(Minghui.org) Wakil kepala penjaga mengatakan dia bisa menemukan banyak cara untuk menjelaskan jika seseorang meninggal. Lalu dia menatap saya dan berkata, "Saya hanya ingin tahu siapa yang harus dipilih. Saya rasa Anda sempurna."

Saya tidak mengerti maksudnya... Belakangan, saya baru sadar kalau mereka berencana menggunakan tubuh saya untuk eksperimen obat.

Sepertinya mereka sedang menguji efek suatu obat eksperimental. Setelah menjalani beberapa uji coba obat, saya mengalami neuropati perifer, dan organ serta otot saya mengalami atrofi.

Ketika saya dibebaskan dari kamp kerja paksa, para penjaga yakin saya akan mati sebelum sampai di rumah. Namun, yang mengejutkan mereka, saya selamat.

Saya sangat percaya pada Dafa, dan setelah pulang ke rumah, saya mendengarkan ceramah Guru dan berlatih. Tanpa perlu berobat, saya pulih dengan cepat. Sungguh sebuah keajaiban medis bahwa seseorang yang organ-organnya telah atrofi dan hampir meninggal dapat kembali sehat. Keajaiban dan kemampuan luar biasa Dafa kembali terwujud dalam diri saya!

– Kutipan dari artikel

* * * * * * *

Saya seorang praktisi Falun Dafa wanita berusia 62 tahun dari daerah pedesaan. Pada Juni 1997, saya beruntung menemukan Falun Dafa. Saya sangat gembira. Saya tahu Dafa akan membimbing saya mencapai kesempurnaan dalam kultivasi dan kembali ke jati diri saya yang sejati. Dari lubuk hati saya, saya berpikir, "Saya akan berkultivasi dengan baik. Saya akan keluar dari Triloka dan tidak akan bereinkarnasi lagi."

Saya tak pernah bosan membaca buku-buku Dafa. Saya melahap semuanya, seperti orang kelaparan, saya tak mau berhenti, dan saya membaca satu demi satu.

Buku Dafa pertama yang saya baca adalah Falun Gong. Saya ingat betul saya mendapatkan buku itu di pagi hari, dan saya mempelajari latihan satu sampai empat dari diagram di buku tersebut. Malam harinya, saya pergi ke kelompok belajar Fa di desa saya dan mempelajari perangkat latihan kelima. Saya membeli kaset video ceramah dan instruksi latihan Guru, serta kaset audio ceramah dan musik latihan Guru. Sejak saat itu, saya pergi ke tempat latihan bersama setiap pagi dan belajar Fa setiap malam, baik hujan maupun cerah.

Setelah berlatih Falun Dafa, tubuh saya berubah drastis. Spondilosis servikal (vertebra servikal kedua dan ketiga), bahu beku, tekanan darah rendah, penyakit jantung, dan masalah pencernaan saya semuanya hilang. Saya merasa sehat dan ringan, kulit saya menjadi halus dan kemerahan, dan saya berjalan dengan langkah ringan. Rasa bahagia, gembira, nyaman, dan aman memenuhi hati saya.

Saya Tidak Sengaja Mencuci Tangan dengan Asam Klorida, Tapi Tidak Terluka

Suatu hari di tahun 1998, saya dan beberapa praktisi menghadiri acara belajar Fa dan berbagi pengalaman di rumah seorang praktisi. Tuan rumah pria mengoperasikan beberapa mesin bubut dan membuat produk-produk terkait cetakan. Ia membutuhkan larutan asam klorida untuk menghilangkan karat, dan ia menyimpan setengah baskom berisi asam klorida di halaman.

Saya keluar rumah, mencari air untuk mencuci tangan. Saya melihat baskom berisi asam klorida yang saya kira air di antara tumpukan barang di dekat dinding. Meskipun ada endapan di dasarnya, permukaannya tampak relatif bersih. Jadi saya berjongkok dan mencuci tangan di baskom itu.

Saya berdiri dan mencari handuk. Anehnya, begitu tangan saya menyentuhnya, handuk itu langsung berubah menjadi debu. Saya bingung dan berpikir, "Handuknya terlihat bagus, kok bisa begini?" Tangan saya tertutup serat handuk, dan saya sedang membersihkan satu tangan dengan tangan yang lain ketika tuan rumah wanita bergegas menghampiri saya.

Saya minta maaf, “Saya sangat menyesal telah merusak handuk itu.”

"Cepat! Cuci tanganmu di bawah pipa air!" katanya gugup.

Saya menunjukkan tangan saya yang bersih kepadanya. "Lihat, saya sudah mencucinya."

Dia menarik lengan saya dan menyuruh saya mencuci tangan lagi di bawah keran. Tapi tangan saya sudah tampak seperti baru dicuci dengan air bersih.

Guru berkata,

“... baik atau buruk yang akan terjadi berasal dari pikiran sekilas seseorang, beda pikiran sekilas ini juga akan membawa konsekuensi yang berbeda.” (Ceramah 4, Zhuan Falun)

Saya pikir itu baskom berisi air, jadi Guru yang penuh belas kasih mengubah asam klorida menjadi air dan menyelamatkan saya dari bencana itu! Saya sangat bersyukur atas perlindungan Guru!

Selamat dari Kecelakaan Lalu Lintas

Saya sedang mengendarai skuter listrik pulang setelah belajar Fa bersama sekitar pukul 22.00 di bulan Desember 2021. Ketika sampai di persimpangan, saya mendengar suara seperti mobil di belakang saya. Saya menoleh ke belakang tetapi tidak melihat apa-apa, jadi saya tidak mengurangi kecepatan. Ketika saya melihat ke depan lagi, tiba-tiba saya melihat sebuah mobil berhenti di depan saya. Saat itu, saya tidak bisa menghindari tabrakan. Saya segera menggeser setang ke kiri, tetapi kaki kanan saya terbentur mobil. Rasa sakitnya luar biasa, dan jantung saya berdebar kencang. Saya terbaring di skuter, tidak bisa bergerak.

Pengemudinya keluar dari mobil dan bertanya apakah saya baik-baik saja. "Saya baik-baik saja," jawab saya. "Silakan periksa mobil Anda dan beri tahu saya berapa biaya perbaikannya."

"Syukurlah Anda baik-baik saja," kata pria itu. "Saya bisa memperbaiki mobilnya, jadi jangan khawatir."

Saya menjawab, "Saya seorang praktisi Falun Dafa. Guru saya mengajarkan kami untuk menjadi baik dan selalu mengutamakan orang lain. Saya yang menabrak mobil Anda. Anda tidak menabrak saya." Saya tidak menyalahkannya karena ia menghentikan mobilnya di tengah jalan. Saya mencoba memberinya uang untuk membantu perbaikan, tetapi ia tidak mau. Saya memaksanya memasukkan 100 yuan ke sakunya.

Dia membantu saya meluruskan setang skuter listrik saya. Kemudian saya melanjutkan perjalanan pulang dan terus memancarkan pikiran lurus. Di pintu lift, saya menyandarkan skuter saya ke dinding. Kaki kanan saya terasa seperti tongkat es dingin, sama sekali tidak responsif dan kaku. Jantung saya berdebar kencang, dan saya merasa seperti akan pingsan. Saya mencengkeram dinding dengan kedua tangan dan perlahan masuk ke dalam lift. Saya memancarkan pikiran lurus dan berharap anak-anak saya tidak menyadari luka-luka saya.

Saya membuka pintu, tetapi saya tidak bisa melewati penahan pintu setinggi dua inci. Saat itu, putra saya keluar dari kamar tidurnya dan melihat saya. "Bu, ada apa?" tanyanya.

"Tidak apa-apa, kaki kanan saya cuma terbentur. Tenang saja, tidak apa-apa." Saya berusaha terdengar seolah-olah tidak terjadi apa-apa, sementara putra saya berusaha keras membawa saya ke kamar tidur.

Ibu, putra, dan menantu perempuan saya mengerumuni saya dengan cemas, karena mereka mengira cederanya mungkin serius. Cucu perempuan saya yang berusia 10 tahun berkata, "Nenek, tahukah Anda? Fasen Gurulah yang menghalangi bencana itu."

Putra saya bersikeras membawa saya ke rumah sakit. Menantu perempuan saya berkata, "Jangan khawatir, kita ke rumah sakit saja untuk rontgen dan lihat apakah tulangnya patah. Daging di bagian depan kaki bagian bawah ibu tidak banyak; tidak akan kuat menahan benturan sebesar itu. Jika patah dan tidak sembuh dengan baik, bisa jadi posisinya tidak sejajar, dan bahkan bisa menyebabkan cacat seumur hidup. Paling-paling, dokter hanya akan memosisikannya kembali dan memasang gips; tidak akan ada suntikan atau obat-obatan."

"Saya akan baik-baik saja," saya meyakinkan mereka. "Saya telah berlatih Dafa selama bertahun-tahun, dan tubuh saya penuh dengan materi berenergi tinggi, yang memiliki kecerdasan. Bahkan jika tulang-tulang saya patah, mereka akan kembali ke tempatnya."

Sambil berbicara, saya melepas mantel, dan menantu perempuan membantu saya melepas sepatu dan kaus kaki. "Kaki ibu dingin sekali!" Serunya sambil meletakkan tangannya di kaki kanan saya.

Saya sedang duduk di tempat tidur, dan menantu perempuan saya berjongkok di lantai, memegang kaki kanan saya dengan kedua tangan. Kaki bagian bawah saya lurus. Entah bagaimana, saya memegang bagian tengah paha saya dan mengangkatnya ke atas. Kami mendengar bunyi "krek" dari tulang kering saya, yang mengejutkan menantu perempuan saya, yang langsung berteriak. Dengan begitu saja, tulang saya kembali ke tempatnya.

Karena saya memiliki pikiran lurus dan membuat pilihan yang tepat, Guru membantu saya. Dengan "kerja sama tim" yang tidak biasa dan tidak disengaja antara saya dan menantu perempuan saya, kami berhasil mengembalikan tulang-tulang saya ke tempatnya. "Tolong bawakan saya pemutar musik. Saya akan berlatih sekarang," kata saya.

Menantu perempuan saya menyarankan saya untuk beristirahat, tetapi ibu saya, yang bukan seorang praktisi, berkata, “Biarkan dia melakukan latihan, yang akan mempercepat penyembuhan.”

Saya duduk dalam posisi lotus satu kaki dan mulai melakukan latihan ke-5. Setelah 10 menit, tepat ketika saya mengubah posisi tangan untuk Memperkuat Kemampuan Supernatural, arus hangat mengalir dari lutut kanan ke jari-jari kaki saya, langsung menormalkan suhu betis saya yang dingin. Kemudian, arus hangat kedua dan ketiga mengalir dari lutut ke jari-jari kaki saya. Dengan penguatan dari Guru, saya menyelesaikan meditasi duduk selama satu jam.

Rasa sakit membuat saya terjaga sepanjang malam. Saya memancarkan pikiran lurus, melafalkan Fa, dan mencari ke dalam. Saya menemukan banyak keterikatan saya. Beberapa masalah utama saya adalah saya tidak belajar Fa dengan sepenuh hati, melainkan menganggapnya sebagai formalitas belaka. Saya berharap pelurusan Fa segera berakhir, karena saya tidak ingin tinggal di dunia manusia lebih lama lagi. Saya juga takut akan kesulitan. Dengan mencari lebih jauh ke dalam, saya menemukan bahwa saya menempatkan penyelesaian kultivasi saya sebagai prioritas utama, dan menempatkan penyelamatan manusia sebagai prioritas yang lebih rendah.

Malam itu, setiap kali saya menemukan suatu keterikatan, saya memancarkan pikiran lurus untuk melenyapkannya.

Saya hampir tertidur ketika kaki kanan saya tiba-tiba bergetar hebat, disertai rasa sakit yang luar biasa. Hal ini terjadi hampir setiap kali saya tertidur, dan setiap getaran terasa seperti rasa sakit yang menusuk hati saya. Pikiran saya seakan dipenuhi kata "sakit."

Dua hari kemudian, saya menyadari bahwa saya tidak boleh menerima rasa sakit itu. Rasa sakit adalah bagian dari Triloka. Sebagai seorang praktisi Dafa, Triloka tidak mengendalikan saya. Oleh karena itu, saya memancarkan pikiran lurus untuk melenyapkan "rasa sakit" ini.

Saya berulang kali melafalkan Fa Guru,

"Dewasa ini baik penghapusan karma maupun gangguan unsur kejahatan, semua itu adalah dilakukan oleh kekuatan lama, semuanya adalah hal yang sama, hanya sebutannya berbeda. Hal-hal yang dilakukan oleh kekuatan lama saya menyangkal semuanya, saya tidak mengakui semuanya, lebih-lebih tidak seharusnya ada kejadian yang membiarkan pengikut Dafa menanggung penderitaan tersebut." ("Ceramah Fa pada Konferensi Fa Great New York tahun 2013")

Pergi ke kamar mandi sungguh menantang. Saya tidak bisa berdiri, tidak bisa menekuk kaki, dan bahkan mencoba duduk atau merangkak di lantai pun sulit. Saya mencoba beberapa kali, menggertakkan gigi dan menahan rasa sakit, dan akhirnya berhasil duduk di lantai. Kemudian saya menggunakan tangan untuk menopang diri dan mulai bergerak mundur. Saya berpikir, “Saya tidak bisa membiarkan keluarga saya melihat saya seperti ini. Saya memiliki banyak keterikatan, dan saya akan memperbaiki diri di bawah bimbingan Fa. Hanya Guru yang mengendalikan saya, dan saya akan mengikuti jalan yang Guru atur untuk saya. Tidak seorang pun dapat menganiaya saya.”

Kali berikutnya, saya berpegangan pada bangku untuk pergi ke kamar mandi. Malam itu, rasa sakitnya begitu hebat sehingga pagi harinya, saya merasa sangat lelah, dan terlalu lemah untuk berbicara. Saya kemudian mengintensifkan memancarkan pikiran lurus, belajar Fa, dan melakukan latihan.

Saya bertekad untuk menyelesaikan kelima set latihan setiap hari, betapa pun sakitnya. Untuk beberapa latihan berdiri, saya bersandar ke dinding. Setiap peregangan menyebabkan rasa sakit yang luar biasa di kaki saya. Saya melakukan latihan kedua, Metode Berdiri Memancang Falun, sambil duduk.

Saya tidak akan menyerah pada hal-hal yang tidak benar ini. Karena tidak mampu berjalan, saya berpegangan pada bangku plastik. Karena kaki kanan saya tidak mampu menopang tubuh, saya melompat-lompat dengan satu kaki. Perlahan-lahan, saya mencoba menopang berat badan saya dengan kaki kanan. Pertama, saya berjalan dengan jinjit, lalu saya mencoba meletakkan tumit saya di tanah. Namun, sekeras apa pun saya mencoba, rasanya seperti tendon di kaki kanan saya memendek lebih dari satu inci, dan tumit saya tidak bisa menyentuh tanah. Rasanya sangat sakit. Saya tidak akan menerima keadaan ini. Saya terus memancarkan pikiran lurus untuk mengoreksi semua yang tidak benar. Itu adalah pertempuran antara kebaikan dan kejahatan.

Setelah 26 hari, saya berjalan kaki ke tempat belajar Fa bersama. Ada lebih dari 20 anak tangga di rumah praktisi, dan saya menaikinya sambil berpegangan pada pegangan tangga.

Tahun itu, ibu mertua saya merayakan Tahun Baru Imlek di rumah adik ipar saya. Pada Hari Tahun Baru, putra saya, menantu perempuan saya, dan saya pergi untuk mengucapkan selamat Tahun Baru kepadanya. Keluarga ipar saya tinggal di lantai tiga, yang hanya bisa diakses melalui tangga. Saya naik selangkah demi selangkah, berhenti sebentar di antaranya. Ketika ipar saya kembali dari luar dan melihat putra dan menantu perempuan saya, dan mendengar saya ada di sana, dia berkata tidak mungkin saya bisa ikut. Ketika dia melihat saya, dia sangat terkejut dan bertanya bagaimana saya bisa naik ke atas. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya berjalan sendiri. Dia tidak percaya saya bisa berjalan dan meminta saya untuk berjalan berkeliling untuk menunjukkannya kepadanya. Jadi saya berdiri dan berjalan beberapa langkah. Dia tertawa dan bersorak, berkata, “Sekarang saya yakin! Saya benar-benar yakin!”

Mereka tahu saya menolak ke dokter setelah cedera kaki. Saya mengatakan akan memberi kejutan, tapi mereka tidak percaya. Mereka bahkan memotret kaki saya yang cedera dengan ponsel mereka dan menunjukkannya ke dokter ortopedi. Dokter bilang kemungkinan itu patah tulang, atau setidaknya retak.

Hentikan Penganiayaan dengan Pikiran Lurus

Pada tahun 1999, Partai Komunis Tiongkok, yang dipimpin oleh Jiang Zemin, melancarkan penganiayaan terhadap Falun Dafa. Saya pergi ke Beijing beberapa kali untuk menggunakan hak hukum saya sebagai warga negara. Di Kantor Petisi, saya mengisi formulir dan menulis permohonan saya: 1. Mencabut surat perintah penangkapan untuk pendiri Dafa; 2. Membebaskan semua praktisi Falun Dafa yang ditahan; dan 3. Memberikan saya lingkungan yang sah untuk berlatih Falun Dafa.

Petugas dari Kantor Petisi berkolusi dengan staf dari kantor penghubung lokal saya di Beijing. Saya ditahan dan dipulangkan. Kemudian saya dikirim ke kamp kerja paksa selama tiga tahun.

Setelah mengalami berbagai bentuk penyiksaan dan penyalahgunaan obat di kamp kerja paksa, saya tidak berhenti berlatih Dafa. Setiap hari saya melafalkan Fa dan berusaha berlatih. Atas instruksi para penjaga, beberapa narapidana berulang kali menyiksa praktisi yang menolak melepaskan keyakinan mereka. Kami dicekok paksa dengan bubuk cabai, yang membakar tenggorokan kami, menyebabkan kami menggeliat kesakitan di tanah. Narapidana juga mencekik, menyumpal mulut kami dengan handuk, dan memukuli kami berulang kali.

Saya memperingatkan wakil kepala penjaga yang memimpin pemukulan, "Kalau begini terus, salah satu dari kami akan mati. Bagaimana Anda akan menjelaskannya?"

Wakil kepala penjaga mengatakan dia bisa menemukan banyak cara untuk menjelaskan jika salah satu dari kami mati. Lalu dia menatap saya dan berkata, "Saya cuma bingung mau pilih siapa. Saya rasa Anda sempurna."

Saya tidak mengerti maksudnya. Kepala bagian memberi isyarat seolah memberi saya suntikan, berkata, "Anda tidak patuh, ya? Tunggu saja dua hari, dan Anda akan mendapat 'hssst' 'hssst' 'hssst'." Baru lama kemudian saya menyadari bahwa mereka akan menggunakan tubuh saya untuk eksperimen obat.

Sejak hari itu, dua orang pecandu narkoba bertanggung jawab menyediakan makanan dan minuman untuk saya, dan urine saya disimpan secara terpisah. Saya dibawa ke rumah sakit dan disuntik dengan obat-obatan yang tidak diketahui jenisnya. Beberapa hari kemudian, saya dibawa ke sebuah gedung baru yang belum terpakai di dalam rumah sakit. Dua orang yang mengenakan jas putih, topi putih, dan masker besar mengulurkan tangan dari jendela dan mengambil darah saya. Beberapa hari kemudian, di rumah sakit, mereka menguji waktu reaksi saya. Mereka menyuruh saya duduk di depan sesuatu yang tampak seperti mesin gim arkade, menunjukkan sebuah bola cahaya dan meminta saya untuk menekan tombol setiap kali saya melihat bola cahaya tersebut.

Di lain waktu, juga di rumah sakit ini, mereka memasang klip yang terhubung ke komputer ke titik akupunktur di tangan saya. Saya langsung merasakan arus listrik yang kuat menyambar otak saya, seperti palu listrik—setiap sambaran lebih kuat dari sebelumnya. Kejutannya tak terlukiskan. Sepertinya mereka sedang menguji efek suatu obat eksperimental. Setelah menjalani beberapa uji coba obat, saya mengalami neuropati perifer, dan organ serta otot saya mengalami atrofi.

Seorang penjaga di kamp kerja paksa berbicara kepada saya ketika tidak ada orang lain di sekitar. Mereka berkata, "Tidakkah Anda merasa aneh? Anda adalah orang kedua di dunia yang menderita penyakit ini. Setelah kasus pertama penyakit yang tak tersembuhkan ini muncul, Anda adalah orang kedua di dunia! Anda tidak menderitanya sebelumnya!"

Saya lambat merespons, raut wajah saya bengkok, anggota tubuh saya cacat, dan saya hampir buta. Saya juga kehilangan ingatan. Detak jantung saya cepat, saya kesulitan bernapas, dan seluruh tubuh saya dingin. Saya tidak bisa bergerak, nyaris tak mampu bertahan lagi. Tubuh saya merasakan sakit yang luar biasa, seolah-olah tulang-tulang saya dikerok dan urat-urat saya ditarik keluar. Rasanya seperti asam sulfat mengalir melalui tubuh saya dari waktu ke waktu, atau seperti arus listrik mengalir melalui tubuh saya. Seluruh tubuh saya kejang, dan kepala saya merasakan sakit yang luar biasa, seolah-olah sedang dipahat. Dengan setiap gelombang rasa sakit, otot-otot wajah, mata, dan mulut saya berkedut.

Penyiksaan yang tak manusiawi itu membuat saya merasakan sakit yang tak tertahankan setiap menitnya, tetapi saya hanya punya satu pikiran teguh: "Saya tidak akan mati." Ketika saya merasakan sakit fisik dan mental yang luar biasa, organ dan otot saya mengecil, dan saya berada di ambang kematian, saya tidak pernah memikirkan apakah itu penyakit, apakah saya harus berobat, atau apakah saya akan mati.

Ketika saya dibebaskan dari kamp kerja paksa, para penjaga yakin saya akan mati sebelum sampai di rumah. Namun, yang mengejutkan mereka, saya selamat.

Sekembalinya ke rumah, dengan keyakinan teguh pada Dafa, saya mendengarkan ceramah Guru dan berlatih. Tanpa perlu berobat, saya pulih dengan cepat. Sungguh sebuah keajaiban medis bahwa seseorang yang organ-organnya mengalami atrofi dan hampir meninggal dapat kembali sehat. Keajaiban dan kemampuan luar biasa Dafa kembali terwujud dalam diri saya!

Berkali-kali, sesuatu datang untuk merenggut nyawa saya. Misalnya, tiba-tiba saya merasa semuanya berputar. Saya langsung berkata, "Saya tidak akan membiarkan kekuatan lama mengganggu saya!" Lalu saya mulai melafalkan frasa untuk memancarkan pikiran lurus. Sebelum saya selesai, semuanya kembali normal.

Di lain waktu, saya sedang tidur ketika saya melihat seorang pria berdiri di samping tempat tidur saya dan berkata, "Kamu harus mati." Saat itu, kepala saya mulai terasa mati rasa.

"Tidak, saya tidak akan mati!" Teriak saya. Tiba-tiba saya duduk di tempat tidur. Mendekap dada dengan tangan kanan dan mulai mengucapkan frasa untuk memancarkan pikiran lurus. Sebelum saya selesai, pria itu menghilang. Kepala saya terasa normal. Saya berbaring dan tertidur lagi.

Cobaan itu berlalu bagai embusan angin, dan saya baik-baik saja.

Saya tidak pamer. Gurulah yang melenyapkan semua penderitaan ini untuk saya. Jika Guru tidak menanggung karma saya yang seberat gunung dan setinggi langit, bagaimana mungkin saya masih hidup?! Saya ingin berbagi pengalaman saya untuk memberi tahu dunia: "Guru itu agung! Fa itu agung!" Saya hanya bisa membalas Guru dengan melakukan tiga hal dengan baik!

Guru Menyelesaikan Utang Karma Saya

Setelah kecelakaan lalu lintas tahun 2021, saya bermimpi. Dalam mimpi itu, saya sedang duduk di sebuah lubang galian, persis seperti yang digali untuk pemakaman di pedesaan. Saya mendongak dan melihat gundukan tanah mengelilingi lubang itu. Seorang pria berusia 50-an duduk di hadapan saya, di masing-masing tangan memegang dua bungkus bola kecil bundar, lebih kecil dari bola pingpong, yang dibungkus jaring. Satu bungkus berwarna merah muda, dan yang lainnya berwarna biru muda. Pikirannya mengatakan bahwa ini cukup untuk membuat saya terbunuh. Saya tidak merasa dendam atau marah. Saya hanya berpikir bahwa begitu mereka mengubur saya, saya akan mati. Kemudian saya mendengar suara seorang pria di atas saya memanggil, "Naiklah!" Tanpa merasa diri saya memanjat, saya naik dari lubang ke puncak gundukan. Pria itu berkata, "Belikan sesuatu untuk mereka." Anehnya, tiba-tiba saya memiliki banyak lilin di saku saya, jadi saya mengeluarkan lilin merah muda dan memberikan dua lilin masing-masing kepada lima atau enam orang yang akan mengubur saya hidup-hidup.

Lilin melambangkan cahaya. Saya jadi mengerti bahwa Guru, dengan belas kasih-Nya yang agung, telah menyelamatkan saya dan melunasi utang karma saya. Guru telah menyeimbangkan rasa dendam mereka yang telah saya sakiti, sehingga mereka pun bersedia memaafkan saya. Dafa telah memberikan cahaya kepada mereka, juga kepada saya. Saya akan selalu mengingat hal ini—menghargai orang lain, juga berarti menghargai diri sendiri.

Saya membungkuk dalam rasa syukur atas karunia dan belas kasih Guru yang tak terhingga.

(Artikel terpilih untuk Konferensi Fa Tiongkok ke-22 di Minghui.org)