(Minghui.org) Saya ingin berbagi pengalaman kultivasi saya dalam menghafal Fa dan mengatasi berbagai kesengsaraan selama dua tahun terakhir, serta beberapa pemahaman yang saya peroleh tentang karunia Guru selama proses ini.

Semasa Kecil Pergi ke Lapangan Tiananmen untuk Memohon bagi Dafa

Setelah membaca artikel baru Guru, "Bencana Fa," saya merasakan keseriusan kultivasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, persis seperti momen kritis dan paling khidmat yang saya alami di tahun 1999. Ini bukan hal yang sepele. Saya menyadari bahwa saya harus segera beralih ke kondisi yang paling gigih dan berfokus pada kultivasi serta penyelamatan manusia.

Saya teringat kembali apa yang saya alami di awal ujian berat tahun 1999. Saat itu saya berusia 8 tahun. Saya berterima kasih kepada orang tua saya, rekan-rekan praktisi, yang tidak menganggap saya seperti anak kecil, melainkan memperlakukan saya seperti rekan praktisi muda mereka di masa-masa sulit itu. Mengenai hal-hal penting, seperti apakah akan berpartisipasi dalam permohonan damai 25 April di Beijing atau pergi ke Lapangan Tiananmen untuk membentangkan spanduk atau berlatih, mereka akan meminta pendapat saya dan bertanya apakah saya ingin ikut dengan mereka. Setiap kali saya berkata, "Saya juga ingin ikut." Kalau dipikir-pikir, pikiran saya dulu tidak rumit. Mungkin itu memang watak hakiki saya, yang memegang kendali. Saya akan berpikir, "Saya juga seorang pengikut Dafa, jadi saya harus ikut serta dalam kegiatan seperti itu."

Saya pergi bersama orang tua ke Lapangan Tiananmen untuk membentangkan spanduk. Ketika kami berjalan masuk ke Lapangan Tiananmen, seorang anak semuda itu seharusnya tidak tahu apa itu rasa takut, namun saya benar-benar merasa takut. Mungkin itu karena kejahatan di dimensi lain. Saya sangat ketakutan sampai perut saya sakit. Saya duduk untuk beristirahat dan bersandar di tiang. Orang tua saya datang dan menatap saya dengan cemas. Mereka bertanya, "Apakah kamu pikir kamu masih bisa pergi?" Saya ingat mengangkat kepala dan menatap mereka. Saya lupa bagaimana saya akhirnya mengumpulkan keberanian, tetapi saya berdiri dan membuka spanduk bersama mereka di Lapangan Tiananmen. Sebuah mobil polisi segera melaju dan kami ditangkap. Ada praktisi lain di dalam mobil. Dia menatap saya dan bertanya, "Apakah kamu tidak takut?" Saya berkata kepadanya sambil memegang jantung, "Jantung saya berdebar sangat kencang tadi, saya sangat takut!" Gerakan dan nada suara saya membuatnya tertawa.

Kami dibawa ke kantor polisi terdekat. Saya tidak ingat semua detailnya sekarang, tetapi ada satu adegan yang membekas di ingatan saya. Banyak praktisi ditahan di halaman belakang kantor polisi. Mereka duduk melingkar di atas semen, melafalkan puisi Guru dari Hong Yin dan ajaran dari Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju dengan suara lantang dan jelas. Karena saya masih sangat muda saat itu, saya tidak sepenuhnya memahami makna adegan itu, tetapi ketika saya mengingatnya sekarang, saya ingin menangis. Para praktisi itu menunjukkan kebenaran yang begitu mengagumkan sehingga selalu memacu semangat saya setiap kali mengingatnya.

Alasan saya ingin berbagi pengalaman ini adalah karena saya teringat orang tua saya dan beberapa praktisi lansia. Ketika penganiayaan dimulai pada tahun 1999, mereka harus mengorbankan hidup dan mati jika ingin maju dan memohon untuk Dafa. Mereka harus mengorbankan keluarga, karier, anak-anak, dan segalanya demi melindungi Fa.

Sekarang, menghadapi kejadian baru-baru ini, bagaimana saya dapat memenuhi tanggung jawab saya sebagai seorang pengikut dan partikel dalam Dafa?

Baru-baru ini saya berpartisipasi dalam memancarkan pikiran lurus selama satu jam di malam hari. Dibandingkan dengan para praktisi di Tiongkok yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk melindungi Fa, itu tidak lebih dari sekadar kelelahan fisik dan mental bagi saya. Itu hanya masalah sedikit lebih tekun dalam kultivasi. Memancarkan pikiran lurus lebih banyak dan mengurangi waktu tidur terasa sangat tidak berarti.

Awalnya, sulit bagi saya untuk berkonsentrasi saat memancarkan pikiran lurus dalam waktu yang lama. Namun setelah 40 menit, saya tiba-tiba merasakan energi belas kasih. Saya merasakan belas kasih yang Guru miliki dalam keinginanNya untuk menyelamatkan semua makhluk. Air mata mengalir deras di wajah saya. Biasanya saya merasa sangat letih saat memancarkan pikiran lurus, tetapi saat itu, saya tidak merasa letih.

Saya pikir sekarang adalah kesempatan bagi praktisi muda seperti kami untuk menjadi lebih dewasa dalam kultivasi dan pekerjaan. Kami seharusnya mampu memikul lebih banyak tanggung jawab, berbagi beban dengan praktisi lansia, dan memainkan bagian kami.

Perlindungan Guru Saat Menghadapi Kesengsaraan

Saya juga ingin berbagi dengan semua orang bagaimana saya merasakan perlindungan Guru saat menghadapi kesengsaraan. Tahun lalu, saya mengalami ujian Xinxing yang sangat berat yang datang secara tak terduga. Seharusnya, mengingat tingkat kultivasi saya saat itu, ujian itu tak tertahankan bagi saya. Namun, anehnya, ketika itu terjadi, meskipun saya merasa sulit untuk bertahan, pikiran saya menjadi sangat jernih. Saya dapat mengingat bahwa saya adalah seorang praktisi dan memikirkan ajaran Guru. Saya merasa takjub bahwa saya bisa tetap tenang, dan pikiran saya begitu jernih dalam keadaan seperti itu.

Ketika saya menceritakan hal itu kepada ibu saya, saya mengetahui bahwa, beberapa waktu sebelumnya di hari yang sama, ketika ibu sedang berlatih, terlintas dalam benaknya bahwa Guru ingin dia memancarkan pikiran lurus untuk saya. Ibu merasa aneh, tetapi dia berhenti berlatih dan memancarkan pikiran lurus untuk waktu yang lama, hingga dia merasa kejahatan yang menganiaya saya hampir sepenuhnya lenyap. Ketika saya pulang ke rumah malam itu dan menceritakan tentang kesengsaraan yang baru saja saya alami, kami menyadari bahwa Guru telah mengatur agar seorang rekan praktisi membantu saya sebelum kami tahu bahwa saya akan mengalami ujian ini.

Pada kesempatan lain, saat mengalami kesengsaraan besar, tepat ketika saya pikir saya tidak akan mampu mengatasinya, saya bermimpi tentang Guru. Guru sangat belas kasih. Guru memahami masalah yang saya alami dan dengan baik hati menyemangati saya. Guru juga mengucapkan beberapa patah kata dalam mimpi itu, tetapi saya tidak dapat mengingatnya sekarang. Intinya adalah bahwa Guru mengetahui kesulitan yang dialami setiap pengikut dan mengetahui bahwa itu tidak mudah bagi kita, terutama mereka yang berada di Tiongkok. Dalam mimpi saya, Guru juga menunjukkan kepada saya sebuah daftar putih berisi nama-nama. Saya melihat keadaan banyak pengikut di Tiongkok tercatat di dalamnya. Guru mengetahui semua penderitaan mereka dan senantiasa memikirkan mereka. Guru berharap setiap orang dapat mengikuti-Guru selangkah demi selangkah. Pada akhirnya, Guru berkata bahwa ada banyak hal yang perlu Guru serahkan kepada kita. Ketika saya terbangun, saya berterimakasih atas petunjuk-petunjuk Guru. Saya juga menyadari bahwa, meskipun praktisi di luar Tiongkok seringkali juga merasa kesulitan, kita harus berbuat lebih banyak untuk meringankan beban praktisi di Tiongkok, karena kita berada di lingkungan yang bebas.

Di lain waktu, saya sedang membaca Fa di pagi hari sebelum pergi ke suatu kegiatan. Saya merasa Guru terus-menerus mengingatkan saya akan kata-kata "hatimu jangan terusik." Saya merasa agak aneh, tetapi saya berkata dalam hati, "Guru, saya akan mengingat kata-kata ini dan tidak membiarkan hati saya terusik." Ketika saya menghadiri kegiatan hari itu, saya memang menghadapi ujian Xinxing yang tak terduga. Untungnya, saya teringat akan pengingat yang Guru berikan di pagi hari. Saya berulang kali berkata pada diri sendiri untuk tidak terpengaruh, bahwa segala sesuatu hanyalah ilusi dan ujian, dan saya berhasil melewati ujian tersebut.

Beberapa bulan yang lalu, saya melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang pengikut Dafa. Saya menyesalinya dan tahu saya salah. Dalam beberapa tahun terakhir, saya terkadang menghadapi pembalasan karena melakukan kesalahan, jadi ketika saya melakukan kesalahan kali ini, saya merasa sedikit terganggu. Saya pikir saya akan dihukum, tidak ada cara lain, saya harus membayar karma atas perbuatan saya, saya tidak bisa mengelak dari tanggung jawab karena melakukan kesalahan.

Namun suatu malam, saya bermimpi bertemu Guru, yang mengatakan bahwa saya memang salah, tetapi Guru membantu menanggung karma yang telah saya tanggung dan melenyapkannya. Ketika Guru berbicara kepada saya dalam mimpi, Guru tidak mengkritik saya tetapi membantu saya memahaminya dengan cara yang baik. Keesokan harinya, saya mulai mengalami gejala seperti flu. Gejalanya berlangsung selama beberapa hari. Saya merasa sedikit tidak nyaman, tetapi sangat ringan dan tidak memengaruhi pekerjaan atau kehidupan normal saya. Saya benar-benar merasa karma ini datang dengan kekuatan yang luar biasa. Pada akhirnya, ketika benar-benar terwujud, karma itu hanya di permukaan dan saya menanggungnya tanpa banyak rasa tidak nyaman.

Namun, saya menangis dalam hati. Saya tersentuh oleh belas kasih Guru kepada seorang pengikut yang telah mengecewakan. Hal itu juga menyadarkan saya bahwa, dulu, ketika saya mengira saya dihukum karena melakukan kesalahan, Guru sebenarnya telah membantu saya menanggung sebagian besar hukuman itu. Jika tidak, saya tidak akan bisa terus berlatih.

Menghafal Fa

Beberapa tahun yang lalu, setelah saya bergabung dengan proyek klarifikasi fakta, saat belajar Fa bersama, saya melihat para praktisi menghafal Zhuan Falun. Saya tersentuh. Saat berbagi dengan praktisi muda di proyek-proyek lain kemudian, saya menemukan bahwa banyak dari mereka menghafal Fa. Beberapa bahkan telah menghafal Zhuan Falun. Hal itu membuat saya melihat perbedaan antara diri saya dan mereka. Saya bertekad untuk menghafal Fa. Saya juga mendengarkan artikel berbagi pengalaman tentang ketekunan menghafal Fa di radio Minghui. Para praktisi berbagi bahwa sulit untuk gigih mengingat ajaran Guru, tetapi itu sangat membantu kultivasi mereka. Hal ini sangat menyemangati saya. Dengan demikian, saya berhasil menghafal Zhuan Falun dari awal hingga akhir dua kali. Dalam beberapa tahun terakhir, saya terus menghafal Fa. Saya telah memperhatikan banyak detail dan prinsip Fa yang sebelumnya tidak saya lihat ketika membaca Fa.

Selama dua tahun terakhir, saya telah menghafal artikel-artikel terbaru Guru berulang kali, mulai dari "Mengapa Ada Umat Manusia", "Mengapa Hendak Menyelamatkan Makhluk Hidup", "Menjauhi Marabahaya", dan artikel terbaru "Saat Krusial Melihat Hati Manusia". Saya telah menghafal hampir setiap artikel dan melafalkannya berulang kali. Hati saya tersentuh setiap kali; kata-kata tak mampu mengungkapkan perasaan saya.

Semakin banyak saya menghafal Fa, semakin jernih hati saya. Pertama kali saya membaca setiap artikel, saya langsung tersadar. Setelah membacanya beberapa kali, saya merasakan makna yang mendalam; pikiran manusia hampir tidak dapat memahaminya. Saya tidak dapat mencernanya, berapa kali pun saya membacanya. Saya juga sering merasakan dampaknya saat menghafal artikel tersebut. Terkadang, saya harus berhenti sejenak setelah menghafal beberapa kalimat. Rasanya dampaknya pada pikiran manusia begitu besar sehingga saya merasa sulit untuk menahannya. Di lain waktu, karena belas kasih Guru yang luar biasa yang saya rasakan dari artikel-artikel tersebut, rasanya seluruh tubuh, setiap sel, saya terguncang. Saya menangis dalam hati karena belas kasih yang begitu besar. Saya perlu istirahat sejenak sebelum melanjutkan menghafal artikel tersebut.

Ketika saya sudah hafal artikel-artikel ini dengan baik, saya akan terus melafalkannya dalam hati kapan pun saya punya waktu. Saya menghafalnya sambil berjalan, saat berkendara, di waktu luang, dan sebelum tidur. Semakin banyak saya menghafalnya, semakin terguncang, dan merasakan betapa dalam maknanya. Kata-kata tak terlukiskan betapa agungnya karunia Guru yang saya rasakan. Saya juga menyadari betapa terhormat dan beruntungnya saya menjadi seorang pengikut Dafa, betapa besar misi seorang pengikut Dafa, dan betapa pentingnya memenuhi janji kita.

Saya pikir saya tidak akan memahami makna "Bencana Fa" dan "Tersadar Kaget" hanya dengan membacanya. Hanya dengan menghafalnya, saya dapat selalu mengingat kritik dan bimbingan Guru yang sungguh-sungguh, serta senantiasa merujuknya dalam ucapan dan perilaku saya. Saya bertanya-tanya bagaimana Guru bisa begitu belas kasih kepada makhluk hidup, termasuk pengikut Dafa. Pemahaman saya adalah bahwa Guru dapat memilih untuk mengabaikan makhluk seperti kita di alam semesta lama. Jika makhluk hidup di alam semesta lama hancur, Guru dapat menciptakan kehidupan dan alam semesta baru hanya dengan satu pikiran. Untuk menyelamatkan kehidupan di alam semesta lama yang telah rusak, Guru menciptakan lingkungan bagi kita untuk berkultivasi—Triloka—dan mengatur agar kita datang ke sini sehingga dapat berasimilasi dengan Fa. Sekarang Guru mengawasi kita dan setiap makhluk hidup. Ketika penyelamatan dimulai dalam kehidupan ini, Guru menanggung dosa yang tak terhingga bagi kita dan mengatur kesempatan bagi kita untuk diselamatkan agar kita dapat memenuhi sumpah dan misi kita serta menyelamatkan makhluk hidup kita.

Di hadapan anugerah agung yang tak terlukiskan ini, saya merasa begitu kecil dan segala sesuatu di dunia ini terasa begitu kecil. Saya hanya ingin memenuhi janji saya kepada Guru.

Berubah Melalui Kultivasi yang Teguh

Setelah saya mulai menghafal artikel-artikel baru Guru, pengalaman lain yang saya dapatkan adalah saya mampu dengan cepat mengatasi ujian dan menyingkirkan keterikatan.

Saya telah menjadi koordinator di tim saya selama beberapa tahun. Dalam beberapa tahun terakhir, pola pikir saya telah berubah drastis, terutama setelah saya mulai menghafal artikel-artikel baru Guru berulang kali. Dulu, saya sering merasa lelah dan kesal. Sekarang, saya tidak lagi berpikir seperti itu, dan saya berhenti menghabiskan energi saya untuk mengeluh. Setiap anggota dalam proyek memiliki tekanan dan tanggung jawabnya masing-masing, jadi apa pun yang datang kepada saya, saya perlu bertanggung jawab dan memikirkan cara bekerja sama, mengisi celah, dan berfokus pada cara menyelesaikan tugas dengan baik, cara melihat gambaran besar, serta cara menyeimbangkan berbagai elemen dan menyelesaikan masalah.

Saya sering berterima kasih kepada Guru karena telah memberi saya, sebagai makhluk di alam semesta lama, kesempatan untuk diselamatkan. Saya bersyukur kepada Guru karena telah mengatur agar saya berpartisipasi dalam proyek besar untuk menyelamatkan makhluk hidup. Ketika saya memikirkan bagaimana hidup saya dapat diperpanjang, saya melihat dan merasakan semuanya berasal dari penderitaan Guru, dan sulit bagi saya untuk merasa kesal.

Akhir-akhir ini, pikiran-pikiran negatif seperti ketidaksukaan, keluhan, semangat rendah, sifat iri hati, kecemasan, dan sebagainya tampaknya semakin jarang muncul. Meskipun saya masih memiliki banyak keterikatan, dan ketika tersentuh saya akan berperilaku buruk, perbedaan terbesarnya adalah saya dapat dengan cepat dan jelas menyadari bahwa itu bukan saya. Saya harus segera menyingkirkannya. Ketika masalah muncul, saya langsung mencari ke dalam diri, mengenali hal-hal buruk, lalu berkata pada diri sendiri bahwa saya harus segera menghilangkan dan menyingkirkan hal-hal buruk tersebut. Saya tidak bisa membiarkan mereka tetap berada di dimensi saya.

Ketika kondisi kultivasi saya baik, saya memohon kepada Guru untuk memberi saya kekuatan, dan saya mencari ke dalam diri saya ketika kesulitan muncul di tempat kerja. Rasanya seolah-olah saya tiba-tiba menemukan solusinya, atau hal-hal tertentu akan terselesaikan dengan tiba-tiba.

Kini saya menyadari bahwa konflik tidak muncul tanpa alasan. Saya harus mendengarkan dan berkomunikasi dengan penuh pertimbangan dan kebaikan. Saya juga harus melihat diri saya sendiri. Kemudian, saya sering menemukan bahwa saya memiliki masalah yang sama dengan yang saya lihat pada pihak lain. Konflik terjadi agar saya bisa memperbaiki diri. Ketika saya bisa berpikir seperti ini, saya menemukan bahwa menyelesaikan perselisihan ini mudah. Semakin sering saya mengalami hal-hal seperti itu, saya merasa bahwa berkultivasi sungguh luar biasa.

Mengapa dulu, saya sering kali tahu prinsip-prinsipnya tetapi tidak dapat berperilaku sesuai Dafa dan tampak lamban saat menghadapi kesulitan? Mungkin karena saya menempatkan diri di atas Dafa. Saya menempatkan kebencian di atas Dafa dan makhluk hidup. Saya egois. Sekarang saya dapat melewati ujian dengan cepat karena saya benar-benar memahami Dafa dan keseriusan kultivasi. Saya benar-benar menempatkan Dafa di posisi teratas di hati saya. Karena hati saya dipenuhi rasa syukur dan hormat kepada Guru, saya dapat mengutamakan Guru dan persyaratan Dafa dalam segala hal dan mempertimbangkan masalah dari perspektif kebutuhan pelurusan Fa. Saya tidak akan membiarkan keegoisan dan keterikatan saya memengaruhi kemajuan proyek dan penyelamatan makhluk hidup.

Perubahan lainnya adalah saya benar-benar menyadari bahaya emosi. Saya perlahan-lahan memahami bagaimana rasanya tidak terpengaruh oleh sentimen, seperti yang dijelaskan Guru. Memang, materi seperti emosi adalah sejenis karma. Ketika materi ini disingkirkan, ia akan digantikan oleh belas kasih. Menengok ke belakang, ketika saya memiliki emosi yang kuat, saya tidak dapat merasakannya, tetapi seringkali saya egois, tidak rasional, dan melakukan segala sesuatu dengan cara yang ekstrem. Saya juga memahami bahwa keterikatan itu sendiri adalah suatu bentuk materi. Seseorang akan menderita ketika memiliki keterikatan, karena ada karma, dan melenyapkan karma itu sendiri adalah proses yang melelahkan.

Ketika banyak hal, seperti emosi, disingkirkan, saya merasakan bagaimana rasanya menjadi benar-benar rasional dan penuh pertimbangan. Hal ini membawa perubahan total dalam cara berpikir saya.

Yang benar-benar mengejutkan saya dalam beberapa tahun terakhir adalah bahwa seluruh cara berpikir dan kondisi mental saya telah berubah total setelah meningkatkan taraf kondisi pikiran saya dengan melewati kesengsaraan yang menyayat hati ini.

Penutup

Perlahan-lahan saya memahami bahwa kultivasi berarti percaya kepada Guru, percaya bahwa Guru dapat menyelamatkan kita. Guru telah memberi kita semua kemampuan dan kebijaksanaan untuk menyelamatkan makhluk hidup, jadi kita perlu percaya bahwa semua yang telah Guru atur untuk kita adalah yang terbaik.

Saya merasa diri saya hanyalah partikel kecil dalam luasnya Dafa. Apa pun yang saya lakukan hanyalah memenuhi bagian saya, sebuah partikel. Setiap kali saya berpikir seperti ini, saya merasa seolah menyatu dengan alam semesta yang luas. Perlahan-lahan saya melupakan keberadaan diri. Rasa syukur saya kepada Guru terasa memenuhi seluruh dimensi.

Rekan-rekan praktisi, kita adalah makhluk paling beruntung di alam semesta yang memiliki Guru yang menawarkan penyelamatan. Di momen terakhir dan krusial dalam sejarah ini, saya harap kita tidak mengecewakan Guru, tidak mengecewakan makhluk hidup, karena mereka sedang menunggu kita untuk menyelamatkan mereka. Saya harap kita dapat berkultivasi seperti awal mula dan memenuhi janji kita.

Hal-hal di atas adalah pemahaman pribadi saya. Mohon tunjukkan jika ada yang tidak sesuai dengan Fa.

Artikel-artikel di mana para kultivator berbagi pemahaman mereka biasanya mencerminkan persepsi individu pada suatu titik waktu berdasarkan kondisi kultivasi mereka, dan disampaikan dengan maksud untuk peningkatan bersama.