(Minghui.org) Saya mulai berkultivasi Falun Dafa sebelum penganiayaan dimulai pada 20 Juli 1999. Awalnya lemah dan sering sakit, saya kembali sehat melalui latihan Falun Dafa, dan keluarga saya menjadi harmonis. Suami saya, yang tidak berlatih Dafa, sering memberi tahu teman-temannya tentang peningkatan kesehatan saya dan kebaikan Dafa.
Setelah penganiayaan dimulai, saya memutuskan hubungan dengan rekan-rekan praktisi karena keterikatan saya. Tetapi saya tetap berkultivasi di rumah.
Pada tahun 2019, suami saya tiba-tiba merasa tidak enak badan dan akhirnya didiagnosis menderita kanker tulang. Kanker tersebut telah menyebar ke organ-organ vitalnya, termasuk paru-paru, jantung, dan ginjal. Dokter mengatakan ia hanya punya waktu enam bulan untuk hidup. Tanpa diduga, suami saya menolak perawatan di rumah sakit, menganggapnya sebagai pemborosan waktu, tenaga, dan uang untuk dirinya sendiri dan keluarga. Ia pun memilih untuk bergabung dengan saya berlatih Falun Dafa di rumah.
Seorang rekan praktisi mengetahui kondisi suami saya dan mengunjungi kami. Ia dengan sabar dan sistematis menjelaskan fakta sebenarnya tentang Dafa kepadanya, memutar video ceramah Guru, berlatih bersama kami, dan bersama-sama, kami memancarkan pikiran lurus. Ia juga mengoreksi gerakan latihan kami berdua. Saya sangat berterima kasih atas bantuannya yang tanpa pamrih dan, di saat yang sama, merasa malu telah menyimpang dari Fa begitu lama. Meskipun gerakan latihan saya di masa lalu kurang sempurna, Guru tetap memurnikan tubuh saya, dan saya sangat bersyukur atas hal itu.
Perlahan-lahan, kesehatan suami saya membaik, dan ia akhirnya kembali bekerja dan beraktivitas seperti biasa. Selama pandemi, ia dites positif COVID dua kali, tetapi sembuh tanpa obat, hanya dengan tekun mendengarkan ceramah Guru. Mereka yang mengetahui tentang kesembuhannya takjub akan kekuatan ajaib Dafa.
Namun, suami saya tidak melanjutkan kultivasinya, melainkan malah asyik bermain kartu. Suatu hari di tahun 2024, ia mengalami kesulitan bernapas. Saya memanggil ambulans dan dengan tenang memintanya untuk melafalkan "Falun Dafa hao (Falun Dafa baik), Zhen, Shan, Ren hao (Sejati, Baik, Sabar baik)." Saat ambulans tiba di rumah sakit, kondisinya sudah membaik dan semua tanda vitalnya kembali normal. Karena sudah berada di rumah sakit, ia menjalani pemeriksaan fisik, yang menunjukkan bahwa ia menderita kanker usus. Oleh karena itu, ia dirawat inap. Selama dirawat di rumah sakit, ia tidak merasakan gangguan apa pun. Ia bahkan bercerita kepada pasien lain di bangsalnya tentang kekuatan penyembuhan ajaib dari Falun Dafa dan keajaiban yang telah ia alami.
Ketika dokter yang merawat memeriksa rekam medisnya, ia menemukan riwayat kanker tulang lima tahun sebelumnya dan hasil rontgennya. Ia takjub dengan kesembuhan suami saya yang luar biasa, begitu pula para dokter magang yang mengamati. Suami saya membuat keputusan yang sama seperti sebelumnya: ia ingin pulang dan kembali berlatih Dafa. Sekali lagi, ia pulih dan selamat.
Sepupu saya, setelah menyaksikan seluruh proses dua keajaiban suami saya, sangat tersentuh dan memutuskan untuk mulai berlatih Falun Dafa. Salah satu teman suami saya juga menderita tumor. Setelah mengetahui kisah suami saya dan mendengar pujiannya atas keagungan Dafa, ia pun bergabung dan mulai mendengarkan ceramah Guru, dan menikmati berkah Dafa.
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 1999-2025 Minghui.org