(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa dari lima negara—Rumania, Hongaria, Slowakia, Moldova, dan Prancis—berpartisipasi dalam parade pembukaan Festival Kastanye ke-30 di Baia Mare dan mengadakan tiga hari informasi Falun Dafa.
Pada hari Jumat, 19 September, antara pukul 11.00 dan 21.00, para praktisi mendirikan stan informasi di dekat patung Iuliu Maniu, dekat Hotel Mara, dan antara pukul 12.30 dan 15.00 mereka berpartisipasi dalam parade. Pada hari Sabtu, 20 September, antara pukul 11.00 dan 21.00, mereka melanjutkan kegiatan informasi. Pada hari Minggu, mereka memperagakan latihan di tempat latihan Falun Dafa di Taman Regina Maria antara pukul 09.00 dan 11.00, dan kemudian melanjutkan kegiatan informasi di dekat patung Iuliu Maniu antara pukul 12.00 dan 21.00.
Ini adalah ketiga kalinya mereka berpartisipasi dalam Festival Kastanye dan pertama kali mereka berpartisipasi dalam parade. Rombongan menampilkan peragaan latihan Falun Dafa.
Praktisi Falun Dafa memperagakan latihan selama parade yang diselenggarakan oleh pemerintah Baia Mare.
Stan informasi praktisi dekat patung Iuliu Maniu
Praktisi memperagakan latihan Falun Dafa di lokasi latihan di Regina Maria Park.
Selama kegiatan, praktisi membagikan materi informasi, memberi tahu orang-orang tentang Falun Dafa dan nilai-nilai Zhen, Shan, Ren (Sejati, Baik, Sabar), serta bagaimana latihan ini telah dianiaya oleh PKT (Partai Komunis Tiongkok) selama 26 tahun terakhir. Praktisi juga mengumpulkan tanda tangan petisi untuk negara-negara G7+7 agar meminta pertanggungjawaban PKT atas penganiayaan yang dilakukannya, termasuk pengambilan organ paksa terhadap praktisi. Ratusan orang menandatangani petisi, dan semakin banyak orang mengetahui kejahatan ini.
“Prinsip-prinsip Falun Dafa Harus Disebarkan ke Seluruh Dunia”
Para pejalan kaki berbincang dengan praktisi dan mengetahui lebih lanjut tentang prinsip-prinsip Falun Dafa, banyak dari mereka yang setuju. Setelah hidup di bawah rezim komunis di Rumania, banyak warga Rumania terutama orang tua juga mengungkapkan simpatinya kepada praktisi yang dianiaya oleh PKT.
Claudia Pop (kedua dari kiri)
Claudia Pop, 47 tahun, seorang ibu dan pendidik di sebuah klub olahraga di Baia Mare, sangat tersentuh oleh apa yang dialami para praktisi di Tiongkok ketika mereka dibawa ke kamp kerja paksa dan dipisahkan dari anak-anak mereka, serta oleh para praktisi muda yang ditinggalkan tanpa orang tua—entah karena orang tua mereka berada di kamp kerja paksa atau penjara, atau karena orang tua mereka telah dibunuh karena keyakinannya. Dia percaya bahwa segala sesuatu ada awal dan ada akhir, dan penganiayaan ini akan segera berakhir.
“Saya percaya kepada Tuhan bahwa semuanya akan baik-baik saja pada akhirnya. Marilah kita berbuat baik, dan Tuhan akan membalas kebaikan kita.” Dia juga punya pesan penyemangat untuk para praktisi di Tiongkok: “Para praktisi terkasih, janganlah kehilangan harapan dan keyakinan!” Saudara perempuan Claudia, Felicia, juga bergabung dengan saudarinya dalam menyemangati para praktisi dan praktisi muda yang dianiaya di Tiongkok untuk tetap bertahan dan memiliki keyakinan.
Claudia mengatakan dia akan memberi tahu pelatih dan guru di klub olahraga bahwa Falun Dafa menganut tiga nilai-nilai universal dan mereka yang percaya pada nilai-nilai ini dianiaya dan dibunuh di Tiongkok.
Antonia dan Ioan terkesan ketika mereka menerima brosur dan bunga lotus origami. Ketika mereka mengetahui bahwa Falun Dafa didasarkan pada nilai-nilai Zhen, Shan, Ren (Sejati, Baik, Sabar), mereka berdua berkata: “Kami menerapkan nilai-nilai ini dalam keluarga kami, dari generasi ke generasi. Kakek-nenek dan orang tua kami mengajarkan kami untuk hidup seperti ini, dan kami mengajarkannya kepada anak-anak dan sekarang cucu-cucu kami berperilaku seperti ini dalam hidup. Tradisi ini bertahan lama, dan merupakan hal yang baik, menjadikan sepenuhnya cara hidup yang normal bagi semua orang.”
Mereka sedih mengetahui bahwa di Tiongkok, orang-orang yang menganut keyakinan ini dibunuh oleh rezim komunis. Antonia berkata: "Tapi itu tidak mengherankan, karena begitu banyak orang yang tertindas selama komunisme di negara kita." Mereka menyemangati para praktisi dan mendoakan mereka agar sukses.
Daria dan Elisa
Daria dan Elisa terkejut mengetahui bahwa praktisi yang mengikuti Zhen, Shan, Ren (Sejati-Baik-Sabar) justru dianiaya. Mereka berkata: "Mari kita sebarkan informasi kejahatan di Tiongkok agar orang-orang menandatangani petisi dan penganiayaan berhenti. Prinsipnya sangat baik. Penganiayaan ini seharusnya tidak terjadi."
Anca dan Paul
Anca dan Paul membaca mengenai penganiayaan dan kejahatan PKT lainnya. Mengenai Falun Dafa, Paul berkata: "Ini adalah latihan yang sangat baik." Istrinya menambahkan: "Prinsip-prinsip ini luar biasa. Zhen, Shan, Ren (Sejati, baik, sabar) adalah apa yang kita semua butuhkan."
Anak Muda Rumania Mendukung Falun DafaBanyak anak-anak dan remaja mengetahui Falun Dafa, dan beberapa ada yang mendorong anggota keluarga mereka yang lebih tua agar mendukung praktisi.
Florina, Iulia, dan Anelise
Setelah Florina, Iulia, dan Anelise, siswa kelas 12, membaca selebaran, mereka menandatangani petisi. Ketika seorang praktisi memberi mereka informasi rinci tentang pengambilan organ paksa yang disetujui negara oleh PKT di Tiongkok, Florina meneteskan air mata ketika mengetahui bagaimana praktisi dianiaya, dipukul, dan disiksa, dan terutama bagaimana mereka dibunuh untuk diambil organnya.
Seorang anak berusia 11 atau 12 tahun ingin menandatangani petisi. Seorang praktisi mengatakan kepadanya bahwa dia belum cukup umur, tetapi dia tetap ingin menandatangani petisi untuk mendukung praktisi. Ibunya sudah menandatangani. Praktisi mengatakan kepadanya bahwa anak itu boleh menandatangani atas kemuannya, dan jika dia ingin tanda tangannya sah, dia harus menuliskan namanya dengan jelas di sebelah tanda tangannya. Seluruh keluarga pun menandatangani.
Bogdan dan Maria
Bogdan dan Maria mengatakan kami sangat membutuhkan prinsip di dunia yang kacau ini. Bogdan berkata: "Kami mendukung kalian menghentikan genosida di Tiongkok."
David, Orsolya, dan Bogdan
David, Orsolya, dan Bogdan menandatangani Petisi untuk negara-negara G7+7 dan mengatakan mereka berharap para praktisi dibebaskan dan diizinkan menjalankan keyakinannya. David berkata: "Prinsip-prinsip ini harus disebarkan ke seluruh dunia, bukan dianiaya." Setelah menandatangani, David mengajak teman-teman lainnya untuk ikut menandatangani. Ia sangat marah dan berkata: "Kejahatan seperti itu boleh terjadi di abad ke-21 terhadap orang-orang yang cinta damai dan cinta spiritual."
Dua siswi kelas 5 SD sangat senang bisa membantu, bahkan hanya dengan pikiran lurus.
Anak-anak sangat antusias dengan kegiatan di taman tempat para praktisi beraktivitas. Baik itu latihan, stan petisi, maupun suasananya secara umum, anak-anak ingin ikut serta. Beberapa anak mendesak orang tua mereka untuk menandatangani. Dua siswi kelas 5 SD sangat senang bisa membantu, bahkan hanya dengan pikiran lurus. Seorang siswi berkata: "Saya pikir prinsip-prinsipnya sangat bagus, saya akan menceritakannya kepada teman-teman saya." Mereka senang menerima bunga lotus.
Sekelompok anak muda belajar berlatih Falun Dafa perangkat ke-2
Orang-orang dari segala usia dan profesi menandatangani petisi.
Viorica
Viorica, seorang pengrajin tradisional, sangat senang mengetahui prinsip-prinsip Falun Dafa dan menerima bunga lotus, yang sangat dia hargai. Dia mengatakan bahwa dia juga menghargai budaya Tiongkok kuno. Dia berkata: "Prinsip-prinsip ini baik, kita butuh."
Praktisi memberi tahu orang-orang tentang Falun Dafa dan memberi materi informasi kepada mereka.
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 1999-2025 Minghui.org