(Minghui.org) Saya sekarang berusia 70-an dan telah berlatih latihan kultivasi Falun Gong (juga disebut Falun Dafa) sejak tahun 1996.
Dulu kesehatan saya buruk, tetapi berubah menjadi manusia baru yang sehat tak lama setelah saya mulai berlatih. Namun, Partai Komunis Tiongkok (PKT) memulai penganiayaan brutal terhadap Falun Gong pada Juli 1999, yang menyebabkan penderitaan luar biasa bagi puluhan juta orang yang tidak bersalah dan baik hati.
Pada 20 Juli 1999, PKT melancarkan penangkapan mendadak terhadap anggota Asosiasi Riset Falun Dafa dan mereka yang bertanggung jawab atas berbagai pusat bantuan provinsi dan kota. Pada sore hari tanggal 22 Juli, CCTV, corong utama PKT, mengumumkan bahwa Falun Gong dilarang, yang langsung memicu penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong di seluruh Tiongkok. Saya telah banyak menderita sejak saat itu. Melihat ke belakang, hati saya dipenuhi dengan banyak perasaan.
Masa Kecil Saya yang Sulit
Saya mengalami masa kecil yang sulit. Ibu melahirkan saya saat dia berusia 40-an. Dia hanya punya sangat sedikit ASI untuk menyusui saya, dan keluarganya terlalu miskin untuk membeli suplemen gizi. Saudara laki-lakinya saat itu mengelola sebuah restoran kecil, jadi dia sering pergi ke rumahnya untuk meminta sisa sup nasi untuk saya. Lebih parah lagi, saya juga menderita diare kronis dan kekurangan gizi. Akibatnya, pertumbuhan saya sangat terhambat, lengan saya seukuran ibu jari orang dewasa, dan saya tampak kurus kering. Tangisan saya sangat lemah. Orang-orang mengira saya aneh dan menjauhi saya.
Karena saya kekurangan berat badan dan rapuh, ibu menaruh saya di keranjang kecil untuk dibawa bersamanya karena dia pikir saya bisa mati kapan saja. Semua kerabat dan tetangga kami berpikir bahwa saya tidak akan bisa bertahan hidup dan mendesak ibu saya untuk membuang saya, tetapi dia tidak bisa melakukannya karena saya masih makhluk hidup. Saya berjuang keras, dan baru pada usia empat tahun saya mulai tumbuh gigi dan belajar berbicara dan berjalan.
Saat mulai sekolah, kondisi saya masih lemah dan sakit. Saya merasa pusing dan sakit kepala terus menerus, dan nilai-nilai saya jelek. Saya juga gagal lulus ujian masuk sekolah menengah pertama. Setelah bekerja di rumah menggembalakan ternak selama setahun, saya melanjutkan ke sekolah menengah pertama karena keluarga saya termasuk dalam "kelas petani miskin", sebuah kategori yang dipuji oleh PKT saat itu.
Tak lama setelah saya mulai masuk sekolah menengah atas, PKT melancarkan Revolusi Kebudayaan yang terkenal kejam, yang selama itu ia menghasut massa rakyat biasa untuk saling berkelahi dan membenci. Hal ini menyebabkan pertikaian yang keras di antara mereka.
Saya pergi ke Beijing sebagai anggota Garda Merah sebagai bagian dari "jaringan besar" dan bergabung dengan salah satu kelompok pemberontak lokal yang bertempur dengan kelompok pemberontak lain. Keduanya mendukung slogan "Pertahankan Komite Sentral Partai dan Ketua Mao." Kedua kelompok itu saling bermusuhan dan mencoba saling membunuh dengan menggunakan senjata apa pun yang mereka miliki.
Seorang gadis yang saya kenal suatu hari tertembak peluru dan tergeletak di tanah. Tidak seorang pun menawarkan bantuan kepadanya, dan orang-orang yang lewat menendangnya hanya karena dia berasal dari faksi yang berbeda. Dia akhirnya meninggal.
Saya mulai merasa curiga terhadap PKT dan Revolusi Kebudayaan setelah kejadian ini. Namun, baru setelah saya membaca Sembilan Komentar tentang Partai Komunis, saya memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang sifat asli PKT yang alami jahat.
Karena kesehatan yang buruk sejak kecil, saya sangat tertarik dengan ilmu kedokteran. Karena pelajaran rutin terganggu oleh Revolusi Kebudayaan, saya menghabiskan banyak waktu dan upaya untuk memperoleh pengetahuan medis sendiri. Saya menjadi "dokter tanpa alas kaki" otodidak di daerah setempat. Kemudian, saya mengambil alih pengelolaan klinik desa kami.
Falun Gong Memberikan Kehidupan yang Baru kepada Pengikutnya
Pada tahun 1980-an, qigong menjadi sangat populer di seluruh Tiongkok. Saya juga tertarik dan menghabiskan banyak waktu dan uang untuk mempelajari sedikitnya sepuluh jenis qigong, tetapi saya tidak puas dengan satu pun di antaranya. Kesehatan saya juga tidak banyak membaik. Baru setelah saya menemukan Falun Gong pada tahun 1996, saya merasa dalam hati bahwa itulah yang saya cari selama ini.
Tidak lama setelah saya mulai berlatih, semua penyakit lama saya hilang, dan saya merasa sangat rileks dan sehat seperti yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Sejak saat itu, saya tidak pernah sakit atau perlu minum obat apa pun. Saya berperilaku sesuai dengan prinsip-prinsip Falun Gong, yaitu Sejati- Baik-Sabar. Saya selalu berbicara dan bertindak jujur, dan saya ramah serta mempertimbangkan orang lain dalam segala hal yang saya lakukan. Saya menunjukkan kesabaran dan pengertian kepada semua pasien dan selalu memilih obat-obatan yang terjangkau dan bekerja cepat untuk mengurangi beban keuangan pasien.
Banyak pasien saya yang sebelumnya menghabiskan banyak uang untuk berobat ke tempat lain tetapi masih menderita penyakit mereka. Namun, mereka pulih setelah saya mengobati mereka dan hanya membayar saya sejumlah kecil uang. Saya memperlakukan pasien saya secara setara, baik mereka kaya maupun miskin. Jika seorang pasien tidak punya uang untuk membayar pengobatan, saya menyimpan catatan rekeningnya. Namun, saya tidak pernah meminta pembayaran. Jika mereka tetap tidak membayar setelah jangka waktu yang lama, saya akan membakar tagihan mereka. Saya selalu menyediakan pengobatan gratis jangka panjang untuk orang-orang dari keluarga miskin.
Berkat keterampilan medis dan etika moral saya yang baik, orang-orang datang kepada saya terlebih dahulu ketika mereka jatuh sakit, meskipun pusat medis kota yang dikelola negara memiliki fasilitas yang jauh lebih baik daripada saya. Saya sibuk sepanjang hari merawat pasien, tetapi pusat medis kota sering kali sepi dan hanya memiliki sedikit pasien.
Saya sangat populer dan dihormati di daerah kami. Penduduk setempat memilih saya menjadi anggota Kongres Rakyat Nasional sebagai wakil mereka. Pemerintah daerah juga memuji saya berkali-kali dan memberi saya gelar kehormatan.
Di Tiongkok saat ini, dokter sering berharap memiliki pasien sebanyak mungkin sehingga mereka dapat memperoleh uang lebih banyak. Saya mengubah sikap saya setelah saya mulai berlatih Falun Gong. Uang tidak lagi menjadi hal utama, dan saya berusaha membantu orang-orang memperoleh kesehatan yang baik. Saya memperkenalkan Falun Gong kepada semua pasien saya, dan banyak dari mereka yang sembuh setelah berlatih dan tidak perlu lagi datang kepada saya untuk berobat. Meskipun penghasilan saya menurun, saya tidak menyesal dan merasa sangat bahagia untuk orang-orang itu.
Saya juga pergi ke kota-kota dan desa-desa lain bersama rekan-rekan praktisi untuk mempromosikan Falun Gong setiap kali saya punya waktu, dan latihan ini menjadi sangat populer. Orang-orang menjadi lebih sehat secara umum, termasuk mereka yang menderita penyakit kronis. Selain manfaat kesehatan, moralitas orang-orang juga membaik, dan mereka meninggalkan berbagai kebiasaan buruk, seperti berjudi, minum-minuman keras, dan merokok. Beberapa orang yang dulunya pemarah dan sering mengumpat atau berkelahi secara fisik, menghentikan perilaku tersebut setelah mereka mulai berlatih Falun Gong.
Keluarga para praktisi Falun Gong menjadi harmonis, menunjukkan rasa hormat kepada orang tua, dan merawat anak-anak mereka dengan baik. Mereka tidak menyimpan uang atau barang-barang lain yang mereka temukan dan selalu berusaha mencari pemiliknya. Mereka berbisnis dengan adil dan selalu bersedia membantu orang lain.
Dengan bertambahnya jumlah orang yang berlatih Falun Gong di kota kami, stabilitas sosial dan norma-norma sosial juga membaik. Hasilnya, pengelolaan pemerintahan juga menjadi jauh lebih mudah dari sebelumnya. Para pemimpin setempat senang dan mendukung Falun Gong. Mereka menyediakan ruang konferensi dan ruang kelas sekolah bagi praktisi Falun Gong untuk berlatih bersama. Beberapa staf pemerintahan kota, termasuk sekretaris PKT dan walikota, juga berlatih Falun Gong. Ada lebih dari 1.000 orang di kota kami dan sekitar 3.000 orang di daerah lokal yang berlatih Falun Gong saat itu. Setiap kali ada festival atau hari pasar di kota, kami akan berlatih bersama untuk mempromosikan Falun Gong. Kegiatan seperti itu selalu menarik banyak orang.
Selama Tahun Baru Imlek tahun 1999, pemerintah daerah menyelenggarakan pertunjukan budaya selama sepuluh hari di alun-alun. Praktisi Falun Gong diundang untuk berpartisipasi. Meskipun pemerintah daerah menawarkan subsidi bagi para peserta, Falun Gong adalah satu-satunya kelompok yang tidak meminta subsidi dari pemerintah daerah.
Pada hari itu, lebih dari 500 praktisi Falun Gong memperagakan latihan. Karena banyaknya penonton, tim penyelenggara mengirim petugas polisi tambahan untuk memastikan agar orang-orang tidak mengganggu prosesi praktisi. Pemerintah daerah sangat memuji pertunjukan Falun Gong, dan stasiun TV daerah setempat menyiarkan program yang menampilkan latihan Falun Gong.
Jika Falun Gong tidak dianiaya, daerah kami pasti akan terus bergerak ke arah yang benar dengan penekanan pada moralitas sosial, interaksi yang harmonis antara orang-orang, promosi kebaikan dan melakukan perbuatan baik, integritas politik, dan keharmonisan di antara orang-orang, dan masih banyak lagi. Sayangnya, PKT melancarkan penganiayaan kejam yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Falun Gong pada Juli 1999.
Penderitaan yang Saya Alami
Setelah CCTV mengumumkan pelarangan Falun Gong pada tanggal 22 Juli, sekretaris PKT dan wali kota kota kami datang ke rumah saya dan meminta saya untuk memberi tahu praktisi setempat bahwa mereka tidak dapat datang ke tempat saya untuk latihan bersama lagi. Sekitar pukul 8 malam, beberapa mobil polisi dan sejumlah besar polisi mengepung rumah saya. Mereka membawa saya ke kantor polisi untuk diinterogasi.
Mereka ingin saya mengatakan sesuatu yang buruk tentang Falun Gong. Saya menolak untuk melakukannya dan memberi tahu mereka bagaimana Falun Gong telah memberi manfaat bagi saya dan praktisi lainnya. Polisi memasukkan saya ke dalam penjara bawah tanah dengan air yang bau dengan kedalaman lebih dari satu kaki. Tiga hari kemudian, saya dipindahkan ke pusat penahanan. Polisi berkata kepada saya, “Anda pikir anda siapa? Tidak seorang pun dapat selamat dari hukuman PKT, termasuk para pemimpin tingkat tinggi seperti Peng Dehuai (mantan menteri Pertahanan Nasional di Tiongkok) dan Liu Shaoqi (mantan ketua Republik Rakyat Tiongkok). Anda seperti semut dan dapat dengan mudah dihancurkan jika anda terus keras kepala.”
Pada hari saya dibawa ke pusat penahanan, seorang polisi dari Brigade Keamanan Nasional berkata kepada sekelompok narapidana, “[Praktisi] Falun Gong ini sangat keras kepala. Kalian boleh memukulinya sesuka hati, dan kalian tidak akan dimintai pertanggungjawaban meskipun dia dipukuli sampai mati.” Para narapidana langsung menerkam saya dan berteriak, “Bunuh [praktisi] Falun Gong ini!” Mereka menyeret saya ke dalam sel dan mulai memukul serta menendang saya dengan kasar, meskipun mereka tahu mereka tidak akan dimintai pertanggungjawaban.
Selain memukul dan menendang saya, mereka menggunakan berbagai cara untuk menyiksa saya, termasuk memaksa saya minum air seni, menyiramkan air ke tubuh saya, memaksa saya membungkuk 90 derajat, lalu memukul punggung saya dengan keras menggunakan siku, memukul dada saya dengan keras di bagian jantung, membenturkan kepala saya ke dinding, memaksa saya berdiri diam selama berjam-jam, mengoleskan balsem mentol yang mengiritasi mata saya, menginjak punggung saya, dan masih banyak lagi. Mereka membanggakan bahwa mereka memiliki 108 metode penyiksaan untuk digunakan pada praktisi Falun Gong seperti saya.
Saya disiksa setiap hari, dan empat tulang rusuk di sisi kiri saya patah. Para pelaku berkata kepada saya, "Anda sangat keras kepala dalam berpegang teguh pada latihan Falun Gong dan pantas dipukul sampai mati." Saya dipukuli dengan brutal setiap hari dan merasa pusing sepanjang waktu. Sehari terasa seperti setahun. Itu sangat menyakitkan sehingga setiap kali saya memikirkannya nanti, saya meneteskan air mata. Sungguh kejam, mengerikan, dan menyayat hati.
PKT Memfitnah Falun Gong Menggunakan "Kasus Kematian" yang Direkayasa
Berkat perilaku baik saya sebagai praktisi Falun Gong, polisi tidak dapat menemukan bukti apa pun bahwa saya telah melakukan kejahatan. Yang mereka dapatkan hanyalah orang-orang yang memuji perbuatan baik saya. Kantor 610 (lembaga yang didirikan untuk tujuan tunggal menganiaya Falun Gong) di daerah kami membuat rencana jahat. Mereka menuduh saya "menggunakan takhayul untuk menyebabkan kematian" dan kemudian mengirim polisi dan staf dari pemerintah kota ke setiap desa untuk mengumpulkan informasi tentang orang-orang yang telah meninggal. Mereka menawarkan hadiah sebesar 200 yuan kepada keluarga almarhum jika mereka bersedia menandatangani dan bersaksi bahwa saya telah menyebabkan kematian.
Kebanyakan orang tidak mau menandatangani kesaksian palsu seperti itu, tetapi dua keluarga setuju untuk bersaksi. Kantor 610 daerah membuat keributan besar tentang hal itu dan menyebarkan desas-desus bahwa Wang, dari tim produksi tertentu di desa tertentu, dan Huang dari desa tertentu, meninggal setelah saya tidak mengizinkan mereka minum obat. Faktanya adalah saya tidak tahu siapa mereka, dan mereka tidak pernah berlatih Falun Gong. Kematian mereka tidak ada hubungannya dengan saya.
Kantor 610 sengaja menerbitkan rumor fitnah palsu di surat kabar untuk meracuni pikiran orang-orang. Mereka juga melaporkan dua kasus kematian tersebut kepada atasan mereka sehingga mereka akan dimasukkan dalam apa yang disebut laporan "1.400 Kasus Kematian" yang dibuat oleh PKT untuk memfitnah Falun Gong dan untuk membenarkan penganiayaan.
Kemudian, saya mengetahui penyebab sebenarnya dari dua kasus kematian yang mereka gunakan untuk melawan saya dan Falun Gong. Wang menderita penyakit jantung yang parah, dan karena putranya didenda besar oleh kantor keluarga berencana karena memiliki lebih banyak anak daripada yang diizinkan, keluarga mereka menjadi miskin dan tidak punya uang untuk pengobatan medis Wang. Suatu hari, keluarga keponakannya membunuh seekor babi dan memberinya sepotong daging. Dia sangat gembira karena keluarganya sudah lama tidak mampu membeli daging. Dia bergegas ke ladang untuk mencabut beberapa lobak untuk dimasak dengan daging, tetapi dia pingsan di ladang dan meninggal tak lama setelah digendong pulang. Huang meninggal karena kanker hati stadium lanjut, dan dia tidak pernah berlatih Falun Gong.
Tidak peduli bagaimana mereka menyiksa dan memfitnah saya, saya tidak bekerja sama dengan PKT dalam rencana mereka untuk memfitnah Falun Gong dan menolak untuk mengakui kesalahan apa pun dalam kasus kematian yang mereka rekayasa. Mereka tidak punya pilihan selain membebaskan saya dengan jaminan sambil menunggu persidangan setelah memeras 5.000 yuan dari keluarga saya. Sebelum membebaskan saya, Kantor 610 mengatur agar seorang reporter TV mewawancarai saya di pusat penahanan. Saya memberi tahu reporter itu bahwa Falun Gong sangat baik dan saya telah memperoleh manfaat dari latihan tersebut. Saya terkejut ketika melihat wawancara itu ketika ditayangkan di TV. Mereka telah mengubah apa yang saya katakan, dan sepertinya saya mengatakan bahwa Falun Gong telah menipu saya. Ini adalah cara khas PKT memutarbalikkan fakta untuk menyesatkan publik.
Penderitaan Lebih Berat di Kamp Kerja Paksa
Saya beberapa kali dikirim ke kamp kerja paksa dan pusat pencucian otak serta mengalami berbagai macam penyiksaan yang tidak manusiawi. Saat pertama kali dibawa ke kamp kerja paksa, saya harus “menjalani formalitas” (yaitu pemukulan dan hukuman fisik), termasuk dipukul dengan tongkat kayu, dibenturkan kepala ke tanah selama tiga hari, tidak bergerak selama tujuh hari, dan lain-lain. Perlakuan tersebut dirancang untuk menciptakan suasana teror. Para narapidana sering disiksa hingga menjerit kesakitan. Saya mengalami berbagai macam penyiksaan, termasuk diikat dengan kuat, digantung di udara, diborgol dengan cara yang menyakitkan, dipukul dan ditendang dengan kasar, dikunci di ruangan gelap, dipaksa tidur di ranjang beton, atau diikat di “ranjang orang mati” (penyiksaan kejam di mana korban diikat, direntangkan, selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari, yang menyebabkan korban merasakan sakit yang luar biasa seolah-olah tubuhnya ditarik terpisah-pisah). Saya tidak tidur di malam hari, dipaksa berdiri berjam-jam, duduk di bangku sempit yang kecil untuk waktu yang lama, atau jongkok selama berjam-jam, dan dipukuli dengan keras ketika saya bergerak sedikit saja.
Penyiksaan yang paling tidak manusiawi disebut "pengikatan tali." Beberapa orang mendorong saya ke tanah dan menahan saya di sana. Mereka melepaskan pakaian saya, dan dua polisi mulai mengikat saya dengan tali, dimulai dengan lengan saya, masing-masing mengikat satu lengan. Mereka menggunakan kekuatan yang sangat besar untuk mengikat lengan saya berulang-ulang, dan tali itu menusuk daging saya dalam-dalam. Polisi mengenakan sarung tangan untuk melindungi tangan mereka dari tali yang kasar. Setelah mereka mengikat lengan saya, mereka menggunakan batang besi untuk memutar tali agar lebih kencang. Tak lama kemudian, jari-jari dan lengan saya berubah menjadi ungu dan hitam. Rasa sakitnya terlalu menyiksa.
Ketika mereka melepaskan saya, talinya tertutup kulit dan daging, dan lengan saya berdarah. Luka-luka itu mengeluarkan darah dan nanah selama lebih dari sepuluh hari. Butuh waktu tiga hingga empat bulan bagi lengan saya untuk sembuh. Delapan tahun kemudian, bekas tali itu terlihat jelas, dan jari-jari serta lengan saya masih terasa mati rasa dari waktu ke waktu. Tidak peduli seberapa kejam mereka menyiksa saya, saya tidak pernah menyerah pada tuntutan jahat untuk mencemarkan nama baik Falun Gong.
Setelah saya dibebaskan dari kamp kerja paksa, Kantor 610 mengirim tiga orang untuk tinggal di rumah saya dan mengawasi saya dengan ketat, sama sekali mengabaikan fakta bahwa ibu, istri, dan putri saya juga tinggal di rumah itu. Mereka tinggal di rumah saya selama lebih dari setahun, dan anggota Kantor 610 serta polisi keamanan nasional juga sering datang ke rumah saya untuk melakukan apa yang disebut inspeksi. Rumah saya diubah menjadi penjara dengan bentuk yang berbeda.
Setiap Kejahatan akan Mendapat Ganjaran Buruk
Penganiayaan PKT terhadap Falun Gong tidak hanya menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi praktisi Falun Gong dan keluarga mereka, tetapi juga membawa malapetaka bagi mereka yang berpartisipasi dalam penganiayaan, karena tidak seorang pun dapat lolos dari prinsip surgawi: setiap kejahatan akan mendapatkan ganjaran buruk. Ambil contoh kotamadya kami. Ada lusinan kasus selama bertahun-tahun, di mana orang-orang yang berpartisipasi dalam penganiayaan terhadap Falun Gong mengalami kesengsaraan. Berikut ini adalah beberapa contoh kasus tersebut.
Kasus 1
Zhang, sekretaris PKT di daerah, dulunya sangat mendukung Falun Gong, dan ia bahkan berlatih beberapa kali. Akan tetapi, setelah Juli 1999, melihat perubahan kebijakan PKT, ia secara aktif berpartisipasi dalam penganiayaan. Tidak lama kemudian, ia terkena vaskulitis. Satu tangannya diamputasi, dan kemudian, selama amputasi kakinya, ia meninggal di meja operasi.
Kasus 2
Li, seorang sekretaris PKT desa, juga sangat mendukung Falun Gong sebelum penganiayaan dimulai, tetapi ia mengubah sikapnya sepenuhnya setelah Juli 1999. Ia menyita buku-buku Falun Gong dari praktisi dan berkata pada satu pertemuan massa, "Anda mengatakan bahwa Falun Gong tidak dapat digoyahkan. Saya rasa tidak, dan saya akan menggerak yang tidak tergoyahkan." Ia meninggal sebulan kemudian. Sebelum meninggal, keponakannya bertanya kepadanya, "Falun Gong tidak melakukan apa pun yang menyinggung Anda. Mengapa Anda memperlakukan praktisi dengan buruk?" Ia tidak dapat menjawab dan hanya meneteskan air mata penyesalan.
Kasus 3
Su adalah polisi dari keluarga biasa yang mencoba untuk mendapatkan promosi dengan menganiaya praktisi Falun Gong. Meskipun ia memang dipromosikan untuk hal ini, ia didiagnosis menderita kanker hanya dalam beberapa tahun. Dokter mengatakan bahwa perawatan lebih lanjut tidak ada gunanya dan menyuruhnya pulang. Meskipun ia pernah menganiaya saya di masa lalu, saya pergi ke rumahnya untuk mengklarifikasi fakta kepadanya. Ketika saya masuk, saya melihat belasan polisi di ruang tamu. Ia membawa saya ke ruangan lain di mana saya mencoba membujuknya untuk bertobat atas kesalahannya dan mundur dari PKT, tetapi ia tidak mau mendengarkan. Ia meninggal sekitar dua minggu kemudian. Seorang wakil direktur kantor polisi yang didiagnosis menderita kanker pada saat yang sama pulih dari penyakitnya segera setelah ia menerima kebenaran tentang Falun Gong setelah praktisi berbicara dengannya. Sungguh kontras yang mencolok.
Kasus 4
Ada seorang pria di kota kami yang tinggal bersebelahan dengan praktisi Falun Gong. Ia bekerja sama dengan Kantor 610 dan mengawasi praktisi tersebut. Kantor 610 memberinya telepon seluler sebagai imbalan atas jasanya. Ia bekerja sangat keras dan terus-menerus melaporkan pergerakan praktisi tersebut. Sayangnya, ia meninggal beberapa tahun kemudian, dan keluarganya juga hancur.
Kasus 5
Seorang pemilik kedai teh di kota kami melaporkan lebih dari 20 praktisi Falun Gong ke polisi pada suatu waktu dan menerima hadiah sebesar 500 yuan untuk setiap praktisi. Beberapa hari kemudian, ia pingsan dan meninggal saat menyajikan teh kepada seorang pelanggan.
Ada banyak kejadian serupa lainnya, tetapi saya tidak akan membahasnya secara rinci di sini. Penganiayaan terhadap Falun Gong telah berlangsung selama 25 tahun, dan meskipun PKT telah menganiaya kami para praktisi secara brutal, kami tetap tidak tergoyahkan dan tidak dapat dihancurkan. PKT sedang mencapai akhir karena semakin banyak orang mengetahui kebenaran. Era baru sudah di depan mata.
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2024 Minghui.org