(Minghui.org) Pada bulan April 1999, delapan bulan setelah saya mulai berlatih Falun Dafa, kasus Tianjin di mana He Zuoxiu menulis artikel yang mencemarkan nama baik Dafa terjadi. Para praktisi pergi ke Tianjin untuk mengklarifikasi fakta, tetapi mereka dipukuli dan ditangkap.
Pejabat pemerintah Tianjin mengatakan mereka tidak dapat menyelesaikan masalah ini dan meminta kami untuk mengajukan petisi ke Beijing. Koordinator pusat bimbingan Falun Dafa setempat berkata kepada saya, "Anda seorang praktisi baru. Bersediakah Anda mengajukan petisi ke Beijing untuk melindungi Fa?" Saya dengan tegas menjawab, "Saya bersedia!"
Pada tanggal 25 April, suami saya, yang bekerja di kepolisian, sedang ditugaskan, sehingga saya dapat pergi ke Beijing bersama praktisi lainnya dengan lancar. Perdana Menteri saat itu, Zhu Rongji, memberikan tanggapan yang masuk akal. Kami kemudian membersihkan area tersebut dan bahkan memungut puntung rokok yang ditinggalkan polisi. Karena alasan ini, beberapa media di komunitas internasional memuji sifat damai dari permohonan damai para praktisi Dafa.
Jiang Zemin, pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT) saat itu, merasa iri dengan meningkatnya jumlah praktisi, dan mengancam akan memberantas Falun Dafa dalam waktu tiga bulan. Penganiayaan brutal ini dimulai pada 20 Juli 1999. Kebohongan yang memfitnah Dafa dan Guru Li bermunculan di mana-mana, dan polisi mulai menangkap praktisi secara sewenang-wenang yang secara sukarela melayani masyarakat. Di tengah situasi sulit ini, kami tetap teguh dalam keyakinan kami kepada Guru dan Dafa. Saya membawa putri saya, yang sedang berlibur musim panas, ke Beijing untuk mengajukan permohonan lagi.
Saya dijatuhi hukuman penjara empat tahun secara ilegal karena mengajukan petisi kepada pemerintah dan tetap bersikukuh dalam kultivasi saya.
Setibanya di sana, seorang petugas penjara menugaskan seorang narapidana untuk mengawasi saya. Di depan semua orang, saya berkata kepadanya, “Kamu tidak berhak mengawasi saya. Kamu seorang narapidana yang melakukan kejahatan hingga dipenjara. Sedangkan saya bukan narapidana. Saya orang baik yang dianiaya oleh PKT. Kamu perlu memahami hal-hal ini dan memperlakukan saya secara rasional. Hanya dengan begitu kamu akan mengerti.” Ia kemudian menjadi orang yang jauh lebih baik. Ia tidak hanya berhenti mengawasi saya, tetapi terkadang ia juga mendorong saya untuk melafalkan Fa dan berbuat baik.
Banyak tahanan di sekitar saya adalah orang-orang yang memiliki takdir pertemuan dengan Fa. Ada yang membantu saya menyembunyikan artikel Guru, yang lain membantu saya menyebarkannya, dan ada pula yang mendorong saya untuk belajar dan melafalkan Fa. Seorang penjaga yang melihat saya menyalin artikel Dafa dengan tangan bahkan pergi tanpa melaporkan saya. Seorang ketua tim juga sangat baik. Ia pernah dengan kasar memerintahkan saya untuk melakukan kerja paksa, tetapi saya dengan tenang menjelaskan fakta yang sebenarnya kepadanya, dan ia pun pergi dengan tenang. Saya mengerti bahwa Guru sedang mengawasi orang-orang yang memiliki takdir pertemuan ini, dan mencegah mereka melakukan kejahatan.
Seseorang meninggalkan kesan mendalam bagi saya. Ia baru saja dipenjara, dan langsung menghubungi saya. Ia mengatakan telah menghafal artikel baru Guru dan meminta saya untuk mencari cara menuliskannya. Saya setuju untuk membantunya menuliskan artikel tersebut sementara ia melafalkannya. Di bawah perlindungan Guru, saya berhasil menyalin artikel baru, "Melangkah Menuju Kesempurnaan" dan "Hati Mengerti Sendiri."
Saya merasa seperti menemukan harta karun. Saya sangat bahagia dan dengan cepat menghafal artikel itu. Sungguh orang yang berharga! Mampu menghafal artikel yang begitu panjang, "Melangkah Menuju Kesempurnaan," kata demi kata, lalu menyampaikannya kepada saya—sungguh luar biasa! Saya tahu dalam hati bahwa ini adalah hasil dari belas kasih Guru yang tak terbatas kepada murid-muridnya.
Suatu malam, saya sedang berlatih ketika seorang narapidana di sel luar melihat saya dan melaporkan saya kepada petugas. Petugas memanggil saya dan enam narapidana lainnya ke kantor, menyuruh kami membungkuk, lalu menggunakan tongkat listrik untuk menyetrum kami. Ketika saya mencoba merebut tongkat itu, beberapa petugas bergegas menghampiri dan memegang tangan saya. Narapidana lainnya dilepaskan, tetapi saya disetrum lebih banyak lagi.
Tahun Baru Imlek semakin dekat, dan para narapidana telah menghias tempat tidur saya dengan merangkai permen Tahun Baru mereka di sekeliling bingkai. Warna-warna cerahnya sungguh memukau! Semua orang senang menyantap permen itu. Saya berpikir, "Mereka orang baik sekali! Mereka semua datang untuk Fa!"
Saya pernah melafalkan Fa di bengkel penjara dan seseorang memanggil saya ke kantor. Ketika saya tiba, beberapa petugas mengerumuni saya dan berteriak, "Katakan, apakah Dafa Guru Anda?" Saya menjawab dengan tegas, "Dafa adalah Fa Guru saya! Itu adalah Guru saya!" Seketika, para petugas itu pergi dan kembali ke tempat duduk mereka tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Epilog
Kita harus mengikuti Guru dengan saksama, berjalan dengan benar di jalur kultivasi kita sendiri, melakukan tiga hal dengan baik, dan memenuhi sumpah kita untuk kembali ke jati diri kita yang sebenarnya.
Saya membungkuk kepada Guru yang belas kasih dan agung!
Artikel-artikel di mana para kultivator berbagi pemahaman mereka biasanya mencerminkan persepsi individu pada suatu titik waktu berdasarkan kondisi kultivasi mereka, dan disampaikan dengan maksud untuk peningkatan bersama.
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 1999-2025 Minghui.org