perkataan Guru, “Dalam keadaan apapun jangan bekerja sama dengan permintaan, perintah, atau suruhan kejahatan.” (“Pikiran Lurus Pengikut Dafa Memiliki Keampuhan,” Petunjuk Penting Gigih Maju II)

Karena saya menolak untuk minum obat apapun, tahanan lain berkata, “Anda akan dihukum jika tidak minum obat. Praktisi lain yang meminumnya. Seorang praktisi yang memuntahkan obat di borgol.” Saya tidak berkata apapun – sebaliknya saya memancarkan pikiran lurus untuk membersihkan medan dimensi.

Setelah putaran pada pukul sembilan, para pendatang baru harus disuntik. Sekarang giliran saya; apa yang harus saya lakukan? Saya ingin menyangkal penganiayaan kekuatan lama. Saya mengatakan kepada penjaga yang bertugas bahwa saya tidak ingin disuntik. Dia terkejut dan berkata, “jika anda tidak ingin disuntik, saya akan membawa anda ke pusat penahanan.”

Saya Kembali ke Rumah dalam Tiga Bulan

Sekitar pukul tujuh malam berikutnya saya sedang memancarkan pikiran lurus ketika penjaga yang bertugas datang. Tahanan lain berkata, “Penjaga ada disini. Anda tidak dapat berlatih disini.” Saya segera berdiri. Penjaga penjara berkata, “Tidak apa-apa. Saya ingin membicarakannya dengan anda.” Dia berkata, “tidak ada yang salah memiliki sebuah keyakinan. Saya percaya pada agama Buddha, tapi anda harus tetap mematuhi peraturan disini. Anda jangan mempersulit kami. Anda dapat meminum obat lalu memuntahkannya.” Ketika saya mendengar dia mengatakan ini, hati saya tersentuh dan berpikir, “Saya tidak boleh membuat masalah untuk orang lain.”

Ketika dokter datang untuk membagikan obat di hari berikutnya, saya meminumnya. Tapi saya segera menyadari: bagaimana bisa saya mendengarkan manusia biasa? Saya bertekad untuk tidak minum obat, suntikan ataupun menggunakan seragam pusat penahanan. Setelah itu, tidak ada satu orangpun memaksa saya minum obat dan suntikan. Orang-orang di dalam sel penjara merasa heran. Ada beberapa penjaga penjara yang galak dan tampaknya terlihat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Saya tahu Guru telah melindungi saya! Terkadang dokter memberitahu saya untuk minum obat, dan orang-orang di dalam sel membantu saya dan berkata, “Dia berlatih Falun Dafa dan tidak minum obat.”

Sel penjara diawasi siang dan malam. Tahanan lain berkata, “jika penjaga melihat anda berlatih, anda akan dihukum. Kita semua akan terlibat.” Saya tidak tergerak. Saya bersikeras untuk berlatih setiap hari, memancarkan pikiran lurus, dan membaca puisi yang saya ingat dari Hong Yin. Saya juga mencari kesempatan untuk mengklarifikasi fakta. Beberapa orang mendengarkan, tapi sebagian tidak. Saya melakukan apa yang ditugaskan, dan saya melakukan beberapa hal kecil untuk orang lain, seperti mencuci pakaian.

Ada seorang mahasiswa di dalam penjara saya. Ketika saya mulai memberitahunya tentang fakta sebenarnya tentang Falun Dafa, dia menolak untuk percaya, dan terkadang mengatakan hal-hal yang tidak menghormati Dafa. Saya berkata, “Tidak apa-apa jika anda tidak percaya, tapi tidak baik bagi anda untuk berbicara yang tidak baik.” Setelah saya berulang kali berbicara dengannya, dia mundur dari PKT.

Saya tidak bisa tidur karena lampu yang menyala terang setiap waktu. Tubuh saya bereaksi sangat kuat – sebagian tubuh saya mati rasa, kaki kiri saya mati rasa, dan tekanan darah saya diatas 120/200. Saya merasa lelah secara fisik dan mental. Seorang teman penjara berkata, “Ada apa dengan anda?” Saya berkata, “Tidak apa-apa, saya baik-baik saja.”

Saat dia memeriksa tekanan darah saya, dokter berkata, “jika anda tidak minum obat atau menerima suntikan, pembuluh darah anda akan pecah dalam beberapa hari.” Saya pikir dia sedang memanipulasi dan berbohong. Saya dengan diam memancarkan pikiran lurus untuk melenyapkan roh jahat. Dua hari kemudian tekanan darah saya kembali normal. Dokter berkata, “Apakah anda sudah minum obat?” Saya berkata tidak, dan dia berkata, “Tekanan darah anda turun, dan Guru anda membantu anda, benar?” Saya tersenyum.

Dengan bantuan dari para praktisi dan keluarga, ayah membantu saya mendapatkan pengacara pembela. Saya meminta pengacara untuk menelepon keluarga saya  dan meminta agar dibebaskan.

Polisi secara resmi menangkap saya satu bulan kemudian. Staf dari Divisi Kemanan Domestik dan kejaksaan datang menginterogasi saya dan memberitahu betapa serius kasus ini. Saya hanya mengklarifikasi fakta kepada mereka dan menolak untuk menandatangani apapun. Saya meminta untuk bertemu pengacara. Saya kemudian bertanya kepada pengacara bagaimana dia akan membela saya. Dia ingin mengetahui apakah bukti yang diajukan Divisi Keamanan Domestik dan kejaksaan itu benar. Saya berkata, “Tidak. berlatih Falun Dafa bukanlah hal yang ilegal. Konstitusi Tiongkok menetapkan kebebasan berkeyakinan, dan anda dapat membela saya dari sudut pandang ini.” Dia mengatakan mereka tidak akan mengizinkannya menyebutkan hal ini. Saya bertanya padanya apakah dia pernah mengaku tidak bersalah sebelumnya. Dia berkata sudah beberapa kali, tapi itu tidak berhasil.

Saya merasa hanya ada sedikit harapan untuk keluar, dan saya berada di bawah banyak tekanan psikologi. Kemudian saya segera menyadari bahwa pikiran ini tidak benar, karena saya mengandalkan manusia biasa. Saya harus sepenuhnya menyangkal penganiayaan.

Saya mulai mengubah pola pikir. Guru melindungi saya, dan praktisi adalah harapan satu-satunya bagi dunia. Setiap hari, saya memancarkan pikiran lurus yang kuat untuk melenyapkan semua faktor jahat yang memanipulasi orang-orang untuk menganiaya praktisi. Barang-barang saya yang diambil adalah senjata ajaib untuk menyelamatkan banyak orang, bukan bukti yang digunakan untuk menganiaya saya. Saya tidak berpikir untuk keluar atau tidak, dan saya hanya melafalkan Fa setiap hari dan memancarkan pikiran lurus.

 Saya membaca puisi Guru:

“Badan terbaring di dalam kurungan penjara janganlah merana dan sedih
Dengan adanya Fa luruskan pikiran dan perbuatan
Renungkan dengan tenang berapa banyak hal-hal keterikatan
Lenyapkan sifat hati manusia, kejahatan dengan sendirinya pasti kalah” 
(“Jangan Bersedih,”Hong Yin II).

Saya ditahan selama tiga bulan. Pada 26 Juli 2016, penjaga memberitahu saya untuk mengemas barang-barang karena unit penanganan kasus akan mengantar saya pulang. Saya pikir mereka berbohong. Dia mengatakan, “Tidak, ayah anda menunggu di kantor polisi.” Dilindungi oleh Guru, dan dengan kerja sama serta bantuan rekan-rekan praktisi dan ayah, saya dibebaskan.

Menolak Pelecehan dan Mengklarifikasi Fakta

Setelah kembali ke rumah, saya melipatgandakan upaya saya untuk melakukan tiga hal. Saya berlatih di sebuah halaman, dan saya mendapatkan kembali komputer, ponsel, alat perekam dan barang-barang lainnya yang disita polisi.

Ketika polisi datang ke rumah beberapa hari yang lalu, saya menolak mereka untuk masuk. Saya berkata, “Ini adalah pelecehan dan ilegal.” Ketika mereka meminta saya untuk menandatangani sesuatu, saya berkata, “Praktisi adalah orang baik. Saya mengerti anda mengikuti perintah. Tapi jika saya menandatangani, itu berarti anda menganiaya orang baik, dan itu tidak akan baik bagi anda.” Ketika mereka mengerti, mereka berhenti menekan saya untuk menandatangani.

 Terima kasih, Guru, atas perlindungan belas kasih Anda!